• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Solusi Kemacetan Jakarta masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Desain Solusi Kemacetan Jakarta masalah "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISU-ISU NEGARA BERKEMBANG

SOLUSI MASALAH KEMACETAN DI JAKARTA

( JL. MEDAN MERDEKA BARAT )

Dosen Pengampu: Bapak Joko Purnomo

Oleh:

Beny Setiadi (1151204000111035)

Fitria Rizki Erima (115120407111055)

Gigih Taufan Herdianto (115120407111042)

Mohamad Havid (115120413111005)

Nahria Mutiara G S (115120401111021)

Oktavian Catra (115120400111034)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

Progress Kerja Kelompok Isu-Isu Negara Berkembang:

Ide dari kelompok kami adalah untuk memecahkan masalah terkait isu yang kami bahas, yakni kemacetan di Jakarta. Alasan mengapa mengambil isu terkait masalah tersebut dan juga desain solusi, kami jabarkan pada penjelasan di bawah ini. Sejauh ini, kelompok kami ingin mereduplikasi kebijakan pemerintah Singapura untuk menangani kemacetan di Singapura (Kebijakan: Electronic Road Pricing).

Deskripsi Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang Asia dan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan aktifitas perkoaan di Indonesia semakin lama semakin berkembang. Berbagai macam kegiatan perdagangan jasa, perkantoran, sektor komersial berlangsung setiap hari dan terus menerus. Distribusi pergerakan masyarakat kearah perkotaan dan tinggal di pusat kota semakin bertambah menyebabkan urbanisasi. Urbanisasi merupakan gejala atau proses yang sifatnya multi sektoral, baik ditinjau dari sebab maupun akibat yang ditimbulkan. Jika mobilisasi penduduk yang terjadi tiap hari tidak didukung dengan sarana yang baik, maka akan menambah permasalahan perkotaan terutama dalam bidang transportasi.1

Transportasi di Indonesia saat ini didominasi oleh transportasi privat seperti penggunaan sepeda motor dan mobil pribadi. Jakarta sebagai ibu kota Indonesia tidak lepas dari permasalahan transportasi perkotaan yakni kemacetan. Beberapa permasalahan kemacetan yang ada di Indonesia, khususnya di Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini.2

1. Kemacetan disebabkan oleh banyaknya penggunaan kendaraan terutama sepeda motor dan mobil pribadi

2. Tingginya angka kepemilikan kendaraan pribadi, disebabkan oleh mudahnya memperoleh akses dan diaya dalam membeli kendaraan

3. Minimnya minat masyarakat menggunakan transportasi umum, disebabkan kurang optimalnya fungsi transportasi publik dan tingkat keamanan yang kurang

4. Jumlah kendaraan yang ada tidak sebanding dengan luas jalan yang ada

1 http://writing-contest.bisnis.com/artikel/read/20140401/375/214401/menjadi-negara-berkembang-dengan-transportasi-yang-menunjang-untuk-pembangunan-berkelanjutan diakses 9 Mei 2014

(3)

Di Jakarta terdapat sekitar 747 titik kemacetan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Jakarta3. Konsentrasi kemacetan yang utama berada di Jakarta Pusat, disebabkan

oleh banyaknya instansi instansi baik pemerintahan maupun swasta yang berdiri di wilayah tersebut. Instansi instansi tersebut memberikan sumbangan pada kemacetan di Jakarta karena jumlah pegawai yang ada yang biasanya mayoritas para pegawai tersebut memakai kendaraan pribadi untuk pergi bekerja. Seperi para staf yang ada di Kementerian yang salah satunya mendominasi kemacetan di daerah sekitaran Monas dimana banyak berjajar gedung kementerian.

Menurut Kepala Bagian Pembinaan dan Operasi Ditlantas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Budiyanto, pertumbuhan kendaraan meningkat 24 persen tiap tahunnya, tetapi perkembangan ruas jalan hanya tumbuh 0,01 persen tiap tahun. Sementara jumlah perjalanan yang ada di Jakarta sampai saat ini mencapai 20,7 juta. Sedangkan pertumbuhan ruas jalan sangat tidak sebanding. Panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km dan luas jalan 40,1 km atau cuma 0,26% dari luas wilayah DKI. Perubahan jam kemacetan di Jakarta juga sudah terjadi selama satu tahun belakangan ini. Bila tahun lalu pukul 21.00 WIB sudah mencair, saat ini kemacetan terjadi hingga pukul 22.00 WIB.4

Dari catatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan di Jakarta dari Januari hingga 21 Desember 2013 sebanyak 16.043.689 unit. Rinciannya sebanyak 11.929.103 unit merupakan sepeda motor, 3.003.499 mobil, 360.022 bus, 617.635 mobil barang, dan 133.430 kendaraan khusus. Jumlah tersebut meningkat 9,8 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 14.618.313 unit. Rinciannya sebanyak 10.825.973 unit merupakan sepeda motor, 2.742.414 mobil, 358.895 mobil penumpang, 561.918 mobil barang, dan 129.113 kendaraan khusus.5

Pemerintah Indonesia dapat dikatakan tidak memiliki konsistensi dalam mengatasi permasalahan kemacetan yang ada, khususnya di Jakara. Terdapat satu kontradiksi, ketika Gubernur DKI dengan getol berupaya untuk menghadirkan banyak model transporasi publik unuk meningkatkan minat mayarakat menggunakan transporasi publik, namun di sisi lain pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai mobil murah. Hal iu tentu akan

3 Adi Suhendi, “Jakarta Punya 747 Titik Rawan Kemacetan”, dalam

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2011/08/05/jakarta-punya-747-titik-rawan-kemacetan. Diakses pada 9 Mei 2014

(4)

meningkatkan jumlah mobil yang beredar di masyarakat karena sedikitnya uang yang harus dikeluarkan unuk memiliki mobil.

Solusi yang ditawarkan oleh pemerinah provinsi DKI Jakara, sampai saat ini dapat dikatakan belum memiliki signifikasi yang cukup untuk mengurai kemacetan. Berbagai model transportasi yang ditawarkan mulai dari Busway, Bus Kota terintegrasi Busway (BKTB), dan yang sedang dalam proses pembangunan yakni Mass Rapid Transit belum memberikan pengaruh besar dalam mengurangi kemacetan. Hal iu disebabkan oleh banyak fakor seperi masih banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai kualitas dan kuantitas dari transportasi publik yang ada. Pemerintah DKI Jakarta tidak berhenti sampai disitu perbaikanperbaikan terus dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan akan fasilitas transporasi publik yang memadai unuk masyarakat Jakarta.

Namun masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta bukan hanya perihal transportasi massa yang harus dibenahi karena jika hanya hal tersebut yang dibenahi namun dalam beberapa sektor lain tidak dibenahi maka segala kebijakan dan upaya yang dilakukan tidak akan dapat tercapai secara maksimal. Maka dari itu masih diperlukan suatu solusi yang mampu memberikan efek yang lebih kompleks bagi masalah kemacetan Jakara ini.

Desain Solusi Kemacetan di Jakarta

Setelah mengetahui beberapa permasalahan kemacetan yang ada di Jakarta, fokus utama dari kelompok kami adalah untuk mereduplikasi berbagai solusi yang pernah diterapkan di berbagai negara yang juga mengalami kemacetan serupa di masing-masing kota besar di dunia. Seperti halnya Jakarta, kota besar seperti Beijing, Mexico City, Kairo, dan Rio de Jeneiro juga mengalami kemcetan yang berkarakteristik hampir sama karena kota-kota tersebut sama-sama terletak di negara yang berstatus sebagai negara berkembang.

1. Solusi dari Internasional

Di level internasional, telah terdapat satu metode untuk mengukur tingkat kemacetan yang terjadi di suatu wilayah tertentu. Metode tersebut didasarkan pada perbandingan jumlah kendaraan dan kapasitas jalan yang ada. Metode tersebut bernama

(5)

jalan (C) yang diketahui beradasarkan total panjang jalan di suatu area, atau dapat ditulis rasio V/C. Semakin besar nilai rasio perbandingan V/C maka tingkat pelayanan jalannya buruk. Sebaliknya, jika semakin kecil nilai rasio perbandingan V/C maka pelayanan jalannya semakin baik.

Maka dengan adanya skala penghitungan tersebut, secara faktual dapat diimplementasikan pada banyak jenis dan karakteristik dari kemacetan yang ada di beberapa negara, terutama negara berkembang. Perhitungan tersebut akan menjadi dasar dalam perumusan kebijakan mengenai kemacetan, karena akan terlihat tingkat kemacetan yang ada yang memiliki korelasi dengan urgensi kebijakan mengatasi kemacetan. Rasio kemacetan yang terjadi di Jakarta dapat dikatakan sangt tinggi. Dilihat dari metode penghitungan tingkat kemacetan lalu lintas di atas, jumlah kendaraan yang melintas tiap harinya di Jakarta adalah 16.043.689 unit dengan luas jalan hanya sekitar 40,1 Km. Maka dari itu, kemacetan tidak akan bisa diurai hanya dengan satu kebijakan, namun dibutuhkan integrasi dari beberapa kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta.

2. Solusi bagi Negara

Berbagai solusi pernah diterapkan guna bertujuan untuk mengurai kemacetan di Jakarta, kebijakan-kebijakan baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sudah seringkali diterapkan seperti contoh sistem 3 in 1, Contraflow, perbaikan infrastrukutr jalan, hingga pembangunan moda angkuta umum terintegrasi yang dapat mengangkut banyak penumpang atau mass rapid transit seperti Busway, BKTB, dan juga Commuter Line. Namun hal tersebut masih kurang efektif dalam mengurai kemacetan di Jakarta. Dan bahkan kebijakan seperti 3 in 1 malah justru berbuah kemacetan baru lagi. Kejadian tersebut terletak daerah Mampang, hal ini karena banyak mobil probadi yang keluar tol disana karena menghindari daerah 3 in 1 dan membuat lalu lintas tersumbat6.

Sejatinya, kemacetan di Jakarta harus diselesaikan dengan menyentuh segala aspek dan juga sisi-sisi pendukung dan bukan hanya satu kebijakan tunggal. Oleh karena itu, penerapan kebijakan yang berorientasikan untuk mengurai kemacetan di Jakarta harus saling berkaitan dengan kebijakan yang sudah ada.

Solusi yang kami tawarkan adalah dengan mengadopsi system ERP (Electronic Road Pricing) yang sukses diterapkan di Singapura yang dimulai pada tahun 1975 dan

(6)

hingga kini secara efektif dapat berkurang sebesar 44%7. Sistem ini dipahami secara

sederhana adalah dengan memungut bayaran dari para pengemudi kendaraan pribadi yang akan masuk ke daerah tertentu. Hal ini bertujuan agar para pengemudi enggan untuk menggunakan kendaraan pribadinya dan beralih ke moda engkutan umum semisal

busway.

Objek yang dijadikan sasaran dalam proyek ini adalah orang-orang kelas menengah yang setiap hari memiliki aktifitas di daerah yang akan diterapkan sistem ERP, yakni di sekitaran Monas. Diharapkan bahwa penerapan sistem ini akan menstimulus orang-orang yang notabene kelas menengah yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi, akan berpindah menggunakan transportasi umum. Untuk melihat tingkat aplikatif dari sistem ini, sistem ini juga didukung penuh oleh model transportasi yang memadai di jalur tersebut yang telah dicover oleh Busway dan BKTB. Dalam menerapkan sistem ini, kami telah dipertimbangkan mengenai koordinasi kebijakan lain yang akan mendorong pengurangan kemacetan di Jakarta.

3. Solusi bagi masyarakat

Hal yang menjadi pertimbangan individu dalam menggunakan kendaraan pribadi salah satunya adalah mobilitas. Karena terkadang individu tidak hanya beraktifitas di satu tempat tertentu, melainkan juga diharuskan untuk ke tempat lain di hari yang sama. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang ditawarkan adalah jaringan sarana transportasi yang mendukung di area penerapan sistem ERP. Beberapa sarana transportasi seperti Busway, BKTB, dan Commuter Line telah memiliki integrasi cukup baik di area yang akan menjadi objek penerapan sistem ERP. Maka dengan adanya alternatif pilihan sarana transportasi di daerah yang diterapakan ERP, masyarakat yang membawa mobil pribadi dan enggan untuk membayar, akan beralih ke sarana transportasi umum yang telah tersedia di kawasan tersebut. Untuk mendukung penerapan sistem ERP ini, pemerintah harus terus melakukan peningkatan-peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas transportasi umum yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Beda halnya yang disampaikan oleh informan yang berinisia doel, informan ini mengatakan bahwa mencari informasi itu bukan hanya di media massa saja, namun

Biofloc adalah jawaban dari solusi limbah budidaya yang selama ini menjadi masalah besar, dengan teknologi biofloc bukan hanya lingkungan budidaya yang dapat ditangani namun

Jika ada suatu soal, yang bagi seseorang tidak segera dapat menyelesaikannya, namun jika ia tidak berkeinginan untuk menyelesaikannya, maka soal tersebut bukan

Biofloc adalah jawaban dari solusi limbah budidaya yang selama ini menjadi masalah besar, dengan teknologi biofloc bukan hanya lingkungan budidaya yang dapat ditangani namun

Melakukan pemilihan supplier terbaik untuk 3PL transportasi bukan hanya terletak pada harga termurah namun didasarkan pada kriteria-kriteria yang mendukung dan impunity nilai bobot

Pada kemasan ini, terdapat pula sendok kertas yang dapat dirobek oleh konsumen, sehingga menjadikan kemasan ini bukan hanya praktis, namun dapat mendukung

Banyak sekali Keluarga Indonesia dari berbagai daerah dan tidak hanya dari Kota Jakarta saja yang telah mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan, para orangtua ingin mengajak

Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal