• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT (2)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT THT MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINNING BERBASIS WEB

Mukhammad Fakrudin (111080200168 )1, Hindarto, S.kom, M.T 2 1,2

Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

1

mukhammadfakrudin67@gmail.com

ABSTRAK

Sistem yang mampu menirukan cara berfikir manusia terdiri atas dua kategori, yaitu system yang mampu melakukan emulasi kepakaran seseorang (klowledge based expert system ) dan system yang mampu melakukan komputasi secara cerdas berdasarkan kercerdasan komputasional ( computational intelligence ).

Pengetahuan pada sistem direpresentasikan dalam bentuk aturan dan metode penalaran yang digunakan adalah metode forward chainning. Sistem Pakar ini dinamai Sistem Pakar metode belajar dan diakses dalam bentuk web melalui media internet. Keluaran pada sistem berupa solusi yang sesuai dengan metode beajar anak tersebut.

Kata kunci : Sistem Pakar, Sistem, Forward Chainning

ABSTRACT

The system is able to mimic human thinking consists of two categories , namely emulation system capable of performing one's expertise (klowledge based expert systems) and systems capable of computing intelligently based kercerdasan computational

(computational intelligence) .

Knowledge in system represented in rules and methods use forward chaining methods. This expert system named expert system and accessible learning method in a web form via internet. Output on the system in the form of solutions tailored to the child’s learning method.

Keyword : expert system, System, forward chaining.

1. Pendahaluan

Pada awalnya perkembangan

komputer banyak di gunakan sebagai

alat bantu menghitung. Tetapi

perkembangan teknologi secara cepat

membuat fungsinya tidak lagi hanya

sebagai alat bantu hitung, melainkan

bertambah sehingga menjadi lebih

kompleks. Fungsi komputer sekarang

ini secara umum dapat dikaitkan

sebagai alat bantu manusia dalam

pemecahan berbagai macam masalah.

Dengan kecepatan dan kecanggihan

komputer seperti yang ada sekarang

(2)

pekerjaan yang dapat dilakukannya.

Kemajuan dalam bidang piranti lunak

komputer menyebabkan komputer

dapat diandalkan sebagai alat bantu

untuk memecahkan masalah dan

mengambil keputusan seperti

layaknya seorang pakar (manusia).

Dengan bantuan teknologi

komputer, pengetahuan seseorang

atau beberapa orang pakar.

Penggunan komputer sebagai alat

bantu dibidang kesehatan akan

banyak membantu baik dari pihak

pasien atau penderita maupun dari

pihak dokter atau para ahli bidang

kesehatan lainnya.

Dengan adanya suatu system

yang menjadi representasi pengetahuan

seseorang atau beberapa orang pakar

dibidang kedokteran THT (

Telinga,Hidung dan Tenggorokan ),

maka diharapkan akan berguna dalam

menyebarluaskan pengetahuan yang

dimiliki oleh para pakar tersebut jika

system ini digunakan. system ini

diharapakan nantinya dapat digunakan

oleh para praktisi dibidang kesehatan

terutama dokter umum, sebagai bahan

referensi dan jika mungkin juga sebagai

alat bantu dalam mendiagnosa gejala

penyakit Telinga,Hidung dan

Tenggorokan (THT).

2. Metodelogi Penelitian

Metodologi penelitian dilakukan

dengan mengumpulkan data terlebih

dahulu. Data yang dibutuhkan terdiri

dari data primer dan data sekunder.

Data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari lapangan yaitu data

yang berhubungan dengan sistem

yang dirancang. Data Sekunder adalah

data yang diperoleh langsung dari

sumber lain dalam bentuk laporan

atau publikasi yang didapat dari

sumber studi perpustakaan yang ada

hubungannya dengan objek penelitian

dan bersifat teoritis. Proses

pengumpulan data dilakukan atas

sejumlah tahap dengan menggunakan

beberapa metode berikut :

Identifikasi, Konseptualisasi.

Identifikasi yaitu mengidentifikasi

masalah-masalah dengan batasan

yang jelas dengan teknik studi

pustaka, merupakan usaha untuk

mencari,

menggali dan mencari semua

informasi yang berhubungan dengan

penelitian. Iinformasi ini di dapat dari

buku, dan informasi informasi lain

yang dirasakan menunjang pembuatan

program. Konseptualisasi yaitu

merancang basis pengetahuan, mesin

inferensi dan desain interface.

Merencanakan beberapa kemampuan

(3)

akan dibuat. Formalisasi yaitu dari

hasil tahap kedua ditemukan alat

pengembangan yang akan dilakukan.

Implementasi yaitu Hasil dari

tahapan-tahapan diatas akan

dipindahkan kedalam sistem

komputerisasi. Pengujian yaitu

tahapan untuk menguji jalannya

program yang dibuat, melakukan

koreksi-koreksi dari

kesalahan-kesalahan yanag terjadi dan juga

mengecek kekurangan yang ada yang

mungkin harus ditambah.

Metode perancangan yang

dilakukan terdiri dari : pembuatan

tabel keputusan, pembuat pohon

keputusan, kaidah pengelolahan data

dan perancangan basis data.

Tabel 1. Tabel keputusan

mengidentifikasi gejala dan metode

(4)

turun

1

7

Bunyi

nafas

abnormal

*

1

8

Infeksi

sinus

*

1

9

Nyeri

wajah

*

2

0

Perubaha

n kulit

*

Tabel 2. Tabel Logika Metode belajar

Rule If Then

1 G001, G002,

G003, G012,

G013

C

2 G001, G002,

G008, G0011,

G012, G018,

G019, G020

A

3 G001, G002,

G017

AP

4 G001, G003,

G006

B

5 G001, G004,

G005 ,G0014

D

6 G001, G002,

G007, G010,

G014, G015,

G016

F

7 G001, G002,

G009, G011

K

Gambar 1. Pohon keputusan

Berikut adalah rancangan sistem untuk

diagnosa metode belajar dengan

menerapkan metode inferensi forward

chaining. Diagram Alir (flowchart)

perancangan sistem dapat dilihat pada

(5)

Gambar 2. Flowchart pengguna

Pada Perancangan basis data sistem pakar dilakukan dengan merancang, DFD level 0, DFD level 1, DFD level 2.

Gambar 3. DFD level 0

Gambar 4. DFD level 1

Gambar 5. DFD Level 2

Gambar 6. Tabel relasi

3. Analisis dan Hasil

Data yang telah diinput Pakar akan di proses pada program dengan menggunakan metode forward chaining, berdasarkan gejala yang dimasukan, kemudian gejala-gejala tersebut akan dikelompokkan sesuai dengan jenis metode belajar, dan akan dilakukan pemeriksaan pada basis pengetahuan apakah gejala tersebut merupakan salah satu jenis metode belajar. Kemudian akan diberikan rekomendasi berupa solusi. Mekanisme program ini menggunakan metode forward chaining. Sistem pakar pendeteksi metode belajar dengan langka-langka sebagai berikut:

Gambar 7. Rancangan alur antar muka pemakai

Pengguna

User Interface

Tampilan Pernyataan

(6)

4. Hasil Implementasi

Setelah diselesaikan perancangan, peneliti membuat coding program dan kemudian mengeksekusi program tersebut. Hasil eksekusi tampak seperti gambar berikut.

5. Kesimpulan dan saran 5.1Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan

diatas dapat disimpulkan bahwa :

a. Sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit THT

(Telinga,Hidung dan

Tenggorokan) dan home

(7)

memberikan kemudahan bagi

orang-orang untuk

menentukan home program

yang cocok untuk jenis

penyakit THT

(Telinga,Hidung dan

Tenggorokan) yang diderita

oleh pemakai setelah

memasukkan gejala-gejala.

b. Sistem pakar ini merupakan

implementasi dari

pembangunan sistem pakar

untuk mendiagnosa penyakit

THT (Telinga,Hidung dan

Tenggorokan) dan home

program.

c. Memerlukan seorang yang

ahli dalam mendiagnosa

penyakit THT

(Telinga,Hidung dan

Tenggorokan). Sistem pakar

tidak akan selalu benar,

tergantung pada sumber

informasinya (ahli).

5.2Saran

Masih diperlukan pengetahuan

yang lebih detail dan mendalam untuk

menyempurnakan sistem pakar yang

dirancang ini, sehingga dapat juga

untuk mendesain sistem home program

mendiagnosa penyakit THT

(Telinga,Hidung dan Tenggorokan).

Selain itu sistem pakar dapat dijadikan

acuan perbandingan untuk perancangan

sistem pakar lainnya. Sistem pakar ini

masih perlu ditambah dengan

mekanisme pembelajaran, agar proses

penarikan kesimpulan menjadi lebih

Gambar

Tabel 1. Tabel keputusan
Gambar 1. Pohon keputusan
Gambar 6. Tabel relasi
gambar  berikut.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 2.3 Struktur Organisasi Pengelolaan Sampah TPS 3R Ngudi Rejeki.... Tabel 2.4 Struktur Organisasi Pengelolaan Sampah TPS

• Manajemen terdiri dari beberapa fungsi yang saling berkoordinasi satu dengan yang lain dalam menciptakan kebijakan korporat dan kelembagaan, perencanaan, pengawasan, dan

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian tentang strategi guru dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk

Pengamatan pengendapan protein oleh alkohol dapat dilakukan dengan pengamatan langsung pada endapan yang terbentuk akibat reaksi protein dengan larutan alkohol

Pembahasan latar belakang Peremajaan Permukiman Kampung Pulo dengan Pendekatan Perilaku Urban Kampung, alasan dari pemilihan lokasi di Permukiman Kampung Pulo,

Untuk menentukan alokasi waktu penulis membuat konsep berupa jadwal harian dalam menghafal yang bisa digunakan oleh santri dan asâtîź dalam mengontrol hafalan

1. Mengasumsikan kerapatan bahan, jumlah jari-jari, radius-dalam hub, radius-luar hub dan radius-luar rim benda putar. Mengasumsikan radius-dalam rim. Menghitung panjang pendekatan

Adapun peran NU yang dimaksud di atas adalah bagaimana NU berperan aktif pada masa pendudukan Jepang dalam mengantarkan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdakaan dalam