• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Tegangan Dua Dimensi pada Balok Tinggi dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Metode HEFT 240

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Analisa Tegangan Dua Dimensi pada Balok Tinggi dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Metode HEFT 240"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Balok tinggi adalah elemen struktur yang dibebani sama seperti balok

biasa dimana besarnya beban yang signifikan dipikul pada sebuah tumpuan

dengan gaya tekan yang menggabungkan pembebanan dan reaksi. Sebagai

hasilnya, distribusi tegaangannyatidak lagi linier dan deformasi geser menjadi

signifikan jika dibandingkan pada lenturan murni.

Ada banyak cara dalam menganalisis sebuah balok tinggi, misalnya

metode finite difference, metode elastisitas dua dimensi, metode analisis tegangan.

Metode elemen hingga (finite element method ) dapat digunakan untuk

menganalisis tegangan yang timbul dan menghitung deformasi pada balok tinggi.

Tegangan-tegangan yang dihasilkan dapat dipakai sebagai gambaran untuk

menempatkan tulangan pada perencanaan balok tinggi.

Menurut Daryl L. Logan (2007), tegangan bidang didefensisikan sebagai

keadaan yang mana tegangan normal dan tegangan geser yang mengarah tegak

lurus terhadap bidang diasumsikan sama dengan nol. Sementara regangan bidang

didefenisikan sebagai keadaan yang mana regangan normal pada bidang x-y, 𝜀𝜀𝑧𝑧 dan regangan geser , 𝛾𝛾𝑥𝑥𝑧𝑧dan , 𝛾𝛾𝑦𝑦𝑧𝑧 diasumsikan sama dengan nol. Asumsi dari regangan bidang secara realistis pada bidang yang memanjang kearah x dengan

potingan melintang konstan dan diberi pembebanan yang bereaksi hanya pada

arah x dan/ atau arah y dan tidak bervariasi pada arah z.

(2)

Gambar 1.2 regangan bidang pada (a) dam yang mengalami beban horizontal (b) pipa yang mengalami beban vertikal (Daryl L. Logan : 2007)

Konsep dari kondisi tegangan dan regangan dua dimensi dan hubungan

antara tegangan/regangan untuk tegangan bidang dan regangan bidang perlu

diketahui pada penyusunan dan aplikasi dari matriks kekakuan untuk tegangan/

regangan bidang dengan elemen segitiga.

Pertama sekali dilustrasikan keadaan tegangan dua dimensi berdasarkan

gambar berikut :

Gambar 1.3 keadaan tegangan dua dimensi (Daryl L. Logan : 2007)

Elemen sangat kecil dengan sisi dx dan dy yang telah mengalami tegangan

normal 𝜎𝜎𝑥𝑥 dan 𝜎𝜎𝑦𝑦 masing-masing berperan pada arah sumbu x dan y ( disini pada permukaan vertikal dan horizontal). Sedangkan gaya geser 𝜏𝜏𝑥𝑥𝑦𝑦berperan pada tepi sumbu y ( permukaan vertikal ) dalam arah y dan gaya geser 𝜏𝜏𝑦𝑦𝑥𝑥berperan pada tepi sumbu x( permukaan vertikal ) dalam arah y. Momen keseimbangan dari

(3)

{𝜎𝜎} =� 𝜎𝜎𝑥𝑥

𝜎𝜎𝑦𝑦

𝜏𝜏𝑥𝑥𝑦𝑦

Tegangan yang diberikan dari persamaan diatas akan dinyatakan dalam

derajat kebebasan perpindahan pada suatu titik. Oleh karena itu setelah

perpindahan nodal ditentukan maka tegangan- tegangan dapat langsung

dievaluasi.

Berdasarkan konsep tegangan, tegangan-tegangan utama dimana tegangan

minimum dan maksimum pada bidang dua dimensi dapat diperoleh dari

persamaan berikut :

𝜎𝜎1 =

Juga sudut utama 𝜃𝜃𝑝𝑝 yang mendefinisikan keadaan normal yang arahnya tegak lurus terhadap bidang dimana tegangan maksimum atau minimum berperan

dapat dicari melalui persamaan :

𝑡𝑡𝑚𝑚𝑚𝑚2𝜃𝜃𝑝𝑝 = 2𝜏𝜏𝑥𝑥𝑦𝑦 𝜎𝜎𝑥𝑥− 𝜎𝜎𝑦𝑦

Metode elemen hingga dapat dipandang sebagai perluasan metode

perpindahan ( yang dikenal pada konstruksi rangka ) ke masalah kontinum

berdimensi duadan tiga, seperti plat, stuktur selaput (shell) dan lain-lain.Dalam

metode ini, kontinum sebenarnya diganti dengan sebuah struktur ideal ekivalen

yang terdiri dari elemen – elemen diskrit.

Pada dasarnya struktur dengan system diskrit ini sama dengan system

generalized, yaitu bilajumlah elemen-elemen yang membangun struktur tersebut

mendekati tak berhingga. Pemecahan sistem iniberupa persamaan aljabar yang

dinyatakan dalam bentuk matiks, sedangkan untuk sistem generalized pemecahan

(4)

Ada dua tipe elemen yang paling umum digunakan yaitu elemen berbentuk

segi empat dan berbentuk segitiga, Dalam tulisan ini akan dibahan mengenai

pemakaian elemen segitiga.

Gambar 1.4 model elemen segitiga

Masing – masing titik pada elemen mempunyai 2 derajat kebebasan (two

degree of freedom ) . maka untuk elemen segitiga total derajat kebebasannya

menjadi 6 ( u1, v1, u2, v2, u3, v3 ). Serta gaya- gaya yang sesuai adalah ( Fx2,

Fy1, Fx2, Fy2, Fx3, Fy3 )

Berdasarkan JR William Weaver dan Paul R Johnston. (1993), Matriks

Kekakuan elemen segitiga (Constant Strain Triangle) dapat dinyatakan sebagai :

[𝑘𝑘] =𝑡𝑡𝐴𝐴 [𝐵𝐵]𝑇𝑇[𝐷𝐷][𝐵𝐵]

Dimana :

[k] = matriks kekakuan struktur,

t = tebal elemen,

𝐴𝐴= luasan elemen,

[B] = matriks gabungan,

(5)

Dalam tulisan ini yang akan dihitung adalah tegangan bidang dan

asusmsi yang digunakan adalah :

𝜎𝜎𝑧𝑧 = 𝜏𝜏𝑥𝑥𝑧𝑧 = 𝜏𝜏𝑦𝑦𝑧𝑧 = 0

Hubungan antara tegangan dan regangan adalah :

𝜎𝜎𝑥𝑥 = (1− 𝑣𝑣𝐸𝐸 2)�𝜀𝜀𝑥𝑥+𝑣𝑣𝜀𝜀𝑦𝑦�

𝜎𝜎𝑦𝑦 = (1− 𝑣𝑣𝐸𝐸 2)�𝜀𝜀𝑦𝑦 +𝑣𝑣𝜀𝜀𝑥𝑥�

𝜏𝜏𝑥𝑥𝑦𝑦 = 2(1− 𝑣𝑣𝐸𝐸 ) =𝛾𝛾𝑥𝑥𝑦𝑦 =𝐺𝐺𝛾𝛾𝑥𝑥𝑦𝑦

Dimana : E = merupakan modulus elastisitas bahan

v = angka poisson.

G = modulus geser

Matriks elastisitas [D] didapat dari kondisi tegangan dan regangan dua

dimensi, didapat matriks :

{𝜎𝜎} = [𝐷𝐷]{𝜀𝜀}

[𝐷𝐷] = 𝐸𝐸 1− 𝑣𝑣2�

1 𝑣𝑣 0

𝑣𝑣 1 0

0 0 1− 𝑣𝑣

2 �

Matriks gabungan [B] didapat dari hubungan antara regangan/

perpindahan dan tegangan / regangan. Regangan yang berhubungan dengan

(6)

{𝜀𝜀} = 1

Kemudian matriks diatas disederhanakan menjadi :

{𝜀𝜀} = [𝐵𝐵]{𝑑𝑑}

[𝐵𝐵] =�𝐵𝐵𝑚𝑚𝐵𝐵𝑗𝑗𝐵𝐵𝑚𝑚

Sehingga hubungan dari matriks kekakuan elemen segitiga dapat dijabarkan

menjadi :

Dimana: [k] = sebuah fungsi variasi dari koordinat titik x dan y, dan dapat

disimbolkan dengan 𝛾𝛾 dan 𝛽𝛽.

E = merupakan modulus elastisitas bahan .

(7)

Setelah kita mendapatkan matriks kekakuan [k], maka nilai kekakuan

setiap elemen dapat digabungkan kedalam matriks kekakuan global.

{𝑍𝑍} = [𝐾𝐾]{𝑑𝑑}

Dimana: {𝑍𝑍} = matriks gaya

{𝑑𝑑} = matriks perpindahan

Dengan didapatkannya nilai perpidahan, maka kita bisa mencari nilai

tegangan, melalui persamaan matriks :

{𝜎𝜎} = [𝐷𝐷][𝐵𝐵]{𝑑𝑑}

Secara umum, penjabaran persamaan diatas menjadi

(8)

1.2 Latar Belakang Masalah

Dalam menghitung tegangan pada balok tinggi dapat dikerjakan melalui

berbagai metode.Secara eksak nilai tegangan dapat dicari tetapi membutuhkan

waktu yang lama dan pendalaman pada rumus yang dipakai. Salah satu metode

lain yang bisa dipakai untuk mencari tegangan pada balok tinggi dapat

menggunakan metode elemen hingga ( finite element method ).

Untuk melakukan analisis ini dipergunakan elemen segitiga yaitu dengan

membuat garis fiktif yang sedemikian rupa sehingga membentuk elemen-elemen

segitiga dan masing-masing nodal diberi nomor-nomor yang berurutan. Tetapi

dalam perhitungannya akan mejadi lama jika dilakukan secara manual. Maka

diperlukan alat bantu yang dapat mempermudah pekerjaan dalam menyelesaikan

perhitungan tersebut, oleh karena itu penulis memakai program Microsoft Excel

yang nantinya nilai tegangan yang didapat akan dibandingkan dengan

menggunakan metode Heft 240.

Metode Heft 240 dipergunakan untuk mendapatkan tegangan dengan

prosedur dan tabel-tabel yang sudah ditetapkan untuk berbagai kondisi perletakan

dan pembebanan.

(9)

Dibawah ini adalah model balok tinggi yang akan dianalisis :

3000 mm

3000 mm 500 mm

400 kN

500 mm 500 mm 500 mm 500 mm 500 mm

500 mm

500 mm

500 mm

500 mm

500 mm

500 mm

500 mm

400 kN

Gambar 1.6 model balok tinggi

Kemudian struktur diatas akan dihitung dengan menggunakan elemen

(10)

3000 mm

Gambar 1.7 pembagian elemen segitiga

3000 mm

(11)

1.3 Aplikasi

1.3.1 Transfer girder

Balokgirderadalah balok diantara dua penyangga (pier atauabutment )

yang berfungsi untuk mendukung balok lainnya yang lebih kecil dalam suatu

konstruksi, umumnya merupakan balok I, tetapi juga bisa berbentuk box, ataupun

bentuk lainnya. Pada balok tinggi sebagai transfer girder adalah ketika balok

tinggi mengambil peranan balok girder ini dengan menyalurkan pembebanan

yang dipikul dari struktur diatasnya ke perletakan.

Contoh bangunannya adalah Brunswick Building, dimana setiap beban

pada kolom-kolom perimeter yang berjarak disalurkan melalui balok tinggi pada

sebuah kolom berasr berjarak pada lantai dasar.

Gambar 1.9Brunswick Building

1.3.2 Bangunan bentang lebar tanpa kolom

(12)

(c)

Gambar 1.10(a) Biological Station of Garducho(b) penulangan balok tinggi memanjang (c) melintang

1.3.3 PemasanganDinding Precast Pada Bangunan Tanpa Kolom

(13)

Gambar 1.12 pemasangan struktur precast

1.4 Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membandingkan perhitungan

tegangan pada balok tinggi dengan metode elemen hingga (finite element method )

dengan hasil metode heft 240.

1.5 Batasan Masalah

Pada analisa ini, penulis membatasi permasalahan untuk penyederhanaan

sehingga tujuan dari penulisan tugas akhir ini dapat dicapai, yaitu :

1. Model struktur bangunan adalah balok tinggi ( h= L )dengan panjang 3 meter,

lebar3 meter dan tebal 0,5 meter.

2. Beban yang bekerja adalah beban vertikal statis ekivalen sebesar 400 kN yang

bekerja pada balok dengan perletakan sederhana ( sendi-rol).

3. Menganalisa tengangan yang terjadi akibat beban terpusat.

Analisa struktur yang dilakukan adalah dengan finite element method

untuk dua dimensi.

4. Sebagai perbandingan dari nilai tegangan yang diperoleh dengan metode

(14)

1.6 Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah analisa

dengan mengumpulkan data-data dan keterangan dari buku yang berhubungan

dengan pembahasan tugas akhir ini serta masukan – masukan dari dosen

pembimbing. Perhitungan dan pemasukan matriks – matriks finite element

method dilakukan dengan bantukan program Microsoft Excel 2010. Sedangkan

sebagai perbandingan nilai tegangan yang didapatkan dengan menggunakan

Gambar

Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan
Gambar 1.2 regangan bidang pada (a) dam yang mengalami beban horizontal (b) pipa
Gambar 1.4 model elemen segitiga
Gambar 1.5 keadaan tegangan antara balok biasa dengan balok tinggi(M. Rὄsler, 2002)
+6

Referensi

Dokumen terkait

//Dengan bermacam nama mahkluk, semua kabar yang menyebar di jagad raya, sangat meragukan sebenarnya, berita untuk roh itu, sebenarnya yang sebenarnya mengerti yang

Sedangkan aktivitas guru yang dikategorikan cukup baik adalah (1) guru memberikan reward kepada individu atau kelompok atas hasil pekerjaan baik, dan (2) guru

Rambu-rambu yang dimaksud adalah meliputi hal-hal yang berkaitan dengan (1) tingkat perkembangan anak, (2) tingkat kesiapan anak, (3) GBPP mata pelajaran Bahasa Indonesia, (4)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Transformational Leadership terhadap Competitive Advantage melalui University Culture dan Student Engagement

Kecenderungan wanita kawin untuk bekerja di atas jam kerja normal (lebih dari 40 jam dalam seminggu) lebih tinggi pada wanita yang berusia lebih muda, memiliki tingkat pendidikan

Dengan energi aktivasi yang kecil ini dapat dihasilkan konduktivitas ionik yang besar pada suhu yang lebih rendah. Grafik ln  .T terhadap 1/T

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Jenis tanaman yang tergolong dalam Kelas Magnoliopsida lebih banyak ditemukan dibandingkan jenis tanaman pekarangan dari kelas lainnya, baik pada tipe Pekarangan