• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Ruang lingkup Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian dan Ruang lingkup Islam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pengertian dan Ruang lingkup Islam:

a. Pengertian Islam b.Ruang lingkup Islam

2. Konsep akidah Islamiah:

a. Makna akidah Islamiah b. Sumber akidah Islamiah c. Urgensitas akidah Islamiah d.Ruang lingkup akidah

3. Alam semesta dan Manusia dalam perspektif Al-Quran: a. Penciptaan alam semesta

b. Eksistensi manusia

1. Penciptaan manusia 2. Fitrah manusia 3. Misi dan fungsi penciptaan manusia c. Al-Quran dan Iptek

d. Konsep Beriman kepada Allah:

1. Pengertian beriman kepada Allah 2.Mentauhidkan Allah 3.Syirk Menafikan Tauhidullah

4. Beriman kepada Malaikat dan hikmahnya, 5. Jin dan iblis dalam al-Quran dan Sunnah 6.Beriman kepada rasul-rasul Allah 7. Konsep beriman kepada kitab-kitab Allah 8.Konsep beriman kepada Hari Akhir 9.Konsep beriman kepada Qadha dan Qadar 10.Kufur dan akidah sesat 11.Hubungan Tauhid dengan aktivitas harian

PENGERTIAN ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA

1. Pengertian Islam:

Etimologis, kata ”Islam” dlm bhs Arab adalah kata terbitan dr verb ”Aslama” berarti ”tunduk,

berserah diri, masuk Islam”. Sedangkan kata ”Aslama” merupakan derivat dr verb ”salima

bermakna ”telah selamat”. Kemudian dr kata ”salima” tsb muncul kata spt ”Salamu,

as-Salamah, as-Silmu, as-Salmu, as-Salamu, al-Istislamu” berarti “ketenteraman, ketenangan,

kedamaian, keamanan keselamatan, ketundukan dan penyerahan diri” (Lihat Al-Mu’jam

al-Wasith dan al-Munawwir)

5. Berdasarkan pengertian2 di atas, maka Islam itu adalah: kepatuhan , ketundukan sepenuhnya kpd kehendak Allah swt. Kepatuhan dan ketundukan tsb akan melahirkan keselamatan dan kesejahteraan serta kedamaian kepada sesama manusia dan lingkungannya.

6. Terminologi Islam secara khusus bermakna memperlihatkan ketundukan, kepatuhan, dan

kerelaan kpd ajaran yg dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

7. Secara umum, Islam diartikan sebagai ajaran yg diturunkan oleh Allah kpd masy manusia

melalui para rasul-Nya.

8. Jadi Islam itu adalah Dien yg dibawa oleh para nabi yg berakhir pd kenabian Muhammad

saw.

9. Firman Allah dlm konteks ini:

(2)

11. ”Ketika Tuhan-nya berfirman kepadanya (Ibrahim): Islam-lah (berserah dirilah). Maka Dia menjawab: Aku telah Islam (berserah diri) kepada Tuhan seluruh alam”. (Al-Baqarah: 131)

Dalam surah lain, Allah swt berfirman:

مت لللعمللاِّ مت هت ءنَالجن ِّ َالمنِّ دملعلبنِّ نل لممِّ ِلإمِّ بن َاتنكم للاِّ اُوتتُوأتِّ نن ِيذمللاِّ فن لنتنخل اِّ َامنُونِّ متْلسل لاِّ هم لللاِّ دن نلعم ِّ نن ِيدب لاِّ نل إم بم َاسن حم للاِّ عت ِيرم سن ِّ هنلللاِّ نل إمفنِّ هملللاِّ تم َاِينِآبمِّ رلفتكل ِينِّ نل منُونِّ مل هتننِيلبنِّ َاِييغلبنِّ

”Sesungguhnya Dien (agama) disisi Allah ialah Islam.Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka..” (Ali ’Imran: 19)

Surah lain, firman Allah swt:

”Dan Musa berkata: Wahai kaumku! Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang muslim (berserah diri)” (Yunus: 84)

Ayat2 di atas jelas menegskan masalah yg berhubungan dg misi atau risalah yg dibawa oleh para rasul Allah, yg merupakan risalah yg sama, yaitu Islam.

Seluruh Rasul Allah membawa misi dan dakwah yang sama yaitu spy menyembah Allah yg Ahad (satu). Perbedaan hanya terletak pd syariatnya.

Dlm konteks yg sama, al-Johani menerangkan dan menguraikan aspek2 yg terkandung dlm risalah para rasul tsb dg menyatakan:

”The essence of Islam, which is the willing submission to the will of God who passed it on to his children. All following revelations to Noah, Abraham, Moses, Jesus and finally Muhammad were in conformity with the message in addition to some elaboration to define the relation between man and God, man and man, man and his environment and to live according to God’s instructions”

Ruang lingkup Islam Islam:

”Dien al-‘alami” agama internasional yg abadi, diturunkan oleh Allah kpd Rasul-Nya Muhammad saw.

Di dalam Islam trdpt norma2 yg mengatur hubungan manusia dg Allah swt, yaitu akidah dan ibadah; hubungan manusia dg dirinya yaitu akhlak, masalah makanan dan pakaian; dan hubungan manusia dengan sesamanya yaitu muamalah dan sanksi.

Islam merupakan prinsip dan dasar yang komprehensif bagi seluruh urusan hidup dan kehidupan manusia.

Islam adalah dien, dan negara menjadi bagian daripadanya; pensyariatan (legislasi) menjadi suatu asas dari asas-asasnya; dan hukum juga merupakan suatu pondamen dari pondamen2nya

Islam mempunyai 2 dimensi utama, yaitu;

(3)

Amal tsb merupakan perpanjangan dan implementasi dr akidah itu. Jadi, Islam berintikan keimanan dan perbuatan (amal); perbuatan tsb merupakan syariat dan cabang-cabang yg dianggap sebagai buah yg keluar dr keimanan serta akidah itu.

Keimanan dan perbuatan (akidah dan syariah), keduanya sambung menyambung atr satu dg lainnya dan tidak boleh di-pisah2kan. Keduanya dipandang sebagai buah dan pohonnya.

K. Zurayk mengatakan:

“Islam is not merely a set of beliefs, however; it is a total way of life , comprising a code of ethics, a code of religious and civil practices, a system of law, and a form of political and social organization”

Jadi ruang lingkup Islam, meliputi aspek2 pokok berikut:

Aspek keyakinan, disebut sebagai akidah

Aspek norma atau hukum yang disebut SyariahAspek perilaku yang disebut akhlak

Ketiga aspek tsb tdk bisa berdiri sendiri2, tetapi menyatu membentuk kepribadian yg utuh pd diri seorg Muslim.

Allah swt berfirman dalam surah al-Baqarah: 208

ُوودتللعنِّ ملللكتلنِّ هتللنلإمِّ نمَاطن ِيلللشل لاِّ تم اُونللطت ختِّ اُوعتبمتلتنِّ ِلُونِّ ةيفلَاكنِّ مم للسب لاِّ ِيفمِّ اُولتخت دلاِّ اُونتمنآِّ نن ِيذمللاِّ َاهنِيبأنِّ َاِين نن ِيبممتِّ

”Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam as-Silmi (Islam) secara kaffah (totalitas), dan jangan coba-coba kamu mengikuti jejak langkah syaitan, karena ia adalah musuh yang nyata bagi kamu”

II. KONSEP AKIDAH ISLAMIAH A. Makna Akidah Islamiah

Secara etimologi, kata ’Akidah’ berasal dr bhs Arab, berderivasi dr verb ’Aqada, Ya’qidu; dan kata terbitannya ’Aqdan’: mengikat. dr kata tsb muncul ungkapan ”Aqada al-Habla” yg berkonotasi ’menjadikan simpulan/ikatan (Uqdah) pada tali’ (ُو ِّ ةدقع-دقعِي-دقع ةدِيقع) Kata ”Aqd” dlm bhs Arab mempunyai bbrp arti, salah-satunya: janji yg teguh. Apabila seseorg berkata: ”Aku berjanji begini dan begitu dg si anu” maka itu bermakna bahwa ’aku terikat dengannya’, krn janji itu mesti ditepati dan tdk boleh dilepas begitu saja. Sedangkan kata ’Aqidah’ bermakna ism maf’ul, yakni ”ma’qud” yg mempunyai arti ”diikat/terikat dan teguh pada hati pemiliknya”. Dg demikian, pengertian akidah: keimanan yg benar dan mantap (decisive) pada hati setiap mukmin (Majad Makki: 17). Dari pengertian etimologi tsb dpt dipahami bhw akidah adalah suatu janji yg teguh atr si hamba dg al-Khaliq, Sang Pencipta.

(4)

Akidah yg benar merupakan asas dan pondasi, yg di atasnya berdiri al-Dien (agama), danbersamanya pula validitas (keabsahan) seluruh amal ibadah. Dlm konteks ini, Allah berfirman (Al-Kahf: 110)

همللببرنِّ ءنَاللقنلمِّ ُوجترلِينِّ نن َاكن ِّ نل من فنِّ دنحم اُونِّ هنلنإمِّ ملكتهتلنإمِّ َامننلأنِّ ِيل لنإمِّ َىحن ُوِيتِّ مل كت لتثلممِّ رنشنبنِّ َاننأنِّ َامننلإمِّ للقت )ِّ اديحنأنِّ همببرنِّ ةمدنَابنعمبمِّ كل رمشلِيتِّ ِلُونِّ َاحيلمَاصن ِّ ْلمن عن ِّ لل منعلِينللفن

١١٠ )

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Sumber Akidah Islamiah

Akidah sifatnya tauqifiyah, maksudnya tdk bisa ditetapkan dan tdk dpt diperpegangi tanpa didukung dg dalil dari Syari’ (Pembuat Syariat), dan tdk ada medan (ruang) utk pemikiran dan ijtihad dlm masalah akidah.

Krn-nya, sumber akidah terbatas pd hal2 yg terdapat dlm al-Quran dan Sunnah Rasulullah, sebab tdk ada seorg pun yg lebih tahu ttg Allah, baik ttg yg wajib maupun yg mustahil, selain Allah sendiri, dan tdk ada yg lebih mengetahui ttg Allah dr makhlukNya ini selain Rasulullah saw.

Oleh itu, metode atau manhaj org2 shaleh terdahulu dan para pengikut mereka dlm mengambil akidah hanya terbatas pd al-Quran dan Sunnah Rasulullah.

Apa saja yg ditunjukkan oleh Al-Quran dan as-Sunnah mengenai hak Allah, maka mereka mengimani, meyakini dan mengamalkannya.

Sebaliknya, apa saja yg tdk ditunjukkan al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya, maka mereka menolak dan menafikannya dr Allah. Itulah yg menjadikan mereka tdk terlibat dlm pertentangan atau konflik ttg masalah keyakinan (akidah).

Akidah mereka adalah satu dan jamaahnya juga satu, karena sesungguhnya Allah tlh menjamin org2 yg berpegang teguh pd Kitab dan Sunnah Rasul-Nya dg seia-sekata, dg kebenaran dlm pemikiran dan kesatuan manhaj (sistem). Ini difirmankan Allah dlm surah Ali Imran, 103:

اُوقترلفنتنِّ ِلُونِّ َاعيِيممجنِّ هملللاِّ لم بلحن بمِّ اُومتصم تنعل اُونِّ

”Dan berpegang teguhlah kamu pd tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai..”

Demikian juga dlm surah Thaha,

123-)ِّ َىقن شل ِينِّ ِلُونِّ لب ضم ِينِّ ْلفنِّ ين ادنهت ِّ عن بنتلاِّ نم من فنِّ ًىديهت ِّ ِينبممِّ مل كت نلِينتمألِينِّ َاملإمفن

١٢٣ )

”Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yg mengikut petunjuk-Ku, maka ia tdk akan sesat dan tdk akan celaka”

Krn itulah, mereka (org2 shaleh terdahulu dan yg mengikuti mereka) disebut sebagai golongan yg selamat (Firqah Najiyah), krn Rasulullah tlh bersaksi bhw merekalah golongan yg selamat ketika beliau menginformsikan dg sabdanya (artinya):

(5)

72 golongan drpdnya berada di neraka, dan hanya satu golongan berada di dlm syorga, yaitu jamaah yg berada dlm ajaranku” (HR Abu Daud, ad-Darimi, Ahmad dan Hakim)

Kini kebenaran informasi Rasulullah tsb tlh terbukti, ketika sebagian manusia membangun akidahnya di atas landasan selain Al-Quran dan Sunnah Rasulullah, maka terjadilah penyimpangan dan perselisihan dlm akidah.

C. Urgensitas Akidah Islamiah:

1. Kebutuhan akal pikiran utk mengetahui hakikat dan realita-realita kapita yg eksis dlm fenomena hidup ini.

Kebutuhan manusia kpd akidah yg benar muncul sebagai akibat dr keperluannya utk megenal dirinya, mengetahui fenomena2 penting di sekelilingnya, spt utk mengetahui jawaban kpd persoalan2 atau masalah2 yg menjadi perdebatan filsafat manusia tetapi tdk mampu memberi respons dan jawaban yg memuaskan dan menenteramkan hati. Umat manusia amat memerlukan jawaban kpd pertanyaan2 yg sangat urgent dan penting, yaitu Darimana, Kemana, dan Kenapa a.Darimanakah aku datang dan alam jagat yg besar ini? Apakah aku terjadi sendiri? Atau apakah ada sang pencipta yg menciptakanku? Kalau ada, siapakah Dia? Dan apakah hubungan atau keterkaitanku dg-nya?

b.Kemanakah tujuan perjalanan setelah rihlah (pengembaraan) pendek di permukaan bumi ini? Apa sajakah yg eksis stlh mengalami kematian? Apakah akan berakhir kehidupan stlh kematian tsb? Atau ada lagi kehidupan di belakang peristiwa kematian nanti, dimanakah orang2 yg berbuat jahat akan mendapat balasan dan dimana pula orang2 yg berbuat baik diberi ganjaran?

c.Kenapa dijadikan manusia ini, diberikan akal pikiran dan kehendak (will), serta ditundukkan baginya isi langit dan bumi? Apakah tujuan serta akhir eksistensinya, dan bagaimanakah ia mengetahuinya?

d.Semua pertanyaan2 di atas menuntut jawaban, dan tak ada jln utk memberikan jawaban yg memuaskan kecuali hrs kembali kpd akidah imaniah yg murni.

e.Akidah itulah yg akan menginformasikan kpd manusia bhw ia merupakan makhluk bagi Sang Pencipta lagi Maha Agung, yg tlh menciptakannya, lalu menyempurnakan kejadiannya dan menjadikannya lurus dan seimbang.

f.Kemudian stlh itu ditiupkan ruh kpdnya dan dianugerahi dg berbagai nikmat.

g.Akidah itu juga yg memberitahu manusia: kemanakah ia akan bepergian stlh kehidupan dan kematian?

a. Sesungguhnya akidah tsb mengnformasikan kpd manusia bhw kematian itu bukan kepunahan dan kefanaan semata, tetapi merupakan suatu perpindahan kpd suatu kehidupan lain yg bersifat transisi kpd kehidupan lain, yaitu kehidupan alam barzakh; stlh itu masih ada kejadian yg lain.

b. Pada ketika itu, akan diberikan kpd setiap diri akan apa yg diusahakan dan dikerjakannya. c. Akidah juga menginformasikan kpd manusia: kenapa ia diciptakan, kenapa ia dimuliakan

(6)

d. Sesungguhnya dunia ini bagi manusia merupakan tempat ujian dan cobaan, tempat melaksanakan ibadah atau penghambaan yg hanya kpd Allah, memakmurkan bumi yg tlh ditundukkan kpdnya utk tujuan2 yg diridhai dan disukai Allah SWT.

e. Sesungguhnya org yg hidup tanpa akidah dan keimanan yg lurus dan benar: adalah manusia yg celaka dan deprivatif (bernasib buruk), hidup dlm selimut ke-ragu2an, kebingungan dan kebodohan.

2. Kebutuhan fitrah dan naluri manusia.

f. Di samping berkaitan dg kebutuhan2 akliah, akidah juga merupakan kebutuhan fitrah atau naluri (instinct). Sebenarnya manusia akan senantiasa gelisah, jiwanya teragitasi, ruhiahnya lapar, serta merasa kekosongan dan kekurangan sebelum ia mendapatkan keimanan kpd Allah.

g. Sebaliknya stlh memperoleh keimanan, ia akan tenang setelah risau, aman stlh ketakutan, dan akan merasakan bhw ia tlh menggapai jiwanya.

Oleh itulah Al-Quran menjadikan iman (akidah) sebagai fitrah (instinct) manusia itu sendiri, firman Allah dlm surah Ar-Rum, 30:

هملللللاِّ قم للخن لمِّ لن ِيدمبلتنِّ ِلِّ َاهنِيللنعنِّ سن َانللاِّ رنطن فنِّ ِيتمللاِّ هملللاِّ ةنرنطل فمِّ َافيِينمحنِّ نمِيدبللمِّ كنهنجلُونِّ ملقمأنفن مت ِيبقن للاِّ نت ِيدبلاِّ كن لمذنِّ

“Maka hadapkanlah wajahmu dg lurus kpd Dien Allah, tetaplah di atas fitrah Allah, yg tlh menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tak ada perubahan pd fitrah Allah. Itulah dien yg lurus”. 3. Kebutuhan manusia kepada kesehatan jiwa dan kekuatan ruhiah.

Kepercayaan kpd Allah, kpd keadilan dan rahmat atau kasih sayang-Nya, dan hari pembalasan di negeri yg abadi, sungguh memberikan pd manusia kesehatan jiwa dan kekuatan ruhiah, dan itu juga akan membangkitkan harapan, optimisme dan kesabaran pd dirinya.

Adapun org2 yg hidup di dunianya tanpa keimanan –terutama apabila ditimpa bencana, malapetaka dan musibah -mereka akan digoncang kegelisahan jiwa dan ketegangan syaraf, dan akan segera mereka roboh dan jatuh ke dlm jurang kemalangan hidup, serta mereka akan bunuh diri secepatnya, atau akan hidup dg ber-macam2 penyakit jiwa.

4. Kebutuhan masyarakat pada motivasi-motivasi dan batasan-batasan akhlakiah.

Di samping kebutuhan2 di atas, akidah juga merupakan kebutuhan lain kpd keimanan, yaitu kebutuhan masyarakat kpd motivasi dan kpd preventif.

Sebagai motivasi, akidah akan mendorong manusia utk berbuat amal kebaikan dan melaksanakan kewajiban walau tiada seorg pun yg mengawasinya; atau org yg akan memberikan balasan kpd mereka, dan keterangan yg akan me ngeratkan hubungan2 sesama mereka.

Sebagai preventif, akidah akan mendorong setiap org dr umat manusia agar berhenti pd batasnya dan tdk melampaui atau melanggar hak org lain.

(7)

Oleh krn itu, hrs ada alat preventif dr dlm jiwa manusia, dr hati yg apabila hati tadi menjadi baik dg mengisinya keimanan, maka akan baik pula amal perbuatan manusia seluruhnya, dan apabila hati tsb rusak, maka rusak pula seluruh amal perbuatannya. Kebutuhan msyarakat utk tolong-menolong dan kerjasama

Akidah imaniah yg benar akan memainkan peranan penting dlm mengukuhkan dan mengeratkan hubungan di atr sesama manusia, dg menganggap mereka semua sebagai hamba2 Allah, Sang Pencipta, dan memandang mereka sebagai cucu2 dan keturunan dr satu bapa yg menjadi asal-usul mereka. Firman Allah dalam surah An-Nisa’, 1:

“Wahai manusia, bertakwalah kamu kpd Tuhan-mu, yg tlh menciptakan kamu dr diri yg sama… ” Begitu juga dlm surah Al-Hujurat, 13:

نل إمِّ اُوفترنَاللعنتنلمِّ لن للئمَابنقنُونِّ َابيُوعتللشت ِّ ملكتَاننللعنجنُونِّ َىثننلأتُونِّ رركنذنِّ نل ممِّ مل كت َاننقللنخنِّ َانلإمِّ ست َانللاِّ َاهنِيبأنِّ َاِين )ِّ رنِيبمخنِّ منِيلمعنِّ هنلللاِّ نل إمِّ ملكتَاقنتلأن ِّ هملللاِّ دننلعمِّ ملكتمنرنكلأن

١٣ )

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami tlh menciptakan-mu dr laki2 dan perempuan, dan Kami jadikan kamu ber-bangsa2 dan ber-puak2 spy kamu saling mengenal...”

Akidah imaniah membentuk ukhuwah (persaudaraan) di atr sesama org beriman, sebagaimana ditegaskan oleh Allah swt dlm surah Al-Hujurat, 10:

١٠)ِّ نن ُومت حن رلتتِّ ملكتللعنلنِّ هنلللاِّ اُوقتتلاُونِّ ملكتِيلُونخنأنِّ نن ِيلبنِّ اُوحت لمصل أن فنِّ ةنُونخلإمِّ ننُونتممؤلمتللاِّ َامننلإم) “Sesungguhnya orang2 beriman itu bersaudara…...”

D. Ruang lingkup Akidah Islamiah

Beriman kepada Allah, bentuk dan macam-macam syirikBeriman kepada malaikat , eksistensi jin dan syaitan

Beriman kepada kitab-kitab Allah dan signifikansinyaBeriman kepada Rasul-rasul Allah

Beriman kepada Hari Kiamat, perhitungan, sorga, neraka dan tanda-tanda besar Kiamat dan lain-lain

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian dan ruang lingkup studi Islam merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya mengkaji keislaman dengan wilayah telah materi ajaran agama dan fenomena kehidupan

Dari sini dapat diambil pengertian bahwa pendidikan anak dalam Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat, serta senang dan

• 2) perubahan2 peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya

Kepentingan utamanya adalah menjelaskan bagaimana kata-kata dalam suatu bahasa itu diciptakan (derivatif) atau diubah bentuknya (inflektif) oleh para penuturnya dan

Kata organisasi merupakan kata serapan dari kata bahasa inggris “organization”,yang artinya mengatur atau kumpulan sesuatu yang diatur bekerja sama.jadi pengertian organisasi

Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang

Dari pembahasan tentang pengertian dan ruang lingkup filsafat ilmu, maka dapat kita ambil kesimpilan bahwa filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala

Pengertian dan ruang lingkup filsafat ilmu psikologi Filsafat ilmu psikologi merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu psikologi, yang ditinjau