• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mesin proses pengolahan tepung tapioka s

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mesin proses pengolahan tepung tapioka s"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

mesin proses pengolahan tepung tapioka skala pabrik/industri

Kami siap membantu anda dalam pengadaan(desain ,fabrikasi dan instalasi) mesin proses pengolahan tepung tapioca skala besar / pabrik dengan kapasitas mulai 1 ton – 10 ton/jam (disesuaikan kebutuhan pabrik) singkong segar dengan standar kualitas Kadar pati Singkong/ubi kayu = 20% Min, Kadar serat singkong/ubi kayu = 4% Max, Kadar protein singkong/ubi kayu = 1.5% Max, Debu & pengotor singkong/ubi kayu = 0.85% Max, Kadar HCN singkong/ubi kayu = 173 ppm Max, Refaksi timbang singkong/ubi kayu = 10% Min, Kondisi fisik singkong Bebas pangkal batang (pangkal batang sudah dipotong). Dan hasil output tepung tapioca dengan standar Kadar air = 14% Max, Kadar pati = 80% Min, Derajat keputihan = 80 – 90% (terhadap Barium Sulfat BaSO4), Debu & pengotor = 0.2% Max, PH = 5 – 7.5, Kadar serat = 0.2% Max, Protein = 0.25% Max, Bau = Netral, Kadar HCN = Negatip.

Dalam pengolahan/pembuatan tepung tapioca ada beberapa tahapan proses diantaranya Unit Penerimaan Pembersihan dan Pengupasan Singkong Segar, Unit Disintegrator Singkong / Proses pemotongan singkong/ubi kayu menjadi ukuran kecil/chip dan proses pemarutan, Unit Extractor Slurry Singkong / proses kimia dan pemisahan larutan singkong dari ampasnya, Unit Pemurnian Slurry Singkong / proses pemisahan pati dari air dan pemecahan pati menjadi granula/butiran, Unit Pengeringan Tepung Tapioca, dan Unit Sifter / pengayakan tepung serta Packing Tepung

Tapioca.Adapun lingkup pengadaan pekerjaan kami diantaranya :

Unit Penerimaan, Pembersihandan Pengupasan Singkong Segar dengan mesin Hopper Receiver,Inclined Belt Conveyor, Root Peeler + De Stoner, Washer Pit Rectangular Tank + Screw Blade, sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), frame struktur welded steel finish cat, electric instrument & automatic line proses sistem

Unit Disintegrator Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Hopper Receiver,Root Chipping, Root Rasper

,Tangki Slurry Rectangular + Agitator, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Pompa Air , Sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line proses (HDPE), frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses system

Unit Extractor Slurry Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Extractor 1st Stage tipe vertical basket separator, Bottom screw conveyor, Extractor 2nd Stage tipe drum filter press, Tangki Slurry

(2)

Pump, Sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line proses (HDPE), frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses system

Unit Pemurnian Slurry Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Decanter tipe Separator Nozzle Centrifuge, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Vacuum Drum Filter, Food Grade Belt Conveyor, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line proses (HDPE), frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses sistem

Unit Pengeringan Tepung Tapioca diantaranya mesin Infeed Screw Conveyor (Feed Flash Dryer), Flash Dryer Duct + Isolator rockwool, Drying Cyclone, Drying Blower, Cooling Cyclone, Cooling Blower, Vacuum Conveyor, Hot Air Generator Unit, Sistem perpipaan SUS 304 line proses, Frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses system

Unit Sifter & Packing Tepung Tapioca diantaranya mesin Sieve Vibrator, Vacuum Conveyor, Disc Milling,Tangki Silo, Filling Auger, Mesin Packing Automatis, Sistem perpipaan SUS 304 line proses, Frame struktur welded steel finish cat, electric instrument & automatic line proses system dan Sistem operasi proses pabrik tepung tapioca : Automatic Control

(3)

Posted on November 19, 2010by 3id01

Kehidupan bangsa Indonesia umumnya ditopang oleh pembangunan di segala bidang industri jasa maupun pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi dan hasil pertanian atau yang biasa disebut dengan agroindustri. Semakin berkembangnya industri pangan selain dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, juga dapat memberikan dampak negatif dari berbagai sektor. Salah satu dampak negatif dengan berkembangnya industri adalah timbul pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah industri. Limbah tersebut merusak keseimbangan sumber daya alam dan kelestarian alam. Industri tepung tapioka atau kanji merupakan salah satu industri pangan yang terdapat di Indonesia. Bahan baku industri ini adalah umbi ketela pohon yang diolah menjadi tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan bahan baku untuk keperluan industri makanan, industri tekstil, industri kertas, dan lain-lain. Limbah industri tapioka termasuk limbah organik, karena ditimbulkan sebagai sisa dari pengolahan ketela pohon yang merupakan salah satu bahan organik. Apabila masalah limbah ini tidak ditangani, maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

Sebagian besar industri tapioka berlokasi dekat pemukiman berpenduduk padat ataupun di tepi sungai. Lokasi industri di daerah tersebut dapat berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup yang mendiami daerah sekitar. Semakin berkembangnya lingkungan industri maka, perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan di industri tapioka. Pengelolaan lingkungan ini tidak hanya dilakukan setelah proses produksi selesai. Pengelolaan lingkungan ini diarahkan dengan melakukan perubahan dalam proses produksi. Selain itu, perlu dilakukan pembangunan lokasi pabrik Industri yang strategis dan penuh pertimbangan. Sehingga dapat dilakukan penghematan-penghematan dalam pemakaian sumber daya serta mengurangi beban pencemar yang keluar sebagai hasil dari proses.

Perumusan Masalah

(4)

pembangunan pabrik tepung kanji dengan modal sebesar Rp 2.000.000.000 hingga pabrik tersebut beroperasi dan menghasilkan tepung kanji yang siap jual.

Pembatasan Masalah

Perencanaan pembuatan pabrik tepung kanji ini pun dibatasi oleh beberapa hal. Adapun pembatasan dalam masalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pabrik yang akan dibuat merupakan pabrik tepung kanji. 2. Modal rencana pembuatan pabrik adalah Rp. 2.000.000,00. 3. Lokasi pembuatan pabrik adalah di kabupaten Sukabumi Selatan. 4. Kapasitas produksi pabrik adalah sebesar 5 ton per hari.

Tujuan Penulisan

Pembuatan pabrik tepung kanji ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mampu melakukan analisis dan estimasi biaya pembuatan pabrik tepung kanji dengan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,00.

2. Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan pabrik tepung kanji. 3. Mampu mengimplementasikan analisis dan estimasi biaya ini dalam kehidupan nyata.

PEMBAHASAN

Industri tapioka mulai berkembang sejak tahun 1980-an. Industri pengolahan tapioka ini

menggunakan modal sendiri dan sebagian menggunakan modal dari perbankan dan bantuan dari BUMN serta kemitraan. Di Indonesia, industri tepung tapioka memiliki asosiasi, yaitu Assosiasi Tepung Tapioka Indonesia (ATTI) yang berpusat di Jakarta. Keberadaan asosiasi ini belum begitu dirasakan oleh pihak-pihak terkait terutama petani yang tidak dapat menikmati harga singkong sesuai dengan kesepakatan antara pemda, petani dan pengusaha. Sementara pengusaha tidak dapat memperoleh bahan baku secara langsung dari petani. Asosiasi ini diharapkan dapat berperan dalam pengendalian harga pasar tepung tapioka, harga bahan baku serta akses permodalan bagi

pengusaha, sehingga industri tapioka dapat berkembang dalam rangka memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.

(5)

Gambar 1. Singkong

(Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/terapan/images)

Teknologi yang dapat digunakan dalam industri tepung kanji atau tapioka adalah industri tradisional, semi modern, dan full otomate. Industri tradisional adalah industri pengolahan tapioka yang

mengandalkan sinar matahari dan produksi tergantung pada musim. Industri

semi modern menggunakan mesin pengering (oven) dalam tahap pengeringan. Sedangkan, industri full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate berarti memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek, serta menghasilkan tapioka yang berkualitas.

Tenaga kerja pada industri tapioka tidak memerlukan keahlian khusus. Jumlah tenaga kerja pun ditentukan oleh kapasitas produksi dan teknologi yang digunakan. Semakin tinggi volume produksi semakin besar jumlah tenaga kerja yang diserap. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi seluruh proses produksi dari pengupasan sampai pada pengeringan produk. Adapun tahapan proses produksi dari pembuatan tepung tapioka, yaitu sebagai berikut:

1. Pengupasan

Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, dilakukan pula tahap pemilihan singkong yang berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses menjadi tapioka dan dijadikan sebagai makanan untuk ternak.

2. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam bak yang berisi air. Hal ini bertujuan untuk memisahkan kotoran pada singkong.

3. Pemarutan. Pada tahap pemarutan ini dilakukan cara semi mekanis. Tahap ini maksudnya adalah pemarutan dilakukan dengan digerakkan oleh generator. Pada tahap ini tidak sepenuhnya menggunakan tenaga maksimal manusia.

4. Pemerasan

(6)

di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan bergoyang, ditambahkan pula air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.

Gambar 2. Mesin Pemerasan

5. Pengendapan. Pati hasil pemerasan diendapkan dalam bak pengendapan selama 4 jam. Air di bagian atas endapan dialirkan dan dibuang, sedangkan endapan diambil dan dikeringkan. 6. Pengeringan. Tahap pengeringan ini memerlukan mesin oven. Sebaiknya tepung tapioka yang dihasilkan mengandung kadar air 15-19%.

Industri pengolahan singkong ini juga memiliki berbagai kendala. Salah satunya adalah masalah ketersediaan bahan baku. Ketersediaan bahan baku sangat penting karena apabila terjadi kelangkaan bahan baku singkong, maka produksi akan macet. Oleh karena itu, kemitraan dengan petani sebagai pemasok bahan baku sangat diperlukan. Disamping untuk menjamin ketersediaan bahan baku, kemitraan ini juga untuk menjamin kualitas bahan baku.

Dalam pembuatan pabrik ini kami memakai jasa kontraktor PT. SENTRA SUCCES. Kami memilih PT ini karena mereka mampu membuat pabrik dengan tata layout yang terbaik dan harganya pun

terjangkau untuk pembuatan pabrik singkong ini. BIAYA OPERASIONAL

No Asumsi

1 Periode proyek

(7)

3 Hari kerja Per bulan

-Bulan kerja per tahun

-Hari kerja tenaga borongan

4 Produksi dan harga

– Kapasitas maksimum/hari

-Produksi per bulan

-Produksi per tahun

-Harga tapioka per ton

-Produksi onggok per bulan

5 Rendaman per ton bahan baku

-Tapioka

-Onggok

6 Penggunaan tenaga kerja

-Tenaga manajerial

(8)

7 Upah tenaga kerja per hari

-Tenaga manajerial

-Tenaga Kerja Tetap

8 Bahan baku per bulan

9 Harga bahan baku

10 Discount factor/suku bunga

A. Singkong

1 kg : Rp. 400,00

12,5 ton : Rp. 5.000.000,- dengan potongan 5 % menjadi Rp. 4.750.000 / hari = Rp. 118.750.000,00/bulan = Rp. 1.425.000.000/tahun.

B. Hari Kerja

Jam 8 s.d 12…. Break……jam 13 s.d 17 (8jam / hari) dengan hari Jum’at sebagai hari libur dan hari kerja Sabtu sampai Kamis. (1 bulan : 25 hari) dengan 7 divisi pekerjaan dengan jumlah operator sebanyak 20 orang.

1. Pengupasan = 10 orang 2. Pencucian = 3 orang

3. Penggilingan = 2 orang (packing) 4. Pemerasan = 2 orang (packing) 5. Penyaringan = 1 orang

6. Penirisan = 1 orang

7. Pengeringan = 1 orang (packing) dengan menggunakan oven listrik Setelah semua proses tersebut dilakukan, maka jadilah tepung tapioca. C. Gaji : 1 orang : Rp. 750.000,00 / bulan

(9)

D. Energi

Listrik : Rp. 1.500.000 / bulan = Rp. 18.000.000,00 / tahun Solar : 1 mesin : 20 liter (Rp. 4500/liter)

20 liter : Rp. 90.000,00/hari

1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 90.000,00/hari 1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 2.250.000/bulan 1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 27.000.000/tahun E. Telepon

Biaya Telepon per bulan : Rp. 1.000.000/bulan biaya telepon per tahun : Rp. 12.000.000,-F. Marketing

Promosi menggunakan Brosur : Hanya pada kawasan Bogor Promosi menggunakan Agen : Daerah Cianjur, Sukabumi Promosi menggunakan Internet : Sistem Kontrak

Total Promosi : Rp.

(10)

Gaji : Rp. 180.000.000

(11)

1 karung tapioka : Rp. 190.000

100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000 40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 + Total :Rp. 6.060.000.000

Modal+Bunga 10% : Rp. 1.842.500.000. – Total : Rp. 4.217.500.000

(12)

A. Singkong Ton 12.5

Jumlah Ton 12.5

3 Biaya overhead – –

A. Solar Liter/hari 20

B. Listrik Bulan 1

C. Telepon Bulan 1

Jumlah 22

4 Transportasi – –

A. Mobil truck Unit 2

B. Bensin Liter 150

5 Penjualan Output Ton per bulan 125

Perbaikan dan pemeliharaan alat Minggu 1

6 Perizinan dan tanah Rupiah 1

7 Pembeliaan mesin Unit 4

8 Penjualan onggok Ton 2

9 Marketing Rupiah 1

10 Pengembalian modal + bunga 10% th 1 Rupiah 1

Jumlah Total Biaya

Keuntungan pada tahun ke-2

(13)

Total : Rp. 1,998,400,000

Pendapatan penjualan tahun ke-2:

Biaya bersih:

100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000 40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 + Total Rp. 6.060.000.000

Total pendapatan : Rp. 6.060.000.000 Rp. 870.100.000 +

Total : Rp. 6.930.100.000

Total pengeluaran : Rp. 1,998,400,000 Rp. 2.026.750.000 +

Rp. 4.025.150.000

Keuntungan : Rp. 6.930.100.000 Rp. 4.025.150.000 –

Rp. 2.904.950.000

Tahun Kedua

No Input Satuan Jumlah

1 Tenaga kerja – –

A. Tetap Orang/bulan 20

B. Tidak Tetap – –

Jumlah Orang/bulan 20

(14)

A. Singkong Ton 12.5

5 Penjualan Output Ton per bulan 125

6 Perbaikan dan pemeliharaan alat Minggu 1

7 Perizinan Rupiah 1

8 Penjualan onggok Ton 2

9 Marketing Rupiah 1

10 Pengembalian modal + bunga 10% th 2 Rupiah 1

11 Sisa auang th 1 Rupiah 1

(15)

3. Marketing Rp. 1.000.000/tahun + Total Rp. 346.000.000/ tahun

BEP = FC / (1-VC/P)

Dimana:

FC : Biaya Tetap P : Harga jual per unit VC : Biaya Variabel per unit

BEP = FC / (1-VC/P)

= 1.629.400.000 / (1- (364.000.000/5.700.000.000))

= 1.629.400.000 / 0.93614035

= 1.740.550.975,- / tahun

KESIMPULAN

1. Setelah melakukan perhitungan dari berbagai macam referensi baik melalui media informasi maupun langsung kepada orang yang mengerti akan harga bahan baku yang digunakan untuk membuat tepung kanji, yaitu singkong. Dengan menggunakan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,00 serta tambahan pinjaman terhaap Bank sebesar Rp. 1.350.000.000 mampu melakukan proses pembuatan sebuah pabrik tepung kanji yang sudah meliputi biaya operasional pabrik selama 1 tahun, seperti tenaga kerja, perbaikan mesin, bahan baku, dll.

2. Pembuatan pabrik tepung kanji ini telah melalui proses perencanaan yang matang, baik dari segi pembuatan maupun dari segi produksi yang dihasilkan. Dengan mempertimbangkan segi ekonomis dalam proses produksinya guna meminimasi pengeluaran biaya operasional. Seperti penggunaan mesin dalam produksinya sehingga meminimasi tenaga kerja, mempertimbangkan hal yang biasanya terjadi seperti pemadaman listrik, telah tersedianya genset guna mengantisipasi terganggunya proses produksi.

(16)

Gambar

Gambar 1. Singkong
Gambar 2. Mesin Pemerasan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian penurunan kandungan formalin terbesar dalam tahu sebesar 98.40% sehingga dapat disimpulkan, tahu berformalin yang direndam dengan konsentrasi belimbing

variabel Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan dan Pendidikan, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal dan Lokasi Departemen Sistem Informasi konstan

antara yang dilakukan dan perbuatan, 2) konsistensi orientasi, yakni adanya kesesuaian antara pandangan dalam satu hal dengan pandangannya dalam bidang yang lain,

O Comité de Assessoria para os Investimentos (CAI) foi criado para aconselhar a Ministra sobre a gestão e estratégia de investimento do Fundo Petrolífero. A nomeação do BPI como

SENARAI PEMILIH - KERUSI PTJ PEMILIHAN PROFESOR SEBAGAI AHLI SENAT BAGI MENGISI KEKOSONGAN SESI

Masyarakat umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas. Penderita penyakit / pasien / keluarga

(2011), Heriyani (2011) dan Damayanti (2013) yang menyatakan tingkat pertumbuhan yang memengaruhi struktur modal memiliki arah yang positif signifikan. Semakin

Instrumen observasi digunakan oleh guru sebagai observer untuk menilai perkemban- gan karakter peserta didik dengan asumsi bahwa perkembangan karakter dapat diamati oleh satu