• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Salah Asuhan (Abdoel Moeis)

1. Latar Belakang Pemilihan Novel

Salah Asuhan merupakan novel hasil karya Abdoel Moeis yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1928 dan termasuk ke dalam novel angkatan Balai Pustaka atau novel angkatan 20-30-an. Di dalam novel Salah Asuhan mengisahkan kisah cinta antara dua bangsa dan budaya yang mengalami permasalahan di dalam menyatukan cinta meraka.

Secara umum novel ini sangat menarik untuk dibaca. Meskipun bahasa yang digunakan adalah melayu dan cukup sulit untuk dipahami dalam waktu singkat, tetapi alur yang runtut serta konflik yang ditulis dengan rapi membuat ia tetap menarik untuk dibaca. Juga terdapat pesan moral yang Nampak dalam novel yaitu tantang cinta, orang tua dan juga budaya.

Sama seperti novel-novel yang lain, novel Salah Asuhan pun memiliki unsur intrinsik di dalamnya. Unsur intrinsiknya pun sama yakni meliputi tema, alur, pusat pengisahan/ sudut pandang, latar, tokoh penokohan, gaya bahasa, dan amanat.

2. Biografi Pengarang

Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi,Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – wafat di Bandung, Jawa Barat,17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah diStovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia), Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahan Belanda. Ia dimakamkan di TMP Cikutra - Bandung dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI, Soekarno, pada30 Agustus 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959).

Dia pernah bekerja sebagai klerk di Departemen Buderwijs en Eredienst dan menjadi wartawan di Bandung pada surat kabar Belanda, Preanger Bode, harian Kaum Muda dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim. Selain itu ia juga pernah aktif dalam SyarikatIslam dan pernah menjadi anggota Dewan Rakyat yang pertama (1920-1923). Setelah kemerdekaan, ia turut membantu mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan.

(2)

ke Garut, Jawa Barat. Dan yang terakhir mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda dalam pendirian Technische Hooge School - InstituteTeknologi Bandung (ITB)

Karya sastra yang dihasilkan diantaranya yaitu; Salah Asuhan (novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972)Pertemuan Jodoh (novel, 1933)Surapati (novel, 1950)Robert Anak Surapati(novel, 1953)

Terjemahannya yaitu; Don Kisot (karya Cerpantes, 1923)Tom Sawyer Anak Amerika (karya Mark Twain, 1928)Sebatang Kara (karya Hector Melot, 1932)Tanah Airku (karya C. Swaan Koopman, 1950

3. Unsur Intrinsik

- Tema : Adat Istiadat

Cerita dalam novel ini bertemakan cinta anak manusia yang bertetangan dengan aday dan agama, cinta dua perempuan yang mencintai seorang laki-laki dari sudut pandang yang berbeda. Akibatnyaketiga anak manusia ini jadi korban perasaan.

Dalam novel ini tergambar ambisi seorang laki-laki yang terlalu mencintai sesuatu dari lahirnya saja. Tanpa berpikir lebih dewasa akibat-akibat yang akan terjadi di kemudia hari. dia mengorbankan dirinya,keluarganya,bangsanya dan agamanya. - Alur : Maju

- Latar

1. Lapangan tennis .

“Tempat bermain tennis , yang dilindungi oleh pohon- pohon kelepa disekitarnya, masih sunyi” (hal .1 , paragraf 1 )

2. Minangkabau

“Sesungguhnya ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi sebabkasihan kepada anak , ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan tinggallah ia bersama-sama dengan Hanafi di Solok.” ( halaman 23, paragraf 3 ) “Maka tiadalah ia segan -segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya .” (halaman 23, paragraf 4 )

3. Betawi

“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi ”(hal. 23, paragraph 1 )

“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!” (halaman 103 , Paragraf 2)

4. Semarang

(3)

“Di Surabaya mereka menumpang semalam di suatu pension kecil, mengaku nama Tuan dan Nona Han.” ( halaman 144 , paragraf 1 )

- Penokohan

1. Hanafi : Seorang pemuda bumiputera Solok terpelajar yang berwatak keras, sombong, emosional dan durhaka terhadap ibunya.Dia memiliki wajah yang mirip dengan orang Belanda, perilakunya juga mencerminkan orang Belanda yang selalu menghina orang Bumiputeranya sendiri.

2. Corrie du Bussee: Seorang gadis Belanda yang awalnya tinggal bersama ayahnya di Solok. Corrie memiliki paras yang cantik, berasal dari kelas atas dan terpelajar. Dia juga memiliki sikap yang sopan, ramah, kuat menghadapi Hanafi,walaupun sedikit manja dan keras.

3. Rapiah : Seorang gadis desa Bumiputera Solok yang dinikahi oleh Hanafi untuk pertama kalinya.Rapiah berwatak sabar, dan setia mendampingi suaminya yang berwatak keras dan tidak suka padanya.Rapiah termasuk istri yang baik walaupun ia memiliki rasa malu yang tinggi.

4. Ibu Hanafi ( Mariam) : Seorang ibu yang rela berjuang demi hidup anaknya.Ia berusaha memenuhi semua biaya pendidikan anaknya.Buk Mariam selalu sabar dalam menghadapi anaknya yang durhaka.Namun, Ibu Hanafi adalah ibu yang pemaaf.Dia tetap memaafkan semua kesalahan Hanafi, yang telah durhaka padanya.

5. Ayah Corrie ( Tuan du Bussee) : Ayah Corrie memiliki sikap yang sopan, ramah terhadap semua orang, dan menghormati budaya orang Timur walaupun ia orang Barat.Namun dia selalu mengucilkan diri dari masyarakat setempat.Ayah Corrie kemudian meninggal pada saat Corrie di Betawi.

6. Syafei : Anak Hanafi dengan Rapiah. Syafei adalah anak yang masih lugu.Dia tidak tahu apa-apa mengenai ayah dan ibunya.

7. Nyonya Van Dammen : Nyonya yang berbaik hati memberi tempat persembunyian untuk Corrie,agar dapat menghindar dari Hanafi.Nyonya Van Damme juga saying terhadap Corrie.

8. Tante Lien : Tetangga Corrie pada saat dia menikah dengan Hanafi.Tante Lien adalah pribumi asli Betawi yang berkebiasaan latah.

9. Tuan Direktur : Direktur bank tempat Corrie bekerja setelah pergi meninggalkan rumah karena perkara rumah tangga.Tuan Direktur ini menaruh hati pada Corrie.

10.Piet : Sahabat Hanafi yang menasihati Hanafi pada saat Corrie pergi meninggalkannya.

11.Tuan Administratur : Orang yang berbaik hati menemani Hanafi di Semarang dan menyediakan kursi, minuman-dan makanan pada saat Hanafi semalaman di Kuburan Corrie.

12.Pembantu Corri

13.Buyung : Orang membantu Hanafi dan Ibunya,berwatak lugu dan penurut.

14.Simin : Pembantu di rumah Corrie, yang berwatak lugu,dan sabar.

15.Tukang Pos yang mengantar surat untuk Rapiah.

16.Nyonya Jansen : Nyonya yang berpura-pura baik,tapi sebenarnya licik.

(4)

- Sudut Pandang : orang ketiga serba tahu ( pengarang sebagai orang ketiga ) - Gaya Bahasa : bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu, terdapat juga bahasa

belanda 1. Peribahasa

“saat ini, air mukamu jerni, keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku itu, supaya tidak menjadi duri dalam daging” (halaman 25 paragraf 3)

2. Majas hiperbola

“sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia berkata sakit kepala, karena sebenar-nyalah kepalanya bagai dipalu” (halaman 47 paragraf 2)

3. Majas perbandingan(perumpamaan)

“bukannya ia segera menutup keran bensin, tetapi ia berikhtiar meniup api yang sudah menjilat-jilat itu dari lampu” (halaman 53 paragraf 6)

4. Majas asosiasi, contoh kalimatnya “Sebagai ditembak petir halilintar, demikianlah terkejutnya pemuda yang sedang berkasih-kasihan itu”.

5. Majas litotes, contoh kalimatnya, “Supaya Ibu orang kampong totok ini….”

6. Majas metafora,contohnya “Tapi kesenanganku sudah terganggu karena menaruh

intan yang belum digosok itu”.

- Amanat :

1. Kita harus mampu menghormati budaya orang lain atau bangsa lain.

2. Kita harus membatasi diri dalam bergaul,janganlah kita lupa daratan dan terbawa arus.

3. Jangan sampai kita juga mengikuti budaya asing dan melupakan budaya sendiri.

4. Segala sesuatu yang kita lakukan dan kita jalani dengan menggunakan kekerasan dan emosional,maka kehancuran dan kegagalan yang kita dapatkan/alami.

5. Janganlah durhaka pada orangtua.

4. Unsur Ekstrinsik

- Latar belakang penciptaan

Latar belakang penciptaan berasal dari luar diri pengarang, karena pada novel ini pengarang hanya sebagai sudut pandang orang ketiga yang mengetahui segala hal (serba tahu). Dijaman ini, kisah seperti banyak terjadi akibat Belanda datang dan menetap di pribumi.

(5)

Adat istiadat pada saat itu tidak memperbolehkan seorang wanita atau pria yang berbeda bangsa bersatu dalam cinta atau saling mencinta. Dan hormati orang tua kita karena apa yang dikehendaki akan berbuah manis pada diri kita.

- Nilai sejarah

Diskriminasi kelas social di cerita ini sangat terlihat. Contohnya perbedaan terhadap bangsa pribumi dan eropa. Di kalangan pribumi pun terjadi diskriminasi terhadap masyarakatnya sendiri. Di zaman ini ada golongan orang yang disebut “bujang”. Yaitu pembantu yang mengabdikan seumur hidupnya kepada sang majikan. Ini mirip dengan perbudakan yang terjadi di zaman feudal. “bujang” yang terdapat dalam salah asuhan adalah simin, bujangnya keluarga du bussee, dan buyung, bujangnya keluarga Hanafi.

- Relevansi dengan zaman sekarang

Dalam novel ini, banyak menceritakan tentang kedurhakaan seorang anak pada ibunya. Yang sekarang banyak terjadi di kalangan pemuda/I Indonesia. Sungguh keadaan yang sangat memprihatinkan. Disini juga dijelaskan bahwa adanya orang yang melupakan adat istiadatnya sendiri. Sebagaimana kita tahu bahwa saat ini remaja Indonesia sudah mengalami pergeseran nilai dan budaya.

- Sinopsis

Judul buku : Salah Asuhan

Nama pengarang : Abdoel Moeis

Penerbit : Balai Pustaka

Ketebalan : 273 halaman

Ada seorang anak lelaki yang bernama Hanafi.Ia adalah seorang pribumi asli Melayu yang berasal dari Solok,Sumatera Barat. Hanafi sudah ditinggal oleh ayahnya sejak ia masih kecil. Sejak kecil dia tinggal bersama ibunya bernama Mariam, yang berusaha gigih untuk memenuhi kelayakan hidup anaknya.

(6)

HBS, Hanafi dititipkan pada keluarga Belanda.Sehingga dia selalu bergaul dengan kalangan Belanda.Ditambah lagi setelah ia tamat di HBS, ia bekerja di kantor departemen residen BB tempanya orang-orng Belanda.Jadi secara tidak langsung ia sudah mengikuti budaya orang-orang Eropa.khususnya Belanda. Dari lingkungan itulah, dia benci dan tak ingin menjadi orang Timur atau orang Bumiputera.Walaupun ia sendiri adalah orang Bumiputera.Akan tetapi, ia lebih suka berkebangsaan

Belanda,menjadi bagian orang-orang Eropa.

Pada saat dia sekolah di HBS, Hanafi bersahabat dengan seorang gadis Eropa yang sama-sama menetap di Solok.Gadis tersebut bernama Corrie du Bussee. Corrie merupakan gadis percampuran antara darah Eropa dari ayahnya Tuan du Bussee dan ibunya yang asli orang Bumiputera. Ibu Corrie sudah meninggal sejak ia kecil,dan ia hanya tinggal bersama ayahnya orang Prancis yang sudah pensiun dari jabatan arsitek.Di masa tua, ayah Corrie hanya bertapa di rumahnya, tanpa bergaul dengan orang diluarnya,namun ayah Corrie tetap memiliki budi luhur ketika hendak ada tamu di rumahnya.

Semakin hari tali persahabatan Hanafi dengan Corrie anaknya Tuan du Bussee semakin terjalin erat.Ketika mereka sama-sama pulang ke Solok, mereka sering bersama-sama hanya untuk bersenda gurau atau bersenang-senang.Namun rasa persahabatan dan persaudaraan Hanafi kepada Corrie berubah menjadi rasa cinta selayaknya pemuda yang jatuh hati pada seorang gadis yang berparas cantik,terpelajar,dan berdarah Eropa seperti kriteria yang ia inginkan.Hanafi sering bertamu ke rumah Corrie, namun ayahnya tidak suka jika sampai putri kesayangannya suka dan terlebih lagi menikah dengan seorang bumiputera yang akan membawa kehinaan bagi anaknya orang Barat karena berhubungan dengan orang Timur.

Semakin sering Corrie dan Hanafi bertemu, Hanafi semakin yakin bahwa perasaannya pada Corrie adalah cinta.Hanafi tidak mampu lagi membendung rasa tersebut. Pada sebuah pertemuan di rumah Hanafi,ia membulatkan keputusan untuk mengutarakan perasaannya kepada Corrie, namun Corrie malah marah karena tanpa seizinnya, Hanafi berani melakukan hal yang tidak sopan terhadapnya.Karena kemarahannya terhadap Hanafi, Corrie memutuskan untuk meninggalkan Hanafi di Solok.Ia pun pergi ke Betawi melanjutkan pendidikannya dengan meninggalkan sebuah surat perpisahan untuk Hanafi.

Setelah Hanafi ditinggal oleh Corrie, ia menjadi sakit-sakitan selama beberapa minggu.Mariam sebagai seorang ibu yangmencemaskan anaknya.Ia berniat mencarikan perempuan lain yang lebih baik dari Corrie.Gadis yang ingin dijodohkan ibunya dalah Rapiah,seorang gadis Bumiputera Solok bak permata yang belum digosok.Akhirnya dengan berbagai nasihat dari ibunya,Hanafi mau menikah dengan Rapiah dengan berbagai syarat.Syarat yang diajukan Hanafi selalu berkenaan dengan tradisi minangkabau yang tak perlu diikutsertakan dalam adat pernikahannya.

(7)

memperoleh anak yang diberi nama Syafei.Selama dua tahun,Hanafi selalu bertindak kekerasan dan emosional terhadap ibunya,dia selalu menyalahkan ibunya terhadap pernikahan paksa tersebut.Bahkan Hanafi juga membentak-bentak Ibunya, menghina ibunya, dan memperlakukan ibunya sebagai orang lain.Sehingga ia menjadi anak yang durhaka terhadap ibunya.Rapiah juga turut menjadi korban.Setiap harinya cucuran air mata selalu jatuh dari pelupuk mata Rapiah.Ia sungguh diperlakukan dengan kekerasan, dihina, direndahkan, dan selalu diperbandingkan dengan Corrie yang sempurna dalam segala hal.Sampai pada suatu ketika,Hanafi pergi meninggalkan ibunya, istrinya serta anaknya selama dua minggu.Hanafi pergi ke Betawi untuk berobat karena digigit oleh anjing gila ketika ia berdebat dengan ibunya.

Selama dua minggu di Betawi,ia bertemu dengan Corrie di persimpangan jalan.Ia mendapati Corrie yang masam mukanya dan sedang dilanda duka.Corrie menceritakan dukanya tentang kepergiannya ayahnya.Saat itu, Hanafi memanfaatkan kesempatan untuk bersenang-senang dengan Corrie.Setelah hubungan mereka terjalin akrab lagi,Hanafi dan Corrie bersepakat untuk menikah.Corrie pun mau,karena ia tidak mau terikat di asrama, ayahnya pun sudah tidak ada lagi, jadi dia butuh seseorang untuk menjaganya.

Di sisi lain, Rapiah selalu setia menunggu suaminya mengirim surat untuk sekedar memberi kabar atau pulang dari Betawi.Namun setelah sekian hari menunggu, secara terang-terangan Hanafi mengirim surat perceraian untuk Rapiah.Dengan berat hati,Rapiah harus menerima itu semua dengan lapang dada.Ibu Hanafi juga merasa sedih karena kelakuan anaknya yang durhaka dan tidak punya perasaan.Mereka akhirnya memutuskan untuk pindah dari Solok ke Koto Anau.

Setelah dua tahun Hanafi dan Corrie menjalani hidup bersama.Ternyata mereka menjalani rumah tangga yang tidak harmonis dan penuh pertengkaran.Tiap harinya Corrie mendapat perlakuan yang kasar dari Hanafi.Hanafi selalu memarahi dan menyalahkan Corrie istrinya.Akhirnya mereka bercerai karena kesalahpahaman Hanafi yang tak terbukti.Hanafi menutup Corrie berselingkuh karena didapatinya Corrie memakai perhiasaan baru.Corrie pergi meninggalkan rumah mereka dan tinggal di tempat penginapan.Namun setelah Corrie pergi meninggalkan rumah, Hanafi sadar akan kesalahannya dan mencari tahu keberadaan Corrie.Namun Corrie pergi dan bekerja pada sebuah tempat Yatin Piatu di Semarang.Ia dibawa oleh Nyonya Van Dammen ke Semarang untuk menghindar dari Hanafi.

Hanafi terus mencari-cari Corrie dan selama itulah hidup Hanafi menderita karena juga dia berhenti dari pekerjaannya.Akhirnya Hanafi menemukan Corrie di Semarang.Disana dia mendapat berita dari Nyonya Van Dammen, bahwa Corrie menderita Kolera dan hidupnya tidak lama lagi.Dengan segera, Hanafi bergegas untuk bertemu Corrie di rumah sakit, dan pada hari itulah Corrie meninggalkan Hanafi untuk selama-lamanya.

(8)

ia sadar bahwa semua yang dilakukan terhadap kedua istrinya salah.Dia sadar akan kelakuannya yang lewat batas dan tak mampu membina rumah tangga yang harmonis dengan isteri-isteri yang baik seperti mereka. Setelah itu, Hanafi pulang ke Sumatera Barat karena rindu dengan ibunya, Rapiah, dan anaknya Syafei.Dia juga ingin meminta maaf atas semua kesalahannya,terutama dengan ibunya.Ia telah durhaka dengan Ibunya.Dia tahu bahwa dia tidak akan diterima oleh masyarakat setempat,karena kelakuannya dahulu yang seperti orang Belanda yang tidak sopan dan emosional.Namun disana dia bertemu dengan Ibu, Rapiah, dan Anaknya.Dia meminta maaf kepada Ibunya atas segala dosa.Dengan lapang dada, Ibu Hanafi memaafkan semua kesalahan Hanafi.Di Solok,Hanafi juga sempat berkunjung ke tempat yang penuh kenangan ketika bersama Corrie dulu.Namun Hanafi dan Ibunya tidak tinggal lagi di Solok,melainkan mereka tinggal di Koto Anau.Di Koto Anau, Hanafi selalu mengurung diri di kamar sampai pada suatu ketika dia minum empat butir sublimat, untuk mengakhiri hidupya yang tiada guna itu.Jiwa Hanafi pun melayang seketika pada saat itu.

5. Kesimpulan

Kehidupan sosial yang digambarkan dalam novel salah asuhan adalah kehidupan pribumi pada masa penjajahan Belanda. Ketika pribumi melewati “garis kepribumiannya” dan berusaha sejajar dengan bangsa Eropa, yang terjadi adalah seperti yang dialami oleh Hanafi, yaitu pengucilan dari kedua belah pihak. Baik dari pribumi sendiri yang memang dihindari oleh Hanafi, maupun dari pihak bangsa Eropa yang memandang pribumi rendah. Perkawinan antara bangsa Eropa dan pribumi pun akan mendapatkan tentangan dari kedua belah pihak.

Namun, kehidupan social yang ditampilkan dalam salah asuhan memiliki perbedaan dengan kehidupan social masyarakat Indonesia saat ini. Sekarang ini tidak ada lagi diskriminasi terhadap pribumi asli, perkawinan campur antar bangsa pun bukan lah sesuatu hal yang tabu lagi.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan tersebut meliputi unsur intrinsik yang terkandung pada masing-masing cerpen dan unsur ekstrinsik yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan cerita;

untuk irenyokong perjuangan yang dilakukan oleh Republik Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB dan berianji tidak akan mengakui suatu pemerintalutn apapun yang didirikan oleh Belanda di

Hubungan antara Citra Tubuh dengan Kecemasan pada Wanita yang Menghadapi Menopause di Pemerintahan Kota Solok Sumatera Barat.. Fakultas Ilmu Sosial

Sesungguhnya pada tahun 1696 pun Inggris pernah mengirim utusan Ralph Orp kePadang (Sumatera Barat), namun.. dia mendarat di Bengkulu dan menetap di sana. Di

Strategi yang digunakan adalah analisis isi (conten analysis). Data dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah dokumen dan informan. Dokumen yang diteliti

bersaing pariwisata Sumatera Barat dibanding tujuan wisata lainnya di Indonesia, menganalis Pengaruh keunggulan budaya, keindahan alam budaya, infrastruktur, keamanan,

Keempat, pada bab ganjil Nona Saeki meminta kepada Tamura Kafuka agar segera keluar dari dunia “ lain” dan memberi pengakuan kalau dia adalah anaknya, sedangkan

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan dokumentasi berupa buku yaitu novel “Ayah” karya Andrea Hirata yang