• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN ILMU KALAM DAN RUANG LINGKUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN ILMU KALAM DAN RUANG LINGKUP"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN ILMU KALAM DAN RUANG LINGKUP ILMU

KALAM

Oleh: Irfan S, Rizal, Saeful, Zihan m. Revalution12345@gmail.com

STAI Al-Aulia ABSTRAK

Secara harfiah kata kalam artinya pembicaraan tetapi bukan dalam arti pembicaraan sehari hari (omongan) melainkan pembicaraan yang bernalar dan logika (akal). Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu Kalam membahas soal soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin. Pokok bahasan ilmu tauhid memfokuskan pada keesaan Allah baik dzat maupun keesaan-Nya. Ilmu kalam juga disebut dengan Ilmu Aqidah atau Ilmu Ushuludin. Ilmu kalam dinamakan ilmu ushuluddin karena membahas tentang pokok-pokok kepercayaan dalam Islam spt : ketauhidan, kenabian, hari akhir dll. Hal ini dikarenakan banyak membicarakan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kepercayaan-kepercayaan dan dasar-dasar ajaran agama. ruang lingkup Ilmu Kalam diantaranya ; membahas tentang segala yang berhubungan dengan Allah SWT, Nabi-nabi danRasul, alam ghoib, serta segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat dalil naqli yaitu qur’an dan hadits. Metode yang digunakan dalam makalah ini menggunakan metode deskriftif analitik. Sumber data makalah ini, penulis mengutip dari jurnal.

Kata Kunci: Pengertian Ilmu Kalam dan Ruang Lingkup Ilmu Kalam

PENDAHULUAN

Pengertian konsep dikemukan oleh beberapa pakar. Konsep didefinisikan sebagai suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir. Pengertian konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi. Konsep ilmu dapat dipahami sebagai rencana atau ide serta gambaran pemikiran kita menjalankan pendidikan.

(2)

peserta didik dalam proses mencapai titik akhir prasarjana. Namun masih banyak sistem lain yang dibentuk oleh pemerintah.

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mencapai sebuah kehidupan yang bermanfaat, karena pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terorganisir untuk mengkonstruk dan membantu perkembangan potensi manusia, agar nanti mengejahwantahkan spesifikasi individu dan universalnya bagi kehidupan sosial. Sasaran pendidikan adalah manusia. Sebuah term yang sangat spesifik bagi manusia, karena dengan pendidikan diharapkan manusia agar mempunyai sifat humanisme yang menjadikan makhluk yang sempurna dan yang mengoptimalkan otak.

Pendidikan adalah proses dua arah yang melibatkan pemberian pengetahuan sebagai upaya pemberian petunjuk dan peringatan, serta sekaligus upaya perolehan pengetahuan untuk mendapatkan ketakwaan, bukan menonjolkan diri dan keangkuhan (intelektual).pendidikan dapat pula diartikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan.

Sistem pendidikan atau sistem ilmu adalah kemampuan untuk menyusun gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan-kecenderungan yang sedang berjalan dalam sebuah akademi. Untuk mencapai hasil yang diinginginkan oleh pendidik. Hasil yang akan kita capai sesuai dengan sejauh mana kita menjalankan sisem yang ada. Jika semua sistem berjalan dengan baik maka kita akan sampai pada hasil yang kita inginkan.

 KONSEP ILMU

Pengertian Pendidikan

Pengertian pendidikan menjadi hal yang sebaiknya kita juga perlu ketahui untuk menambah wawasan kita terhadal hal yang selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu melewati proses pendidikan maka oleh sebab itulah kita sebagai pelaku harus paham juga apa pengertian pendidikan itu sendiri.

(3)

tersebut maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik Anak .

Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.

Pendidikan dapat pula diartikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Pendidikan diperlukan bagi manusia adalah sebagai media transformasi pengetahuan manusia, serta sebagai usaha mengembangkan pengetahuan tersebut. Dalam Muqaddimahnya Ibnu Khuldun mengungkapkan sebagai mana dikutip M. Sholehuddin dalam telaahnya terhadap Muqaddimah Ibnu Khuldun bahwa: Untuk mentransformasikan, melestarikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan dan dirumuskan oleh generasi masa lalu kepada generasi selanjutnya, maka diperlukan penyelenggaraan pendidikan. Alasannya adalah pada asalnya manusia adalah Makhluk yang bodoh (tidak memiliki pengetahuan ketika dilahirkan kedunia). Akan tetapi, ia dapat menjadi pandai melalui upaya pendidikan . oleh karena itulah, Ibnu Khuldun menyatakan inna al-insan jahilun bi al-dzat, ’alimunn bi al-kasz (sesungguhnya manusia pada dasarnya adalah bodoh ia dapat pandai melalui usaha)

Dari kutipan tersebut dapat disimpul pada dasarnya kita tidak bisa melakukan apapun, dan tidak tahu apapun. Karna adanya konsep pendidikan yang membuat kita bisa memahami lebih jauh lagi batasan dan kemampuan pola fikir kita. Mengembangkan apa yang kita sanggupi dari proses pendidikan dengan menjlankan konsep yang telah di rencanakan.

Para ahli filsafat pendidikan, menyatakan bahwa dalam merumuskan pengertian pendidikan sebenarnya sangat tergantung kepada pandangan terhadap manusia, hakikat, sifat-sifat atau karakteristik dan tujuan hidup manusia itu sendiri. Perumusan pendidikan tergantung kepada pandangan hidupnya. Apakah manusia dilihat sebagai kesatuan badan dan jasmani, jiwa dan roh atau jasmani dan rohani? Pertanyaan-pertanyaan diatas, memerlukan jawaban yang menentukan pandangan terhadap hakikat dan tujuan pendidikan, dan dari sini juga sebagai pangkal perbedaan rumusan pendidikan atau timbulnya aliran-aliran pendidikan seperti, pendidikan Islam, Kristen, Liberal, progresif atau pragmatis, komunis, demokratis dan lain-lain.

Konsep dasar Pendidikan

(4)

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama pendidikan, yaitu 1). Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar. 2). Ada pendidik, pembimbing atau penolong. 3). Ada yang dididik, atau si terdidik. 4). Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut. 5). Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan(Ahmad D. Marimba, 1962:19).

Menurut Ahmad Tafsir definisi tersebut dinilai sebagai definisi yang belum mencakup semua yang dikenal sebagai pendidikan. Definisi tersebut cukup memadai bila pendidikan dibatasi hanya pada pengaruh seseorang kepada orang lain, dengan sengaja (sadar). Pendidikan oleh diri sendiri dan oleh lingkungan, nampak belum mencakup ke dalam batasan pendidikan dalam pandangan A.D. Marimba tersebut. Namun demikian Ahmad Tafsir lebih lanjut mengatakan bahwapengertian mana yang akan anda ambil, boleh saja, terserah kepada anda (Ahmad Tafsir, 1994:25).

Formulasi pendidikan selanjutnya seperti yang diajukan oleh tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi meremerupakan perjuangan pula. Pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh kearah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemana menurut alam kemarin. Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan (Ki Hajar Dewantara, 1962:166).

Rumusan pendidikan ini nampak memberikan kesan dinamis, modern dan progressif. Pendidikan tidak boleh hanya memberikan bekal untuk membangun, tetapi seberapa jauh didikan yang diberikan itu dapat berguna untuk menunjang kemajuan suatu bangsa. Semangat progresif yang terkandung dalam rumusan pendidikan K.H. Dewantara tersebut dapat dikaitkan dengan apa yang menjadi pesan Khalifah Umar Ibn al-Khattab yang mengatakan anak-anak masa sekarang adalah generasi muda di masa yang akan datang. Dunia dan kehidupan yang akan mereka hadapi berbeda dengan dunia yang sekarang. Untuk itu apa yang diberikan kepada anak didik harus memperkirakan kemungkinan-kemungkinan relevansi dan kegunaannya di masa datang. Dengan cara demikian eksistensi dan fungsi lulusan anak didik tetap terpelihara dengan baik.

Konsep Pendidikan Karakter

(5)

kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).

Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya). Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.1

Konsep Pendidikan Menurut John Dewey

John Dewey memperkenalkan konsep pendidikan progresif. Dewey membangun konsep tersebut dengan beberapa landasan filosofis. Pertama teori evolusi, Pemikiran John Dewey banyak dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin (1809-1882) yang mengajarkan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu proses, dimulai dari tingkatan terendah dan berkembang maju dan meningkat. Hidup tidak statis, melainkan bersifat dinamis. All is in the making, semuanya dalam perkembangan. Pandangan Dewey mencerminkan teori evolusi dan kepercaya-annya pada kapasitas manusia dalam kemajuan moral dan lingkungan masyarakat, khusunya malalui pendidikan. Menurut Dewey, dunia ini penciptaannya belum selesai.

Segala sesuatu berubah, tumbuh, berkembang, tidak ada batas, tidak statis, dan tidak ada finalnya. Bahkan, hukum moral pun berubah, berkembang menjadi sempurna.. Teori ini juga digunakan untuk melihat suatu kebenaran. Bagi Dewey kebenaran tidak akan pernah mencapai titik final artinya tidak ada kebenaran yang absolut, yang ada adalah kebenaran sementara sebelum kebenaran lainnya datang.

Kedua, pragmatisme sebuah aliran filsafat yang lahir dari peradaban Barat, khususnya Amerika yang dipelopori oleh Pierce, William James dan John Dewey sendiri. Pragmatisme adalah paham filsafat yang menitik beratkan nilai pengetahuan berdasarkan kegunaan praktisnya. kegunaan praktis artinya sesuatu yang bisa memenuhi kepentingankepentingan subjektif individu. Sehingga

1 Syahroni , “Konsep Pendidikan Karakter” Diakses dari.

(6)

kebenaran dalam panda-ngan pragmatisme harus dikaitkan dengan konse-kuensi-konsekuensinya (hasil atau kegunaannya). Suatu ide dikatakan benar apabila dapat diuji secara objektif-empirik dan bermanfaat atau bernilai praktis bagi kepentingan manusia serta memberikan kepuasan.

Pragmatisme John Dewey menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas, merdeka, kreatif serta dinamis, Manusia memiliki kemampuan untuk bekerjasama, dengannya ia membangun masyarakat. Pragmatisme mempunyai keyakinan bahwa bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar, karena itu ia sanggup menghadapi serta mengatasi masalahmasalah yang bersifat menekan atau mengancam diri dan lingkungnnya. Ketiga, psikologi behaviorisme. Suatu kajian tentang kajian manusia yang diamati melalui prilakuprilaku empirik manusia. Menurut paham ini prilaku atau perbuatan manusia ditentukan oleh stimulus dari luar diri manusia, sehingga paham ini, seperti diktakan oleh Erich From, tidak mempercayai adanya unsur kejiwaan yang susunan dan ketentuannya berdiri sendiri. Menurut Dewey, pendidikan merupakan

all one with growing ; it has no end beyond it self, sehingga tidak akan pernah permanen tapi selalu evolutif. Selain selalu on going process, Model pendidikan partisipatif bertumpu pada nilai-nilai demokratis, partisipasi, pluralisme dan liberalisme.

Sehingga di Amerika yang merupakan penganut filsafat Dewey, falsafah pendi-dikannya lebih mementingkan kebebasan indidu. Karenanya setiap individu dibimbing untuk mencapai kejayaan yang setinggi-tingginya dalam ilmu pengetahuan dan kekayaan yang membawanya kesenangan hidup. Keberhasilan pendidikan bagi Dewey terletak pada partisipasi setiap individu yang didukung oleh kesadaran umum masyarakat. Konsep pendidikan yang diusung oleh John Dewey ini dikenal dengan pendidikan progresifisme yaitu pendidikan yang dijalankan secara demokratis. Pada tataran praktisnya, dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, peserta didik harus berperan aktif dalam proses belajar ataupun dalam menentukan materi pelajaran. Fungsi pendidikan lebih sebagai fasilitator yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk berekspresi, berdialog, berdiskusi, berpikir, berkeinginan dan bertujuan.

(7)

pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi kongkrit dan diuji.

Pendidikan dan filosofi saling membutuhkan satu sama lain; dimana tanpa filosofi, pendidikan kering akan arahan inteligensi. Sebaliknya, tanpa pendidikan, filosofi kehilangan implementasi praktis dan menjadi mandul. Pengalaman merupakan basis dari keduanya, dimana pendidikan didefinisikan sebagai rekonstruksi dan reorganisasi dari pengalaman yang memberi tambahan pada arti pengalaman, dan yang meningkatkan kemampuan untuk mengarahkan pengalaman berikutnya. Mendefinisikan hal itu menjadi lebih singkat, sebagai suatu rekonstruksi yang terus menerus dari pengalaman dan dalam Democracy and Education, Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai penuntun secara intelegensia terhadap pengembangan tentang kemungkinan-kemungkinan yang melekat pada kebiasaan pengalaman. Jika dielaborasi lebih lanjut, pemikiran di atas dapat diartikan bahwa untuk dapat tertarik pada sesuatu hendaknya terlibat dalam transaksi yakni dengan mengalami.

Tesis ini berlaku baik pada anak maupun berbagai bentuk organisme lain. Pengalaman adalah suatu proses yang bergerak terus menerus dari suatu tahap ke tahapan rekonstruksi sebagaimana problem baru mendorong inteligensi untuk memformulasikan usulan-usulan baru untuk bertindak. Pada prinsipnya, pengembangan pengala-man datang melalui interaksi berbagai aktivitas (means) di mana pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses sosial. Makna sosial dalam pendidikan merupakan penekanan khusus dalam pemikiran pendidikan Dewey dan menentukan pandangan keduanya, anak di sekolah dan sekolah di masyarakat. Dalam banyak tulisannya, Dewey sering memberikan kritik terhadap sistem persekolahan tradisional, yang dapat dijelaskan di sini bahwa dalam sekolah tradisional, pusat perhatian berada diluar anak, apakah itu guru, buku, teks dan sebagainya. Kondisi ini merupakan kegagalan untuk melihat anak sebagai makhluk hidup yang tumbuh dalam pengalaman dan di mana dalam kapasitasnya untuk mengontrol pengalaman dalam transaksinya dengan lingkungan.

Hasilnya pokok-persoalan terisolasi dari anak dan hubungan menjadi formal, simbolik, statis, mati; sekolah menjadi tempat untuk mendengarkan, untuk instruksi massal, dan selanjutnya terpisah dari hidup. Walaupun Dewey seorang Pragmatis, namun ia lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah

instrumentalisme. Experience (pengalaman) adalah salah satu kunci dalam filsafat instrumentalisme. Filsafat harus berpijak pada pengalaman penyelidikan serta pengolahan pengalaman itu secara aktif-kritis. Dengan demikian filsafat akan dapat menyusun system norma-norma dan nilainilai.2

 Pemikiran PendidikanAnak Menurut Intelektual Muslim

Pendidikan anak dalam Islam pada dasarnya adalah bagian dari pendidikan Islam. Pendidikan Islam itu sendiri mempunyai sesuatu yang diharapkan terwujud

(8)

setelah orang mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil."Dengan pola taqwa insan kamil artiya dapat hidup dan berkembang secara wajar.dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Dari sini dapat diambil pengertian bahwa pendidikan anak dalam Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat, serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dan alam semesta ini juga untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Selanjutnya, pendidikan anak dalam Islam dapat dilihat dari pandangan Menurut imam al-Ghazali anak dilahirkan tanpa dipengaruhi oleh sifat-sifat kereditas kecuali hanya sedikit sekali, karena faktor pendidikan, lingkungan dan masyarakat merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi sifat-sifat anak. Pendapat beliau ini sejalan dengan pendapat para ahli psikologi (behaviorisme)

yang mengingatkan adanya pengaruh faktor keturunan ini secara mutlak. Pandangan ini mirip dengan pandangan yang menyatakan bahwa anak lahir ke dalam kehidupan dengan akal pikirannya bagaikan lembaran putih yang bersih dari ukiran atau gambar-gambar (seperti teori tabula rasa, JohnLocke).

Oleh karena itu, dalam pandangannya seorang anak tergantung kepada, kedua orang tua yang mendidiknya hati seorang anak itu bersih, murni, laksana permata yang amat berharga, sederhana dan bersih dari gambaran apapun (Ali al-Jumbulati Abdul Futuh al-Thwaisi,1994:147). Jelaslah pendapat beliau bahwa anak adalah dilahirkan dalam fitrah yang netral, dimana orang tua keduanya yang membentuk agamanya kapan saja dan di mana saja. Hal ini dapat kita buktikan bahwa anak berwatak buruk karena belajar dari keburukan penlaku lingkungan di mana hidup serta cara-cara bergaul dengan lingkungan itu, juga dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di lingkungan tersebut. Sama halnya dengan tubuh anak waktu lahir dalam keadaan kurang sempurna, kemudian menjadi sempurna dankuat melalui pertumbuhan dan pendidikan serta makanannya.3

 Sistem Pendidikan.

Komponen pokok dalam sistem pendidikan yaitu: Proses Pendidikan :

Masukan Sumber

 Tujuan pendidik untuk membimbing aktifitas sistem

 Peserta didik yang menjalani proses belajar menjadi bidikan utama sistem

 Pengelolaan, untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengevaluasi sistem

 Struktur dan jadwal, untuk mengatur dan mengelompokkan peserta didik menurut tujuan tertentu

 Isi, esensi dari apa yang hendak dipelajari oleh pseserta didik

 Pendidik, yang membantu menetapkan esensi dan persiapan proses belajar

 Fasilitas, tempat terselenggaranya proses pendidikan

3 Muhamad Isnaini, “Konsep Pendidikan anak” Diakses dari

(9)

 Teknologi, semua teknik yang dipakai dalam kerja sistem

 Pengawasan mutu, peraturan penerimaan peserta didik sasaran, pengujian, standar

Hasil Pendidikan.4

 Pengertian Sistem Pendidikan Agama Islam.

Secara etimologi, kata sistem pendidikan agama Islam terdiri atas “sistem”, “pendidikan” dan “agama Islam”Roestijah N.K dengan mengutip Banathy Bela mendefinisikan sistem sebagai suatu himpunan dari objekobjekyang disatukan oleh bebarapa bentuk interaksi yang teratur atau saling bergantungan.Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sistem ialah “Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membantu suatu totalitas” Sedangkan menurut Oemar Hamalik, sistem merupakan seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling terintregasi untuk mencapai suatu tujuan. Zahara Idris juga mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuanyang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan seperangkat komponen yang salingberkaitan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, tubuhmanusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponenkomponen,antara lain,jaringan daging, otak, urat-urat, darah,syaraf, tulang-tulang. Setiap komponen itu mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Ada fungsi satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang hidup.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunya ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tujuan

2. Fungsi-fungsi

3. Komponen-komponen

4. Interaksi/saling berkaitan

5. Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan 6. Proses transformasi

7. Umpan balik untuk koreksi 8. Daerah batasan dan lingkungan

Sistem pendidikan nasional merupakan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara menyeluruh. Komponen pendidikan adalah semua hal yang berkaitan dengan jalannya proses pendidikan. Jika salah satu komponen tidak ada, proses pendidikan tidak akan bias dilaksanakan.

Menurut Wiji Suwarno ada lima komponen sistem pendidikan, yaitu: 1. Tujuan.

4 Jurnal “Pendidikan Sebagai Suatu Sistem” Diakses dari

(10)

Tujuan pendidikan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. 2. Peserta didik.

peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu

3. Pendidik.

Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan atau melatih peserta didik.

4. Alat pendidikan.

Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi juga mewujudkan diri sebagaiperbuatan situasi yang membantu tercaoainya tujuan pendidikan. 5. Lingkungan pendidikan.

Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan masyarakat5

 PENUTUP

Ilmu, Teknologi dan Masyarakat setiap saat mengalami perubahan, hal ini seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus-menerus meningkat, mulai dari penemuan yang sederhana sampai dengan teknologi yang super mutakhir. Kesejajaran perkembangan Ilmu, Teknologi dan Masyarakat dengan perkembangan pengajaran dimungkinkan akan terjadi keseimbangan pertumbuhan di masyarakat, baik secara fisik maupun psikis.

Ilmu, Teknologi dan Masyarakat (ITM) merupakan istilah yang diterapkan sebagai upaya untuk memberikan wawasan kepada peserta didik secara nyata dalam mengkaji ilmu pengetahuan. Konsep ITM mencakup keseluruhan spektrum tentang peristiwa-peristiwa kritis dala proses pendidikan, meliputi tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan serta penampilan guru. Ciri dasar keberadaan ITM adalah lahirnya warga Negara yang berpengetahuan yang mampu memecahkan masalah-masalah krusial dan mengambil tindakan secara efisien dan efektif.

Tulisan Pendekatan Konsep Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat (ITM) Dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan sala satu upaya dalam pembinaan/sebagai dasar/menambah wawasan yang harus dikuasai/dipunyai bagi seorang guru IPS Tingkat MI dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di lapangan, sesuai dengan peran dan fungsi pendidik seiring dengan bergesernya paradigma baru dalam bidang pendidikan. Karena pendidik tidak hanya

5 “Sistem Pendidikan Agama Islam Bagi Narapdana” Diakses dari

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Syahroni . “Konsep Pendidikan Karakter”.

http://lampung.kemenag.go.id/file/file/subbagHukmas/wjkn1352768153.pdf Pada tanggal 9 Maret 2016

2 Rostitawati, Tita. “Konsep Pendidikan John Dewey

http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0ahUKEwi6wM_i9tDLAhWR BI4KHc6OBVUQFghKMAU&url=http%3A%2F

%2Fwww.journal.iaingorontalo.ac.id%2Findex.php%2Ftjmpi%2Farticle%2Fview

%2F239%2F179&usg=AFQjCNE8mykz83Skl6sAJk0E5ELhHUdT-Q&bvm=bv.117218890,d.c2E&cad=rja. Pada tanggal 9 Maret 2016.

3 Isnaini, Muhamad.Konsep Pendidikan anak.

http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/konseppendidikananak.pdf. Pada tanggal 9 Maret 2016.

4 “Pendidikan Sebagai Suatu Sistem”

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20Hiryanto,

%20M.Si./Pendidikan%20sebagai%20Sistem.pdf. Pada tanggal 9 Maret 2016.

5 “Sistem Pendidikan Agama Islam Bagi Narapdana”

Referensi

Dokumen terkait

yaitu suatu ilmu yang akademikal, dengan tujuan untuk mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dan untuk mendapat pengertian tentang sejarah persebaran kebudayaan

Pengertian dan ruang lingkup studi Islam merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya mengkaji keislaman dengan wilayah telah materi ajaran agama dan fenomena kehidupan

• Reksoprayitno (Ekonomi Makro): Ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas dengan memilih alternative pemakaian sumberdaya

 Pengertian yg lebih jelas, akidah: kepercayaan pd Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan pd qadar yg baik dan buruk, serta hal2 yg

Kapita Selekta Pendidikan Islam adalah mata kuliah pendidikan Islam yang membicarakan tentang masalah-masalah pokok/pilihan dalam pendidikan (khususnya pendidikan Islam) yang

Di sini memberikan data tentang pasar sasaran, misalnya ukuran pasar dan pertumbuhan pasar (dalam unit dan/atau dalam rupiah) selama beberapa tahun terakhir, baik

Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran- ajaran

Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai keseluruhan lanjutan sistem pengetahuan manusia yang telah dihasilkan oleh hasil kerja filsafat kemudian dibukukan