• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 Faidah Tentang Canda.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "10 Faidah Tentang Canda.pdf"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

10 FAIDAH TENTANG CANDA

Disusun oleh :

Prima Ibnu Firdaus al-M irluny

Disebarkan oleh :

(2)

M uqaddimah

ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ ﻦﲪﺮﻟﺍ ﷲﺍ ﻢﺴﺑ

ﹼﻥﺇ

ﺘﺴﻧﻭ ﻪﻨﻴﻌﺘﺴﻧﻭ ﻩﺪﻤﳓ ﷲ ﺪﻤﳊﺍ

ﻦﻣ ﷲﺎﺑﺫﻮﻌﻧﻭ ﻩﺮﻔﻐ

ﺌﻴﺷﻭ ﺎﻨﺴﻔﻧﺃﺭﻭﺮﺷ

ﹼﻞﻀﻣ ﻼﻓ ﷲﺍ ﻩﺪﻬﻳ ﻦﻣ ﺎﻨﻟﺎﻤﻋﺃ ﺕﺎ

ﻦﻣﻭ ﻪ

ﻪﻟﺇ ﻻ ﻥﺃ ﺪﻬﺷﺃﻭ ﻪﻟ ﻱﺩﺎﻫ ﻼﻓ ﻞﻠﻀﻳ

ﹼﻻﺇ

ﻚﻳﺮﺷ ﻻ ﻩﺪﺣﻭ ﷲﺍ

ﹼﻥﺃ ﺪﻬﺷﺃﻭ ﻪﻟ

ﻤﳏ

ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ ﻩﺪﺒﻋﺍﺪ

:

Amma ba’du :

Ini adalah 10 Faidah t ent ang Canda. Tulisan ini sudah kami share beberapa t ahun yang lalu. Dan agar lebih t ersebar manfaat nya, insya’Allah. M aka ini kami arsipkan dan diebookan.

Semoga Allah Subhanahu w a t a’ala menjadikan ini sebagai ladang amal bagi kami, bagi pembaca dan orang yang mengambil faidah nya.

(3)

10 FAIDAH TENTANG CANDA

1

Bismillah. Alhamdulillah.

Semoga Shalaw at dan Salam t ercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi w a sallam, kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan orang - orang yang mengikut i beliau dengan baik sampai akhir zaman.

Amma ba’du :

Canda sepert i garam, apabila t erlalu banyak maka dia akan merusak. Dan Apabila dia t erlalu sedikit at au t idak ada, maka akan kurang rasanya. Bagaimana Islam mengat ur t ent ang canda, berikut penjelasan. Semoga bermanfaat .

FAIDAH 1 : DEFINISI CANDA

Canda menurut bahasa Arab disebut al-M azhu (

حﺰﻤﻟا

). Disebut kan dalam Qamus al-M uhkam : “ M akna al-M azhu adalah law an dari makna al-Jidd (

ﺪﺠﻟا

yang berart i Serius)”

1

(4)

Pensyarah kit ab al-Qaamuus menyebut kan bahw a lafazh

حاﺰﻤﻟا

(Al-M izaahu) yait u salah sat u bent uk t urunan dari lafazh

حﺰﻤﻟا

(Al-M azhu) art inya “ M embuat orang lain merasa senang dengan cara yang sant un, penuh sim pat ik dan t idak menyakit i. Jadi, ia harus bersih dari unsur – unsur pelecehan dan penghinaan t erhadap sesuat u.

Adapun menurut ist ilah syari’at , al-M azhu (canda) adalah bermakna menyenangkan perasaan orang lain dengan cara yang sant un, penuh simpat ik, dan t idak menyakit i. [Al-M ausu’at ul Fiqhiyyah al-Kuw ait iyyah hal 13571]

FAIDAH 2 : PEM BAGIAN CANDA

M enurut Imam Ibnu Hibban rahimahullah, canda it u ada dua macam : Ada canda yang t erpuji dan ada canda yang t ercela. 1. Canda yang t erpuji adalah canda yang t idak dikot ori oleh hal

– hal yang dibenci Allah Subhanahu w a t a’ala, t idak mengarah kepada dosa, dan t idak menyebabkan t erput usnya silat urrahim.

(5)

2. Canda yang t ercela adalah canda yang dapat mengakibat kan permusuhan, menghilangkan kew ibaw aan, memut uskan persahabat an, sert a membuat orang biasa bersikap lancang dan dengki kepada orang yang mulia. [Raudhah al-‘Uqalaa’ hal 77 dengan sedikit penyunt ingan]

FAIDAH 3 : HUKUM CANDA

Hukum bercanda t erbagi kedalam 4 (empat ) hukum : 1. Canda yang M ust ahab (Dianjurkan at au Disunnahkan)

Canda yang dianjurkan yait u apabila suat u canda t erkandung maslahat (manfaat ) dalam canda t ersebut , sepert i unt uk menyenangkan orang yang diajak bicara dan mengakrabkan hubungan silat urrahim dengan nya.

2. Canda yang M ubah (Boleh)

Canda yang dibolehkan yait u apabila suat u canda t idak mengandung manfaat (maslahat ), t et api pada w akt u yang sama, canda it u bersih dari unsur – unsur yang diharamkan at au dimakruhkan, maka canda hukumnya m ubah hukumnya.

(6)

3. Canda yang M akruh (Dibenci)

Canda yang dibenci, yait u canda dalam perkara yang hukum nya mubah (boleh) t et api dilakukan dengan sering sekali sehingga berlebih – lebihan dan berulang – ulang kali.

4. Canda yang Haram (Dilarang)

Canda yang dilarang, yait u canda yang mengandung unsur pelecehan t erhadap agama.

FAIDAH 4 : TUJUAN CANDA

Imam al-M aw ardi rahimahullah menjelaskan bahw a orang yang berakal cerdas hanya akan bercanda unt uk dua hal yang bermanfaat .

1. Unt uk menghibur t eman bicaranya at au menarik simpat i darinya. Diant ara caranya adalah bert ut ur kat a yang baik dan berbuat kebaikan. Hal ini sebagaimana nasihat seorang bijak kepada anaknya :

(7)

kekurangan dalam pergaulan dan dapat menghalangi keakraban.”

2. Unt uk menghilangkan kesedihan orang lain.

Ada pepat ah yang berbunyi : “ Orang yang merasakan sakit didada harus mengeluarkan penyebab sakit nya.”

Kedua hal yang bermanfaat ini harus diperhat ikan, karena canda Nabi Shallallahu’alaihi w a sallam t idak keluar dari kedua kont eks (t ujuan ini).” [Faidhul Qadir III/ 13]

FAIDAH 5 : CANDA YANG DIHARAM KAN (DILARANG)

Hukum asal canda adalah M ubah (boleh), akan t et api dia bisa berubah menjadi haram apabila melanggar syari’at . Berikut beberapa bent uk canda yang diharamkan :

1. Canda dalam M asalah Agama.

M aksudnya syari’at t idak boleh dijadikan objek canda, baik it u t erkait dengan hak – hak Allah at au yang lain nya yang berhubungan dengan agama ini.

Allah Subhanahu w a t a’a berfirman :

(8)

“ …Dan janganlah kamu menjadikan ayat – ayat Allah sebagai bahan ejekan…” [al-Quran al-Baqarah ayat 231]

2. Canda yang mengandung unsur Dust a. Allah Subhanahu w a t a’ala berfirman :

ﲔﻗﺪﺼﻟﺍ ﻊﻣﺍﻮﻧﻮﻛﻭ ﷲﺍ ﺍﻮﻘﺗﺍ ﻮﻨﻣﺍﺀ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺎﻬﻳﺄﻳ

“ Wahai orang – orang beriman. Bert akw alah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang – orang yang benar.” [al-Quran at -Taubat ayat 119]

Abdullah bin M as’ud radhiyallahu’anhuma menut urkan : “ Sungguh, t idak boleh berdust a baik secara serius maupun bercanda. Bacalah firman-Nya : “ Wahai orang – orang beriman. Bert akw alah kepada Allah, dan t ermasuk kamu dengan orang – orang yang benar.” Lant as, masihkah kalian mempunyai alasan yang membolehkan kedust aan!”

(9)

ﺍﺩﺎﺟ ﻻﻭ ﺎﺒﻋ ﻻ ﻪﻴﺧﺃ ﻉﺎﺘﻣ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﹼﻥﺬﺧﺄﻳ ﻻ

,

ﺬﺧﺃ ﻦﻣﻭ

ﻪﻴﻠﻋ ﺎﻫﺩﲑﻠﻓ ﻪﻴﺧﺃ ﺎﺼﻋ

“ Janganlah salah seorang diant ara kalian mengambil hart a orang lain, baik secara bercanda maupun serius. Barangsiapa yang mengambil t ongkat milik orang lain, hendaklah dia mengembalikan t ongkat it u kepadanya.” [Shahih : Diriw ayat kan oleh Ahmad (IV/ 221), Abu Daw ud (no 5003), Tirmidzi (no 2160) dan yang lain nya]

4. Canda dengan M enakut – nakut i sesama M uslim. Nabi Shallallahu’alaihi w a sallam bersabda :

ﺎﻤﻠﺴﻣ ﻉﻭﺮﻳ ﻥﺃ ﻢﻠﺴﳌ ﻞﳛﻻ

“ Tidak halal bagi seorang M uslim menakut – nakut i sesama M uslim.” [Shahih : Diriw ayat kan oleh Abu Daw ud no 5004, Ahmad V/ 362 dan lain nya]

5. Canda dengan M enggunakan Senjat a.

(10)

ﺡﻼﺴﻟﺎﺑ ﻪﻴﺧﺃ ﻰﻠﻋ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﲑﺸﻳ ﻻ

,

ﹼﻞﻌﻟ ﻱﺭﺪﻳ ﻻ ﻪﻧﺄﻓ

ﻩﺪﻳ ﰲ ﻉﱰﻳ ﻥﺎﻄﺸﻟﺍ

,

ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻦﻣ ﺓﺮﻔﺣ ﰲ ﻊﻘﻴﻓ

“ Janganlah salah seorang dari kalian mengarahkan senjat a nya kepada saudaranya. Sunnguh, dia t idak menget ahui karena bisa saja (boleh jadi) syait an mencabut nya (senjat a t adi) dari t angan nya (sehingga mengenai saudaranya it u), yang mengakibat kan dirinya t erjungkal ke dalam lubang Neraka.” [Shahih : Diriw ayat kan oleh Bukhari no 7072 dan M uslim no 2617]

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkat a : “ Hadit s ini merupakan dalil larangan t erhadap berbuat apa saja yang dapat membaw a dampak yang membahayakan sesama, meskipun dampai it u t idak t erjadi. Baik hal it u dilakukan secara serius maupun canda.” [Fat hul Baari XIII/ 28]

6. Canda kepada yang Bukan M ahram.

(11)

Allah Subhanahu w a t a’ala berfirma :

ﺬﹼﻟﺍ ﻊﻤﻄﻴﻓ ﻝﻮﻘﻟﺎﺑ ﻦﻌﻀﲣ ﻼﻓ

ﻻﻮﻗ ﻦﻠﻗﻭ ﺽﺮﻣ ﻪﺒﻠﻗ ﰲ ﻯ

ﺎﻓﻭﺮﻌﻣ

“ …M aka janganlah kamu t unduk (melemah lembut kan suaramu) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hat inya dan ucapkanlah perkat aan yang baik.” [al-Quran Surat al-Ahzaab ayat 32]

FAIDAH 6 : KEBURUKAN AKIBAT CANDA YANG TERCELA

Keburukan akibat canda yang t ercela at au t erlarang adalah : 1. Bisa merampas kehormat an seseorang dan merusaknya. 2. Bisa memut uskan persahabat an.

3. Bisa memunculkan hasad dan dengki.

4. Bisa menumbukan perbedat an ant ara sesama. 5. Bisa mengundang dosa.

6. Bisa menimbulkan kemarahan orang yang dicandai.

7. Bisa melalaikan hat i dari perkara – perkara yang lebih pent ing bagi dunia dan akhirat .

(12)

FAIDAH 7 : DAM PAK BERCANDA

Secara sepint as canda t erkesan ringan, namun apabila canda dit empat kan secara salah, akibat nya bisa jauh dari yang dibayangkan, apalagi menyangkut hukum Syari’at dan kesucian nya. Karena canda, seorang M uslim bisa saja t erjerumus ke kekufuran. Imam Ibnu Qudamah rahimahulah menjelaskan dalam al-M ughni, kat a beliau : “ Siapa saja yang mencerca dan mencela Allah Subhanahu w a t a’ala, maka dia t elah kafir, baik perbuat an it u dilakukan dalam kont eks canda at au serius. Begit u juga, siapa saja yang mengolok olok Allah, ayat -ayat -Nya, Rasul-Rasul-Nya at aupun Kit ab – Kit ab-Nya maka dia t elah kaf ir.

Allah Subhanahu w a t a’ala berfirman :

(13)

ﻢﹸﻜﹺﻧﺎﳝﹺﺇ

Tidak perlu kamu memint a maaf, karena kamu t elah kafir set elah beriman. Jika Kam i memaafkan sebagian dari kamu (karena t elah bert aubat ), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang – orang yang (selalu) berbuat dosa.” [al-Quran At -Taubah ayat 65 – 66] [Lihat , Al-M ughni X/ 103. Dengan ringkas]

2. Berlakunya Ket et apan Hukum Syari’at

(14)

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkat a : “ Jika seorang suami mengucapkan lafazh t alak kepada ist erinya, maka t alaknya jat uh. Baik dia memang meniat kan nya at au t idak meniat kan nya. Kami juga t elah menjelaskan bahw a berlakunya hukum t alak t idak memerlukan niat , jadi hukum nya t et ap berlaku meskipun seseorang t idak meniat kan nya. Para ulama t idak berbeda pendapat mengenai hukum t ersebut . Sebab m enurut kaidah, suat u hukum yang berlaku sekedar dengan ucapan t idak membut uhkan niat selama diungkapkan dengan lafazh yang jelas dan t idak banyak t afsir. Baik maksudnya bercanda at au serius sepert i halnya hukum pada akan jual beli.” [al-M ughni VIII/ 280]

3. Berlakunya Beberapa Jenis Akad

(15)

FAIDAH 8 : M ANFAAT DARI CANDA YANG TERPUJI

Adapun manfaat canda yang t erpuji adalah sebagai berikut : 1. Dapat menghibur kegalauan jiw a.

2. Dapat memperbaiki hubungan persahabat an. 3. Dapat menghidupkan hat i nurani.

4. Dapat mengusir kejengahan hidup.

5. Dapat membant u meringankan dan memecahkan permasalahan yang t erjadi dalam rumah t angga, sepert i merendam marah suami at au ist eri.

6. Dapat membant uk efekt ifit as sejumlah profesi, sepert i meringankan beban pasien.

7. Dapat melunakan dan menarik simpat i orang lain.

8. Dapat mempert ajam kepekaan hat i dan kecerdasan ot ak. 9. Dapat mendat angkan pahala jika canda nya mengandung

manfaat .

FAIDAH 9 : KAIDAH – KAIDAH DAN ADAB DALAM BERCANDA

Dalam bercanda unt uk mendapat kan manfaat nya dan menjauhi mudarat nya, maka berikut kaidah – kaidah yang harus dipaham i seseorang sebelum dia bercanda.

(16)

Canda harus selalu mengandung kebenaran. Ket ent uan ini berdasarkan hadit s Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu yakni bahw a beliau bert anya : “ Wahai Rasulullah, (mengapa) engkau bercanda kepada kami?” Beliau Shallallahu’alaihi w a sallam menjaw ab : “ Sesungguhnya yang aku kat akan t idak lain adalah kebenaran.” 2. Tidak bercanda dalam perkara agama.

3. Tidak bercanda secara berlebih – lebihan dan t erus menerus. 4. M emilih w akt u dan t empat yang sesuai unt uk bercanda. 5. Tidak keluar dari bat asan canda yang dianjurkan dan

dibolehkan.

6. M emahami benar t ujuan canda.

Yakni unt uk menghibur t eman berbicara nya at au menarik simpat i darinya dan unt uk menghilangkan kesedihan orang lain. 7. Tidak menyakit i orang lain dengan canda.

8. Canda harus jauh dari unsur ejekan.

Yakni seorang muslim harus menjauhkan canda at au senda gurau dari ejekan at au pelecehan t eradap kehormat an seseorang, juga dari penghinaan, at au ghibah dengan menyebut kan salah sat u kekurangan orang dan aib orang.

9. Bercanda hanya kepada orang yang sederajat .

(17)

menimbulkan kedengkian dan merusak kehormat an nya. Jangan bercanda kepada orang yang bodoh, dungu at au yang t idak dikenalnya dan jangan bercanda dengan orang yang sedang t idak menginginkan unt uk dicandai.

10.Tidak menjadikan canda sebagai profesi (pekerjaan).

11.M enunjukkan kasih sayang kepada orang yang diajak bercanda.

12.Tidak mencandai musuh secara panjang lebar, karena bisa saja t anpa disadari dia membeberkan kekurangan nya sendiri dan memberikan kesempat an menang kepada musuh.

13.Canda t idak boleh asusila (sesuat u yang cabul t ercela dalam Islam).

14.Canda t idak mengandung Ghibah.

15.Ulama t idak bercanda dengan orang aw am karena khaw at ir akan t erjadi kesalah pahaman, hendak juga t idak bercanda diat as mimbar at au dipasar – pasar dan t empat umum. Hal it u demi menjaga kehormat an ilmu mereka serta kemuliaan diri dan kedudukan mereka.

(18)

FAIDAH 10 : M ENGOBATI PENYAKIT SUKA BERCANDA

Suka bercanda adalah penyakit yang bisa membaw a keburukan dan dampak buruk bagi diri seseorang maupun yang lain. Berikut ini adalah cara mengobat i penyakit suka bercanda :

1. Berdoa dan memohon pert olongan kepada Allah Subhanahu w a t a’ala agar Allah menyelamat kan dan memperbaiki keadaan nya sebaik mungkin.

2. M emperbanyak ist ighfar agar Allah melimpahkan t aufik-Nya dan membant unya hingga t erbebas dari penyakit ini.

3. M enyibukkan diri dengan hal – hal yang bermanfaat bagi dunia nya dan akhirat nya, sepert i sibuk menunt ut ilmu agama, at au giat mempelajari al-Quran dan as-Sunnah at au menghadiri majelis – majelis ilmu, bisa juga dengan memperbanyak amalan sunnah sepert i shalat sunnah, berdzikir kepada Allah Subhanahu w a t a’ala dan lain nya. 4. M emilih t eman yang shalih dan bermajelis dengan ulama,

karena duduk dengan mereka bisa menimbulkan rasa malu unt uk bercanda, sehingga jiw a akan dipaksa unt uk t idak bercanda hingga akhirnya t erbiasa dengan canda yang sekedarnya saja.

(19)

6. M emikirkan akibat canda didunia dengan memikirkan dampak canda, “ Apakah ia berdampak baik at au just ru buruk bagi kit a dan orang lain.?”

7. M erenungi segala yang menunggunya set elah kemat ian menjemput sepert i merenungi adanya t imbangan amal, ada nya lembaran – lem baran amal dan surga dan neraka, sehingga renungan ini membuahkan kesadaran bagi dirinya dan dia bisa menahan lisan nya dari keburukan mengarahkan nya kepada kebaikan.

8. M emperhat ikan w akt u bercanda yakni mem ikirkan apakah w akt unya sesuai at au t idak unt uk bercanda. Karena ada w akt u – w akt u yang kit a dit unt ut unt uk serius dan ada juga w akt u – w akt u yang kit a dit unt ut unt uk t idak serius.

9. M emahami kedudukan oranglain karena ada orang yang t idak menerima at au t idak suka dicandai dan ada orang yang bisa menerima canda kit a.

Diringkas oleh :

Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-M irluny Jambi – Indonesia

(20)

Di Share di akun facebook pada :

16 M ei 2012 pukul 22:25

Di Arsipkan pada :

Kota Jambi, Selasa : 15 Ramadhan 1434 H / 24 Juli 2013 M

Diantara File yang Sudah Diupload dan Diarsipkan :

1. M utiara Nasehat Dari Para Ulama Jilid 1 (Nasehat no 1 –

200)

2. 10 Faidah Dari Abdullah bin M asud

3. Surat Al-Kahfi ; Terjemahan dan Keutamaan nya

Semoga bermanfaat

Yang lain menyusul Insya’Allah.

Silahkan bergabung bersama kami dihalaman berikut ini :

Taman - Taman Para Penuntut Ilmu

ht t ps:/ / w w w .facebook.com/ TamanParaPenunt ut Ilmu?ref=hl

M utiara Nasehat Dari Para Ulama

ht t ps:/ / w w w .facebook.com/ pages/ M ut iara-Nasehat

(21)

Kumpulan Hadits Shahih dari Enam Kitab Hadits

ht t ps:/ / w w w .facebook.com/ ShahihAlKut ubAsSit t ah?ref=hl

Tafsir Al-Qur'an

ht t ps:/ / w w w .facebook.com/ pages/ Tafsir

-Al-Firdaus/ 271819639600087?ref=hl

Shahih al-Bukhari

ht t ps:/ / w w w .facebook.com/ pages/ M

ajelis-Shahih-Al-Bukhari/ 129792160417548?ref=hl

Jejak Para Ulama

ht t ps:/ / w w w .facebook.com/ pages/

Jejak-Para-Ulama/ 292669534178515?ref=hl

Alamat Blog Kami :

Referensi

Dokumen terkait

1) Majelis Jemaat yang berada pada tahap perkembangan dewasa madya memiliki derajat religiusitas yang tinggi pada dimensi pengalaman agama dan pengamalan agama. Hampir

Hal ini disebabkan karena jumlah butiran lemak dalam susu kambing memiliki diameter yang lebih kecil dan homogen dibandingkan dengan susu sapi, sehingga selama proses

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Kesimpulan Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan Penetapan Pemenang

Evaluasi Administrasi hanya dilakukan pada hal-hal yang tidak dinilai pada penilaian kualifikasi. Unsur-unsur yang dinilai meliputi Kelengkapan Persyaratan yang

Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan penelitian pertama, kedua dan ketiga yaitu mengetahui perkembangan profitabilitas

Skripsi berjudul “ Implementasi Metode Braitenberg Dan Odometry Dalam Behavior Based Architecture Untuk Sistem Navigasi Robot Pemadam Api ” telah diuji dan.

Karya ini menggambarkan figur utama berupa sosok seorang lelaki telanjang dada mengenakan sarung, lelaki tersebut sedang duduk di atas sajadah atau alas bagi