• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA jurnal "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

PEMETAAN VISUAL

Oleh: Herlingga Putuwita Nanmumpuni

(Mahasiswa Pendidikan Matematika A FMIPA UNY 2013. NIM : 13301241019)

ABSTRAK

Matematika yang diajarkan di sekolah juga memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika pada umumnya, yaitu memiliki objek kejadian yang abstrak. Terdapat beragam faktor yang mempengaruhi transfer ilmu di dalam penyampaian materi pelajaran matematika tersebut. Salah satu faktor yang utama yaitu berada pada pihak siswa, dimana setiap siswa di kelas yang sama memiliki karakter dan kemampuan berpikir yang berbeda satu sama lain.

Keterampilan berpikir yang dimiliki siswa sangat penting untuk membantu siswa memahami dan menyelesaikan permasalahan matematika yang bersifat abstrak. Karena itulah seorang guru diharapkan untuk dapat merangsang keterampilan berpikir siswa dan membantu siswa mengembangkannya. Salah satu bentuk kreativitas guru untuk merangsang dan meningkatkan keterampilan berpikir siswa yaitu melalui pemetaan visual yang menggunakan banyak simbol sehingga mudah diingat oleh siswa.

Kata Kunci :Keterampilan Berpikir Siswa, Pemetaan Visual

PENDAHULUAN

(2)

sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami konsep atau topik selanjutnya [ CITATION TimMKPBM \l 1057 ].

Proses pembelajaran adalah pembentukan diri siswa untuk menuju pada pembangunan manusia seutuhnya, jadi tidak melalui 'trial and eror'. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi) [ CITATION TimMKPBM \l 1057 ].

Matematika yang akan dibahas dalam artikel ini lebih dikhususkan kepada matematika sekolah. Matematika sekolah di dalam penerapannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut diantaranya terbagi menjadi faktor dari pihak guru maupun faktor dari pihak siswa. Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa terlepas dari sifat-sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang kita ajar. Oleh karena itulah sifat atau karakteristik pembelajaran matematika di sekolah perlu untuk diperhatikan. Murid- murid atau siswa di dalam sebuah kelas belum tentu memiliki kemampuan yang seluruhnya homogen. Setiap siswa yang satu pastilah memiliki perbedaan kemampuan dengan satu siswa yang lainnya sekalipun mereka kembar identik sekalipun.

Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Tidak hanya kepada "bagaimana" suatu soal harus diselesaikan, tetapi juga pada "mengapa" soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu. Dalam pelaksanaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa[ CITATION TimMKPBM \l 1057 ]. Kreatifitas guru amat penting untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus cocok dengan kelas yang dibinanya.

(3)

keterampilan berpikir dengan banyak cara dan sebagai sumber utama dalam menemukan dan menciptakan simbol[ CITATION Nancy \l 1057 ].

PENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMETAAN VISUAL Peserta Didik atau Siswa

Peserta didik adalah organisme atau individu yang unik, segala bentuk pertumbuhannya mengikuti tahap-tahap perkembangannya. Tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selamanya sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, selain karakteristik bawaan atau bakat pada masing-masing anak yang kadangkala berbeda pula[ CITATION Bah07 \l 1057 ].

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan individu setiap siswa adalah sebagai berikut:

1. faktor internal (kondisi fisik dan psikis)

2. faktor ekternal (lingkungan fisik dan Non fisik)

Pada umumnya terdapat hubungan yang linear antara kemampuan dan sikap serta motivasi belajar peserta didik atau siswa. Semakin tinggi kemampuan siswa, semakin tinggi pula motivasi belajar, perhatian, dan keseriusan mengikuti pelajaran. Artinya, peserta didik/siswa yang kemampuannya rendah, terjadi sebaliknya. Itulah sebabnya sehingga di dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan[ CITATION Bah07 \l 1057 ].

(4)

Pro01 \l 1057 ].

Keterampilan Berpikir

Pengertian berpikir mengacu pada serentetan proses-proses kegiatan merakit, menggunakan, dan memperbaiki model-model simbolik internal (Gilhooly via [ CITATION DRS95 \l 1057 ]). Kemampuan keterampilan berpikir bertujuan untuk memudahkan dalam memecahkan masalah. Menurut Cece Wijaya, terdapat dua jenis berpikir, yaitu berpikir kreatif dan berpikir kritis (creative and critical thinking).

Berpikir keatif adalah kegiatan menciptakan model-model tertentu, dengan maksud untuk menambah agar lebih kaya dan menciptakan yang baru. Seseorang yang kreatif adalah seseorang yag inisiatif dalam merakit dan memperbaiki sesuatu dari bentuk lama ke dalam bentuk baru sehingga diperoleh kesan yang lebih baik dan memuaskan [ CITATION DRS95 \l 1057 ].

Sementara itu, berpikir kritis adala kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya ke arah yang lebi sempurna [ CITATION DRS95 \l 1057 ].

Bagian penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengembangkan keterampilan berpikir yang dimiliki siswa. Tentunya kita tidak hanya ingin siswa pandai dalam memecahkan masalah saja tetapi jauh daripada itu ialah siswa memiliki keterampilan dalam memindahkan bagian-bagian pengetahuan atau keterampilan tertentu ke keterampilan yang lain sehingga dapat membantu dalam berbagai situasi.

Untuk mengembangkan kemampuan berpikir, ada tiga pendekatan yang dapat kita gunakan[ CITATION DRS95 \l 1057 ]:

1. Mengajar untuk berpikir

Upaya yang harus dilakukan guru dalam membina siswa pandai berpikir adalah menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, baik di dalam maupun di luar kelas.

2. Mengajar tentang berpikir

(5)

dalam menangani masalah yang sedang dihadapinya. 3. Mengajar mengenai berpikir

Pengertiannya berpusat pada upaya membina siswa sadar akan keterbatasan-keterbatasan dirinya dan proses-proses yang dilakukan oleh orang lain dalam berpikir, dalam suatu kehidupan yang nyata.

Keterampilan berpikir tidak akan berkembang jika pada setiap kesempatan untuk berpikir tidak dipergunakan. Disiplin ilmu dibangun oleh fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori yang menuntut keterampilan berpikir dalam segala bentuk, baik reflektif maupun kritis. Karena itu tiga pendekatan di atas perlu diterapkan siswa yang berkemampuan berpikir optimal dalam setiap memecahkan masalah yang dihadapinya. Cara-cara berpikir setiap manusia itu berbeda pada setiap situasi, bergantung kepada objek, ide atau informasi yang diterimanya dan kondisi siswa yang menjalankannya.

(6)

diajarkan guru di sekolah. Namun guru harus menyesuaikan pelajaran keteramilan berpikir pada perbedaan individu dalam tingkat kecepatan dan kelambanannya.

Pemetaan Visual

Banyak guru menemukan bahwa pemetaan ide membantu mereka berkomunikasi dengan siswa dengan menciptakan pengalaman yang berkesan dan mengena. Para siswa menemukan bahwa proses perekaman ide secara visual, baik untuk mencatat atau membuat presentasi akan lebih menyenangkan daripada perekaman tertulis tradisional seperti mencatat secara linear. Dengan memetakan ide, siswa merekam ide baru yang isinya cocok dengan mereka. Proses ini memungkinkan siswa mengorganisasi catatan mereka dengan kategori dan hubungan, sementara itu juga memetakan. Proses ini tidak hanya dapat dilihat dengan mudah dan menyenangkan, tetapi hasilnya merupakan sarana kaji ulang yang bagus sekali. Jauh lebih mudah bagi siswa untuk mengingat simbol daripada serangkaian kata[ CITATION Nancy \l 1057 ]. Berpikir visual sendiri diartikan sebagai proses berpikir dengan cara mengimanjinasikan keadaan konkret (alam nyata) untuk dijadikan acuan, menyelesaikan masalah, serta mendapat pemikiran – pemikiran yang baru. hubungan diantara mereka. Seringkali pikiran kita berpindah dari hal mendetail ke mendetail lain tanpa kemampuan mundur dan melihat keseluruhan sistem. Kita akan menggunakan istilah "simbol" untuk mewakili gambar apapun yang mengungkapkan ide.

Simbol adalah suara / sesuatu yang dapat dilihat, yang secara mental berhibungan dengan suatu ide. Ide inilah arti simbol itu. Tanpa ada ide yang melekat padanya, maka simbol tersebut tidak memiliki arti. Simbol dan maknanya harus diterima sebagai satu kesatuan[ CITATION Ric71 \l 1057 ].

(7)

mereka melihat proses di kertas. Pembelajaran visual yang erat kaitannya dengan simbol/ lambang/ gambar dan bentuk akan semakin mudah dikenang jika dihubungkan dengan warna yang berkaitan dengan informasi penting yang akan disampaikan. Menghubungkan gagasan abstrak dengan warna dapat membantu siswa mengingat informasi lebih lama karena siswa dapat mengasosiasi warna dengan informasi yang mereka terima. Metode pencatatan visual bebas bentuk dan yang paling sederhana adalah dengan penggunaan dan pendekatan Mindscaping.

Mindscaping merupakan perwakilan visual ide dengan menggunakan gambar dan kata. Proses ini serupa dengan pemetaan pikiran namun dengan sedikit hambatan[ CITATION Nancy \l 1057 ]. Proses mengembangkan dan menggunakan penyusunan gambar telah ditunjukkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan keterampilan berfikir berurutan lebih tinggi (IARE via[ CITATION Nancy \l 1057 ]). 29 studi hasil riset menunjukkan bahwa penggunaan penyusunan gambar (seperti Mindscape, Mindmapping, dan pemetaan visual lain) antara lain membantu siswa:

 menggali gagasan

 mengembangkan, mengorganisasi, dan mengomunikasikan gagasan  melihat koneksi, pola, dan hubungan

 memeriksa dan berbagi pengetahuan sebelumnya  menonjolkan gagasan penting

 mengelompokkan atau membuat kategori konsep, ide, dan informasi  memudahkan mengingat dan mempertahankan ingatan

Namun yang perlu diperhatikan, penggunaan istilah simbol perlu penjelasan lebih lanjut. Telah diketahui bahwa khususnya di dalam matematika penggunaan simbol juga memiliki hubungan terhadap bentuk-bentuk konsep, fungsi skema (struktur-struktur konsep) dalam pengetahuan integrasi yang sudah ada, asimilasi pengetahuan baru, dan kekuatan tambahan yang datang dari kemampuan merefleksikan suatu skema. Dalam setiap proses ini bagian pentingnya adalah bagaimana bermain dengan simbol yang memiliki fungsi penting [ CITATION Ric71 \l 1057 ].

(8)

diformulasikan untuk menyampaikan makna yang diinginkan ketika satu simbol berhubungan dengan banyak konsep, yaitu:

1. Sebaiknya guru memastikan bahwa skema yang digunakan itu dikenal dengan baik oleh siswa.

2. Apabila menggunakan simbol / lambang yang belum dikenal oleh siswa, maka simbol / lambang tersebut harus dijelaskan maknanya terlebih dahulu.

3. Sebaiknya menggunakan satu simbol untuk satu makna agar tidak menimbulkan kebingungan dibenak siswa.

PENUTUP

Peserta didik adalah organisme atau individu yang unik, segala bentuk pertumbuhannya mengikuti tahap-tahap perkembangannya. Setiap siswa dapat dikatakan memiliki kesiapan intelektual yang berbeda satu sama lain. Ketika membicarakan kesiapan intelektual siswa akan tercakup dua hal yaitu: perkembangan intelektual siswa dan pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa. Kedua cakupan tersebut erat kaitannya dengan keterampilan berpikir yang dimiliki siswa.

(9)

DAFTAR PUSTAKA :

Margulies, Nancy dan Christine Valenza. (2008). Pemikiran Visual (terjemahan dari Visual Thinking: Tools for Mapping Your Ideas) . PT Indeks.

Prof. Drs. H. Herman Hudojo, M. (2001). Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika. Malang: JICA.

Rama, B. (2007, Juni). Beberapa Pandangan Tentang Guru Sebagai Pendidik. Lentera Pendidikan, Edisi X, No.1 , hal. 15-33.

Skemp, R. R. (1971). The Psychology Of Learning Mathmatics. Manchester: Pinguin Books.

Tim MKPBM Jurusan pendidikan Matematika. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

(10)

LAMPIRAN:

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan pendapat Parera et al, (2009) yang menyatakan bahwa tris kuning telur memberikan hasil yang baik karena kerusakan sel dan abnormalutas

dan waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol yang diperoleh. 2) Untuk memanfaatkan limbah nangka (biji nangka) untuk pembuatan. bioetanol sebagai energi alternatif dan menjadi

Proses Pembelajaran Proyek Melalui Kegiatan Berkebun dalam Mengembangkan Kreativitas anak Usia Dini Di TK Terpadu Tunas Krida Nusantara.. Tujuan inti proses

Hasil dari proses grayscaling yang didapat yaitu suatu sampel latih yang akan disimpan pada database dengan nilai pixel dan digunakan sebagai bahan referensi untuk

Dalam pemilihan citra uji ini, sebagian besar citra dari data Vistex digunakan sebagai basis data untuk proses pembelajaran dan beberapa di antaranya digunakan sebagai citra uji

Sistem Infomasi berbasis Web untuk Pemesanan Meja Dan Makanan adalah sebuah Sistem Infomasi yang digunakan untuk membantu pengunjung Rumah Makan Mba Tuti dalam

Namun untuk di gunakan sebagai tempat berlangsungnya perlombaan gedung senam PERSANI Kota Malang masih belum layak, karena masih ada kekurangan di dalamnya

[r]