• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPD 02 PPD 02 | Berbagi itu Indah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PPD 02 PPD 02 | Berbagi itu Indah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pertumbuhan dan perkembangan remaja, mahasiswa mampu: 1. menjelaskan hakikat pertumbuhan dan perkembangan;

2. menjelaskan prinsip perkembangan;

3. menjelaskan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan;

4. menjelaskan keterkaitan kematangan dan pengalaman dalam perkembangan remaja.

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan

Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.

(2)

panjang/tinggi, berat, dan kekuatannya demikian pula pertumbuhan itu tampak pada makin sempurnanya syaraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani. Dengan demikian pertumbuhan dapat dikatakan sebagai proses perubahan dan kematangan fisik.

Werner pada 1957 (Sunarto, dkk, 1994:31) menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (dalam Singgih, 1990:31) merumuskan arti perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain itu perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.

Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2) perubahan dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4) berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.

Soesilo Windradini (1995:2) menyatakan bahwa perkembangan individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu: (1) heriditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, dan (4) aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta mempunyai emosi.

(3)

penting dalam kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.

Perubahan-prubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat, dan mempengaruhi pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas, pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja. Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai “berkurang” dan pikiran mulai “mundur” sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap perubahan dalam pola kehidupan mereka.

Pada saat individu menyadari bahwa dalam dirinya ada perubahan-perubahan maka mereka akan mengambil sikap terhadap perubahan-perubahan-perubahan-perubahan ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap individu terhadap perubahan dalam perkembangan. Adapun faktor dimaksud adalah:

1) Penampilan diri

Perubahan-perubahan yang meningkatkan penampilan diri seseorang akan diterima dengan senang hati dan mengarah kepada sikap yang menyenangkan. Sedangkan perubahan-perubahan yang mengurangi penampilan diri akan ditolak dengan segala cara dan diupayakan untuk menutupinya.

2) Perilaku

(4)

sebaliknya bilamana perubahannya menyenangkan maka akan berpengaruh pada sikap yang menyenangkan pula.

3) Setereotip Budaya dan Nilai Budaya

Setereotip budaya akan dipakai untuk menilai individu pada usia-usia tertentu. Setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai tertentu yang dikaitkan dengan usia-usia yang berbeda. Usia produktif (kebudayaan Amerika) menuntun kita bahwa sikap terhadap kelompok usia dewasa ini lebih menyenangkan daripada usia-usia lainnya (remaja dan usia-usia lanjut).

4) Perubahan peranan

Sikap terhadap seseorang dari lapisan usia sangat dipengaruhi oleh peran yang mereka mainkan. Bila seseorang mengubah perannya, kurang senang, misalnya pensiun atau menjanda, maka sikap masyarakat terhadap mereka menjadi kurang simpatik.

5) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi mempunyai pengaruh besar terhadap sikap individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam perkembangan. Sikap terhadap penuaan menjadi kurang menyenangkan. Sikap ini dipertanjam oleh sikap-sikap sosial yang kurang menyenangkan.

B. Prinsip-prinsip Perkembangan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan perkembangan individu adalah sebagai berikut:

(5)

yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya: (a) bimbingan dan bantuan orang lain, (b) cara-cara menghadapi anak, (c) motivasi intrinsik yang kuat, dan (d) pengalaman yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan.

2. Perkembangan disebabkan karena kematangan dan belajar/latihan. Kematangan dan belajar/latihan adalah sebab-sebab perkembangan yang saling berhubungan. Kematangan menentukan kesiapan seseorang untuk belajar.

3. Semua individu berbeda

Memperhatikan perbedaan individu adalah penting sekali. Adanya perbedaan individu tersebut menyebabkan: kemungkinan tidak adanya reaksi yang sama terhadap rangsang yang sama dari lingkungan; tidak dapat diramalkan dengan pasti bagaimana reaksi seseorang walaupun diketahui reaksi yang umum; tidak ada kesamaan dalam menghadapi semua anak/orang; dan tidak dapat diharapkan adanya prestasi yang sama dari semua anak/orang seumur. Perbedaan individu dapat disebabkan oleh: kesehatan, kesempatan untuk belajar, motivasi belajar, kelompok sosial, lingkungan, dan sifat-sifat warisan.

4. Setiap periode perkembangan mempunyai kekhususan.

Hal tersebut perlu diketahui dan diperhatikan dalam menghadapi individu, agar supaya ia dapat dihadapi secara tepat.

Perkembangan ditandai adanya perubahan-perubahan baik kuantitatif maupun kualitatif, adapun prinsip perkembangan itu meliputi:

a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti

Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hayat. Perkembangann berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi hingga mencapai kematangan (masa tua).

b. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

(6)

dalam pertumbuhan fisik sering terganggu kesehatannya (sakit), maka ia akan mengalami gangguan dalam aspek perkembangan lainnya, seperti kecerdasannya menjadi kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.

c. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contoh, untuk dapat berjalan, seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yakni berlari atau meloncat.

d. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan terjadi pada tempo dan waktu yang berbeda (ada yang cepat dan ada pula yang lambat). Misal, (a) otak mencapai bentuk ukuran yang sempurna pada usia 6-8 tahun, (b) tangan, hidung, dan kaki mencapai pertumbuhan yang maksimum pada masa remaja, dan (c) imajinasi dan kreativitas berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.

e. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh berikut: (a) sampai umur 2 tahun, anak memusatkan perhatian pada mengenal lingkungan, menguasai gerak-gerik fisik, dan belajar berbicara, (b) pada umur 3-6 tahun, perkembangan dipusatkan pada sosialisasi yakni belajar bergaul dengan orang lain, (c) pada usia remaja, perkembangan berpusat pada membina hubungan dengan lawan jenis, (d) pada usia dewasa, perkembangan berpusat pada persiapan dunia kerja dan perkawinan, dan (e) pada usia lanjut, perkembangan dipusatkan pada persiapan menghadapi pensiun.

(7)

C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolescence, artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”. Lebih lanjut adolescence memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991). Remaja berada pada batas peralihan kehidupan dari anak menuju ke masa dewasa. Mappiare (1982) menyebutkan bahwa masa remaja berlangsung antara umur 12 – 21 tahun bagi wanita dan 13 – 23 bagi pria. Hilgard (1987) menyatakan bahwa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja ditandai oleh adanya kematangan seksual, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga dan menghadapi tugas menentukan cara mencari mata pencaharian. Batasan remaja sesungguhnya sulit didefinisikan, bahkan Sarlito (1991) menyatakan tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional.

Masa remaja sering dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson di sebut dengan identitas ego (ego identity). Masa ini terjadi karena remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan kehidupan dewasa. Ditinjau dari segi fisik mereka bukan lagi anak-anak melainkan seperti orang dewasa tetapi belum menunjukkan sikap dewasa.

Remaja sebetulnya tidak memiliki tempat, mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi belum juga diterima secara penuh untuk golongan orang dewasa. Oleh karena itu remaja sering dikenal dengan fase ”mencari jati diri” atau “fase topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimum fungsi fisik maupun psikisnya (Monk, dkk, 1989). Yang perlu ditekankan pada remaja ini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.

(8)

Sedangkan karakteristik yang relevan dengan perkembangan (perubahan-perubahan aspek psikologis dan sosial).

1. Pertumbuhan Fisik: Kematangan Seks Primer

Kematangan seks primer adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kematangan fungsi reproduksi. Kematangan seks primer bagi remaja perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche). Dengan timbulnya kematangan primer ini remaja perempuan merasa sakit kepala, pinggang, perut, dan sebagainya yang menyebabkan merasa capek, mudah lelah, cepat marah. Adapun kematangan seks primer bagi remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah (noeturnal emmission).

2. Pertumbuhan Fisik: Kematangan Seks Skunder

Karekteristik seks skunder yaitu ciri-ciri fisik yang membedakan dua jenis kelamin. Perubahan ciri-ciri skunder pada remaja laki-laki nampak seperti timbulnya “pubic hair” rambut di daerah alat kelamin, timbulnya “axillary hair” rambut di ketiak, seringkali tumbuh dengan lebat rambut di lengan, kaki, dan dada, kulit menjadi lebih kasar dari pada anak-anak, timbulnya jerawat, kelenjar keringat bertambah besar dan bertambah aktif sehingga banyak keringat keluar. Otot kaki dan tangan membesar, dan timbulnya perubahan suara.

Karakteristik seks skunder remaja perempuan ditandai seperti perkembangan pinggul yang membesar dan menjadi bulat, perkembangan buah dada, timbul “pubic hair’ rambut di daerah kelamin, tumbul “axillary hair” rambut di ketiak, kulit menjadi kasar dibandingkan pada anak-anak, timbul jerawat, kelenjar keringat bertambah aktif sehingga banyak keringat yang keluar dan tumbuhya rambut di lengan dan kaki.

3. Perkembangan Aspek Psikologis dan Sosial

(9)

keadaannya tidak stabil; (3) sangat sugestibel; (4) mencari identitas diri; (5) pergaulan dengan teman sebaya menjadi amat kuat (aktivitas kelompok); (6) tertarik pada lawan jenis; (7) bersifat kritis; (8) berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya; (9) seringkali mengadakan pertentangan; (10) keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas; dan (11) mengkhayal dan berfantasi.

Menurut Surakhmad (1980) remaja Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan yang sempurna membawa peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin mereka, dapat mempertimbangkan dan mengambil keputusan sendiri, melepaskan diri dari ikatan emosional dengan orang tua, memulai hidup berkeluarga, memulai hidup dalam ketatasusilaan dan keagamaan.

Lebih lanjut Hurlock (1991) menjelaskan bahwa ciri-ciri remaja sebagai berikut:

1) Masa remaja sebagai periode yang penting

Remaja merupakan periode penting karena pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental. Pertumbuhan dan perkembangan ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental, sikap, nilai, dan minat baru

2) Masa remaja sebagai periode peralihan

Setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan terhadap peran yang dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak-anak dan juga bukan orang dewasa. Kalaupun remaja berperilaku seperti anak-anak maka ia akan diajari bertindak atau berbuat sesuai umurnya, namun kalau remaja berperilaku seperti orang dewasa, ia sering dituduh “celananya kebesaran” dan dimarahi karena mencoba berbuat seperti orang dewasa.

(10)

Tingkat perubahan pada sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap pun berlangsung pesat, begitu pula sebaliknya.

4) Masa remaja sebagai usia bermasalah

Dua kesulitan yang sering ditemui masa remaja dan menjadi sumber masalah adalah: (1) sepanjang masa kanak-kanak sebagian masalahnya diselesaikan oleh orangtua dan orang dewasa lain (guru) dan (2) karena para remaja merasa diri mereka mandiri sehingga menolak bantuan orangtua dan orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan masalahnya.

5) Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awal remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi remaja perempuan dan laki-laki. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan sering tidak puas menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal seperti sebelumnya

6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupannya karena takut bertanggungjawab dan bersikap simpatik terhadap perilaku remaja normal

7) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah para remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa seperti merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang dan terlibat dalam perbuatan seks.

(11)

Remaja seringkali melihat diri sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik akan menyebabkan meningginya emosi.

D. Keterkaitan Kematangan dan Pengalaman

Dalam pembahasan mengenai pertumbuhan dan perkembanagn remaja di atas telah diuraikan beberapa aspek yang sedang dialami oleh setiap diri remaja– aspek biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ada dua aspek yang penting yang sangat menetukan keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan. Kedua aspek itu adalah kematangan dan pengalaman.

1. Kematangan

Pertumbuhan dan perkembangan berawal dari cetak biru (blue print) yang dibawa anak sejak lahir. Bahwa setiap anak telah membawa potensi untuk menjadi dirinya sebagaimana yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam masa-masa tertentu suatu potensi mengalami kematangan (maturation).

(12)

Jadi dalam proses tumbuh-kembang manusia ada waktu-waktu tertentu dimana suatu kemampuan dalam kondisi matang, siap untuk ditumbuh-kembangkan. Terkait dengan pertumbuhan kemampuan otak manusia sebagaimana telah diuraikan di bab sebelumnya, maka peristiwa kematangan ini didorong oleh adanya suatu kematangan kemampuan tertentu. Apabila kematangan ini direspon dengan kesempatan dan fasilitas belajar yang memadai, maka ia akan tumbuh dan berkembang membentuk suatu jaringan kompleks pada otak manusia.

Terkait dengan aspek kematangan, pendidik harus peka menemukan kapan masa kematangan suatu kemampuan muncul dan siap dengan program pendidikan yang diharapkan. Keterlambatan menangkap peristiwa kematangan terhadap suatu kemampuan akan berakibat kurang baik sebagaimana yang diharapkan.

2. Pengalaman

Pengalaman memegang peranan penting bagi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi manusia dewasa yang penuh tanggung jawab. Dalam kaitan ini, pengalaman menyangkut dua aspek yaitu pengalaman biologis dan sosial.

(13)

Aspek kedua adalah pengalaman sosial bersama dengan orang-orang di lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Pengalaman bergaul dengan orang lain dalam suasana yang akrab dan sarat dengan pengalaman belajar akan membuat anak berkembang secara meyakinkan.

Dalam berbagai kesempatan, remaja lebih mengutamakan hubungan berkawan ketimbang hubungan dengan orangtua. Mereka cenderung mengutamakan pengalaman-pengalaman hidup yang dinikmati bersama kawan-kawannnya. Bahkan seringkali remaja berani melakukan beberapa perbuatan yang bisa jadi bertentangan dengan kehendak orangtua mereka. Oleh karena itu, bagaimana penyesuaian diri remaja dengan orang lain perlu mendapatkan perhatian orangtua. Hal terakhir ini akan diuraikan tersendiri pada bab terakhir.

Oleh karena pertumbuhan dan perkembangan remaja dipengaruhi oleh faktor kematangan dan pengalaman hidup, maka muncul persoalan mana yang lebih dominan. Dalam hal ini tidak bisa dipilih salah satu lebih baik dari lainnya. Keduanya saling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan remaja. Hal yang paling pokok adalah bagaimana masa kematangan remaja diidentifikasi dan bagaimana pendidik menfasilitasi remaja untuk mendapatkan pengalaman yang berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadinya.

RANGKUMAN

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.

(14)

sebagai hasil dari proses kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Selain itu perkembangan merupakan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.

Prinsip perkembangan remaja meliputi: (1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti, (2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, artinya setiap aspek perkembangan individu, baik fisik maupun psikis (emosi dan inteligensi) maupun sosial, satu sama lain saling mempengaruhi, (3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu, artinya perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu dan setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, (4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan, artinya perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan terjadi pada tempo dan waktu yang berbeda (ada yang cepat dan ada pula yang lambat), (5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas, dan (6) Setiap individu yang normal akan mengalami fase/tahap perkembangan, artinya bahwa dalam menjalani hidup yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua.

(15)

belum diketahuinya; (9) seringkali mengadakan pertentangan; (10) keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas; dan (11) mengkhayal dan berfantasi.

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia terdapat dua aspek penting yang berpengaruh yaitu kematangan dan pengalaman. Kedua aspek bagaikan pendulum tingkat kepentingannya bagi terjadinya proses pertumbuhan dan kematangan manusia. Keduanya merupakan aspek yang tidak dapat diabaikan oleh para pendidik.

PENDALAMAN

Untuk mengukur pengalaman belajar mahasiswa pada tingkat standard ketuntasan minimal belajar (SKMB) maka selesaikan tugas-tugas berikut secara kelompok dan laporkan hasil pemahaman kelompok.

1. Jelaskan alasan-alasannya mengapa pertumbuhan dan perkembangan setiap individu mengikuti prinsip berbeda antara remaja satu dengan lainnya! 2. Manakah dari antara delapan ciri-ciri remaja yang paling sulit diprediksi?

Jelaskan dan sertakan contoh-contohnya!

3. Terkait dengan adanya faktor kematangan dan pengalaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, bagaimana seorang pendidik menyikapi kedua aspek tersebut?

DAFTAR RUJUKAN

Hurlock, Elisabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mappiare. A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

Monks, FJ, dkk. 1984. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: UGM Press.

(16)

Singgih D.Gunarsa dan Ny. Singgih D.G. 1990. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Soesilo Windradini dan Suwandi, Iksan. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Malang: FIP IKIP MALANG.

Sunarto dan Hartono, Ny. Agung. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah International Office UNS menggunakan strategi komunikasi dalam membangun reputasi universitas di kalangan

Inilah beberapa inovasi yang hendak dicapai yaitu memiliki visi untuk berubah, pengembangan softskill, memerangi ketakutan akan berubah, memiliki pemikiran seperti pemodal

lebih akhir dari pengamatan Arthropoda di padi dan pematang karena pada saat awal dibuat tanah pulau bunga masih labil dan flora berbunga masih dalam masa adaptasi

Penelitian ini menggunakan 1 kelompok, yang terdiri dari 16 orang yang masing-masing subjek melakukan tes dengan 3 perlakuan yang berbeda sehingga setiap subjek

Jika anda sedang menderita penyakit gonore atau kencing nanah pengobatan sesegera mungkin harus anda lakukan, karena jika di biarkan akan semakin parah dan resiko untuk menular

analytic hierarchy process (AHP) dan technique for order preference by similarity to ideal solution (TOPSIS) untuk digunakan pada kegiatan pengadaan barang dengan

Arcus pedis ini memiliki kedalaman yang berbeda-beda setiap orang. Flat foot merupakan arcus pedis yang kedalamannya kurang dari 1 cm. Hal ini

Jika gejala berupa rasa gatal atau iritasi sudah mulai terjadi pada kulit organ kelamin anda maka bisa jadi ini adalah gejala yang harus segera anda antisipasi supaya tidak semakin