• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA ENERGI LIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA ENERGI LIS"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

DOSEN MUDA

ENERGI LISTRIK TENAGA OMBAK

Oleh :

Ir. Soebyakto, MT.

M. Agus Shidiq, ST, MT.

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Energi Listrik Tenaga Ombak 2. Bidang Penelitian : Rekayasa

3. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Ir. Soebyakto, MT. b. Jelis Kelamin : Laki-laki

c. NIPY : -

d. Disiplin Ilmu : Konversi Energi e. Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIa f. Jabatan : Asisten Ahli

g. Fakultas/Jurusan : Teknik /Teknik Mesin

h. Alamat Kantor : Jl. Halmahera Km 1 Kota Tegal i. Tlp/Faks/E-mail : (0283) 342519 /

j. Alamat Rumah : Jl. Cucut Rt 3 Rw 1 No 18 Kalisapu-Slawi 52416 k. Tlp/Faks/E-mail : 08156924106 / soebyakto@gmail.com

4. Jml Anggota Peneliti : 1 Orang

a. Nama Anggota I : M. Agus Shidiq, ST, MT. b. Nama Anggota II : -

(3)

iii

ABSTRAK

Energi ombak dapat berupa energi kinetik dan energi potensial. Gelombang laut (ombak) adalah gerakan naik turun permukaan air laut yang secara teratur memperlihatkan bagian-bagian yang tinggi sebagai puncak dan yang rendah sebagai lembah yang bergerak pada arah tertentu. Gelombang yang diamati dalam penelitian ini adalah gelombang yang mendekati pantai di perairan dangkal. Gelombang yang mendekati pantai, kecepatannya berkurang (lamban) dibandingkan dengan gelombang yang jauh dari pantai. Yang dimaksud perairan dangkal adalah perbandingan kedalaman laut dengan panjang

gelombang laut lebih kecil dari pada seperduapuluh (

20 mengekstraksi tenaga ombak yakni pada sisi titik simpul terjadinya ombak berdiri yang dapat menghasilkan gerakan bolak-balik sepanjang langkah tertentu aliran air. Jika suatu benda yang dapat bergerak bebas ditempatkan di sana, benda itu akan dirangsang bergerak secara efektif oleh aliran tadi.

Alat pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) ditempatkan di dekat pemecah ombak. Data ombak yang diperoleh yakni frekuensi ombak rata-rata, f = 10,2 rpm, kecepatan ombak rata-rata, v = 15 cm/s, amplitudo ombak rata-rata, R = 13,8 cm, periode ombak rata-rata, T = 6,2 detik dan daya ombak rata-rata, P = 15,4 Watt. Data-data ini dapat menggerakkan alat PLTO yang dibuat, akan tetapi karena periode waktu datang ombak ke ombak berikutnya terlalu lama. Hal ini menyebabkan alat PLTO tidak berfungsi dengan baik, karena secara mekanik dapat berputar tetapi putaran akan berhenti disebabkan terlalu lama menunggu ombak yang datang berikutnya.

Alat PLTO akan berfungsi dengan baik, apabila data ketinggian dan periode ombak cukup baik untuk memutar dinamo yang berkisar 1000 – 1500 rpm. Energi listrik tenaga ombak dapat diperoleh.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian. Laporan

ini merupakan serangkaian penelitian dan analisa sehingga diharapkan mampu

menghasilkan suatu hasil penelitian dalam bidang yang terkait. Penelitian ini berjudul “Energi Listrik Tenaga Ombak”.

Penelitian ini merupakan salah satu tugas Dosen dalam menjalankan Tri

Darma Perguruan Tinggi; mengajar, pengabdian masyarakat dan penelitian.

Kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Pancasakti Tegal, yang atas kewenangannya

mengijinkan penelitian tentang pasang surut air laut pantai Kota Tegal.

2. Kepala Penelitian dan Pengembangan Universitas Pancasakti Tegal, yang

telah menyetujui diadakannya penelitian pasang surut air laut pantai Kota

Tegal.

3. Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal, yang telah

memberikan kesempatan penelitian Energi Listrik Tenaga Ombak di

pantai Kota Tegal.

4. Para Dosen dan Karyawan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal,

yang telah ikut membantu menyelesaikan laporan penelitian ini.

Semoga laporan penelitian yang dilaksanakan ini bermanfaat bagi

pembaca dan juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu Teknik di masa

mendatang. Penulis sadar bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,

maka penulis mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan laporan selanjutnya.

Tegal, Juli 2012

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 1

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan 2

1.5 Manfaat 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Mengapung di Atas Muka Gelombang 4

2.2 Penerapan Teknik Bandul atau Pendulum

di Pantai Sumatra Barat 4

2.3 Energi Ombak 5

2.4 Daya Ombak 7

2.5 Konversi Daya Ombak ke Daya Listrik 8

BAB 3 METODE PENELITIAN 10

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 10

3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak 10

3.3 Teknik Pengumpulan Data 10

3.4 Pengolahan Data 10

BAB 4 HASIL PENELITIAN 14

4.1 Pembuatan Alat Ukur Parameter Ombak 14

(6)

vi

4.3 Pengukuran Parameter Ombak 16

4.4 Hasil Penelitian Ombak 19

BAB 5 ANALISA HASIL PENELITIAN 20

5.1 Frekuensi Ombak 20

5.2 Ketinggian, Periode dan Kecepatan Ombak 21

5.3 Daya Ombak 24

5.4 Daya Mekanik yang dihasilkan alat 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 27

6.1 Kesimpulan 27

6.2 Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN ENERGI LISTRIK TENAGA

OMBAK DI PANTAI KOTA TEGAL 30

(7)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah banyak pemikiran untuk mempelajari kemungkinan pemanfaatan

energi yang tersimpan dalam ombak laut. Berdasarkan hasil pengamatan yang

ada, deretan ombak (gelombang) yang terdapat di sekitar pantai, mempunyai daya

ombak yang dapat dikonversikan ke daya listrik. Ada beberapa pilihan untuk

menghasilkan daya tersebut, pertama menggunakan teknik koil yang bergerak

naik turun, tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik

turun. Pilihan kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan

batang magnet bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Energi

ombak dapat berupa energi kinetik dan energi potensial. Gelombang laut adalah

gerakan naik turun permukaan air laut yang secara teratur memperlihatkan

bagian-bagian yang tinggi sebagai puncak dan yang rendah sebagai lembah yang bergerak

pada arah tertentu. Bila gelombang mencapai suatu pantai, maka massa air laut

akan menghempas atau memukul ke pantai atau daratan. Gelombang di

permukaan laut adalah hasil dari intraksi antara massa air laut dengan massa udara

di atasnya. Gelombang laut yang dominan adalah yang terjadi karena tiupan

angin. Gerakan naik turunnya air laut di laut lepas dan gerakan air laut memukul

ke pantai dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Secara gerakan air laut yang

naik turun itu dipakai untuk menggerakkan suatu tuas naik turun, atau untuk

menggerakkan suatu pompa, atau untuk menekan kolom udara untuk

menggerakkan baling-baling. Prinsipnya adalah mengkonversi gerak mekanik

menjadi energi listrik.

1.2 Permasalahan

(1) Bagaimana energi listrik dapat diperoleh dari energi gelombang laut ?

(2) Gelombak laut atau ombak yang mendekati pantai, memiliki dua gerakan

yaitu gerak vertikal dan gerak horizontal. Energi ombak yang mana yang

(8)

2 (3) Bagaimana cara pembangkit listrik tenaga ombak dengan sistem bandul

yang mengapung di atas ombak, mengikuti gerak vertikal atau gerak

lateral (horizontal) ?

(4) Secara teori energi mekanik adalah jumlah dari energi kinetik dan energi

potensial. Apakah energi yang terjadi karena gerak ombak (energi kinetik)

dan energi yang terjadi karena perbedaan ketinggian ombak (energy

potensial), dapat digabung, menghasilkan energi mekanik ?

1.3 Batasan Masalah

Gelombang yang merambat akan bergerak dengan kecepatan yang

berbeda-beda pada tiap titik muka gelombang, karena pengaruh kedalaman perairan,

gelombang yang diamati dalam penelitian ini adalah gelombang yang mendekati

pantai di perairan dangkal. Gelombang yang mendekati pantai, kecepatannya

berkurang (lamban) dibandingkan dengan gelombang yang jauh dari pantai. Yang

dimaksud perairan dangkal adalah perbandingan kedalaman laut dengan panjang

gelombang laut lebih kecil dari pada seperduapuluh (

20

1. Untuk mendapatkan energi listrik dari tenaga ombak.

2. Untuk mendapatkan besaran energi yang terjadi karena gerak ombak

(energi kinetik) dan energi yang terjadi karena ketinggian ombak (energi

potensial).

3. Untuk memperoleh sistem mekanik, alat konversi energi ombak ke energi

listrik.

1.5 Manfaat

Penelitian energi listrik tenaga ombak, diharapkan dapat memberikan

manfaat :

1. untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik bagaimana daya listrik

(9)

3 2. Pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) dapat memberikan penerangan

(10)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengapung di Atas Muka Gelombang (Heave Rider)

Watanabe, T. (1993) menulis bahwa pemanfaatan tenaga ombak adalah termasuk salah satu impian yang panjang bagi anggota kelompok MIT Muroran pimpinan Hideo Kondo di Hokkaido dalam mengembangkan sistem pendulor

selama 15 tahun. Prinsipnya adalah menjalankan generator dari gerakan bandul

atau pendulum yang dieksitasi oleh aliran air horizontal di bawah ombak tegak

(gelombang berdiri). Gerakan ayun pendulum diubah ke dalam gerakan putar pada

poros, namun luarannya sangat berfluktuasi. Dengan menambah akumulator, hal

demikian itu dapat mempengaruhi ratio penyerapan yang juga berarti

memperbaiki sistem. Watanabe selanjutnya memanfaatkan catatan Prof. Hideo Kondo bahwa tempat di depan pemecah ombak (break water) adalah amat baik untuk mengekstraksi tenaga ombak yakni pada sisi titik simpul terjadinya ombak

berdiri yang dapat menghasilkan gerakan bolak-balik sepanjang langkah tertentu

aliran air. Jika suatu benda yang dapat bergerak bebas ditempatkan di sana, benda

itu akan dirangsang bergerak secara efektif oleh aliran tadi. Teknik bandul atau

pendulum yang dikembangkan oleh kelompok Hideo Kondo dari MIT di Hokkaido.

2.2 Penerapan Teknik Bandul atau Pendulum di Pantai Sumatra Barat

Teknik bandul atau pendulum yang dikembangkan oleh kelompok Hideo Kondo dari MIT di Hokkaido, telah diuji coba di pantai Sumatra Barat oleh Zamrisyaf, seorang volunteer pensiunan karyawan PLN (Liputan Siang SCTV,

Jakarta, 28-12-2003). Temuan ini yang akhirnya diberi nama Pembangkit Listrik

Tenaga Gelombang Laut Sistem Bandulan (PLTGL-SB) itu akan bergerak

mengikuti arus gelombang. Ini membuat bandul yang digantung di alat tersebut

selalu bergerak sesuai dengan alur gelombang. Gerakan bandul yang

terus-menerus tersebut menggerak pompa hidraulik tipe silinder, sehingga memompa

(11)

5 selanjutnya tekanan fluida menggerakkan motor hidrolik yang langsung memutar

dinamo untuk mengeluarkan energi listrik. Dalam suatu uji coba di Pantai Padang,

Desember 2003, perangkat kerasnya berupa perahu atau ponton. Di atas ponton

ada tiang besi tempat bandulan (mirip bandulan jam dinding) dengan ayunan

bandul 30 derajat. Sumbu pada lengan bandulan disatukan dengan roda freewheel, bak roda sepeda. Untuk mendatangkan kelipatan kecepatan, freewheel dihubungkan dengan rantai ke roda transmisi, lalu dirangkai dengan freewheel ke satu atau dua roda gila, untuk selanjutnya dihubungkan ke dinamo, yang akan

memproduksi listrik. Model PLTGL itu lalu diletakkan di bibir pantai. Dalam uji

coba tersebut, PLTGL model Zamrisyaf mampu menghasilkan daya listrik tiga

kilowatt dan menerangi 20 rumah di desa nelayan. Dia memberikan hitungan,

untuk areal lautan dengan luas 1 kilometer persegi, energi gelombang laut dapat

menghasilkan daya listrik sekitar 20 megawatt (Mw). Jumlah ini sama dengan

kekurangan daya listrik di Sumbar saat Investasinya Rp20 juta per kilowatt (Kw)

atau total Rp400 miliar dan sanggup menerangi 40000 rumah.

2.3 Energi Ombak

Proses gelombang disebabkan adanya energi kinetik dan energi potensial.

Jika gangguan kedalaman air h, elevasi lokal y dan kerapatan uniform , energy potensial dari suatu kolom horizontal dengan satuan luas sepanjang muka

gelombang dan pertambahan luas dx, sepanjang orthogonal diberikan :

h y



h y

dx g

h y

dx energi potensial tiap satuan luas daerah yang diberikan terhadap gelombang :

(12)

6 Rata-rata yang melewati panjang gelombang dari energi kinetik tiap satuan

luas permukaan dapat diperoleh :

u w

dxdz

komponen kecepatan u dan w pada persamaan :

)

Total energy tiap satuan luas permukaan :

2

Kepadatan energi (per satuan luas) dari gelombang sinusoidal tergantung

(13)

7

Untuk gelombang Airy pada perairan dalam, perbandingan kedalaman dengan

panjang gelombang laut,

2

Untuk periran dangkal, perbandingan kedalaman dengan panjang gelombang laut,

20

Dari gambar 2.1, dapat dihitung gaya ke atas (gaya apung) dan gaya berat.

Gaya ke Atas

𝐹𝐴 =𝐹3 = 𝜌𝑐.𝑉𝑐.𝑔

Berdasarkan hukum Hooke, untuk gerak osilasi : 𝐹3 = 𝑘.𝑌

𝑘 =𝑚.𝜔2 𝜔 = 2𝜋𝑓

(14)

8 k = konstanta gaya osilasi (N/m)

Y = simpangan osil asi (m )

Gaya b erat

F1 = W = m.g

Gambar 2.2 Gaya-gaya yang bekerja pada lengan momen

𝜏𝑜 = 0

𝜏𝑜 = momen gaya (torsi) pada titik 0 (Nm) 𝐹1.𝐿1 =𝐹4.𝐿2

𝐹4 =

𝐹1.𝐿1

𝐿2

2.5 Konversi Daya Ombak ke Daya Listrik

Gaya Apung ( FA )

FA = Wu – Wa

FA = c.Vc.g

Wu = berat beban apung di udara (N)

Wa = berat beban apung di air (N)

c = Massa jenis air (kg/m3)

Vc = Volume zat cair yang dipindahkan (m3)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Gaya Berat (W)

W = m.g

m = massa beban apung (kg)

(15)

9 Untuk mendapatkan daya, dapat diperoleh dari gaya apung kali kecepatan

ombak. Untuk mendapatkan daya, dapat juga dihasilkan dari gaya berat kali

kecepatan ombak. Dari data ini, kita dapat memperhitungkan daya dinamo,

(16)

10

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian untuk mendapatkan alat pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO)

dilaksanakan di Slawi, Kabupaten Tegal. Waktu penelitian pembuatan alat

pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) pada siang hari antara jam 09.00 –

12.00 WIB dan sore hari jam 15.00 – 16.30, dimulai sejak bulan Januari 2012

sampai Juni 2012. Penelitian untuk mendapatkan data ombak pantai laut Kota

Tegal pada bulan Juni – Juli 2010 dan pada hari Jum’at, 13 Juli 2012, jam

14.25 – 15.30.

3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak

Pembangkit listrik tenaga ombak metode gerak harmonik. Prinsip metode ini

dengan memanfaatkan gerak osilasi benda yang mempunyai massa jenis

beban lebih kecil dibandingkan massa jenis air laut atau massa jenis beban

sama dengan massa jenis air laut, diletakkan pada puncak ombak. Osilasi

ombak akan menggerakkan lengan momen naik-turun dan dilanjutkan

menggerakkan dinamo, penghasil listrik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ombak diperoleh dengan cara pengukuran langsung di Pantai

Alam Indah Kota Tegal, di sekitar pemecah gelombang. Data didapat secara

bertahap, meliputi tinggi ombak, banyaknya ombak untuk selang waktu

tertentu.

3.4 Pengolahan Data

Pengambilan sample data dari banyak data atau beberapa data parameter yang

diperoleh dari perairan laut, diolah menggunakan metode regresi linier untuk

(17)

11

Merubah satuan Hertz (Hz) menjadi Rotation Per Menitues (RPM) :

1 detik = 601 menit

𝑓 = 𝑛

𝑡 𝑥 60 rpm (3.2)

Menentukan kecepatan ombak pada satu titik, kita sebut kecepatan verikal :

𝑣= 2𝜋𝑓𝐻 (3.3)

Dalam regresi linier, spesifikasi model adalah bahwa 11umeric11

dependen, yi adalah kombinasi linear dari parameter (tapi tidak perlu linear dalam 11umeric11 independen). Misalnya, dalam regresi linier sederhana untuk data n pemodelan 11umeric11 satu 11umeric11 bebas: xi, dan dua parameter, β0 dan β1:

Garis lurus: (3.6)

Dalam regresi linier berganda, ada beberapa 11umeric11 independen atau fungsi

dari 11umeric11 independen. Misalnya, menambahkan istilah dalam xi2 ke regresi sebelumnya memberikan:

Parabola: (3.7)

Ini masih regresi linier, walaupun ekspresi pada sisi kanan adalah kuadrat dalam

(18)

12 kedua kasus, merupakan istilah kesalahan dan subskrip indeks i pengamatan tertentu. Diberi sampel acak dari populasi, kami memperkirakan

parameter-parameter populasi dan mendapatkan sampel model regresi linier:

(3.8)

Istilah ei adalah sisa , . Salah satu metode estimasi yang biasa kuadrat terkecil . Sum of squared residuals , SSE: Metode ini mendapatkan estimasi parameter yang meminimalkan jumlah kuadrat residual , SSE:

(3.9)

Minimisasi hasil fungsi ini dalam satu set persamaan normal , satu set persamaan

linier simultan di parameter, yang dipecahkan untuk menghasilkan penduga

parameter, .

Gambar 3.1 Sebaran data pada regresi linear (18).

Ilustrasi regresi linier pada data.

Dalam kasus regresi sederhana, rumus untuk estimasi kuadrat terkecil adalah

(3.10)

(19)

13 Berdasarkan asumsi bahwa istilah kesalahan populasi memiliki varians konstan,

estimasi varians yang diberikan oleh:

(3.11)

Ini disebut mean square error (MSE) dari regresi. Standard error dari estimasi parameter yang diberikan oleh

(3.12)

(3.13)

Berdasarkan asumsi lebih lanjut bahwa istilah kesalahan populasi terdistribusi

normal, peneliti dapat menggunakan standar kesalahan ini diperkirakan membuat

interval keyakinan dan melakukan tes hipotesis tentang parameter populasi.

Persamaan yang kita tinjau adalah y = m.x  m = 1

Data y dan x pada Lampiran.

Koefisien korelasi diperoleh dari persamaan :

(20)

14

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Pembuatan Alat Ukur Parameter Ombak

Gambar 4.1 Alat Ukur Ketinggian Ombak yang dihubungkan dengan Alat

Konversi Energi Ombak ke Energi Mekanik.

Data Kode Alat

No. Nama Alat Kode M (kg) D (m) R (m) L (m)

1 Beban Pelampung B 1,7

2 Kawat Penunjuk Ukuran P

3 Lengan Pengungkit 1 L1

4 Meteran M

5 Katrol K

6 Lengan Pengungkit 2 L2

7 Roda Gigi 1 R1 0,18 0,9

8 Roda Gigi 2 R2 0,32 0,16

9 Roda gigi 3 R3 0,05 0,025

10 Penyeimbang Beban D 0,64

11 Kriwil 0,09

(21)

15

Cara Kerja Alat

(1) Ombak datang menaikkan beban pelampung B, kawat penunjuk ukuran P

ikut naik, skala pada meteran dapat terbaca.

(2) Ombak datang naik turun, beban pelampung B dan kawat penunjuk ukuran

P ikut naik turun. Data diambil pada saat pelampung B naik berapa nilai

skalanya dan pada saat pelampung B turun berapa nilai skalanya. Selisih

nilai skala pada saat naik dan turun beban pelampung B, merupakan

ketinggian ombak (H).

(3) Ombak datang menaikkan beban pelampung B dan pengungkit lengan L1,

karena ada penumpu katrol, pengungkit lengan L2 turun, menggerakkan

roda gigi R1, dilanjutkan mengerakkan roda gigi kriwil yang dipasang

ditengan roda gigi R2 dan tidak mengerakkan roda gigi dinamo R3.

(4) Ombak datang menurunkan beban pelampung B dan pengungkit lengan

L1, karena ada penumpu katrol, pengungkit lengan L2 naik,

menggerakkan roda gigi R1, dilanjutkan mengerakkan roda gigi R2 dan

roda gigi dinamo R3.

(5) Ombak datang naik turun menggerakkan roda gigi R1, karena ada roda

gigi kriwil ditengah roda gigi R2, maka putaran roda gigi R2 searah

mengerakkan roda gigi dinamo R3, dan menghasilkan energi listrik.

(6) Fungsi penyeimbang beban D adalah meringankan putaran roda gigi 2.

4.2 Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Ombak

(22)

16

Cara Kerja Alat

(1) Ombak datang menaikkan beban pelampung B dan pengungkit lengan L1,

karena ada penumpu katrol, pengungkit lengan L2 turun, menggerakkan

roda gigi R1, dilanjutkan mengerakkan roda gigi kriwil yang dipasang

ditengan roda gigi R2 dan tidak mengerakkan roda gigi dinamo R3.

(2) Ombak datang menurunkan beban pelampung B dan pengungkit lengan

L1, karena ada penumpu katrol, pengungkit lengan L2 naik,

menggerakkan roda gigi R1, dilanjutkan mengerakkan roda gigi R2 dan

roda gigi dinamo R3.

(3) Ombak datang naik turun menggerakkan roda gigi R1, karena ada roda

gigi kriwil ditengah roda gigi R2, maka putaran roda gigi R2 searah

mengerakkan roda gigi dinamo R3, dan menghasilkan energi listrik.

(4) Fungsi penyeimbang beban D adalah meringankan putaran roda gigi 2.

4.3 Pengukuran Parameter Ombak

Untuk periran dangkal, perbandingan kedalaman dengan panjang gelombang

(23)

17 Parameter ombak yang diperlukan dalam penelitian ini adalah h (kedalaman

dimana ombak berada),  (panjang gelombang ombak), H ( beda tinggi ombak

maksimum dan minimum atau dua amplitudo ombak), t ( lamanya ombak

menjalar dari dua titik pengamatan), L (jarak titik pengamatan),  (massa jenis

air laut) dan g (percepatan gravitasi permukaan air laut).

1) Pengukuran L, t dan h

Gambar 4.3 Lokasi pengukuran di pantai laut dengan ketentuan

20 1

h

Ombak yang datang di tiang pancang B diamati sampai ke tiang pancang

A, didapat data t (waktu tempuh ombak dari B ke A). Jarak L diukur dari

tiang pancang A ke tiang pancang B. Kedalaman h, diukur dari dasar

pantai ke permukaan laut.

2) Pengukuran H dan 

Gambar 4.4 Pengukuran ketinggian ombak, H dan panjang gelombang 

Pengukuran parameter H (ketinggian ombak) dilakukan dengan cara

(24)

18 gelombang laut (ombak) pada tiang pancang B. Panjang gelombang laut

ditentukan dengan mengukur jarak penjalaran gelombang dari titik tiang

pancang B ke titik tiang pancang A serta menghitung banyaknya ombak

(n) antara dua titik tiang pancang A dan B.

L = n.

3) Pengukuran v

Pengukuran laju ombak (v) ada dua jenis yaitu laju ombak secara vertikal

dan laju ombak secara horizontal. Laju ombak secara vertikal dilakukan

dengan mencatat banyaknya ombak pada selang waktu tertentu dan

amplitudo ombaknya pada satu titik tiang pancang. Laju ombak secara

horizontal dengan mengukur banyaknya ombak pada selang waktu tertentu

dan amplitudonya pada dua titik tiang pancang. Untuk perairan dangkal,

kecepatan gelombang dapat juga diperoleh dengan mengukur h

(kedalaman perairan laut dimana gelombang menjalar). Kecepatan ombak

dihitung dengan menggunakan persamaan : v = gh , dimana g adalah

percepatan gravitasi bumi.

4) Pengukuran Energi Ombak dan Daya Ombak

Energi (per satuan luas) dari gelombang sinusoidal tergantung pada

; maka daya per meter dari muka gelombang :

(25)

19

4.4 Hasil Penelitian Ombak

Hasil pengamatan penelitian ombak di pantai laut Kota Tegal pada hari Jum’at, 13 Juli 2012, jam 14:25 – 15:30, didapat :

Tabel 4.1 Data Frekuensi, Ketinggian dan Kecepatan Ombak

No. Frekuensi Ombak Ketinggian Ombak

v (m/s) n t (detik) f (Hz) Hmaks (cm)

Hmin

(cm) R (m)

1 6 25,0 0,24 55 30 0,13 0,19

2 5 32,9 0,15 54 29 0,13 0,12

3 8 32,6 0,25 62 28 0,17 0,26

4 10 60,0 0,17 49 29 0,10 0,10

5 12 75,0 0,16 58 30 0,14 0,14

6 14 108,0 0,13 64 32 0,16 0,13

7 16 121,0 0,13 65 38 0,14 0,11

8 18 127,0 0,14 70 40 0,15 0,13

Frekuensi rata-rata  0,17 Kecepatan rata-rata  0,15

Frekuensi ombak (f) = 0,17 Hz, artinya 0,17 x 60 = 10,2 rpm; banyaknya ombak

10 dalam satu menitnya. Kecepatan rata-rata = 0,15 m/s = 15 cm/s, artinya setelah

jarak ombak 15 cm terhadap ombak berikutnya dalam satu detik, baru ada ombak

(26)

20

BAB 5

ANALISA HASIL PENELITIAN

5.1 Frekuensi Ombak

a) Grafik Frekuensi Ombak

Gambar 5.1 Grafik Frekuensi Ombak Pantai Laut Tegal

b) Deviasi Standar Frekuensi Ombak

Tabel 5.1 Parameter Deviasi standar Frekuensi Ombak

No. x = f |xi - xm| |xi - xm|

t = lamanya ombak (detik)

(27)

21 Nilai Kecermatan = 100% - ( )100%

f

= 77,1 %

c) Koefisien korelasi (r)

Tabel 5.2 Parameter Koefisien Korelasi Frekuensi Ombak

No

5.2 Ketinggian, Periode dan Kecepatan Ombak

Ketinggian ombak maksimum (Hmaks) dikurangi ketinggian ombak minimum

(Hmin) diperoleh amplitudo ombak (R). Jari-jari putaran ombak sama dengan

amplitudo ombak. Kecepatan ombak pada satu titik tiang pancang, didapat

(28)

22

v = kecepatan ombak di satu titik tiang pancang (m/s)

T = Periode ombak (detik)

Tabel 5.3 Amplitudo, Periode, kecepatan Ombak

No R (cm) T (detik) v (cm/s)

Gambar 5.2 Grafik Amplitudo Ombak terhadap Kecepatan Ombak

(29)

23 Gambar 5.3 Grafik kecepatan ombak terhadap periode ombak

Tabel 5.4 Tabel Parameter Deviasi Standar Kecepatan Ombak

No. x = v |xi - xm| |xi - xm|

(30)

24 Tabel 5.5 Parameter Koefisien Korelasi Kecepatan Ombak

No

Daya per meter dari muka gelombang :

v

Tabel 5.6 Daya ombak

(31)

25 Gambar 5.4 Grafik daya ombak terhadap kecepatan ombak

Daya ombak semakin tinggi jika kecepatan ombak semakin besar.

5.4 Daya Mekanik yang dihasilkan alat

Gambar 5.5 Ombak sampai ke beban pelampung

Gambar 5.6 Ombak belum sampai ke beban pelampung

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0

0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 P (Watt)

(32)

26 Dari data gambar 5.5, gambar 5.6, serta data tabel 4.1, periode ombak sampai

ke beban pelampung cukup lama, sehingga daya mekanik yang dihasilkan alat

untuk memutar dinamo lambat. Secara mekanik alat pembangkit listrik tenaga

ombak mampu beroperasi dengan kondisi daya ombak, P = 15,4 Watt,

kecepatan ombak, v = 0,15 m/s. Akan tetapi yang tidak mendukung alat

pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) yang dibuat ini, yakni frekuensi

ombak, f = 0,17 Hz yang setara dengan f = 10,2 rpm. Dinamo bisa berfungsi

dengan baik bila jumlah rpm = 1000 – 1500 rpm (rotasi per menit/putaran per

menit). Untuk itu pada alat PLTO perlu dilengkapi alat gear box atau alat

(33)

27

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

(1) Energi listrik dapat diperoleh dari energi gelombang laut (energi ombak)

dengan ketentuan daya dan frekuensi ombak mampu menggerakkan alat

dan dinamo dengan rpm (rotasi per menit) yang mencukupi untuk

mendapatkan listrik.

(2) Gelombak laut atau ombak yang mendekati pantai, memiliki dua gerakan

yaitu gerak vertikal dan gerak horizontal.

(3) Cara pembangkit listrik tenaga ombak dengan sistem bandul yang

mengapung di atas ombak, mengikuti gerak vertikal.

(4) Secara teori energi mekanik adalah jumlah dari energi kinetik dan energi

potensial. Energi yang terjadi karena gerak ombak (energi kinetik) dan

energi yang terjadi karena perbedaan ketinggian ombak (energy

potensial), dapat digabung, menghasilkan energi mekanik.

(5) Daya ombak semakin tinggi jika kecepatan ombak semakin besar.

(6) Daya mekanik yang dihasilkan alat menjadi kecil, karena faktor beban

apung yang kurang besar.

(7) Frekuensi ombak yang dihasilkan pada saat pengambilan data, tidak

mampu untuk mempercepat alat PLTO yang digunakan.

6.2 Saran

(1) Dalam penelitian energi listrik tenaga ombak disarankan menguji

kebenaran teori daya ombak per meter persegi dengan kebenaran alat

konversi daya ombak ke daya listrik. Hal ini karena dinamo listrik yang

dihasilkan dari alat konversi energi belum tentu sama.

(2) Untuk memperoleh sistem mekanik, alat konversi energi ombak ke energi

listrik yang baik disarankan menguji daya dinamo listrik yang digunakan,

(34)

28 (3) Alat PLTO yang dibuat sesuai dengan data amplitudo ombak, daya

ombak yang dihasilkan, akan tetapi belum dapat menyesesuaikan

frekuensi ombak yang ada. Untuk itu, disarankan dalam penelitian

(35)

29

DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, A., 2010. Gelombang Laut Berpotensi Sebagai Energi Listrik. <http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-laut

ombakgelombangarus/2181--gelombang-laut-berpotensi-sebagai-energi-listrik.html> [14/03/2010 08:29].

Rahmanta, 2010. Metode Konversi Gelombang Laut. Ocean Wave Energy. <http://www.begokmild.com> [21/11/2010 17:05].

Rwahyuningrum, 2009. Energi Gelombang Laut,

<http://rwahyuningrum.blog.uns.ac.id/2009/08/25/energi-gelombang-laut/> [04/02/2011 18:17].

Sutrisno. 1977. Fisika Dasar, Mekanika Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB.

Gunawan, T., 2008. Pemanfaatan Energi Laut 1 : Ombak, Majari Magazine, <http://majarimagazine.com/> [27/02/2010 15:55].

(36)

30

LAMPIRAN 1

DATA PENELITIAN ENERGI LISTRIK TENAGA

OMBAK DI PANTAI KOTA TEGAL

Tabel 1 Data frekuensi, ketinggian dan kecepatan ombak

Lokasi Pengamatan : Pantai Kota Tegal

Hari : Jum'at

Tanggal : 13 Juli 2012

Jam : 14:25 - 15:30

No. Frekuensi Ombak Ketinggian Ombak

v (m/s) n t (detik) f (Hz) Hmaks (cm) Hmin (cm) R (m)

1 6 25,0 0,24 55 30 0,13 0,19

2 5 32,9 0,15 54 29 0,13 0,12

3 8 32,6 0,25 62 28 0,17 0,26

4 10 60,0 0,17 49 29 0,10 0,10

5 12 75,0 0,16 58 30 0,14 0,14

6 14 108,0 0,13 64 32 0,16 0,13

7 16 121,0 0,13 65 38 0,14 0,11

8 18 127,0 0,14 70 40 0,15 0,13

11,125 72,7

Frekuensi rata-rata  0,17 Kecepatan rata-rata  0,15

Keterangan :

n = BanyaknyaOmbak t = lamanya ombak (detik) f = frekuensi ombak (Hz)

Hmaks = Ketinggian ombak maksimum (cm)

Hmin = Ketinggian ombak minimum (cm) R = Amplitudo ombak (m)

(37)

31 Tabel 2 Data Gerak Horizontal Ombak

NO TANGGAL JAM GERAK HORIZONTAL

n L (m) t (det) f (Hz) RPM v (m/s)

1 21-Jul-10 11:34 2 10 5,50 0,36 21,82 1,82 2 21-Jul-10 11:34 4 20 12,20 0,33 19,67 1,64 3 21-Jul-10 11:35 2 10 5,60 0,36 21,43 1,79 4 21-Jul-10 11:36 4 20 13,60 0,29 17,65 1,47 5 21-Jul-10 11:36 2 10 4,90 0,41 24,49 2,04 6 21-Jul-10 11:37 4 20 12,20 0,33 19,67 1,64 7 21-Jul-10 11:38 2 10 5,90 0,34 20,34 1,69 8 21-Jul-10 11:39 4 20 13,40 0,30 17,91 1,49

(38)

32

LAMPIRAN 2

(39)
(40)
(41)

Gambar

Gambar 2.2  Gaya-gaya yang bekerja pada lengan momen
Gambar 3.1 Sebaran data pada regresi linear (18).
Gambar 4.1 Alat Ukur Ketinggian Ombak yang dihubungkan dengan Alat
Gambar 4.2  Alat Konversi Tenaga Ombak ke Energi Listrik
+7

Referensi

Dokumen terkait

 bersifat sumber daya yang daya yang tidak dapat tidak dapat untuk kita untuk kita perbaharui. Maka dari itu, dari itu, kita bisa kita bisa memanfaatkan sumber daya

Berdasarkan permasalahan di atas, kebutuhan akan sebuah sistem informasi pengukuran tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan e-government Pemerintah Kota Surabaya sangat

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menganalisis isi dari tuturan-tuturan para panelis (pelawak dan pengisi acara) dalam tayangan ILK yang

Dalam bidang biologi khususnya ekologi, sistem persamaan diferensial digunakan untuk memodelkan interaksi dua populasi. Interaksi populasi yang paling terlihat adalah yang

[r]

Meskipun harga sangat berpengaruh dalam pertimbangan konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa, konsumen juga akan mempertimbangkan ketika melihat lokasi perusahaan yang

Keputusan pendanaan akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan jika proporsi hutang meningkat maka dana operasional yang tersedia meningkat, jika hutang

Balance sentence set merupakan dokumen yang berisi kumpulan triphone yang harus ada pada suatu korpus suara, sedangkan pembangkitan pertanyaan berguna untuk mendapatkan data