• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencemaran paH pada Tanah dan Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pencemaran paH pada Tanah dan Air"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEMARAN PAH DI TANAH dan AIR

Oleh

Indriani Dwi Rahayu (145090207111008) Demara Meilia (145090207111011) Tri Vany Lestary Dewy (145090207111026) Dianisari Sofia Ranti (145090207111029) Nadiya Zuhroh (145090207111035)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………..2

KATA PENGANTAR………3

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG………..4

1.2 RUMUS MASALAH………...5

1.3 TUJUAN………..5

BAB II 2.1 LINGKUNGAN………...6

2.2 SENYAWA SISTESIS………....6

2.3 PENCEMARAN………..7

BAB III 3.1 PENGERTIAN PAH………8

3.2 PENCEMARAN TANAH OLEH PAH………..9

3.3 PENCEMARAN AIR OLEH PAH………10

3.4 DAMPAK PENCEMARAN TANAH OLEH PAH………..11

3.5 DAMPAK PENCEMARAN AIR OLEH PAH……… ………11

3.6 DAMPAK YANG DITIMBULKAN PAH PADA MANUSIA………12

3.7 ALTERNATIF PENCEGAHAN PAH DI TANAH DAN DI AIR………...13

3.8 CARA PENANGGULANGAN PENCEMARAN PAH………...14

BAB IV 4.1 KESIMPULAN………..16

4.2 SARAN………..16

DAFTAR PUSTAKA………..17

(3)

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang keberadaan limbah di air dan tanah

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

Malang, November 2015

Penyusun

(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan merupakan tempat hidup bagi hewan, tumbuhan, manusia serta mikroba yang sangat kecil. keberadaan manusia dialam merupakan pelaku utama untuk membentuk serta merawat alam dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi tidak semua manusia mau mempelajari cara merawat alam justru mengarahkan alam ke arah kerusakan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.

Banyak sekali dampak yang ditimbulkan manusia yang dapat merusak alam bahkan alam sudah tidak bisa menampung kerusakan yang ditimbulkan manusia. Seiring perkembangan teknologi manusia semakin tidak memperdulikan keseimbangan di alam, mereka langsung menggunakan alam dengan alat tersebut agar dapat meringankan serta mempercepat pekerjaan. Manusia semakin ahli menemukan zat-zat seperti logam berat,mineral,merkuri,pestisida dll yang terkandung di alam akan tetapi tidak dapat menyelamatkan malah semakin merusak karena keberadaan zat-zat tersebut bersifat toxic di lingkungan sehingga dapat mengganggu siklus di alam.

Sebagai akibat banyaknya penggunaan bahan bahan yang dapat memicu pencemaran sejumlah bahan pencemar memasuki perairan (sungai, estuarin, perairan laut) melalui udara, pembuangan limbah cair, drainase, saluran irigasi, dsbnya. Di dalam kolom air bahan pencemar mengalami proses transformasi sifat-sifat fisik dan/atau kimia-nya melalui proses-proses sedimentasi, resuspensi, flokulasi, adsorpsi atau desorpsi, presipitasi, oksidasi atau reduksi, dsbnya, dalam berbagai kondisi perairan yang berbeda dalam hal pH, salinitas, DO, potensi redoks, dsbnya, yang terdapat di alam. Tidak jarang, transformasi bahan kimia pencemar dimediasi oleh mikroba. Tingkah laku, nasib akhir (deposisi) dan toksisitas dari bahan pencemar sangat bergantung pada kondisi fisik dan kimia keberadaannya dalam suatu lingkungan.

Berbagai jenis bahan pencemar seperti: Pestisida Organoklorin (OCP),

Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Polyaromatic Hydrocarbons (PAHs), Polychlorinated Dibenzo-Dioxins (PCDDs), berbagai jenis logam berat, terakumulasi di dalam jaringan tubuh berbagai organisme laut dan melalui jaring makanan dapat terakumulasi dan menimbulkan bahaya pada kesehatan manusia itu sendiri

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana persebaran PAH di tanah maupun di air? 2. Apa penyebab terbentuknya PAH di lingkungan? 3. Apa dampak yang disebabkan limbah PAH?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui persebaran PAH di tanah maupun di air 2. Untuk mengetahui persebaran PAH di lingkungan

3. Untuk mengetahui dampak adanya PAH dilingkungan

BAB II

(6)

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

2.2 Senyawa Organik Sintetis

Masalah senyawa kimia organik mulai mengemuka sesaat setelah PD II (Rand and Petrocelli, 1985; Walker, 2001). Hal ini terutama ditunjukkan oleh bahan-bahan kimia sintetik seperti: PCBs (polychlorinatedbiphenyls), PBBs (polybrominatedbiphenyls), TCDD (2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin) dan dioksin-dioksin terkait, furan, PAHs (polycyclic aromatic hydrocarbons), PFCs (perfluorchemicals), dan berbagai bahan pelarut (solvent) organik.

PAHs terdapat di lingkungan secara alami pada deposit-deposit minyak dan batu bara. PAHs juga memasuki lingkungan melalui aktivitas manusia (misalnya dari hasil pembakaran tidak sempurna bahan-bahan organik), dan beberapa kejadian alam seperti kebakaran hutan dan meledaknya gunung berapi. Molekul-molekul PAHs bersifat hidrofobik dan lipofilik yang berinteraksi kuat dengan karbon organik yang terdapat di sedimen, sangat jarang terlarut dalam air dan dengan daya uap rendah. Hidrokarbon aromatik tersusun oleh karbon dan hidrogen dalam satu atau lebih cincin aromatik, yang memiliki konfigurasi ikatan ganda stabil.

(7)

2.3 Pencemaran

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.

Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

(8)

Salah satu kontaminan lingkungan yang penting dan termasuk dalam kelompok bahan kimia beracun adalah Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH). PAH merupakan komponen organik yang mengandung lebih dari satu cincin aromatik dalam satu molekul hidrokarbon (Effendi, 2003). Senyawa ini dapat dijumpai di hampir seluruh kompartemen lingkungan, mulai dari udara, danau, lautan, tanah, sedimen dan biota. PAH masuk ke lingkungan perairan lebih banyak disebabkan oleh aktivitas manusia, diantaranya proses industri, transportasi, buangan aktivitas manusia di daratan melalui muara sungai, serta dapat pula berasal dari darat tetapi melalui udara (Law, et al., 1997). Penelitian dan penyelidikan mengenai PAH di lingkungan akuatik merupakan proses yang sangat penting untuk menentukan kualitas suatu lingkungan melalui penentuan status kontaminannya dan kemungkinan pengaruhnya terhadap suatu ekosistem.

Pada dasanya, sumber pencemaran PAH dapat menjadi 2 kategori, yaitu

a. Sumber tetap misalnya industry, pembangkit listrik dan panas, insinerasi, pembakaran terbuka, dll.

b. Sumber bergerak, misalnya kendaraan bermotor, transportasi pengangkutan minyak mentah, dll.

PAH juga dihasilkan oleh pembakaran bahan organik dan bahan bakar fosil yang tidak sempurna. Senyawa ini juga terdapat dalam gas cerobong asap dan aktivitas gunung berapi. (Effendi, (2003) mengemukakan bahwa PAH digunakan pada bahan bakar kendaraan, oli, aspal dan bahan pengawet kayu. Keberadaan PAH di perairan juga disebabkan oleh sumber antropogenik (aktivitas manusia) berupa penggunaan bahan bakar dan petroleum.

Pemanasan bahan organik pada suhu tinggi, misalnya pemangggangan, diketahui dapat menyebabkan terbentuknya polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) melalui reaksi pemecahan bahan organik menjadi fragmen yang sederhana (pirolisis) dan pembentukan senyawa aromatik dari fragmen tersebut (pirosintetik) (Morret et al. 1999; Cano-Lerida et al. 2008). Sumber lain dari PAH adalah rokok. Rokok mengandung kadar tar cukup tinggi dan pembakaran tar diketahui dapat memicu terbentuknya molekul PAH terutama jenis PAH karsinogenik

(9)
(10)

3.2 Pencemaran Tanah oleh

PAH

Limbah organik berasal dari beberapa sumber yaitu antara lain dari dapur atau rumah tangga, pasar, rumah atau sakit, perumahan, pertokoanatau perkantoran, hotel atau restoran, pertanian, peternakan atau rumah potong, pengolahan hasil pertanian atau peternakan dan sampah kota. Senyawa kimia organik yang termasuk limbah industri organik antara lain benzene, naftalena, anthracene, sianida, amonia, fenol, kresol, bersama-sama dengan berbagai senyawa organik yang lebih kompleks yang dikenal secara kolektif sebagai Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH).

Pada tanah, peredaran limbah tersebut dimulai pada proses pembunagan limbah. Limbah tersebut biasanya dibuang begitu saja pada area tanah tanpa proses penanganan lebih lanjut. Pembuangan tersebut menghasilkan pengaruh terhadap lingkungan. Hal itu dikarenakan adanya sifat fisik dan kimia pada limbah industri organik yang dapat bereaksi terhadap tanah. Suatu limbah industri organik dikatakan berbahaya jika mengandung bahan berbahaya dan dan beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (Pramudianto, Bambang, 1999).

(11)

pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah, serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Untuk pencemaran akibat limbah industri organik tentunya buangan berasal dari kawasan industri yang dibuang di area tanah tanpa pengangan lebih lanjut (Fessenden, J Ralp., and Fessenden, S Joan. 1982).

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

3.3 Pencemaran Air oleh PAH

Sumber pencemaran PAH di perairan antara lain dari tumpahan minyak mentah atau produk minyak dari kapal tanker, pengeboran minyak atau area penyimpanan minyak, air larian dan air hujan yang menyerap PAH dari udara dan mengekstrak PAH dari tanah, penyimpanan batubara, buangan limbah industri. Selain itu, pelapis jaringan distribusi air minum yang terbuat dari material berbasis tar dan batu bara dapat terkikis dan larut dalam air yang selanjutnya akan terminum oleh konsumen. Jenis PAH yang biasa terdapat di perairan adalah PAH naphthalene, anthracene, benzoanthracene dan benzopyrene. PAH cenderung berasosiasi (berikatan) dengan bahan organik dan anorganik tersuspensi sehingga banyak terdapat pada sedimen dasar. (Effendi, 2003).

3.4 Dampak Pencemaran Tanah oleh PAH

Pencemaran tersebut memiliki dampak terhadap beberapa sektor, misalnya : a. Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah akibat limbah industri organik terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Organofosfat dan karbamat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Dampak tersebut juga berlaku untuk limbah industri organik lain seperti naftalena, anthracene, sianida, amonia, fenol, cresols.

(12)

Pencemaran tanah akibat limbah industri organik seperti benzena, naftalena, anthracene, sianida, amonia, fenol, cresols juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisantanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

3.5 Dampak Pencemaran Air oleh PAH

Senyawa PAH dapat terakumulasi dalam tubuh hewan tingkat rendah hingga mencapai kadar yang tinggi, karena sukar dicerna dalam tubuhnya (Uthe, 199. Air laut yang mengandung limbah PAH merusak biota laut yang ada di dalamnya contohnya ikan dan kerang hijau. Lalu ikan dan kerang hijau tersebut dimakan oleh manusia dan mengendap ditubuh manusia.

3.6 Dampak yang Ditimbulkan PAH pada Manusia

(13)

Cara karsinogen ini menyebabkan kanker sudah mulai terungkap. Produk oksidasi metabolik tampaknya menjadi penyebab dari kanker. Oksidasi enzimatik mengonversi senyawa benzo(a)pirena menjadi diol-epoksida. Diol-epoksida ini kemudian bereaksi dengan DNA sel, menyebabkan mutasi dan mencegah sel bereproduksi secara normal. (Harold.et.al,2003)

Daging mengandung protein hewani, lemak jenuh, dan dalam beberapa kasus mengandung senyawa penyebab kanker seperti Heterocyclic Amines (HCA) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) yang terbentuk selama daging diproses atau dimasak. HCA terbentuk ketika daging dimasak pada suhu tinggi dan PAH terbentuk selama pembakaran bahan organik yang dipercaya meningkatkan resiko kanker. Menggoreng atau membakar daging di atas kobaran api langsung mengakibatkan hilangnya lemak di api yang panas dan memproduksi kobaran yang mengandung Polycyclic Aromatic Hydrocarbon. Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) melekat pada permukaan makanan, dan semakin besar panasnya maka semakin muncul PAH-nya. Hal itu dipercaya secara luas memainkan peranan penting dalam kanker pada manusia.

PAH pada pralahir dikaitkan dengan IQ yang lebih rendah dan menyebabkan asma anak. pPaparan polusi PAH selama kehamilan berkaitan dengan hasil kelahiran yang merugikan termasuk berat badan lahir rendah, persalinan prematur, dan jantung malformasi. Darah tali pusat bayi yang terkena menunjukkan kerusakan DNA yang telah dikaitkan dengan kanker. Tindak lanjut penelitian menunjukkan tingkat yang lebih tinggi keterlambatan perkembangan pada usia tiga, skor rendah pada tes IQ dan masalah behaviorial meningkat pada usia enam dan delapan (Law, R.J., V.J. Dawes., and P. Matthiessen. 1997).

PAH juga sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Imunosupresi (penghambat sistem) akibat toksisitas PAH bagi kesehatan manusia dapat memperbesar kerentanan tubuh terhadap bakteri, parasit dan virus, serta kerentanan terhadap kanker. Bahkan PAH telah dipercaya sebagai salah satu penyebab utama kanker paru-paru. Dr Hecht dan rekan menuturkan senyawa PAH yang disebut dengan fenantrena dalam rokok cepat membentuk zat beracun dalam darah yang menyebabkan mutasi hingga memicu terjadinya kanker (Hart, Harold., et.al. 2003).

(14)

reproduktif atau toksikologireproduksi adalah kondisi yang muncul akibat efek-efek berbahaya dari suatu zat kimia yang merugikan fungsi seksual dan sistem reproduksi kaum laki-laki dan perempuan sekaligus efek yang mengganggu perkembangan normal baik sebelum maupun sesudah lahir. Selain itu, studi epidemiologi menunjukkan bahwa resiko penyakit kanker paru-paru, lambung dan kulit cukup tinggi pada masyarakat yang tinggal didaerah yang udaranya mengandung PAH tinggi (UNEP Chemicals , 1999).

3.7 Alternatif Pencegahan PAH di Tanah dan Air

Beberapa alternatif yang dapat dilakukan terkait dengan pencegahan terkena dampak dari PAH antara lain (Arbiana Putri, 2012):

1. Dengan melakukan pembakaran yang sempurna pada bahan bakar yang mengandung karbon seperti kayu, batu-bara, diesel, fat, atau tembakau.

2. Untuk mengantisipasi bahaya PAH yang terkandung di dalam makanan maka perlu pembahasan mengenai persyaratan mutu PAH pada produk pangan khususnya produk asap, ikan asap, daging asap dan lain sebagainya serta produk minyak dan margarin.World Health Organization (WHO) meregulasi kandungan PAH, bahwa kandungan PAH (benzo-a-pyrene) tidak boleh lebih dari 10 μg/kg. Oleh karena itu, perlu pengawasan dan tidak lanjut terhadap perlakuan proses bahan pangan yang dapat memaparkan PAH.

3. Untuk pencegahan terkena dampak negatif dari PAH yang berasal dari asap rokok adalah dengan tidak merokok atau menjauhi asap rokok karena PAH terdapat pada asap rokok.

4. Untuk penanganan masalah PAH pada kendaraan

pembakaran bahan bakar di kendaraan bermotor bisa menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (polycyclic aromatic hydrocarbon) yang merupakan senyawa karsinogenik (dapat mengakibatkan penyakit kanker), Dapat untuk meminimasi dapat dilakukan(Morret S, Conte L, Dean D. 1999):

a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala c) Memasang filter pada knalpot

3.8 Cara Penanggulangan Percemaran PAH

(15)

tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah akibat limbah industri organik, diantaranya(Harvey RG. 2011.):

a. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah yaitu, in-situ atau on-site dan ex-situ atau off-site. Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar akibat benzena, naftalena, anthracene, sianida, amonia, fenol, cresols, dan lain-lain kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar . Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit)( Razak, H. 1991).

Ada 2 macam remidiasi yaitu (Chen BH, et all. 1996):

- Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).

- Fitoremediasi

Fitoremidiasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan polutan berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah atau air dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperakumulator plant).

b. Adsorbsi dengan Karbon Aktif

(16)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Persebaran limbah seperti PAH di lingkungan sangat membahayakan kehidupan manusia dan organisme lain. Keberadaan PAH baik di tanah maupun air membawa dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup. Dampak yang dihasilkan diantaranya oleh hidrokarbon aromatik polisiklik dapat berupa kanker (karsinogenik), mutasi gen, mengganggu kerja hormon, mengganggu kerja saraf pusat, dll.

4.2 Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Rachmat Benny, 1999, Kebijaksanaan, Strategi, dan Program Pengendalian Pencemaran dalam Pengelolaan Pesisir dan Laut, Prosiding Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB.

Pramudianto, Bambang, 1999, Sosialisasi PP No.19/1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Prosiding Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB. Preston, M.R. 1989. Marine pollution.In Chemical Oceanogrphy Vol9 J.P.Riley(ed) 53-196, Academic Press.

(18)

Siahaan, N.H.T, 1989a, Pencemaran Laut dan kerugian yang Ditimbulkan (I), dalam Harian Angkatan Bersenjata, Jakarta: 8 Juni 1989.

UNEP Chemicals (1999) (PDF). Guidelines for the Identification of PCBs and Materials Containing PCBs. United Nations Environment Programme. pp. 2. http://www.chem.unep.ch/pops/pdf/PCBident/pcbid1.pdf. Retrieved 2007-11-07.

Mahan, M. (1998, May 4). Are pcbs still a problem in the great lakes?. Retrieved from http://www.cevl.msu.edu/~long/pcb.htm

Lesmana R, Shimokawa N, Toshiharu I, Takatsuru Y, Koibuchi N (2012). Lactational expossure to hydroxylated polychlorinated biphenyl (OH-PCB 106) causes hyperactivity in male rat pups by aberrant increase in dopamine and its receptor.Environ Toxicol. 2012 Sep 20. doi: 10.1002/tox.21815

https://www.academia.edu/4738489/Polychlorinated_Bifenyls

Cano-Lerida L, Rose M, Walton P. 2008.Polycyclic aromatic hydrocarbons dalam Bioactive compounds in Food. Gilbert J: Editor. Oxford: Blackwell Publishing.

Chen BH, Wang CY, Chiu CP. 1996. Evaluation of analysis of polycyclic aromatic hydrocarbons in meat products by liquid chromatography. J Agric & Food Chem 44: 2244-2251.

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta

Fessenden, J Ralp., and Fessenden, S Joan. 1982.Kimia Organik edisi ketiga jilid1. Jakarta: Erlangga

Hart, Harold., et.al. 2003. Kimia Organik Satu Kuliah Singkat/ Edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga

Harvey RG. 2011. Historical Overview of Chemical Carcinogenesis dalam Chemical Carcinogenesis. Penning TM editor. Philadelphia: Springer.

(19)

Law, R.J., V.J. Dawes., and P. Matthiessen. 1997.Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) in Seawater around England and Wales. Marine Pollution Buletin, Vol. 34, No. 5, pp. 306-322.

Morret S, Conte L, Dean D. 1999. Assessment of polycyclic aromatic hydrocarbons content of smoked fish by means of a fast HPLC/HPLC method. J Agric & Food Chem 47: 1367-1371.

Referensi

Dokumen terkait

tropicalis dengan waktu inokulasi patogen 7 hsp menyebabkan rata-rata tinggi tanaman yang berbeda nyata dengan kontrol (+) waktu inokulasi 7 hsp baik pada pengamatan

You will learn more about how this works in Chapter 3, but for now, know that Terracotta’s ability to understand the intent of an application by analyzing the use of memory is

 Proses dari blocked jadi ready karena sumber daya yang diminta tersedia atau layanan I/O

AJUKAN SEJUMLAH ATURAN  DAN RANCANGAN  PERMAINAN SEPAK BOLA  YANG BARU AGAR TIM  NASIONAL GARUDA  INDONESIA DAPAT BERMAIN 

Karakteristik bahan baku perekat untuk pembuatan biobriket adalah memiliki gaya kohesi yang baik bila dicampurkan dengan bioarang, mudah terbakar, tidak berasap, mudah

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini ada dua, yaituAngket yaitu bentuk pertanyaan atau pernyataan yang dibagi kepada responden untuk memperoleh

Sejumlah penelitian telah menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan dan berbagai hasil telah diperoleh, termasuk dalam beberapa kasus bukti