• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh makalah pembuatan perusahaan baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh makalah pembuatan perusahaan baru"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama.Gula sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pemberi rasa manis terhadap makanan dan minuman sehingga Gula termasuk kebutuhan pokok.

Selain sebagai salah satu kebutuhan pokok, gula juga merupakan sumber kalori bagi masyarakat selain beras, jagung dan umbi-umbian. Sebagai bahan pemanis utama, gula digunakan pula sebagai bahan baku pada industri makanan dan minuman. Secara historis, produksi gula merupakan salah satu produksi perkebunan tertua dan terpenting yang ada di Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan produksi gula pada tahun 1930-an dimana jumlah pabrik gula yang beroperasi adalah 179 pabrik gula,

produktivitas sekitar 14.8% dan rendemen mencapai 11.0% – 13.8%. Dengan produksi puncak mencapai sekitar 3 juta ton, dan ekspor gula pernah mencapai sekitar 2.4 juta ton. Setelah mengalami berbagai pasang-surut, produksi gula Indonesia sekarang hanya didukung oleh 60 pabrik gula (PG) yang aktif yaitu 43 PG yang dikelola BUMN dan 17 PG yang dikelola oleh swasta.

Ada banyak macam-macam gula yang di produksi akan tetapi gula yang berjenis gula pasir yang sering digunakan oleh konsumen, awal pembuatan gula yang terbuat dari tebu yang di olah sedemikian rupa sehingga menghasikan sebuah produk yang bercita rasa manis. Gula tersendiri jga memegang peran terpenting dalam negara karena banyaknya negara yang mengimpor gula dari pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia juga meraup keuntungan yang tinggi.

(2)

Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui supplier bahan baku GULAGI pada PT. Gulain Bintang Elang.

2. Untuk mengetahui pasar sasaran penjualan GULAGI pada PT. Gulain Bintang Elang.

3. Untuk mengetahui pesaing-pesaing GULAGI.

(3)

PROFIL PERUSAHAAN

PT. Gulain Bintang Elang (GIBE) adalah perusahaan yang didirikan pada 29 september 2014 oleh seorang Magister ekonomi bernama Gilbert brianto pattipeilohy. Beliau adalah lulusan Univ. Katholik Widya Mandira, Kupang dengan nilai terbaik, memiliki IPK 4.00, dan

mendapatkan sertifikat sebagai mahasiswa teladan dengan kontrak kuliah yang hanya 3 setengah tahun saat masih sarjana. Perusahaan ini di buat semata-mata karena beliau sangat menyukai semua yang berhubungan dengan manis.

PT. Gulain Bintang Elang memiliki lahan operasional seluas 10.000 hektar yang bertempat di kecamatan maulafa, Kupang-NTT dan memiliki pabrik dengan kapasitas giling harian sekitar 5.000 ton tebu untuk memproduksi hingga 100.000 ton gula putih per tahun.

PT. Gulain Bintang Elang belum terlalu di kenal karena baru 1 bulan berjalan, namun produk yang di keluarkannya dengan merek GULAGI sangat di sukai masyarakat, bahkan sebagian masyarakat lebih memilih produk GULAGI dibandingkan produk bermerek terkenal seperti GULAKU.

PT. Gulain Bintang Elang berencana akan memperbanyak produksinya sampai mencapai 400.000 ton per tahun. Untuk mencapai tujuannya itu, perusahaan ini berencana akan

(4)

VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Visi :

Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN dengan

menerapkan sistem produksi berteknologi tinggi dan menciptakan inovasi dalam pengembangan produk.

Misi :

1. Memperkenalkan & memproduksi produk GULAGI di dalam provinsi dan luar provinsi NTT.

2. Memproduksi dan memasarkan produk GULAGI ke pasar domestic dan internasional secara professional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth).

3. Menggunakan teknologi yang menhasilkan produk bernilai (delivery value) yang dikehendaki pasar dengan proses produksi yang ramah lingkungan.

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang sehat serta menyelenggarakan pelatihan guna menjaga motivasi karyawan dalam upaya

meningkatkan produktivitas kerja.

5. Membangun sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

6. Memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan dan potensi lingkungan guna mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja.

7. Melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab social terhadap kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi

perusahaan.

(5)

PROSES PENGOLAHAN “GULAGI”

a) Ekstraksi

Tahap pertama pembuatan GULAGI adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Caranya dengan menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu dengan cairannya. Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam gula.

Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat residu, dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula. Dan juga kotoran seperti pasir dan batu-batu kecil dari lahan yang disebut sebagai “abu”.

b) Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming)

Jus tebu dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur (slaked lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian kotoran ini dapat dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming.

Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam jus dengan perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih.

Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa cairan yang manis. Jus dan cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses.

(6)

Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas (steam). Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan lagi.

Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga 80%. Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk’ (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).

d) Pendidihan/ Kristalisasi

Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.

Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.

Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka

terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) .

(7)

e) Penyimpanan

Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang. Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.

f) Afinasi (Affination)

Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan “afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil (‘magma’) di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.

Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses.

g) Karbonatasi

Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang.

Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut.

Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.

(8)

gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna.

Selain karbonatasi, t eknik yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas.

h) Penghilangan warna

Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan.cara inilah yang di pakai oleh PT Gulain Bintang Elang.

Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon.

Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan.

Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.

i) Pendidihan

Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya.

(9)

1.1. SUPPLIER BAHAN BAKU Bahan baku

Bahan baku utama pembuatan gula adalah tebu.

Tebu merupakan tumbuhan monokotil dari famili rumput-rumputan (Gramineae), Batang tanaman tebu memiliki memiliki anakan tunas dari pangkal batang yang membentuk rumpun. Tanaman ini memerlukan waktu musim tanam sepanjang 11- 12 bulan. Tanaman ini berasal dari daerah tropis basah sebagai tanaman liar.

Untuk mendapatkan tebu yang berkualitas tinggi dengan proses penanaman yang baik, PT. Gulain Bintang Elang bekerja sama dengan PT tebu indah yang berada di pulau Ambon. PT tebu indah memproduksi tebu yang bisa di katakan sangat baik karena kondisi iklim dan tanah yang baik di bandingkan di daerah lain.

1.2. PASAR SASARAN

PT. Gulain Bintang Elang menargetkan pemasaran produksi GULAGI pada daerah-daerah di NTT, barulah ke daerah di luar NTT. Kebijakan ini di ambil agar bila produk tersebut di kenal dan mendunia, NTT tidak akan lagi dipandang sebelah mata dan akan menjadi produsen gula terbaik. Selain itu, karena tingginya pemakaian gula pada bahan makanan di NTT yang membuat perusahaan ini menargetkan produksinya di NTT.

(10)

hypermarket atau supermarket. Pada konsumen ini hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana supaya ketersediaan selalu terjaga dan meletakan produk GULAGI pada bagian yang bisa langsung dilihat oleh konsumen.

1.3. PESAING

GULAGI bukanlah satu-satunya produk gula pasir yang ada di Indonesia, masih banyak lagi pesaing-pesaing seperti GULAKU, GULA PRAI, PSM, LEGIKU, dan GULA PASIR

BULOG

(11)

1.4. STRATEGI PEMASARAN

1. STRATEGI PRODUK

PT. Gulain Bintang Elang percaya akan pentingnya pembuatan gula berkualitas tinggi tersedia untuk keluarga di seluruh Indonesia. Pada tahun 2014 PT. Gulain Bintang Elang meluncurkan GULAGI, gula baru di Indonesia untuk menyediakan gula yang Manis, Alami, Murni dan Bersih tanpa bahan kimia tambahan. Produk GULAGI di kemas dengan kemasan spesial yang semua pekerjaannya di lakukan dengan mesin kecuali pada proses pendistribusiannya. Dengan kesan hijau pada gambar di depan kemasan akan memberikan nuansa alami yang akan menarik konsumen untuk segera membelinya.

2. STRATEGI HARGA

(12)

harga Rp 10.000-11.000 sedangkan kemasan 0.5 kg di jual dengan harga Rp 5000.Harga yang di patok perusahaan lebih murah dari produk gula lainnya yang satu kg-nya bisa mencapai Rp 14.000-15.000. Dengan harga yang di tetapkan, perusahaan memastikan akan memenangkan persaingan dengan produk gula lainnya.

3. STRATEGI DISTRIBUSI

Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produk/jasa tersebut. Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (Channel of Distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen.

PT. Gulain Bintang Elang mendistribusikan sebagian besar gula kepada distributor utama di NTT yang kemudian mendistribusikan ke grosir diNTT, lalu ke seluruh Indonesia. Strategi ini dilakukan agar produk tersebut tetap menjadi ciri khas dari provinsi NTT.

4. STRATEGI PROMOSI

Pertama tama yang membuat kita bisa selalu ingat pada suatu brand adalah dari segi namanya. PT. Gulain Bintang Elang sengaja menamai produk mereka dengan nama “GULAGI” karena seolah olah ini adalah sesuatu yang sangat dekat dengan konsumen.seperti namanya GULAGI, jika kita membeli produk ini pasti kita akan membelinya lagi. Terkait dengan logonya, walau desain kemasannya modern, tetapi dalam logo masih memberikan kesan pohon hijau yang menandakan produk tersebut alami dan tanpa campuran bahan kimia yang membahayakan, lalu dari segi periklanannya, GULAGI akan memberikan 1 kg GULAGI gratis jika membeli 3 bungkus GULAGI 1 kg. Dengan cara ini, dapat di pastikan produk GULAGI akan mendapat respon yang baik dari masyarakat.

(13)

KELEMAHAN, KELEBIHAN, DAN TANTANGAN Kelemahan/ Weakness

Kelemahan/ Weakness (W) pada Perusahaan GULAGI (PT. Gulain Bintang Elang) adalah Perusahaan ini belum mempunyai lahan perkebunan sendiri dan masih mengambil tebu dari lahan perusahaan lain (PT tebu indah yang berada di pulau Ambon).

Kekuatan / Strength

Kekuatan / Strength (S) yang dimiliki Perusahaan GULAGI (PT. Gulain Bintang Elang) adalah sangat kuat dikarenakan memiliki mutu Bahan baku yang baik sehingga Produk

(GULAGI) yang dihasilkan bermutu dan berkualitas, memiliki warna gula pasir yang sangat putih bersih dan bening di bandingkan dengan Kualitas gula yang ada, sehingga banyak

(14)

Tantangan / Threats

Banyaknya Perusahaan-perusahaan yang membuat dan mengolah Gula membuat

(15)

KESIMPULAN

PT. Gulain Bintang Elang adalah salah satu perusahaan pembuat Gula yang terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur. Menggunakan Bahan baku Tebu yang baik sehingga dapat menghasilkan Gula yang memiliki nilai mutu tinggi dan berkulitas dengan cara mengolah produknya memakai teknologi tinggi.

Kedepannya PT. Gulain Bintang Elang akan memperluas sisi bisnis gula, karena

permintaan domestik untuk gula saat ini melebihi produksi. Selain itu, PT. Gulain Bintang Elang akan mempromosikan bisnis bahan bakar etanol untuk proses pembuatan gula dan mencari pangsa pasar ekspor. PT. Gulain Bintang Elang juga melakukan diversifikasi produk, dengan memanfaatkan peralatan yang ada.

PT. Gulain Bintang Elang berencana akan membangun cabang di luar NTT seperti di Jawa dan Sumatera.. PT. Gulain Bintang Elang juga berencana untuk membagi produksi etanol menjadi perusahaan terpisah dan meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan luar negeri, selain itu perusahaan ini akan memperbanyak produksinya sampai

mencapai 400.000 ton per tahun.

SARAN

Ketika mengkonsumsi suatu Produk kita tidak hanya memperhatikan Harga yang tertera dan kecantikan tampilan saja tetapi meperhatikan mutu dan kualitas dari produk tersebut karena dengan memperhatikan hal tersebut kita berarti mengkonsumsi Produk yang baik seperti yang di miliki Produk GULAGI pada PT. Gulain Bintang Elang.

(16)

Arifin, B. 2008. Dalam Economic Review, Ekonomi Swasembada Gula Indonesia. Jakarta.

Kotler,P. 2005 . Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 1. Indeks. Jakarta

Nurul. 2012. Strategi Pemasaran. http//www. musliadipnl.files.wordpress.com/…/bab-ii-nurul-ok… strategi pemasaran

Suhasnan, N. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produk si Pada Produksi Gula (Studi Pada Petani Tebu PT PG Rajawali II Unit PG Sindanglaut Kab. Cirebon). Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Sumarwan, U., Agus,DJ., Aviliani., H.C.Royke,S., Jusup,A,S., Rico, R. B., Sofyan,R. 2009.Pemasaran Strategik (Strategi untuk Pertumbuhan Perusahaan dalam Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham). Jakarta: Inti Prima Promosindo.

Yahya, E. 2011. Iseng-iseng Jadi Pakar yang Mengomentari Gulaku. http//www.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil % yield etanol tertinggi dihasilkan pada fermentasi batch menggunakan campuran Saccharomyces Cerevisiae dan Pichia Stipitis dengan kadar gula awal nira sorghum

Seperti yang telah dipaparkan pada Bab I, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan satuan gramatikal, jenis istilah tabu, teknik penerjemahan yang digunakan dalam

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, Pada proses procurement yang berjalan selama ini ditemukan

Dengan ini, tujuan dari perancangan ini agar mendapatkan ruangan dengan sirkulasi yang baik dan tepat antara pengunjung dengan pengunjung maupun pengunjung

Efektifitas Bacillus thuringiesis dalam mengendalikan ulat api pada hari ke 3 pada formula LCPKS 100 % + 0,4 ggula merah + 30 ml air kelapa mempunyai

Dengan penurunan laba perusahaan perbankan ini akan dikhawatirkan mengalami kekurangan laba yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang

Rasil penelitian menunjukJcan, bahrra tingkat lemak tidak nyata mempengaruhi bobot tubuh kosong (BTbK), bobot total saluran pencernaan (BTtSP) dan bobot total isi sa-

Setelah melakukan serangkaian perundingan yang panjang ada 3 (tiga) kesepakatan penting yang telah dicapai, yaitu (i) kesepakatan atas draft ASEAN Comprehensive