• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ROUTING DINAMIS DENGAN TEKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI ROUTING DINAMIS DENGAN TEKN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI ROUTING DINAMIS DENGAN TEKNIK

RIPv2(ROUTING INFORMATION PROTOCOL VERSION 2)

MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER

1Dwi Rachmad Kurniawan, 2Hanafi

Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Email:1dwirachmadkurniawan@gmail.com, 2 hanafisaja95 @gmail.com

Abstract. The development of computer networks today so rapidly, Computer network connection is a fundamental thing in a network, because if the connection is problematic, then all types of applications that run through the computer network will produce poor performance. So is the performance of a network, if a parameter of a network problem, the quality of the network will also be reduced. This Field Work Practice discusses a dynamic routing technique RIPv2 which will later be implemented in an office using Cisco Packet Tracer as implementation media that is applied also to Star Topology. The Results of this Field Work Practice is an implementation of the RIPv2 network routing technique in which this technique is the second version of the RIP network routing technique. And hopefully this implementation can be useful for the future.

Keywords: Star Topology, Dynamic Ripv2 Router, Cisco Packet Tracer

Abstrak Perkembangan jaringan komputer saat ini begitu pesat, Koneksi jaringan komputer merupakan suatu hal yang mendasar dalam suatu jaringan, karena bila koneksi itu bermasalah, maka semua jenis aplikasi yang dijalankan melalui jaringan komputer akan menghasilkan kinerja yang buruk. Begitu juga unjuk kerja dari sebuah jaringan, bila suatu parameter dari sebuah jaringan bermasalah, kualitas jaringan tersebut juga akan berkurang. Praktek Kerja Lapangan ini membahas suatu teknik routing dinamis RIPv2 yang nantiya akan diimplementasikan pada sebuah perkantoran dengan menggunakan Cisco Packet Tracer sebagai media implementasian yang diterapkan juga pada Topologi Star. Hasil Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebuah pengimplementasian dari teknik routing jaringan RIPv2 yang dimana teknik ini versi ke dua dari teknik routing jaringan RIP. Dan diharapkan implementaian ini dapat berguna untuk kedepannya.

Kata Kunci: Topologi Star, Router Dinamis Ripv2, Cisco Packet Tracer

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah dan memuaskan serta mengejar efisiensi di segala aspek. Kemudian tujuan kami membuat paper ini untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Riset Teknologi dan Informasi dari Teknik Informatika UPN Veteran Jawa Timur. Selain itu, mengenai kebutuhan akan sistem untuk pengendalian jarak jauh semakin meningkat sejalan dengan era globalisasi dimana perpindahan dan pergerakan manusia semakin luas dan cepat. Selama ini masyarakat dapat mengontrol sesuatu dari jarak jauh dengan menggunakan remote control, akan tetapi pengontrolan tersebut terhambat oleh jarak. Apabila jarak antara alat yang dikontrol dengan pengontrol itu melewati batas toleransinya, maka peralatan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. Pengontrolan melalui jalur telepon merupakan hal yang lumrah, tetapi sistem ini kerap digunakan untuk sistem fix-point to point. Selain itu juga adanya kendala biaya terhadap jarak. Jarak semakin jauh maka biaya pulsa yang dikeluarkan semakin besar.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan informasi yang terdapat dalam latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan diantaranya :

1. Bagaimana cara implementasikan routing dinamis dengan RIPv2 yang merupakan versi selanjutan dari RIP ?

2. Bagaimana tahap dalam peimplementasian dari teknik RIPv2 dengan menggunakan Cisco

Packet Tracer ?

1.3 Batasan Masalah

Dalam implementasian routingdinamis ini saya hanya menggunakan 3 router, 3 switch dan beberapa komputer pada tiap router untuk penerapannya.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Pelaksanaan implementasian ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat, diantaranya : 1. Menjadikan implementasian ini sebagai pembelajaran untuk orang lain yang membutuhkan. 2. Sebagai sarana pembelajaran untuk pengenalan routing dinamis dengan teknik RIPv2.

3. Untuk memenuhi syarat Final Project pada mata kuliah Riset Teknologi dan Informasi berbagai macam perubahan baik dari media transmisinya maupun pada topologi dan metode aksesnya. Perbedaan topologi dapat mempengaruhi faktor-faktor penting yaitu biaya pentransmisian, kecepatan pengiriman data dan dapat juga menyebabkan perbedaan metode aksesnya. Dengan adanya tadi penelitian sebelumnya menggunakan teknik routing RIP yang merupakan teknik routing sebelum RIPv2 yang menghasilkan hasil pengujian delay dengan

software cisco packet tracer mendapati delay terkecil yaitu sebesar 108 ms sementara hasil terbesar sebesar 133 dan nilai rata-rata packet loss untuk pengujiannya menghasilkan nilai yang sama yaitu 25% dengan menggunakan routing statis dan routing dinamis.

2.2 Jaringan

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebihkomputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media transmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data, aplikasi maupun berbagi perangkat keras komputer. suatu aturan atau cara untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk suatu jaringan di sebut Topologi jaringan, ada beberapa topologi jaringan karena setiap topologi memiliki perbedaan yang mempengaruhi faktor faktor seperti pentransmisian, kecepatan pengiriman data dan juga metode akses yang berbeda. seorang administrator jaringan memerlukan aplikasi Network Monitoring System untuk simulasi yang dapat mencerminkan arsitektur dari jaringan komputer pada sistem jaringan yang digunakan. Dengan menggunakan aplikasi Cisco

Packet Tracer, simulasi data mengenai jaringan dapat dimanfaatkan menjadi informasi tentang

keadaan koneksi suatu komputer dalam suatu jaringan apabila terjadi masalah dalam interkoneksi jaringan.

2.3 Topologi Star

(3)

.

Gambar 2.1 Topologi Star

2.4 Routing

Routing adalah proses untuk memilih jalur (path) yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang

baik tergantung pada beban jaringan, panjang datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan jalur terpendek (Hadiyan Nurdyana, 2013). Terdapat 2 bentuk routing, yaitu :

1. Direct Routing (direct delivery): paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.

2. Indirect Routing (indirect delivery): paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain

yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.

Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi proses pengalamatan. Data-data dari device yang terhubung ke

internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram

memiliki alamat tujuan paket data. Internet Protokol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan dengan device asal, datagram tersebut langsung disampaikan. Jika alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringa yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat.(Hadiyan Nurdyana, 2013)

2.5 Routing dinamis

Routing dinamis adalah proses router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis

oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat routing yang baru. Routing dinamis merupakan routing

protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada

router. Routing dinamis ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link

jaringan. (Dila Nurlaila, 2014) 2.6 RIP

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan

dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing (Fadly Firdaus, 2016) Cara kerja RIP yaitu :

1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada updaterouting dari gateway.

2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routingtable lokal jika menerima update routing .

3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .

4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.

5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu

6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap

network yang terhubung.

Kemudian RIP juga memiliki Kelebihan antara lain adalah :

1. RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.

(4)

3. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. (Fadly Firdaus, 2016)

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

1. Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.

2. Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP

mempunyai metode yang tidak efesien.

3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24, RIP membaca IP address

berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP

tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.

4. Jumlah host Terbatas.

RIPv2 adalah RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada

tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung

Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15

tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian. (Fadly Firdaus, 2016). Kemudian Keuntungan menggunakan RIPv2 adalah :

1. Mudah di konfigurasi

2. Tidak memerlukan disain seperti OSPF

3. Tidak kompleks

4. Mendukung routing classfull dan routing classless 5. Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing 6. Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

7. Perbaikan routing multicast. (Kartika Rianafirin, 2015)

Selain memiliki keuntungan menggunakan RIPv2 memiliki beberapa kekurangan antara lain :

1. Utilisasi bandwidth sangat tinggi karena di perlukan untuk broadcast setiap 30

second(RIPv2)

2. Terbatas pada jumlah hop

3. Tidak reachable jika hop countnya lebih dari 15

4. Kenvergensinya rendah. (Kartika Rianafirin, 2015)

2.8 Algortima Distance Vector Routing

Distance Vector adalah sebuah algoritma dalam menentukan IP pada proses routing.

Algoritma ini cara kerjanya dengan membentuk tabel routing di jaringan adalah dengan cara setiap router memberikan informasi mengenai keadaan jaringan yang diketahui router tersebut kepada router-router tetangganya setiap selang waktu tertentu. Informasi keadaan jaringan tersebut adalah dalam bentuk distance-vector (vektor jarak), yaitu jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai suatu jaringan. Router tetangga (neighbhor) tersebut menyimpan dan mengolah informasi keadaan jaringan yang diterimanya dan juga me-nyampaikan informasi yang dimilikinya ke router- router tetangga yang lain. Hal ini terus berlangsung sampai seluruh router

di jaringan mengetahui keadaan jaringan. (Yuli, 2010)

3. METODOLOGI PENELITIAN

(5)

Sub-bab ini akan menjelaskan mengenai desain hingga fungsional dari implementasian

routing dinamis dengan teknik RIPv2 yang akan dikerjakan. Proses implementasian meliputi

diskripsi umum, diskripsi fungsional dan spesifikasi kebutuhan untuk implementasiannya.

3.1.1 Diskripsi Umum

Implementasi routing dinamis untuk mendukung kegiatan perkulihan dan sebagai media informasi dan pembelajaran lebih lanjut, sehingga perlu dukungan adanya media untuk pengaplikasian seperti cisco yang akan diterapkan nanti.

3.2 Alur Pengerjaan 3.1.1 Flowchart

Mulai

Setiap router menginputkan network dan dimulai dengan sebuah vector jarak pada table routing ke jaringan intern

Setiap router memberikan besar vector yang tersedia di router tetangga

Menghitung jarak tempuh ke x kemudian menyertakan perhitungan jarak x ke router tetangga

Setelah mengsetting IP Address setiap client dan router kita melakukan routing

pada tiap router dengan tahapan seperti berikut :

1. Setiap router menginputkan network dan dimulai dengan sebuah vector jarak pada table routing ke jaringan intern.

2. Setiap router memberikan besar vector yang tersedia di router tetangga. 3. Menghitung jarak tempuh ke x kemudian menyertakan perhitungan jarak x ke

router tetangga.

4. Disini terjadi filtering dimana jika jarak x diketahui, router akan memperbarui panjang jarak x dan jika tidak diketahui maka akan menghitung jarak kembali.

5. Setelah perhitungan jarak sudah diketahui, setiap router akan memeriksa jarak yang ditemukan tadi sudah diperiksa atau belum. Jika jarak tersebut sudah diketahui maka proses routing selesai, jika belum diketahui maka router akan memberikan besar vector ke router tetangga sekali lagi.

3.2.3 Skenario Uji Coba

(6)

1. Melakukan ping dari komputer PC1 ke PC4 yang sama-sama berada pada jaringan Router0.

2. Melakukan ping dari komputer PC0 ke PC6 yang berada pada bagian jaringan Router1.

(7)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap Perancangan

Pada tahap ini akan membahas perancangan dalam pengimplementasian routing dinamis dengan teknik RIPv2 menggunakan cisco packet tracer diantaranya kebutuhan apa saja yang dibutuhkan pada pengmplementasian tersebut.

4.2 Membuat Model Jaringan

Untuk membuat model jaringan bisa dilakukan dengan pemanfaatan area kerja dari Cisco

Packet Tracer. Peralatan yang digunakan dapat dipilih dari kolom pemilihan jenis alat dan koneksi

yang berada disebelah kiri bawah. Hasil dari model jaringan yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Tampilan Model Jaringan Yang dirancang

4.3 Menentukan IP Address

Untuk mengisi IPAddress dengan cara klik pada PC yang ingin diberi IPaddress, lalu pilih

desktop, setelah itu pilih IPconfiguration, kemudian isikan nomor IPaddress.

Kode 1. Konfigurasi IP Static

Cara konfigurasi router adalah dengan mengklik pada router, setelah masuk ke menusetting

pilih perintah CLI (Commond Line Interface), kemudian ketik perintah – perintah yang digunakan, yaitu perintah untuk konfigurasi setiap interface dan peritungan RIPv2. Hal ini ditunjukkan dibawah ini .

Kode 2. Tampilan Menu CLI untuk Perintah Interface dan Serial Router

(8)
(9)

Kode 3. Tampilan Menu CLI untuk Perintah Konfigurasi Routingr RIPv2

Router>ena Router#conf t

Router (config)#router rip Router (config-router)#version 2

Router (config-router)#network 192.168.1.0 Router (config-router)#network 10.10.10.0 Router (config-router)#exit

Router (config)#exit Router#

Setelah tahapan setting router dilaksanaan, maka jaringan komputer yang terhubung dapat melakukan komunikasi data dengan jaringan komputer yang lain. Untuk pengecekan setting router

tadi kita malakukan verifikasi atau cek routing table. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.2 dan yang diberi warna merupakan bukti routingRIPv2 sudah berhasil.

Gambar 4.2 Hasil Routing RIPv2

4.5 Ping Test

Jika ingin membuktikan apakah antar router sudah terhubung dan sudah bisa mengirimkan data ke beberapa router lain maka dilakukan ping test. Yaitu dengan mengklik pada salah satu PC

(10)

Gambar 4.3 Tampilan dari IP Table pada RIPv2

4.6 Hasil Uji Coba

Dengan skenario yang telah dibuat saya mendapatkan hasil dari skenario tersebut dimulai dari skenario no 1 sampai 3 sebagai berikut :

Gambar 4.4 Hasil melakukan ping dari PC1 ke PC4

(11)

Gambar 4.6. Hasil melakukan ping dari PC2 ke PC10

Hasil skenario yang telah dibuat cukup memuaskan dengan ketiga skenario tersebut berjalan dengan lancar dan berhasil tersambung dengan komputer lain meskipun komputer tesebut berada beda jaringan Routernya.

5. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil implementasi yag dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri–suatu entri yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut.

2. Jaringan komputer yang terhubung dapat melakukan komunikasi data dengan jaringan komputer yang lain.

3. Routing Dinamik adalah jenis routing yang bisa berubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu sesuai dengan protokolnya. Routing Dinamic diterapkan pada komputer yang berfungsi sebagai router dan dibutuhkan router lain yang sama-sama menerapkan sistem Routing Dinamic, jadi tidak bisa berdiri sendiri seperti halnya Routing Static.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan teknik

routing yang lain, agar dapat membandingkan dimana kelebihan dan kekurangan tiap teknik.

2. Jumlah router sebaiknya ditambah agar untuk settingan atau

pembangunan skala besar dapat di terapkan didunia nyata.

3. Gunakan class yang berbeda-beda agar anda dapat terbiasa

(12)

REFERENSI

Zulhikam, Ahmad. 28 januari 2012 “Pengertian Topologi Star, kelebihan dan kekurangan topologi Star”

http://jaringankomputer.org/pengertian-topologi-star-kelebihan-dan-kekurangan-topologi-bintang/ (Diakses pada tanggal 20 Mei 2016).

Nurdyana, Hadiyan. 18 januari 2013 “Definisi Routing, Konsep Dasar, Jenis, Tabel Routing, Konfigurasi”

http://hadiyan9.blogspot.co.id/2013/01/definisi-routing-konsep-dasar-jenis.html (Diakses pada tanggal 16 Mei 2016).

Nurlaila, Dila. 11 Desember 2014 “Routing Dinamis dan Statis”

http://dilanurlaila.blogspot.co.id/2014/12/routing-statis-dan-dinamis-tugas.html (Diakses pada tanggal 22 Mei 2016).

Firdaus, Fadly. 10 Oktober “RIP(Routing Information Protocol)”

http://fadlyfstik2010.blogspot.co.id/2012/10/rip-routing-information-protocol.html (Diakses pada tanggal 20 Mei 2016).

Yuli. 9 mei 2010 “ Distance Vector Routing”

http://yuli-octa28.blogspot.co.id/2010/05/distance-vector-routing.html (Diakses pada tanggal 22 Mei 2016).

Rianafirin, Kartika. 9 Febuari 2015 “RIPv2 dan RIPng”

Gambar

Gambar 2.1 Topologi Star
Gambar 3.1 Fowchart Pengerjaan
Gambar 4.1.Gambar 4.1 Tampilan Model Jaringan Yang dirancang
Gambar 4.2 Hasil Routing RIPv2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berikutnya adalah bagaimana agar semua website desa.id yang sudah ada, digabungkan di suatu media (portal) yang mudah diakses dan dicari oleh pengguna internet di

Pada akhirnya akan dibuktikan bahwa apakah upaya yang dipandang efektif dalam mempengaruhi Perilaku Kerja Inovatif SDM di Balai Diklat Keuangan Yogyakarta melalui

Dapatan kajian daripada soal selidik yang diedarkan mendapati bahawa apabila pelajar menyelesaikan masalah pengaturcaraan, kemahiran menterjemah penyelesaian merupakan kemahiran

 Untuk menganalisis tingkat efektifitasan dari penggunaan teknologi e-money dari cara manual dalam transportasi umum: Transjakarta dan Kereta di Jakarta..

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap Rumah Sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien Definisi Operasional Waktu tunggu adalah

As Korriphus lay dying, his sightless eyes staring up at ancient words that he had long since memorized, he heard Seliethin approach one last time. “Please, before I die, tell me

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah investasi yang dialihkan dan dimiliki serta Nilai

Menggunakan asumsi 25% dari produksi PTBA, yakni 6,3 juta ton, kami memperkirakan PTBA memiliki kelebihan produksi sebesar 7,3 ton yang dapat dijual kepada