• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pedoman Penyusunan Proposal & Penulisan Skripsi terbaru.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Buku Pedoman Penyusunan Proposal & Penulisan Skripsi terbaru.pdf"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN

PROPOSAL DAN PENULISAN SKRIPSI

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN

(2)

SURAT KEPUTUSAN

KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN

Nomor : /KEP/II.3.AU.0/E/2017

Tentang

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PENULISAN SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim

Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan setelah :

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan salah satu Catur Dharma Perguruan Tinggi dan kelancaran proses dalam bimbingan dan penyusunan karya tulis ilmiah dipandang perlu membuat pedoman penulisan proposal dan penulisan skripsi bagi mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan;

2. Bahwa sehubungan dengan butir 1 di atas, maka perlu ditetapkan Surat Keputusan Ketua tentang Pedoman Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi bagi mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan.

Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 430);

2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

8. Statuta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan.

Memperhatikan : Usulan Lembaga Pengembangan Riset dan Teknologi (LPRISTEK) Sekolah

(3)

PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PENULISAN SKRIPSI.

Pertama : Menetapkan Pedoman Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi bagi

mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan mulai tahun akademik 2017/2018;

Kedua : Pedoman Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi ditetapkan untuk

dijadikan pedoman pelaksana kegiatan penelitian Skripsi dilingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari

terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :Kuningan

Pada Tanggal :Rabiul Awal 1439 H. 28November 2017 M.

Ketua,

Dr. Muhammad Samsudin, S.Ag., M.Pd.

NIDN.0504047002

Tembusan Yth : 1. Wakil Ketua

2. Ketua Lembaga Pengembangan Riset dan Teknologi (LPRISTEK). 3. Para Ketua Prodi.

(4)

SAMBUTAN

KETUA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH KUNINGAN

Assalamualaikum Wr, Wb.

Puji dan syukur kami sampaikan, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan

Allah SWT, sehingga dengan rahmatnya kita bisa menyelesaikan buku pedoman penulisan

skripsi ini untuk mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan.

Sebagaimana di maklumi bersama, bahwa proses pendidikan pada jenjang Strata 1

(S1) seluruh mahasiswa yang berada di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Muhammadiyah Kuningan tidak lepas dari kegiatan penulisan tugas akhir yaitu

penulisan skripsi. Dalam penulisan skripsi tersebut ada tata cara penulisan untuk menjamin

tercapainya kualitas penulisan dan penyajian yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan

ilmiah yang benar sehingga STKIP Muhammadiyah Kuningan melakukan revisi buku

pedoman ini agar sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan tersebut dan mengingat bahwa

STKIP Muhammadiyah Kuningan memiliki visi Menjadi Perguruan Tinggi Islami yang

Unggul dan Berdaya Saing di Tinggkat Nasional pada Tahun 2020 semua hal yang dilakukan

harus mengarah pada visi tersebut.

Semoga buku pedoman edisi revisi ini berguna bagi mahasiswa khususnya dan civitas

akademika STKIP Muhammadiyah Kuningan pada umumnya saya sebagai Ketua STKIP

Muhammadiyah Kuningan mengucapkan terima kasih kepada tim penyususn atas

terselesaikannya buku pedoman penulisan skripsi ini semoga amal baik kita semua mendapat

balasan yang sesuai dari Allah SWT Amin.

(5)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan

taupiq-nya sehingga Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Mugammadiyah

Kuningan dapat menyelesaikan buku pedoman penyusunan proposal dan skripsi edisi revisi.

Buku ini merupakan buku pedoman penyusunan skripsi yang meliputi peraturan

umum penyusunan proposal dan panduan penulisan skripsi dan teknik bimbingan, disamping

itu buku ini berisi tentang tuntunan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan

penulisan skripsi, disamping itu buku ini juga sebagai pegangan dosen pembimbing untuk

memberikan arahan kepada mahasiswa yang dibimbingnya.

Buku pedoman ini merupakan revisi dari buku pedoman sebelumnya yang disusun

oleh LP3M yang sekarang berganti nama menjadi Lembaga PengembanganRiset

danTeknologi (LPRISTEK)dibuat sesuai dengan ruang lingkup Sekolah Tinggi Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan dengan tetap mengacu pada

kaidah-kaidah penulisan skripsi. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan masih adanya

beberapa kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukan dari semua pihak selalu

diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya.

Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya buku pedoman ini

kami ucapkan terima kasih.

Kuningan, 28 Oktober 2017

Ketua LPRISTEK

ttd.

(6)

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Penulisan Proposal Skripsi ... 1

A. Penentuan Bidang Topik ... 1

B. Penentuan Permasalahan yang akan diteliti ... 1

C. Penentuan Pendekatan ... 1

D. Sistematika Proposal dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif ... 1

a. Proposal dengan Pendekatan Kuantitatif ... 1

b. Proposal dengan Pendekatan Kualitatif ... 8

E. Sistematika Penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas ... 14

F. Sistematika Penulisan proposal Penelitian R & D ... 24

BAB II Penulisan Skripsi ... 30

A. Pengertian Skripsi ... 30

B. Karakteristik ... 30

C. Fungsi dan Kedudukan Skripsi... 30

D. Wilayah Penelitian Skripsi ... 30

E. Bimbingan Skripsi ... 30

BAB III Teknik Penulisan Skripsi ... 32

A. Ketentuan Umum ... 32

B. Ketentuan Khusus... 32

BAB IV Bimbingan Skripsi ... 40

A. Prinsip Bimbingan ... 40

B. Kesepakatan Bimbingan Skripsi ... 40

C. Frekuensi Bimbingan ... 40

D. Model Interaksi Pembimbing Skripsi dengan Mahasiswa ... 41

E. Ketidakpuasan Selama Proses Bimbingan ... 41

F. Kualifikasi Pembimbing ... 41

G. Hak dan Kewajiban Pembimbing ... 41

H. Hak dan Kewajiban Mahasiswa ... 42

I. Penggantian Pembimbing Skripsi ... 43

J. Perbedaan Pendapat ... 43

K. SOP penentuan Pembimbing Skripsi ... 44

BAB V Seminar Proposal Skripsi ... 45

A. Tujuan Kegiatan ... 45

B. Ruang Lingkup ... 45

C. Definisi ... 45

D. Referensi ... 45

E. Ketentuan Umum ... 45

F. Tujuan Seminar Proposal Skripsi ... 45

G. Persyaratan ... 46

H. tata Cara Pelaksanaan ... 47

I. Perbaikan dan Seminar Ulang ... 47

J. Prosedur Pelaksanaan Seminar Proposal Skripsi ... 48

BAB VI Ujian Skripsi ... 49

A. Tujuan Kegiatan

...

49

49

B. Ruang Lingkup

...

49

(7)

H. Perbaikan dan Ujian Ulangan Skripsi

...

51

I. Prosedur Pelaksanaan Sidang Skripsi

...

52

(8)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

BAB I

PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

A. PENENTUAN BIDANG TOPIK

Yang pertama harus dipikirkan oleh mahasiswa ketika akan menyusun proposal skripsi adalah topik skripsi, bukan judul skripsi. Untuk menentukan topik skripsi mahasiswa harus memilih yang sesuai dengan disiplin keilmuanya pada program studi masing-masing contohnya Program Studi PGSD dalam Program Studi PGSD ada konsentrasi IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKN, dan Matematika mahasiswa bisa menentukan dalam konsentrasi tersebut apakah akan meneliti dalam model-model pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum, administrasi pendidikan, kebijakan pendidikan dan lain-lain.

B. PENENTUAN PERMASALAHAN YANG AKAN DITELITI

Setelah menentukan topik baru mahasiswa bisa menentukan masalahyang akan ditelitisehingga penelitian itu benar-benar ilmiah, mahasiswa sebagai penulis proposal harus benar-benar menguasai permasalahan yang akan diteliti dan dipahami oleh calon peneliti sendiri, masalah yang akan diteliti bukan dibuatkan oleh orang lain, oleh karena yang akan melakukan penelitian adalah mahasiswa sendiri. Tanpa menguasai permasalahan mahasiswa tidak akan bisa menulis dan menyususun proposal yang akan dijadikan bahan untuk penelitian atau penulisan skripsi, masalah bisa bersumber dari lembaga pendidikan (sekolah dan dinas pendidikan), guru/kepala sekolah, kurikulum, media pembelajaran, materi pelajaran, administrasi pendidikan, model pembelajaran, undang-undang yang berkaitan dengan pendidikan, siswa, sarana prasarana sekolah dan isu-isu pendidikan

C. PENENTUAN PENDEKATAN

Penulisan proposal skripsi harus menentukan pendekatan penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan salah satu dari dua pendekatan penelitian yang tawarkan di STKIP Muhammadiyah Kuningan yaitu; pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dan mahasiswa yang akan mengajukan proposal skripsi wajib menentukan pendekatan penelitian yang akan dilakukan, adapun Proposal skripsi terdiri dari tiga BAB; BAB I (Pendahuluan), BAB II (Tinjauan Pustaka) dan BAB III (Metodologi Penelitian)

D. SISTEMATIKA PROPOSAL DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

I. PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTITATIF 1). BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagian latar belakang merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas (landasan Yuridis, landasan Teoritis, landasan Empiris dan solusi)

B. Identifikasi Masalah

(9)

masalah dalam penelitian.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan batasan ruang lingkup masalah peneliti yang terlalu luas/lebar agar penelitian lebih fokus dan terarah. Batasan masalah berati pemilihan masalah penelitian yang sudah teridentifikasi. Batasan masalah dalam arti lain menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah penelitian yang akan diteliti oleh penelitian.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel-variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.

F. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

(10)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

sesuai dengan masalah rencana penelitian itu semakin baik.

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti harus melampirkan penelitian yang sama dengan permasalahan yang akan kita teliti dengan menuliskan judul skripsinya, hasil penelitianya, nama penelitinya, asal perguruan tingginya.

C. Definisi Oprasional

Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.

Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional dari variabel

“prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi

menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya. Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada

landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan. (2) Kerangka logika (logical

construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah

(11)

skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.

Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.

Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan

digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang

terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti

menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara

mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur.

Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti.

Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka

(12)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.

Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan,

kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.

2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel

penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap

penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi

(mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah

dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu

tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan

penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang

berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.

3. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti.

Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).

E. Hipotesis

Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) sekripsi agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.

Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(13)

matapelajaran bahasa Indonesia dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.

3). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode

Peneliti harus menjelaskan menggunakan metode dan desain apa dalam melakukan proses penelitian sehingga nampak jelas dan tidak samar, dari beberapa metode yang ada dalam pendekatan kauntitatif seperti exsperimen, expost facto, evaluasi, survey, action research. Peneliti memilih salah satu dari metode dalam pendekatan kuantitatif tersebut dan terus dijalankan sampai penelitian selesai sehingga peneliti konsisten.

B. Populasi dan Sampel

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.

C. Instrumen Penelitian

(14)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji.

F. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian harus jelas dan jadwal ini merupakan agenda peneliti yang harus dilaksanakan setiap bulanya selama satu semester sebagaimana tabel di bawah ini dan peneliti menulis agendanya sendiri-sendiri selama proses penelitian dengan berurutan dan diberi tanda atau warna:

N0 Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

G. Daftar Rujukan

(15)

II. PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUALITATIF 1). BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah untuk memberikan batasan agar dalam proses pengungkapan masalah peneliti tidak melebar jauh yang mengakibatkan ketidak jelasan dan membuat bingung peneliti sendiri, Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dan peneliti fokus dalam permasalahan yang akan ditelitinya sehingga peneliti nampak konsisten dalam melakukan penelitian dan terus fokus dalam masalah tersebut dari awal sampai akhir

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang listik, induktifini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

E. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

(16)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang

ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti harus melampirkan penelitian yang sama dengan permasalahan yang akan kita teliti dengan menuliskan judul skripsinya, hasil penelitianya, nama penelitinya, asal perguruan tingginya.

3). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, dan alasan menggunakan metode

Peneliti harus menyebutkan metode apa yang akan dipakai dalam pendekatan kualitatif oleh karena dalam pendekatan kualitatif metodenya bisa memakaimetode

grounded theory, metode etnografi, fenomenologi, histori dan studi kasus kualitatif dan memilih salah satu metode yang ada dalam pendekatan kualitatif tersebut. Setelah menentukan metode, lalu jelaskan alasan memilih metode tersebut.

B. Tempat Penelitian

Dalam poin ini peneliti menyebutkan tempat yang akan dijadikan penelitian dengan rinci sehingga penelitian yang akan dirancang jelas. Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.

C. Sampel dan Sumber Data Penelitian

Peneliti mengungkapkan siapa yang menjadi sampel dan sumber data penelitian, ketika peneliti sudah menyebutkan tempat penelitianya maka akan tergambar dengan jelas siapa yang akan dijadikan sampel penelitian maka dengan sendirinya sampelnya adalah mereka yang ada atau terkait dengan tempat penelitian tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengamatan

2. Wawancara Mendalam

3. Focus Group Discution (FGD)

4. Dokumentasi (kamera, perekam, vidio)

E. Instrumen Penelitian

(17)

bentuk angket untuk mengumpulkan data tetapi data tersebut ada dalam catatan lapangan.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data kualitatif merupakan suatu prosedur yang berkelanjutan dan berulang secara siklis dimulai dari mengorganisasi data dan melakukan pemeriksaan data dengan cermat dan pada tahap ini peneliti memilah dan memilih data, selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan ulang terhadap data, selanjutnya dilakukan pemeriksaan apakah sudah melakukan pengecekan keabsahan data dan melakukan pengkodean terhadap data. Contoh: dalam catatan lapangan ada 26 paragraf paragraf yang berisi guru di beri kode GURU paragraf yang berisi murid diberi kode MURID

G. Pengujian Keabsahan Data Harus dilakukan dengan Cara Sebagai Berikut: 1. Credibility

a. Perpanjang pengamatan

b. Peningkatan ketekunan pengamatan

c. Triangulasi

d. Pengecekan teman sejawat

e. Pengecekan anggota

f. Analisis kasus negatif

g. Kecukupan referensial

2. Transferability(keteralihan) memanfaatkan hasil penelitian ditempat yang berbeda

3. Dependability(Ketergantungan) audit komprehensif proses

4. Corfirmability(kepastian) membangun kesepahaman dengan partisipan

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian harus jelas dan jadwal ini merupakan agenda peneliti yang harus dilaksanakan setiap bulanya selama satu semester sebagaimana tabel di bawah ini dan peneliti menulis agendanya sendiri-sendiri selama proses penelitian dengan berurutan dan diberi tanda atau warna:

N0 Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

I. Daftar Rujukan/Daftar Pustaka

(18)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, tahun penerbitan, judul (termasuk subjudul), kota tempat penerbitan, dan nama penerbit

Contoh Catatan Lapangan

Catatan lapangan dalam pendekatan kualitatif bersifat wajib tanpa cacatan lapangan dalam pendekatan kualitatif tidak sah, oleh karena semua data ada dalam catatan lapangan.

CATATAN LAPANGAN/.../NAMA TEMPAT PENELITIAN...

Hari dan tanggal :

Tempat :

Waktu :

Mata Pelajaran/Hal yang dibicarakan :

Guru :

Murid :

CATATAN DESKRIPTIF

... ... ... ... ... ... ... ...

CATATAN REPLEKTIF

(19)

Sistematika Proposal Skripsi Kuantitatif

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Penelitian Sebelumnya

C. Definisi Operasional

D. Kerangka Berfikir

E. Hipotesis

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode

B. Populasi dan Sampel

C. Instrumen Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

F. Jadwal Penelitian

(20)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

Sistematika Proposal Skripsi Kualitatif

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Fokus Penelitian

C. Perumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

A. Kajian Teori

B. Penelitian Sebelumnya

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode

B. Tempat Penelitian

C. Sampel dan Sumber Data Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Analisis Data

G. Pengujian Keabsahan Data

H. Jadwal Penelitian

(21)

E. SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam latar belakang masalah yang diteliti menjelaskan beberapa hal, yaitu:

1. Mengapa masalah yang diteliti itu penting;

2. Kondisi yang diharapkan dan kondisi yang ada sehingga jelas adanya kesenjangan yang merupakan masalah yang menuntuk untuk dicari pemecahaannya secara tepat melalui PTK;

3. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang akan diteliti terjadi dan faktual

dalam PBM;

4. Minyinggung teori yang merujuk pada variabel yang akan diteliti;

5. Apa yang membuat resah peneliti ketika masalah itu tidak ditelit;

6. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran

untuk memunculkan permasalahan;

7. Kerugian dan keuntungan apa yang terjadi jika masalah tersebut tidak diteliti;

8. Masalah yang akan diteliti bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan;

9. Menjelaskan tindakan yang akan dikenakan pada subjek pelaku tindakan;

10. Pemaparan menggunakan pendekatan deduksi (dari umum ke khusus).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam PTK.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan..

D. Cara Memecahkan Masalah

Cara memecahkanmasalah adalah cara atau tindakan yang akan digunakan dalam pemecahan masalah dalam PTK. Dalam cara memecahkan masalah dalam PTK uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalah dalam bentuk tindakan secara jelas dan terarah.

Contoh cara memecahkan masalah PTK:

(22)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan metode ini diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS akan meningkat.

E. Hipotesis Tindakan

Rumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada cara memecahkan masalah dalam PTK.

Contoh hipotesis tindakan PTK:

1. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

motivasi siswa dalam mata pelajaran IPS di SD Dukuhbadag.

2. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SD Dukuhbadag.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.

G. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan

BAB II. KAJIAN TEORI

Teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) serta penyusunan instrument penelitian. Kajian teori sangat penting untuk membangun penelitian kerangka berfikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian teori dapat berupa kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Uraikan dengan jelas kajian teori, temuan, dan penelitian lain yang relevan dan mendukung pilihan tindakan untuk memecahkan permasalahan PTK tersebut.

Contoh kerangka teoridari julul PTK “Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi

Sisawa dala Pembelajaran Pengetahuan Sosial melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kelas V SDN 1 Dukuhbadag Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan”:

A. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning) Tipe Jigsaw

1. Pembelajaran kooperatif ( Coopertive Learning)

2. Tipe Jigsaw

B. Hakikat Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran IPS SD

1. Hakikat Hasil Belajar

2. Hakikat Motivasi Siswa dalam Pembelajaran IPS SD

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Seeting Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu PTK dilakukan serta berapa siklus PTK yang akan dilakukan.

(23)

Contoh:

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN kalibaru 01 jakarta utara untuk mata pelajaran pengetahuan sosial kelas v

2. Waktu penelitian

Contoh:

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2014/2018, yaitu bulan juli sampai dengan November 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.

3. Siklus PTK

Contoh:

PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran pengetahuan sosial melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD

B. Persiapan PTK

Dalam persiapan PTK peneliti menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar (KI/KD pada kurtilas) yang dijadikan PTK. Peneliti juga menguraikan instrument yang diperlukan dalam PTK (Lembar observasi, RPP, Lembar evaluasi, LKS, dan lain- lain).

Contoh:

Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk member perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, Kompetensi Dasar (KD) a. kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia; b. kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia. Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa 1) lembar kerja siswa; 2) lembar pengamatan diskusi; 3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.

F. Subjek Penelitian

PTK dilaksanakan dikelas mana dan jumlah siswa yang menjadi sasaran PTK. Contoh:

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas tujuh yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 21 siswa dan laki-laki 19 siswa.

G. Sumber Data

Sumber data dalam PTK, seperti siswa, guru, teman sejawat dan lain-lain. Contoh sumber data PTK:

1. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar

2. Guru

(24)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

3. Teman sejawat dan kolaborator

Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif.

Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid untuk mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu, intrumen yang reliable adalah instrument yang konsisten (ajeg, tepat, dan akurat) untuk mengukur yang seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan sebagai instrument yang tidak reliable jika penggaris tersebut lentur dan skalanya rusak sehingga hasil pengukuran selalu berubah-berubah padahal barang-barang yang diukur adalah sama.

Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang valid dan reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu mengukur minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat siswa. Peneliti PTK harus selalu hati-hati dengan data dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan memanng valid.

Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini student feedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat, dan jenis; (3) source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari berbagai sumber; (4) method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai metode pengumpulan data; (5) instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakan berbagai metode atau cara analisis.

(25)

dan dia sendiri juga yang melakukan pengumpulan data termasuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu, guru (peneliti) PTK harus sadar betul bahwa manipulasi data sangat tidak diperbolehkan (dilarang). Sebab, bila dilakukan manipulasi data sehingga hasil penelitiannya bias, guru peneliti tidaka akan dapat memperbaiki masalah pembelajaran dikelas.

Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data seperti: dokumen (catatan hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal, video, foto-foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Ccontoh tekhnik alat pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data PTK

a. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa

b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa

dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

c. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

d. Angket: digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi tentang

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

e. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus

PTK

2. Alat pengumpulan data PTK

a. Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa

b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat altivitas

siswa dalam proses belajar mengajar matematika

c. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat

atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

d. Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat

tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

e. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu criteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya). Contoh indikator kinerja misalnya:

1. Siswa

a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian. Misalnya sekurang-kurangnya 80% siswa

dapat mengerjakan dengan benar soal-soal tentang peta, lebih dari 75% siswa dapat membaca dan membuat peta sesuai kaidah-kaidah kartografis.

b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Guru

a. Dokumentasi: kehadiran siswa.

(26)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

G. Analisis Data

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan lain-lain. Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya PTK, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan PTK. Oleh karena itu, seorang peneliti perlu memahami tekhnik analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni:

1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam

hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi

gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian diketegorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

H. Prosedur Penelitian Siklus 1 PTK:

a. Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain

sebagai berikut.

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar

yang akan disampaikan kepada siswa.

2) Membuat rencana pelaksana pembelajaran.

3) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.

4) Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan

masalah.

(27)

6) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.

7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja

tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

c. Pengamatan atau observasi, yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan

produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas termasuk cara perekamannya.

d. Analisis dan refleksi. Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta criteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

Siklus 2 PTK:

1. Perencanaan

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Pengamatan

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk siklus ketiga.

Siklus 3 PTK:

1. Perencanaan

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.

3. Pengamatan

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan (treatment) tertentu.

I. Personalia Penelitian

(28)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

No. Nama Tugas Jam Kerja Per Minggu

Rencana pembiayaan berupa uraian yang mengungkap semua biaya yang diperlukan untuk melakukan PTK. Rencana pembiayaan PTK ini akan lebih baik bila ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Rencana pembiayaan digunakan sebagai transparansi penggunaan biaya penelitian dan mengarahkan peneliti agar berhati-hati dalam mengeluarkan biaya penelitian. Juga digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada sponsor atau pihak yang memberikan dana penelitian.

Tabel 4.3 Rencana Pembiayaan

No. Jenis penggunaan Jumlah (Rp.) Keterangan

1. ATK Rp.

9. Penggandaan laporan Rp.

Catatan: Rencana pembiayaan ini dicantumkan apabila kegiatan PTK dibiayai oleh pihak lain atau sponsor.

K. Rencana Kerja

Rencana kerja berupa urut-urutan kerja mulai dari awal kegiatan sampai penyusunan laporan PTK. Urutan kegiatan tersebut mencakup jenis kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan kapan akan dilaksanakan. Rencana kerja berfungsi mengarahkan peneliti agar penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Tabel 4.4 Rencana Kerja Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

No. Jenis Kegiatan Bulan ke

1. Penyusunan 1 2 3 4 5 6

Proposal

(29)

2. Pelaksanaan X

Disusun berdasarkan abjad nama pengarang atau penulis. Dalam pnyusunan daftar

pustaka tersebut dapat digunakan model MILA (Modern Language Association), modl APA

(American Psychological Association), atau model lain yang biasa digunakan oleh

masyarakat akademik. Gunakan referensi terbaru dan referensi yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanyalah referensi yang digunakan untuk PTK.

Prinsip penyusunan daftar pustaka model APA (Andreas,2001) adalah sebagai berikut.

a. Baliklah semua nama pengarang dan gunakan nama inisial. Bila ada dua atau tiga

pengarang gunakan tanda (&). Pisahkan nama dengan koma. Susun daftar sesuai alphabet.

b. Sebutkan semua nama pengarang, jangan menggunakan dkk.

c. Tempatkan tahun penerbitan segera setelah nama pengarang.

d. Garis bawahi judul dan subjudul untuk buku, pakai huruf besar untuk nama judul

dan subjudul, lainnya semua huruf kecil. Contoh:

Patterson, F., & Linden, E. (1980). The Education of KOKO, New York: HoltRinehart and Winston.

M. Lampiran

Bahan-bahan yang perlu dilampirkan adalah:

a. Instrumen penelitian,

b. Data-data penting,

c. Daftar riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae),

d. Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.

(30)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

Sistematika Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Perumusan Masalah

D. Cara Memecahkan Masalah

E. Hipotesis Tindakan

F. Tujuan Penelitian

G. Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN TEORI

A. ...

B. ...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Persiapan PTK

C. Subjek Penelitian

D. Sumber Data

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data

F. Indikator Kinerja

G. Teknik Analisis Data

H. Prosedur Penelitian

(31)

F. SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN R & D (Research and Development) BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali dengan identifikasi kesenjangan- kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah.

B. Rumusan Masalah

Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Rumusan masalah pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat, jelas, dapat diungkapkan dengan kalimat pernyataan, maupun dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan alternatif pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa alternatif itu yang dipilih sebagai cara pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada.

C. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke pencapaian kondisi ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lain-nya.

Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku teks, alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris memiliki spesifikasi yang berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya dapat ditemukan komponen yang sama.

E. Pentingnya Pengembangan

Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian kondisi yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

(32)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

Keterbatasan pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan ini disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan kondisi pendukung yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.

G. Definisi Istilah

Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu diberi batasan hanya yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai produk. Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin operasional rumusan batasan istilah makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai.

H. Sistematika Penulisan (bila perlu)

Paparan pada bagian ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian keseluruhan skripsi, tesis, dan disertasi, baik untuk Bagian I, yang memuat kajian analitis, atau-pun Bagian II, yang memuat produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Bagian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab ini diharapkan menjadi landasan teoretik mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara pengembangan produk tersebut dipilih

Kajian teoretik mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan.

B. Penelitian Yang Relevan

Pada bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian, upaya pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap.

C. Kerangka Berpikir

Pada bagian ini memuat pemikiran pengembang, yang lahir berdasarkan kajian teori serta penelitian/pengembangan terdahulu yang relevan, berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan

D. Rancangan Model

(33)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Prosedur Penelitian/ Pengembangan

Pada bagian ini memuat tahapan prosedur pengembangan yang akan digunakan. Tahapan- tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan pengembangan, tergantung pada referensi yang digunakan. Namun secara garis besar, pada tahapan ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yaitu:

Tahap I: Studi Pendahuluan;

Tahap II: Tahap Pengembangan Model; dan

Tahap III: Tahap Evaluasi/Pengujian Model

Tahap I : Studi Pendahuluan

1. tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif

kualitatif. Studi kualitatif diawali dengan studi literatur, kemudian studi lapangan tentang produk yang akan dikembangkan.

2. Pada studi pendahuluan ini diakhiri dengan ” deskrips dan analisis temuan (Model

Faktual)

Tahap II : Tahap Pengembangan Model

Dalam tahap ini hendaknya memuat butir-butir

1. Model pengembangan (desain Produk)

Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.

Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, komponen- komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.

Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.

2. Validasi desain

(34)

STKIP MUHAMMADIYAH

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN

KUNINGAN

PENULISAN SKRIPSI

3. Revisi Desain

4. Uji coba produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan.

Dalam butir uji coba produk secara terbatas perlu diungkapkan

(a) desain uji coba

Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu.

Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.

(b) subjek uji coba

Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk , ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1 (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.

Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci.

(c) jenis data

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan,pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya.

Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.

Gambar

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Gambar 2.1. Contoh Penomoran

Referensi

Dokumen terkait

Mordenit tergolong sangat tahan terhadap asam, dengan terjerapnya fosfat dalam zeolit yang membentuk ikatan baru Si-O-P-O-Al (Gambar 4) sehingga jarak Si-Al menjadi lebih jauh

unit kerja yang menjalankan fungsi pemasaran, fungsi manajemen risiko, fungsi pembukuan, fungsi Kustodian, fungsi teknologi informasi, fungsi kepatuhan, dan fungsi riset

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah menambah pengetahuan dan wawasan penulis terutama dalam pembuatan Sistem Evaluasi Sopan Santun menurut

Sedangkan untuk BBL, kepadatan hunian, serta pendidikan ibu sebagai variabel perancu tidak mempengaruhi perbedaan kejadian ISPA pada anak dengan penyakit jantung bawaan sianotik

Apabila dilakukan pertukaran atas ‘ayn (real asset) yang sejenis maka fikh membedakan antara pertukaran asset sejenis yang secara nyata bisa dibedakan mutunya

Return dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu investasi dalam periode waktu tertentu yang akan diperoleh dimasa yang

Hasil ini menunjukkan ada pengaruh pemberian massage terhadap penurunan Delayed Onset Muscle Soreness Shoulder pada kelompok perlakuan II sesudah olahraga badminton.. Hasil uji post

No Nama Auditee Sertifikat Nomor Jumlah Dokumen Keterangan. No Nama Auditee Izin Industri Jumlah Dokumen