v iii !
"#$% &
! '
$(#
) * + ! $, #
-$% %.
/ 0 & & 1
ix '
/ " . 0 . "
. 0 " . " ' " . 0
. " . " " " . " . "
" " . " "
" 7 . " # 7
. " " .
7 " . ! .
" # " . . "
. . " . 0 . " . " .
" 7
" . " - '
" 7 "
= . " " .
. " . . . 8
. "" ' . . .
B
& " 0 ( ! C 7
x /
8
8 C ) $3 3C
8 C ) )D 8 )
3* ! *) ! ) & C# ) &*# #
3* ! )*) ! ) ) C#!# !# & )DD3) & )
*3 8 ) 4
*) ! ) 3 C#& # 4
& ! )D )! * 4
!* @! >
!* & >
%! * # # >
%! * D * >4
%! * ! C >4
%! * C #* )
x i
' ' & 333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333
C "
# 7 " " ! : &
' ' @ 2 (
(' $ 333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333 >
& " :
1) ' :
1) ' ) 2 ,
" 1 0 =
: " 1
-, & . 0 ! . " 1 !
, @ 0 0
, @ . @ 0 0
, @ @ 0 0 ,
9 & ! . " 1 =
x ii
= 8 . C +
* " !
* " "
:
, 8 .
' ' ( $ & 33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333 <+
E " ,
C " ? " ,
$ ,
: 7 E. F 9
, . .
-, .
-, . +
9 ! " " . :
= :
x iii
= 3 F :
= 3 * :
' 0 A & & (' 3333333333333333333333333333333333333333 ><
: & " " * . :
: & " " * . " $ & :
: & " " * . " 3 ::
: & " " * . " * ' " :,
: : & " " * . " C " :9
: 8
:-: ! . * . ! ! 5G6
:-: 0 . & 7
:-: 0 . C 7 " :+
: 0 C 7 . 0 ,
: : 7 * . " ,
: , 7 " " C ,
x iv
: 9 7 . " & ,
: = 7 ! " ,:
: - & 7 ,,
: + 0 " 7 ,9
: 7 ! . ,=
: ! . * . ! . C 5 6
,-: 7 3 &
,-: & " & " 7 ,+
: & C 7 9
: : & " " ' 9
: , & ! " 7 9
: 9 & ! " . " 0 ! ' 9
: = & ' " 7 9:
: - & ' " 7 & 9,
x v
: 3 #
: 3 F 99
: 3 * 9=
: 8 . =
: : 3 * =
: : =
' ' A ( & 3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333 BB
, & . ==
,
=-, & =+
/ 33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333 -
& (
x v i
/ ('
8
D # #
D " > 9
x v ii
/ ' &
8
! # . #
-! ## & " " * . " $ & ::
! ### & " " * . " 3 :,
! #F & " " * . " * ' " :9
! F & " " * . " C " :=
! F# 0 & C # !
:-! F## 0 C # " :+
! F### . 0 . 0 ,
! #G 7 " . " ,
! G 7 . " " ,
! G# . " "
" " ,
! G## 7 " ,:
! G### & . " ,,
! G#F . 0 . 7 ,9
! GF . " 7 . . ,=
! GF# 7 " . " "
,+
! GF## " " " " ' " 9
x v iii
! GF### ' " 7 9
! G#G $ " 7 " 0 . " .
" " 9
! GG " 7 0 "
. " 9
! GG# " . . " " "
7 9:
! GG## " ' " 7 " 9,
! GG### " ' " 7 " " 99
! GG#F F ' & E H ! 9=
! GGF8 3 F ' * @ . >
9-! GGF# F " & E H ! 9+
! GGF8 3 F " * @ . > 9+
! GGF#* ! =
! GGF##* C =
! GGF### 8 . =
! GG#G3 * =
8 1
/ & (
8
C . & -9
C . 3 4 +
C . @ 3 F
C . 3 * ::
C . 3 *
:-C . % * ' 8 . ,
Pendahuluan
1 Universitas Kristen Maranatha
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada jaman seperti ini dimana banyak tersedia perusahaan yang menawarkan
produk dengan kualitas dan harga yang bersaing antara satu dengan yang lain
membuat pelanggan menjadi susah untuk dipertahankan, kesalahan sedikit saja
bisa saja menjadi fatal akibatnya dimana para pelanggan akhirnya memilih produk
buatan pesaing atau bahkan perusahaan pesaing dan perusahaan kita bisa saling
terkena dampak dari kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan pesaing lainnya
sehingga konsumen memilih produk substitusi karena menganggap produk yang
dibuat oleh kita dan pesaing adalah sama atau bisa disebut juga tidak ada bedanya.
Oleh karena perusahaan harus mampu mempunyai brand untuk bisa membedakan
dengan pesaing dan membuat brand trust yang kuat di dalam benak konsumen
sehingga mereka menjadi loyal pada brand kita. Pada akhir-akhir ini brand
management memperoleh perhatian dari banyak pihak, (Soehadi, 2005:1)
mengatakan bahwa brand tidak hanya penting sebagai alat untuk menarik
konsumen, tetapi juga bisa menjadi intangibel asset.
Brand juga dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih produk,
memengaruhi karyawan dalam memilih tempat bekerja, dan memengaruhi
investor dalam membeli saham. (Arnold, 1996:3) mengatakan Brand yang
menguasai pasar cenderung meraup keuntungan yang lebih besar, hal ini
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 2
di atas standar, dan menghasilkan nilai keuntungan yang lebih tinggi. Menurut
riset PIMS dalam (Arnold, 1996:3) menunjukan bahwa brand menjad produk
nomor satu dipasar karena keunggulan kualitas yang dirasakan, dan tercermin dari
kesediaan konsumen untuk membayar lebih mahal. Sehingga pada saat ini dimana
pesaing bisa menawarkan konsumen berupa produk yang hampir sama dengan
kita maka peranan brand yang baik dan dijalin dalam waktu yang lama sangat
penting, sehingga konsumen bisa percaya pada brand dari perusahaan dan
menghasilkan loyalitas kepada brand perusahaan tersebut.
Salah satu produk yang berkembang sangat cepat adalah layanan internet
provider. Teknologi internet masuk pertama kali ke Indonesia sekitar tahun 1995
dan layanan ini hanya dirasakan sebagian kecil orang saja. Berbeda dengan
keadaan sekarang dimana internet sudah bisa dirasakan sampai pelosok desa di
Indonesia, dengan penetrasi yang cepat Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan
telah berada di posisi pengguna internet terbesar ke 4 di asia (lihat tabel 1). Pada
awal kemunculan internet di Indonesia, layanan tersebut hanyalah digunakan
untuk keperluan hiburan atau sekedar berkomunikasi dengan mengirim email.
Seiringan dengan waktu penggunaan internet mulai berkembang menjadi sarana
untuk mengetahui informasi tentang dunia luar seperti berita tentang sosial,
politik, budaya, dan ekonomi. Kemudian berkembang lagi dimana internet
sekarang dijadikan sarana untuk berbisnis contohnya sebagai promosi produk dan
juga sebagai sarana transaksi produk, internet juga dikembangkan pemerintah
sebagai sarana untuk pembelajaran bagi siswa-siswi di Indonesia. Melihat betapa
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 3
sangat dibutuhkan di masa kini dan di masa depan kelak. Produk layanan internet
provider ikut berkembang di Indonesia seiring dengan pertumbuhan pengguna
internet yang positif dan masih terbukanya pasar karena masih banyak tersedia
calon konsumen yang belum menggunakan internet. Banyaknya internet provider
di Indonesia dan mereka menjual produk yang sama dan hampir tidak ada
bedanya antara yang satu dengan yang lain membuat brand sangatlah penting
sebagai pembeda dengan pesaing, menurut beberapa penelitan didapat pendapat
bahwa brand yang baik dan dipercaya bisa membantu konsumen untuk tetap setia
kepada produk kita.
Salah satu fenomena pengaruh brand trust terhadap brand loyalty. April 2011
terjadi sebuah kejadian yang sangat memalukan bagi perusahaan Sony, salah satu
produk andalannya Sony PlayStation 3 mendapat serangan berupa pencurian
database konsumen. Diperkirakan lebih dari 75 juta akun yang berhasil dicuri,
pencurian ini diklaim sebagai salah satu kasus pencurian data terbesar di dunia
(http://www.cbc.ca, 18 maret 2013). Untuk mengatasi kasus pencurian data
tersebut maka Sony memutuskan untuk mematikan server untuk mencegah
terjadinya penambahan kasus pencurian data, melihat konsumen yang kecewa
maka Sony menjanjikan bahwa pemutusan hubungan dengan server paling lambat
hanya dilakukan 1 minggu tetapi setelah 1 minggu lewat tidak kunjung
diaktifkannya server membuat banyak konsumen Sony yang marah, dan mulai
hilang kepercayaan. Dikutip dari (http://www.nbcnews.com, 18 maret 2013)
Sony's breach of its customers' trust is staggering, Sony promised its customers
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 4
multinational corporation like Sony has strong protective measures in place to
prevent the unauthorized disclosure of personal information, including credit card
information. Apparently, Sony doesn't. Keadaan diperparah dengan janji
pemutusan server yang hanya 1 minggu terus diundur sampai jangka waktu yang
tidak menentu. Hal ini tentu membuat para konsumen Sony PlayStation tambah
marah dan hilang kepercayaan. Sampai akhirnya pada tanggal 14 mei 2011, Sony
meluncurkan Firmware versi 3.61 sebagai security patch untuk menanggulangi
masalah ini. Kerugian yang ditanggung oleh Sony sangat besar dengan kisaran
$20 million untuk kerugian hilangnya pendapatan selama beberapa minggu, tapi
jumlah ini bisa menanjak sampai $24 Billion sebagai biaya konsukuensi hilangnya
data konsumen. (http://venturebeat.com, 18 maret 2013), walaupun masalah ini
sudah diselesaikan tapi dampak negatif dari masalah kasus pencurian database
konsumen dan pematian server yang dianggap lama membuat Sony masih bisa
merasakan dampak negatinya. Berdasarkan review (http://www.gamasutra.com,
18 maret 2013)
PlayStation 3 and PlayStation 2 consoles combined sold 2.8 million
units during the quarter, down compared to 3.2 million sold
year-over-year. Terdapat penurunan sebesar 11, 4% dibandingkan penjualan
tahun lalu di waktu yang sama.
PS Vita and PSP combined sold 1.4 million units, down compared to
1.8 million sold in the same quarter last year. Terdapat penurunan
sebesar 12, 86% dibandingkan penjualan tahun lalu di waktu yang
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 5
Sony sold 20.1 million PS3 and PS2 games combined in the first
quarter, down compared to 27.6 million year-over-year. Terdapat
penurunan sebesar 13, 7% dibandingkan penjualan tahun lalu di waktu
yang sama.
PS Vita and PSP combined sold 5.8 million software units, compared
to 6.6 million year-over-year. Terdapat penurunan sebesar 11, 38%
dibandingkan penjualan tahun lalu di waktu yang sama
Berdasarkan data di atas, daat dilihat penjualan consule game Sony terus merosot
dari tahun 2011 dengan perkiraan rata-rata penurunan adalah sebesar 12, 34%.
Kerugian ini jelas sangat menyakitkan bagi Sony dan juga bisa menyebabkan
financial fallout (http://www.nbcnews.com, 8 April 2013) dengan kerugian
diperkirankan sekitar $ 20 juta keuntungan yang hilang sampai $ 24 milliar untuk
menanggulangi kasus kehilangan data konsumen (http://venturebeat.com, 8 april
2013). Melihat fenomena tersebut maka dapat diketahui hilangnya brand trust
konsumen consule game Sony memiliki pengaruh terhadap brand loyalty
konsumen.
Pada saat ini brand yang kuat sehingga mampu membuat konsumen
menjadi setia adalah hal yang diinginkan oleh para pengusaha, karena itu untuk
menjaga dan mengembangkan brand maka brand trust harus bisa dijaga, melihat
kasus dari perusahaan Sony yang gagal menjaga trust dari konsumen mampu
mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu brand trust adalah
salah satu variabel penting untuk membangun dan menjaga brand loyalty.
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 6
(www.Wikipedia.com, 8 april 2013; Punniyamoorthy, and Prasanna 2007)
Customers' perceived value, brand trust, customers' satisfaction, repeat purchase
behavior, and commitment are found to be the key influencing factors of brand
loyalty. Commitment and repeated purchase behavior are considered as
necessary conditions for brand loyalty followed by perceived value, satisfaction,
and brand trust. Salah satu variabel yang membentuk brand loyalty adalah brand
trust, dan hubungan variabel brand trust dengan brand loyalty inilah yang ingin
dipelajari lebih dalam lagi oleh peneliti.
Brand loyalty merupakan konsep yang sangat penting terutama pada saat
persaingan begitu ketat, perusahaan perlu berusaha untuk membedakan brand
perusahaan yang satu dengan lainnya, sekaligus mempertahankan loyalitas
konsumen pada brand, hal ini disebabkan karena ada kalanya barang yang kita
tawarkan dan pesaing tawarkan mempunyai keguanaan yang sama dan hampir
tidak ada perbedaan mencolok dari antar produk kecuali brand itu sendiri.
(Kotler&Pfoertsch, 2006) Brand bisa untuk memfasilitasi identifikasi dari produk,
jasa, dan bisnis serta mendiferesiasikannya dari persaingan. Upaya untuk
mempertahankan dan mengembangkan brand loyalty dinilai lebih efektif dan
efesien dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru bagi perusahaan ,
brand adalah salah satu aset penting dalam pemasaran sebuah produk maupun
jasa. Sehingga dalam pemasaran, perusahaan akan berusaha membangun dan
mempertahankan brand agar dapat dikenal dan diakui keberadaannya oleh
konsumen. Persaingan yang ketat mengakibatkan banyak brand yang mulai tidak
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 7
produk lain yang lebih baik di mata atau benak konsumen. Brand loyalty bisa
dijaga dan bertumbuh, salah satu caranya adalah dengan menanamkan Brand trust
dalam benak konsumen yang dibentuk dengan memberikan produk atau layanan
sesuai atau lebih baik dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Dalam Soong
et al; (Arjun & Morris 2001) menyatakan bahwa thinks that the brand trust is a
consumer would like to trust on his/her own initiative, and trust the product that
brand provides. Trust can reduce the consumer’s uncertainty, because the
consumer not only knows that brand can be worth trusting, but also thinks that
dependable, safe and honest consumption scenario is the important link of the
brand trust. Jadi untuk bisa mempertahankan konsumen perusahaan harus mampu
untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen
dari perusahaa, sehingga konsumen merasa puas dan brand perusahaan tersebut
dan mendapat tanggapan positif dari konsumen yang akhirnya membuat tingkat
brand trust konsumen meningkat dan mampu menjaga brand loyalty dalam
jangka waktu yang panjang.
Menurut (http://khairilanwarsemsi.blogspot.com, 18 maret 2013 ; Yanita;
Journal of Product and Management) cara untuk menjaga brand trust adalah
dengan mempertahankan brand reliability dan brand intention. Brand reliability
dipahami sebagai kepuasan pelanggan karena kompetensi brand tersebut, yang
selanjutnya meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap brand tersebut,
dimana brand reliability pada produk layanan internet provider umumnya adalah
kestabilan dan kecepatan dalam mengunduh dan menggugah data. Sedangkan
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 8
pelanggan semakin yakin kepada suatu brand sehingga pelanggan akan cenderung
memilih brand tersebut dan tidak beralih kepada brand lain, sedangkan pada
brand intention produk layanan internet provider umumnya adalah dengan
pelayanan customer service yang cepat dan tanggap sehingga permasalah yang
dialami oleh konsumen bisa segera diatasi. Brand trust sangatlah penting untuk
dijaga terus menerus dalam jangka waktu panjang.
Pengguna internet di Indonesia sangat tinggi, hal tersebut tercatat dalam
tabel di bawah ini.
India 1,189,172,906 5,000,000 100,000,000 8,4% 10,7%
Jepang 126,475,664 47,080,000 99,182,000 78,4% 10,6%
Indonesia 245,613,043 2,000,000 39,600,000 16,1% 4,2%
Korea
Selatan
48,754,657 19,040,000 39,440,000 80,9% 4,2%
Tabel.I Pengguna dan Populasi internet di Asia
Sumber : http://www.teknojurnal.com, 18 Maret 2013
Dengan total populasi penduduk terbesar di Asia ke 3 dengan 245,613,043 jiwa,
serta pengguna internet ditahun 2000 sebesar 2,000,000 jiwa, dan berkembang
hingga 39,600,000 jiwa di tahun 2011. Dengan penetrasi sebesar 16,1 % dan
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 9
dimana jumlah populasi internet di Indonesia yang besar dengan potensi yang
masih sangat besar karena tingkat penetrasinya masih rendah dikisaran 16,1% dari
total populasi Indonesia, membuat pasar layanan internet masih sangat terbuka
lebar untuk persaingan. Salah satu perusahaan layanan internet provider yang ikut
masuk dalam persaingan tersebut adalah Smartfren. PT Smartfren Telecom Tbk
(FREN) adalah perusaha yang menyediakan layanan internet provider Smartfren.
Awalnya perusahaan ini memiliki nama PT Mobile-8 Telecom Tbk sebelum
merubah namanya menjadi PT Smartfren Telecom Tbk. Perusahaan ini bergerak
pada bidang telecommunication and service provider yang memiliki kantor pusat
di Jakarta. Smartfren merupakan operator telekomunikasi yang menyediakan
layanan CDMA EV-DO Rev. B Phase 2 (setara dengan 3,5G dengan kecepatan
unduh sampai dengan 14, 7 Mbps) dan juga operator CDMA Indonesia pertama
yang menyediakan layanan blackberry. Jasa dan layanan Smartfren memiliki
nilai-nilai (values) yaitu sebagai mitra yang terbaik bagi pelanggan dengan
menawarkan solusi yang cerdas dalam layanan-layanan telekomunikasi untuk
meningkatkan pengalaman hidup pelanggan dalam berkomunikasi
(http://id.wikipedia.org, 8 April 2013). Sebagai operator CDMA yang
menyediakan jaringan internet kecepatan tinggi bergerak (mobile broadband)
yang terluas di Indonesia, Smartfren berkomitmen untuk menjadi penyedia
layanan telekomunikasi yang terjangkau bagi masyarakat dengan kualitas terbaik.
(http://id.wikipedia.org, 8 April 2013). Produk yang dikeluarkan oleh Smartfren
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 10
* Kartu Smart * Kartu Smartfren Social
* Kartu Fren * Karty Ummat
* Kartu Hepi * Mobi
* HP Smartfren EV-DO XStre@m * HP Smartfren andro
* Kartu Smartfren kwik * HP Smartfren andro max
* Kartu Smartfren lokalPlus * Smartfren Connex
* Kartu Smartfren (Smart) Extra * dan lain-lain
* Kartu Smartfren (Fren) Extra
(http://id.wikipedia.org, 8 April 2013).
Smartfren adalah objek dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, alasan
penulis memilih Smartfren sebagai objek penelitian karena Smartfren mengalami
kejadian yang hampir sama dengan fenomena Sony yang sudah dijabarkan diatas.
Pada 15 maret 2013 pengguna layanan internet Smartfren mengalami hal yang
tidak menyenangkan yaitu secara tiba-tiba para konsumen mengalami kesusahan
dalam mengakses internet, dan rentang waktu hingga masalah ini bisa terkendali
memakan waktu hampir 2 minggu. Semasa rentang waktu kerusakan banyak
komplain dari konsumen mengenai masalah tersebut, tapi dari pihak Smartfren
hanya memberi jawaban tidak memuaskan seperti “sedang diperbaiki” tanpa
memberi tahu kerusakan seperti apa yang terjadi di awal terjadinya gangguan dan
ini diperparah lagi dengan reaksi dari Smartfren selang beberapa hari kemudian
yang mulai mengacuhkan komplain konsumen. Banyak konsumen yang merasa
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 11
Smartfren, dari page tersebut terdapat banyak konsumen yang mengungkapkan
bahwa sebagian konsumen tidak percaya lagi dengan janji layanan internet
smarfren, konsumen tersebut mengutarakan bahwa biaya untuk layanan internet
sudah dibayar dimuka umumnya untuk rentang waktu 1 bulan pelayanan tapi
hampir 2 minggu layanan internet mengalami gangguan. Pada tanggal 26 Maret
2013 pihak Smartfren melalui Menkominfo Indonesia mengutarakan penyebab
gangguan layanan internet Smartfren sejak tanggal 15 Maret 2013 silam. Berikut
Jawaban dari pihak Smartfren seperti apa yang dituliskan Menkominfo
- 15 Maret: Jaringan utama internet Smartfren submarine putus antara
Bangka-Batam, kena jangkar kapal. Internet hanya dapat 60%.
- 16 Maret: Jaringan backup inland Sumatra putus di Palembang, karena tanah
longsor. Internet dapat dilayani dengan jalur proteksi kapasitas 30%.
- 17 Maret: Jalur proteksi juga mengalami cut di area Sumatra Selatan , layanan
internet hanya bisa dilayani 10% kapasitas.
-18 Maret: jaringan tambahan dari pihak ke-3 (Matrix Submarine) beroperasi,
kapasitas jaringan internet menjadi 50%
- 23 maret: jaringan matrix submarine mengalami cut. Layanan internet kembali
hanya 10%
- 26 maret: hari ini diharapkan restorasi jaringan selesai, dan tambahan kapasitas.
Diharapkan layanan internet bisa mencapai 80% kapasitas.
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 12
melihat dari kasus Sony dan Smartfren yang memiliki kesamaan dimana
masing-masing konsumen merasa kecewa dan mulai memandang negatif Brand dari
perusahaan, dimana akhirnya pada pihak Sonyterdapat penurunan penjualan pada
consule game, sedangkan pada pihak Smartfren masih belum diketahui apakah
akan mengalami hal yang sama seperti Sonyatau konsumen Smartfren tetap setia
meskipun telah mengalami hal tidak menyenangkan.
Universitas Kristen Maranatha yang terletak di Bandung dipilih sebagai
tempat dilakukan penelitian dengan responden adalah pengguna layanan internet
Smartfren, dan Bandung adalah kota dengan penetrasi internet terbesar ke 4 di
Indonesia ditahun 2011, Universitas Kristen Maranatha juga merupakan kampus
dari peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk mencari responden yang
menggunakan layanan internet Smartfren.
Gambar 1. Penetrasi pengguna Internet di Indonesia
Sumber: http://tekno.kompas.com, 18 Maret 2013
Dengan semua data yang sudah dipaparkan maka peneliti ingin menguji
apakah benar terdapat pengaruh brand trust terhadap brand loyalty pada
Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha Page | 13
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka identifikasi masalah adalah. Apakah
terdapat pengaruh brand trust terhadap brand loyalty pada pengguna layanan
internet Smartfrenpada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah, untuk menguji pengaruh brand trust
terhadap brand loyalty pada pengguna layananinternet Smartfrenpada mahasiswa
Universitas Kristen Maranatha.
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat bagi penulis
Memelajari bagaimana pengaruh, sekaligus mengetahui apakah terdapat
atau tidak terdapat pengaruh brand trust terhadap brand loyalty
Manfaat bagi akademisi
Menambah informasi kepada peneliti lain dalam Bidang Manajemen
Pemasaran tentang pengaruh antara brand trust dengan brand loyalty.
Manfaat bagi praktisi bisnis
Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam mengetahui
seberapa penting membangun brand trust kepada konsumen untuk
Kesimpulan dan Saran
78 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Bab V ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis dari
penelitian yang telah dilakukan peneliti serta saran yang dari peneliti mengenai
pengaruh brand trust terhadap brand loyalty layanan internet smartfren pada
mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.
5.1 Kesimpulan
Dari data yang sudah dikumpulkan, dan kemudian diolah oleh peneliti maka
peneliti menarik beberapa kesimpulan mengenai Smartfren.
1. Penlitian dilakukan dengan menyebar kuesioner pada 180 mahasiswa
Universitas Kristen Maranatha, dimana mayoritas responden adalah pria
sebanyak 132 responden, dengan kategori usia terbanyak adalah 18 – 20
tahun sebanyak 106 responden, dimana 96 responden menyatakan kalau
mereka pernah menggunakan Smartfren tapi tidak melanjutkannya lagi,
dan dalam kategori lamanya waktu penggunaan, mayoritas responden
menggunakan Smartfren dikisaran < dari 1 tahun, menunjukkan bahwa
memang banyak terdapat konsumen Smartfren yang bisa saja hilang
kepercayaanya terhadap Smartfren karena kecewa akan performa yang
didapat dan akhirnya memilih untuk tidak menggunakan Smarfren lagi.
2. Rendahnya pengaruh brand trust terhadap brand loyalty pada layanan
internet Smartfren bisa disebabkan karena produk yang ditawarkan oleh
Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha Page | 79
pesaingnya juga tidak jauh berbeda. Hal ini membuat peran penetapan
harga yang tepat sangatlah penting, dibalut dengan promo yang menarik
konsumen maka bisa saja Smartfren menarik konsumen pesaing atau
justru jika pesaing sukses dengan cara penetapan harga yang tepat dibalut
dengan promosi, bisa saja konsumen Smartfren justru yang pergi ke
pesaing.
5.2 Saran
Dari data yang sudah dikumpulkan, dan kemudian diolah oleh peneliti maka
peneliti menarik beberapa saran untuk Smartfren.
1. Ketika peneliti menyebar kuesioner, banyak responden yang bertukar
opini mengenai Smartfren, dan peneliti berhasil mengetahui bahwa
Smartfren dikenal tidak memperhatikan keluhan dari konsumennya. Hal
ini justru membuat nama dari Smartfren itu sendiri makin buruk. Saran
peneliti buat Smartfren adalah dengan memulai mendengar hal-hal apa
saja yang menjadi keluhan dari konsumen, apalagi jika ternyata satu
keluhan yang sama tapi berasal dari ribuan konsumen yang berbeda-beda,
itu bisa mengindikasikan bahwa terjadi suati hal yang salah pada kinerja
dari Smartfren itu sendiri. Smartfren juga harus mulai memenuhi janji
yang ditawarkan pada konsumen, konsumen memiliki harapan mengenai
kualitas dari Smartfren itu sendiri, dengan tidak menepati janji dari
Smartfren maka konsumen harapan dari konsumen tidak akan terpenuhi
dan ada kemungkinan bahwa konsumen akan berpindah keproduk pesaing.
2. Peneliti juga memperoleh banyak masukan dengan opini yang hampir
Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha Page | 80
konsumen tersebut mengeluhkan tindakan dari Smartfren yang mereka
anggap sering menomor satukan profit dan tega melakukan tindakan yang
merugikan konsumen seperti penyedotan pulsa. Smartfren harus mulai
untuk menghargai konsumennya lebih baik lagi sebab dijelaskan dibab 2
bahwa keuntungan yang diperoleh semasa hidup konsumen yang terus
melakukan repurchase lebih menguntungkan daripada hanya mengejar
keuntungan besar sesaat. Smartfren bisa memulai dengan cara meniru
Telkomsel Speedy dalam hal menangani keluhan konsumen, dimana
customer service selalu siap membantu konsumen yang mengalami
kesulitan, dan bersedia mengirim perwakilan jika terjadi kesalahan dipihak
perlengkapan Smartfren milik konsumen yang kemudian diperbaiki.
Dengan program seperti ini maka diharapkan Smartfren bisa memperoleh
tanggapan postif dari konsumennya, dan akhirnya konsumen bisa merasa
percaya pada janji Smartfren dan memilih setia.
5.3 Keterbatasan Penelitian dan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan yang diharapkan
dapat diperbaiki dimasa depan, antara lain:
1. Tidak dimasukannya detail mengenai Dimensi pembentuk Brand Trust
pada kuesioner. Diharapkan penelitian berikut bisa menemukan kuesioner
yang lebih bisa menggali hubungan brand trust terhadap brand loyalty.
2. Wilayah untuk menyebar kuesioner ini sangat besar yaitu Universitas
Kristen Maranatha, kiranya penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan
Daftar Pustaka Page | 81
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D (1997), Manajemen Ekuitas Merek, Spektrum.
Aaker, D., dan McLoughlin, D. (2010). Strategic Market Management Global
Perspectives, WILEY.
Arnold, D. (1996) Pedoman Manajemen Merek, Seri Manajemen Internasional.
http://artikelhukum88.blogspot.com/2012/10/pengertian-produk-menurut-para-ahli.html, pada tanggal 12 Mei 2013.
http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_loyalty#cite_ref-7, pada tanggal 8 April 2013.
http://gamasutra.com/view/news/175245/Sonys_PlayStation_business_continues_
to_decline.php, pada tanggal 18 maret 2013.
http://id.scribd.com/doc/120471430/regresi-sederhana, pada tanggal 12 mei 2013.
http://id.shvoong.com/social-sciences/1999230-hipotesis., pada tanggal 13 mei
2013.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2069507-pengertian-marketing-mix, pada tanggal 13 Mei 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Smartfren, pada tanggal 8 April 2013.
http://ipedr.com/vol5/no2/76-H10198.pdf, pada tanggal 30 maret 2013.
http://khairilanwarsemsi.blogspot.com/2011/12/kepercayaan-terhadap-merek-dan.html, pada tanggal 18 Maret 2013.
Daftar Pustaka Page | 82
http://nbcnews.com/technology/ingame/sony-sued-could-bleed-billions-following-playstation-network-hack-123539, pada tanggal 18 maret 2013.
http://perlindungankonsumen.or.id/index.php?option=com_easydiscuss&view=po
st&id=355&Itemid=222, pada tanggal 21 mei 2013.
http://pojokwirausaha.com/2012/11/7p-marketing-mix.html, pada tanggal 12 Mei
2013.
http://tekno.kompas.com/read/2011/10/28/16534635/Naik.13.Juta..Pengguna.Inter
net.Indonesia.55.Juta.Orang, pada tanggal 18 Maret 2013.
http://tekno.kompas.com/read/2013/03/26/12591786/Ini.Dia.Penyebab.Internet.S
martfren.Mati, pada tanggal 31 maret 2013.
http://teknojurnal.com/2011/09/26/data-pengguna-internet-di-kawasan-asia-dan-indonesia-di-tahun-2011, pada tanggal 18 Maret 2013.
http://topbrand-award.com, pada tanggal 14 mei 2013..
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel, pada tanggal 14
Mei 2013.
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas, pada
tanggal 13 Mei 2013.
http://venturebeat.com/2011/04/27/the-cost-of-sonys-playstation-network-outage-24-billion-or-20-million, pada tanggal 18 Maret 2013.
Daftar Pustaka Page | 83
http://www.cbc.ca/news/business/story/2011/04/27/technology-playstation-data-breach.html, pada tanggal 18 Maret 2013.
Kania, D. (2001). Branding.com, NTC Bussines Group.
Kiyani, T.M., Niazi, M.R.U.K., Rizvi, R.A., Khan, I. (2012). The Relationship
Between Brand Trust, Customer Satisfaction, and Customer Loyalty. (Evidence
From Automobile Sector of Pakistan). Assistant Professor Departement of
Management Sciences, COMSATS Institute of Information Technology
Islamabad, Pakistan.
Knapp, D. (2001), The Brand Mindset, Andi, Yogyakarta.
Kotler, P. (1997). Manajemen Pemasaran Marketing Management 9e, PT
Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2006). B2B Brand Management, BIP.
Kurniawan, A. (2011). Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Loyalitas Pelanggan
(Studi Pada Starbuck Coffe di Semarang). Program Pasca sarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Mohammad, A. (2012). The Effect of Brand Trust and Perceived Value in
Building Brand Loyalty. Assistan Professor Marketing Departement
Administrative and Financial Sciences Faculty Petra University, Jordan.
Daftar Pustaka Page | 84
Riana, G. (2006). Pengaruh Trust in Brand Terhadap Brand Loyalty Pada
Konsumen Air Minum Aqua di Kota Denpasar. Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar.
Rizanl, M., Saidani, B., dan Sari, Y. (2012). Pengaruh Brand Image dan Brand
Trust Terhadap Brand Loyalty Teh Botol Sosro. Fakultas Ekonomi universitas
negeri Jakarta.
Soehadi, A. (2005), Konsep dan Aplikasi Pengembangan Merek Yang Sehat dan
Kuat Effective Branding, Quantum.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan, edisi delapan, Alfabeta,
Bandung.
Soong, C.H., Kao, Y.T., dan Juang, S.T. A Study on The Relationship Between
Brand Trust and the Customer Loyalty Based on The Consumer Aspects. Assistant
Professor Departement of Business Management Mei Ho Institute of Technology,
Taiwan (R.O.C).
Suliyanto, (2006), Metode Riset Bisnis, Andi, Yogyakarta.
Susilowati, L., dan Sumarto, (2010). Membangun Brand Loyalty Melalui Brand
Trust dan Customer Satisfaction. Dosen & Dosen Pasca sarjana Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.
Sutiono, F. (2010). Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty Pada
Konsumen Coca-Cola. Program Sarjana. Universitas Kristen Maranatha. (tidak
dipublikasikan)
Daftar Pustaka Page | 85
Tjahyadi, R. (2006). Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran
Karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan, dan Karakteristik Hubungan
Pelanggan-Merek. Staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Maranatha Bandung.
Wijaya, P. Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty Maskapai
Penerbangan Garuda Indonesia di Kota Yogyakarta. Universitas Kristen Duta
Wacana Yogyakarta.