BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuntitatif, yaitu suatu metode dalam meneliti status suatu objek pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Natsir, 2003). Desain Penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian dilihat dari atas
(Sumber : Google Earth, 2017)
Lokasi Pantai Cengkrong Trenggalek
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah Hutan Mangrove Pantai Cengkrong dan Seluruh Kepiting bakau yang ada di hutan mangrove.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo, 2005). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah Mangrove yang tedapat dalam plot penelitian dan Kepiting bakau yang terjebak di dalam bubu.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
Tahap yang perlu dilakukan adalah persiapan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam Pengambilan sampel mangrove :
No. Nama Alat Kegunaan
1 Tali Rafia Membuat belt transek 2 Meteran Mengukur panjang transek 3 Buku Identifikasi oleh
Noor et al., (1999)
Mengetahui jenis mangrove
4 Alat tulis Sebagai pencatatan
5 Kamera Dokumentasi kegiatan
6 GPS Mengetahui titik koordinat
Tabel 3.2 Alat yang digunakan dalam mengukur parameter abiotik :
No. Nama Alat Kegunaan
1 Termometer Batang Mengukur Suhu air 2 Secchi disk Mengukur Kedalaman air 3 Salinometer Mengukur salinitas air 4 Secchi disk Mengukur Kecerahan air
5 pH tester Mengukur pH air
Tabel 3.3 Alat yang digunakan dalam Pengambilan Sampel Kepiting Bakau :
No. Nama Alat Kegunaan
1 Bubu Menangkap sampel kepiting bakau
2 Buku Identifikasi FAO (2011)
Mengetahui jenis kepiting bakau
3 Ember Wadah sampel kepiting bakau
4 Alat tulis Sebagai pencatatan
5 Kamera Dokumentasi kegiatan
6 Formalin Mengawetkan kepiting bakau
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
3.4.2.1 Pengumpulan Data Mangrove
Pengumpulan data mangrove dimulai dengan melakukan penyamplingan dengan menggunakan Metode Belt Transek, metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topograpi, dan elevasi.
maka transek 10 m yang baik. Panjang transek tergantung tujuan penelitian yang dipelajari (Rani, 2011).
Pengamatan kerapatan mangrove menggunakan 3 stasiun pengamatan dengan panjang tiap stasiun tergantung dari pasang surut maksimal di pantai tersebut.
Tabel 3.4 Koordinat Pengambilan Sampel
Stasiun Lintang Selatan Bujur Timur
I 08o17’50.8” 111o42’23.8”
II 08o17’52.3” 111o42’23.6”
III 08o17’54.1” 111o42’19.3”
Pasang surut maksimal pada saat dilakukan penelitian adalah 50 m. Jadi luas area tiap stasiun pengamatan adalah 50x10 m2 yang kemudian dibagi menjadi 25
plot pengamatan dengan luas masing-masing plot adalah 2x5 m2 dan jarak antar plot
Gambar 3.4 Denah stasiun III
A B C D E
1
1B
1E
2
2D
3
3A
3E
4
4B
4E
5
5B
5C
50 m
10 m
3.4.2.2 Pengumpulan Data Kepiting Bakau.
Kepiting Bakau yang diambil sebagai sampel dilakukan dengan menggunakan
Purposive Sampling di setiap stasiun area dan memakai perangkap kepiting bakau yang disebut bubu dan umpannya berupa daging ikan pari. Pada masing – masing stasiun pengamatan dipasang bubu sebanyak jumlah plot (27 plot). Peletakan perangkap dan pengambilan kepiting bakau dilakukan pada saat surut. Bubu merupakan alat tangkap statis yang pengoperasiaanya diletakkan di semak dan lumpur pada area mangrove
Pengambilan sampel kepiting dilakukan dengan 3 kali pengulangan dengan jarak waktu pengulangan adalah 1 Bulan. Kepiting bakau yang tertangkap diberi label kemudian diawetkan menggunakan formalin 4% untuk selanjutnya di identifikasi di Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang.
Gambar 3.5 Alat tangkap Kepiting Bakau (Bubu) (Sumber : Hasil Penelitian, 2017)
3.4.2.3 Pengukuran Parameter Abiotik
telah dipersiapkan kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan kualitas lingkungan berdasarkan Kepmen LH No. 51 Tahun 2004.
1. Suhu air
Pengambilan data suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer batang. Pengukuran suhu dilakukan langsung pada setiap stasiun pengamatan dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
2. pH air
Pengambilan data pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter. Teknik pengambilannya adalah dengan terlebih dahulu mengambil sebagian air di area penelitian menggunakan botol sampel, kemudian pH meter dicelupkan hingga memperoleh angka yang konstan. Pengambilan sampel air di tiap stasiun pengamatan, dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. 3. Salinitas air
Pengukuran salinitas atau kadar garam pada air dilakukan dengan menggunakan salinometer. Air pada lokasi penelitian terlebih dahulu diambil dan dimasukkan pada botol sampel. Selanjutnya digunakan salinometer, yaitu dengan cara menaruh satu atau dua tetes sampel pada salinometer, kemudian ditunggu hingga menunjukkan angka yang konstan. Satuan yang digunakan pada salinometer adalah ppm. 4. Kedalaman air
Kedalaman sungai diukur dengan cara memasukkan Secchi disc
5. Kecerahan air
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode visual. Metode visual dilakukan dengan cara melakukan pengukuran kemampuan penetrasi cahaya matahari di dalam air. Kemampuan penetrasi cahaya ini dinilai dengan cara mengukur jarak terjauh cahaya mampu menembus air. Jarak diukur dari permukaan air hingga kedalaman tertentu sesuai kemampuan cahaya. Alat yang digunakan adalah Secchi disk.
Secchi disk merupakan sebuah alat berbentuk cakram lingkaran dengan diameter 8 inch yang diberi warna hitam dan putih pada permukaan atasnya. Permukaan atasnya juga dibuat mengkilap agar dapat memantulkan cahaya. Tali diikatkan pada bagian pusat permukaan atas sebagai pegangan saat alat diturunkan ke dalam air sekaligus sebagai penanda kedalaman. Pada bagian permukaan ditambahkan pemberat agar cakram stabil dan lebih mudah tenggelam.
Cara kerja Secchi disk adalah dengan menurunkan cakram ke dalam air secara perlahan. Secchi disk semakin lama akan semakin dalam dan semakin tidak terlihat. Penurunan cakram dihentikan saat
cakram pertama kali tidak terlihat. Tanda diberikan pada tali yang berada di batas permukaan air. Cakram diangkat kembali, kemudian dilakukan pengukuran panjang tali (pengukuran dari permukaan atas cakram hingga tanda yang telah dibuat pada tali sebelumnya. Nilai panjang tali yang diukur ini menjadi nilai tingkat visibilitas air (Effendi, 2000).
3.5 Teknik Analisis data
3.5.1 Vegetasi Mangrove
Menurut Bengen (1999), Adapun perhitungan besarnya nilai kuantitif parameter vegetasi dilakukan dengan formula berikut ini :
Kerapatan Jenis : a
Rumus Perhitungan Kelimpahan Jenis Kepiting menurut Kusmana (1997) :
Rumus Perhitungan Kelimpahan Relatif Jenis Kepiting Kelimpahan Relatif (KR) : a a
a a a a
�
00%
3.5.3 Hubungan Kerapatan Mangrove dengan Kepadatan Kepiting Bakau
Dari data kerapatan mangrove dan kepadatan kepiting bakau dapat diketahui korelasi antara vegetasi mangrove dengan kepiting bakau menggunakan model regresi sederhana. Rumus yang digunakan adalah : Y = a + b X
Keterangan :
Y : Kepadatan Kepiting Bakau (ind/ha) X : Kerapatan Mangrove (ind/ha) a : konstanta
b : slop