LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING “PALATABILITAS DAN PREFERENSI”
Disusun Oleh : Kelompok 9
Dita Swafitriani 200110140030 Hartiwi Andayani 200110140176 Fathi Hadad 200110140242 Syifa Fauziyyah 200110140246
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Palatabilitas adalah hasil keseluruhan faktor-faktor yang menentukan sampai tingkat mana suatu pakan menarik bagi ternak atau kesukaan yang ditunjukan ternak untuk mengkonsumsi suatu bahan makanan yang diberikan dalam suatu satuan waktu. Palatabilitas ditentukan dengan banyaknya konsumsi ransum berdasarkan jumlah bahan kering yang dikonsumsi.
Dalam usaha peternakan, ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan oleh peternak untuk memajukan peternakannya itu. Salah satu faktor tersebut adalah faktor pakan yang sangat berpengaruh besar dalam memajukan suatu peternakan. Karena, biaya produksi terbesar dari suatu peternakan adalah biaya yang digunakan untuk pakan, yaitu sekitar 80-85% dari biaya produksi keseluruhan.
Maka dari itu, sebaiknya peternak dapat memperkecil pengeluaran biaya untuk pakan ini. Salah satu cara untuk memperkecil biaya untuk pakan tersebut adalah dengan cara mengetahui pakan apa saja yang disukai (lebih palatable) oleh ternak yang dipelihara, sehingga peternak tidak membuang-buang biaya untuk pakan yang tidak berguna. Dengan cara tersebut, kemungkinan untuk meringankan biaya pakan dapat terpenuhi.
1.2. Tujuan Praktikum
1.3. Waktu dan Tempat
Tanggal : Rabu, 13 April 2016 Pukul : 07.30-09.30 WIB
II merupakan faktor utama dalam industri peternakan, termasuk peternakan domba dan kambing. Ada tiga faktor yang sangat menentukan dan saling berhubungan yaitu, faktor genetik, faktor pemeliharaan, dan faktor pakan. Pakan yang baik tidak dapat membuat tubuh domba menjadi besar, apabila memiliki jenis genetis yang kecil apalagi dengan pemeliharaan yang kurang baik, meskipun memiliki jumlah berat dan kandungan nutrisi yang memadai.
Selain kandungan nutrisi, palatabilitas juga ikut mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan domba. Palatabilitas adalah tingkat kesukaan ternak terhadap suatu pakan. Semakin tinggi palatabilitas suatu pakan, maka semakin baik. Pada umumnya domba menyukai rumput-rumput kecil dibanding rumput-rumput besar, sedangkan kambing lebih menyukai daun-daun muda.
Palatabilitas adalah hasil keseluruhan faktor-faktor yang menentukan sampai tingkat mana suatu pakan menarik bagi ternak atau kesukaan yang ditunjukan ternak untuk mengkonsumsi suatu bahan makanan yang diberikan dalam suatu satuan waktu (Prakkasi, 1999). Palatabilitas ditentukan dengan banyaknya konsumsi ransum berdasarkan jumlah bahan kering yang dikonsumsi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi palatabilitas (Prakkasi, 1999) :
Faktor Ternak
Ada lima faktor yang mempengaruhi palatabilitas pada ternak yaitu : 1. Spesies atau bangsa ternak
2. Variasi antar individu 3. Panca indera
4. Daya adaptasi
Faktor Makanan
Beberapa faktor dari makanan yang mempengaruhi palatabilitas (Tillman, dkk., 1991) :
1. Bau
2. Bentuk fisik
3. Komposisi kimia atau kandungan nutrisi.
Faktor Lingkungan
Palatabilitas dipengaruhi oleh lingkungan secara langsung melalui suhu udara. Ada hubungan yang erat antara konsumsi makanan dengan produksi panas tubuh. Suhu yang tinggi akan menyebabkan menurunnya nafsu makan dan mengurangi konsumsi ransum sedangkan konsumsi air lebih banyak. Pakan penguat merupakan pakan yang mempunyai kandungan zat makanan tertentu dengan kandungan energi relatif tinggi, serat kasar rendah, dan daya cerna yang relatif baik. Pakan ini cocok untuk menambah zat makanan yang ada (Sarwono, 1984).
2.2. Preferensi
Preferensi adalah tingkat kesukaan ternak pada suatu pakan yang pertama dipilih oleh ternak tersebut. Namun meskipun pakan tersebut yang utama dipilih atau dihampiri oleh ternak tapi tidak menjadi makanan yang paling banyak untuk dikonsumsi oleh ternak tersebut (Prakkasi, 1999).
2.3. Jenis Pakan
Jenis pakan utama yang diberikan pada ternak domba ialah hijauan baik berupa rumput dan legum. Selain hijauan kadang kosnentrat diberikans ebagai pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak domba.
bunting dan menyusui. Pemberian pakan konsentrat pada domba dan kambing yang tidak dalam keadaan tersebut justru kurang efisien karena harga konsentrat relatif mahal.
III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1. Alat dan Bahan Alat :
- Timbangan - Baki
Bahan : - 1 ekor domba
- 500 gram legume Gamal
- 500 gram rumput sauheum (Setaria Palmifolia) - 150 gram konsentrat
- 200 gram ampas tahu
3.2. Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum mengenai Palatabilitas ini adalah sebagai berikut :
- Mempersiapkan bahan pakan yang akan diuji palatabilitasnya. - Menimbang bahan pakan yang akan diuji palatabilitasnya
- Menukarkan bahan pakan dengan kelompok lain yang membawa bahan pakan yang berbeda.
- Memberikan empat bahan pakan yang berbeda kepada domba
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel perpindahan ternak pada saat pengambilan pakan
Waktu
Setelah dikonsumsi berat bahan pakan yang tersisa adalah : 1) Rumput Sauheun = 300 gr
2) Legum Gamal = 450 gr 3) Ampas Tahu = 500 gr 4) Konsentrat = 500 gr
Jadi, berat pakan yang dikonsumsi oleh ternak : 1) Rumput Sauheun : 500 gr – 300 gr = 200 gr 2) Legum Gamal : 500 gr – 450 gr = 50 gr
4.2 Pembahasan
Palatabilitas dipengaruhi oleh lingkungan secara langsung melalui suhu udara. Ada hubungan yang erat antara konsumsi makanan dengan produksi panas tubuh. Suhu yang tinggi akan menyebabkan menurunnya nafsu makan dan mengurangi konsumsi ransum sedangkan konsumsi air lebih banyak.
Dalam praktikum mengenai uji Palatabilitas bahan pakan ini, bahan pakan yang digunakan untuk diuji adalah rumput Sauheun, legume Gamal, Ampas Tahu dan Konsentrat. Keempat bahan pakan tersebut diuji tingkat palatabilitasnya selama 8 menit. Setelah melakukan uji palatabilitas ini, didapat hasil bahwa rumput Sauheun yang lebih banyak di konsumsi oleh ternak domba tersebut, yaitu dikonsumsi sebanyak 200 gram dari 500 gram bahan pakan yang disediakan, legume Gamal dikonsumsi sebanyak 50 gram dari 500 gram bahan pakan yang disediakan, sedangkan ampas tahu dan konsentrat tidak dikonsumsi sama sekali.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke-V. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia.Jakarta (ID) : Universitas Indonesia Press.
Sarwono, B. D., 1984. Pertumbuhan Ternak Potong dan Produksi Daging. Diktat. Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Mataram