• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESIONALISASI TENAGA KEPENDIDIKAN PRO. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFESIONALISASI TENAGA KEPENDIDIKAN PRO. docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROFESIONALISASI TENAGA KEPENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Tri Joko Raharjo

Disusun oleh:

ERMA SUSILOWATI

0301514029

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN IPS

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan erat kaitannya dengan interaksi antara guru dengan siswa serta lingkungan sekolah. Keberhasilan belajar siswa salah satu penentunya adalah guru. Peranan guru dalam peningkatan pembangunan pendidikan dan peningkatan kualitas lulusan sangatlah tinggi. Baik tidaknya hasil pendidikan lebih banyak dipengaruhi oleh guru. Menurut Amelsvoort (dalam Wanapri, http://wanapripangaribuan.blogspot.com) kesuksesan pendidikan di sekolah sangat ditentukan aktivitas dan pekerjaan guru. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru haruslah membuat siswa merasa nyaman dan menyenangkan sehingga guru harus mempunyai kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (http://ibnufajar75.wordpress.com). Tugas-tugas guru harus mengacu pada Standar kompetensi guru yang dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, seperti pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, dan penguasaan akademik.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, ada 4 macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi (http://ibnufajar75.wordpress.com). Salah satu kompetensi yaitu kompetensi profesional menjadi titik ukur antara profesi guru dengan profesi yang lain sehingga punya kesetaraan sama dan guru tidak dimarginalkan.

Dengan adanya peraturan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, profesi guru empat tahun terakhir ini baru mulai diakui oleh lapisan masyarakat. Pengakuan tersebut berisi tentang orang yang boleh menjadi guru hanya yang mempunyai akta mengajar yang dikeluarkan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Selain itu juga guru diberi penghargaan oleh pemerintah melalui Keputusan Menpan No. 26 tahun 1989, dengan memberikan tunjangan fungsional sebagai pengajar dan dengan kemungkinan kenaikan pangkat yang terbuka (http://pesilattasik.blogspot.com/).

Berdasarkan uraian tersebut, arti penting professional guru akan dijabarkan lebih mendetail supaya tidak ada kesalahpahaman dalam mengartikan dan mengaplikasikan kompetensi keprofessionalan guru.

B. Rumusan Maasalah

1. Apa arti penting profesionalisasi tenaga kependidikan?

2. Bagaimana cara meningkatkan profesionalisasi tenaga kependidikan?

C. Tujuan

(3)

1. Untuk mengetahui arti penting profesionalisasi tenaga kependidikan. 2. Untuk mengetahui cara meningkatkan pofesionalisasi tenaga kependidikan.

D. Manfaat

Manfaat penulisan malakah ini adalah membantu tenaga kependidikan untuk lebih mengetahui tetang arti profesionalisasi tenaga kependidikan dan memberikan pandangan bagaimana cara meningkatkan profesionalisasi tenaga kependidikan.

(4)

A. Arti Profesionalisasi Tenaga Kependidikan 1. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan disebut juga sebagai guru atau pendidik.. Menurut Awaludin (http://awalarma.blogspot.com), dalam Pasal 1 Ayat 6 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

Selanjutnya pada Pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa: ”Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Namun menurut Sahertian dalam pidato pengukuhan guru besar (1992: 12), berdasarkan sejarahnya guru sebagai pendidik mempunyai kedudukan yang berbeda-beda, baik di belahan dunia bagian barat maupun timur.

a. Di Yunani seorang guru disebut sebagai pelayan anak yang terhormat yang dapat memanusiakan manusia. Mereka dipandang sebagai golongan menengah pada jamannya tetapi mereka tidak punya kedudukan tinggi seperti tuan-tuan tanah yang aristokratis.

b. Di abad pertengahan yang menjadi guru adalah tokoh agama. Mereka dianggap sebagai pemegang kunci keselamatan rohani dalam masyarakat.

c. Setelah berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang guru tergantikan dengan buku-buku dan alat pembelajaran yang modern. Kalau dahulu guru dipandang sebagai orang yang punya wibawa dan kharisma maka dengan perkembangan ilmu dan teknologi guru sekarang dianggap sebagai penjual ilmu.

d. Zaman Hindu, seorang guru sangat dihormati karena guru melahirkan anak secara rohani sedangkan secara jasmani dilahirkan oleh orang tua.

e. Di Jepang, guru disebut sebagai ”sensei” karena hubungan yang akrab masih terlihat jelas pada masyarakat dengan kebudayaan yang masih tradisional.

f. Di lingkungan pesantren, guru atau kyai mempunyai kharisma yang sangat besar sehingga di hormati dan disegani.

(5)

2. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan

Sebelum berbicara tentang profesionalisme, alangkah baiknya mengerti tentang arti profesi terebih dahulu. Secara etimologis, istilah profesi berasal dari bahasa latin proteus yang artinya mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam suatu pekerjaan. Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Sedangkan pengertian professional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian dan ketrampilan yang tinggi (http://friendlich.blogspot.com).

Dari pengertian diatas dapat kita simak bahwa tidak semua pekerjaan dapat digolongkan kepada pekerjaan yang professional. Pekerja yang professional harus bersifat profesionalisme. Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang professional. Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.

Sedangkan profesionalisasi adalah proses atau perjalanan waktu yang membuat seseorang atau kelompok orang menjadi profesional. Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (http://friendlich.blogspot.com).

Profesionalisme guru tidak dapat ditetapkan secara baku karena profesionalisme akan berubah menurut kondisi, waktu dan tempat. Dalam dunia keguruan ada lima konsep kesejahteraan yaitu imbal jasa, rasa aman, kondisi kerja, hubungan antar pribadi dan kepasian karir. Selain itu, Pendidikan sangat bergantung pada hubungan triangulasi antara kurikulum, tenaga pendidik, dan peserta didik. Keterpautan tiga komponen tersebut akan mengindikasikan kualitas outcome yang merupakan refleksi dari sistem pendidikan. Sistem pendidikan pada dasarnya adalah mesin cetak yang akan membentuk mental bangsa di masa mendatang.

Adapun menurut Sahertian (1992: 9), ada beberapa tipe guru sebagai tenaga kependidikan sebagai tolak ukur kesuksesan dalam mentransfer ilmu, diantaranya:

a. Tipe guru yang Profesional

Tipe guru ini mempunyai tingkat abstrak, komitmen dan tanggung jawab yang tinggi. Ia selalu mengjak teman sejawatnya untuk selalu menunaikan tugasnya, mencetuskan ide-ide dan merencanakn suatu pogram bukan hanya untuk dirinya tetapi teman sejawat maupun semua sekolah.

b. Tipe guru yang suka kritik

Tipe guru ini mempunyai tingkat tanggung jawab dan komitmen yang rendah tapi mempunyai tingkat abstrak yang tinggi. Ia mampu mencetuskan ide-ide yang luar biasa tetapi jika diberi tugas tidak mau menerima sebab ide-idenya tidak terwujud dan tidak bersedia mengorbankan waktu serta tenaga.

(6)

Tipe guru ini mempunyai tanggung jawab dan komitmen yang tinggi, namun tingkat abstraksi rendah. Ia sangat antusias dan penuh kemauan, ingin menjadi guru yang baik dan membawa tugas-tugas sekolah ke rumah. Tetapi kurangnya kemampuan guru tersebut untuk menyelesaikan persoalan secara nyata menjadi beban tersediri karena terlalu sibu dengan beban kerja yang bermacam-macam.

d. Tipe Guru yang tidak bermutu

Tipe guru ini mempunyai tingkat abstraksi, komitmen dan tanggung jawab yang rendah sehingga tidak bermutu. Ia hanya melakukan tugas rutin tanpa ada rasa tanggung jawab dan perhatiannya hanya sekedar untuk mempertahankan pekerjaannya saja. Ia sudah puas dengan pekerjaan yang rutin tanpa mau melakukan perubahan untuk memeuhi komptensinya.

Berdasarkan pengetahuan tentang tipe guru di atas, diharapkan kita mampu membuat program dan pengembangan serta mengenal keprofesionalan guru.

3. Syarat Profesionalisasi Tenaga Kependidikan

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:

a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi harus memiliki indikator esensial seperti memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

Setelah memahami sturktur esensial, seorang pendidik atau guru harus mengetahui beberapa persyaratan untuk menjadi guru yang professional. Adapun syarat-syarat (http://ibnufajar75.wordpress.com) tersebut adalah :

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

c. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama (bandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka)

d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan e. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanent f. Jabatan yang menentukan baku standarnya sendiri

(7)

h. Jabatan yang mempunyai organisasi personal yang kuat dan terjalin erat.

Berdasarkan syarat di atas, seorang guru yang belum memenuhi kualifikasi sebagai tenaga pendidik yang professional, maka harus belajar dan memahami arti penting profesionalisme guru.

4. Ciri-Ciri Profesionalisasi Tenaga Kependidikan

Menurut Robert W. Richey (dalam Asep, http://friendlich.blogspot.com) ciri-ciri profesionlisasi tenaga kependidikan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.

2. Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.

3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.

4. Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.

5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.

6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).

7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun secara lokal.

5. Karakteristik Profesionalisme Tenaga Kependidikan

Karakteristik seorang guru professional adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru dalam meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik dengan peserta didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat lainnya. Dengan meningkatnya karakter guru profesional yang dimiliki oleh setiap guru, maka kualitas mutu pendidikan akan semakin baik. Karakteristik guru profesional yaitu:

a. Taat pada peraturan perundang-undangan

b. Memelihara dan meningkatkan organisasi profesi

c. Membimbing peserta didik (ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan tugas mendidik) d. Cinta terhadap pekerjaan

(8)

g. Memelihara hubungan dengan teman sejawat (memiliki rasa kesejawatan/ kesetiakawanan)

h. Taat dan loyal kepada pemimpin

i. Disiplin dalam kehadiran dan pemberian materi kepada peserta didik.

6. Indikator Profesionlisme Tenaga Kependidikan a. Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik

Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik tinggi adalah guru yang senantiasa mempunyai ketrampilan mengajar yang sangat baik, yaitu dengan berbagai cara dalam memilih model, strategi dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar dan karakteristik peserta didiknya.

b. Memiliki Wawasan yang luas

Seorang Guru hendaknya secara terus menerus mengembangkan dirinya dengan meningkatkan penguasaan pengetahuan secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimilikinya senantiasa berkembang mengikuti perkembangan jaman.

c. Menguasai Kurikulum

Kurikulum dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan dan masukan para pakar. Saat ini di semua satuan tingkat pendidikan menerapkan KBK/KTSP, sehingga dalam implementasi KBK guru memposisikan sebagai fasilisator dalam proses pembelajaran.

d. Menguasai media pembelajaran

Guru profesional harus mampu menguasai media pembelajaran, Pengembangan alat/media pembeljaran dapat berbasis kompetensi lokal maupun modern dan berbasi ICT. Saat ini Dinas Pendidikan Kota / Kabupaten telah mewajibkan guru tersertifikasi memiliki laptop guna meningkatkan kuaitas pembelajaran.

Jika seorang pendidik mempunyai karakter seperti diatas, akan disenangi oleh peserta didik, dengan sendirinya akan disenangi ilmu yang diajarkannya juga. Banyak siswa yang membenci suatu ilmu atau materi pembelajaran karena watak gurunya yang keras, kasar dan cara mengajar guru yang sulit. Nah dan disisi lain pula siswa menyukai dan terarik untuk mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran, karena cara perlakuan yang baik, kelembutan, keteladanannya yang indah dari gurunya.

(9)

Peningkatan mutu profesionalisasi tenaga kependidikan / guru harus selalu mencangkup pembaharuan pengetahuan dalam kopetensi yang dimiliki sehingga mampu sebagai agen perubahan dan pembaharuan. Becker (dalam Wanapri, http://wanapripangaribuan.blogspot.com) mengatakan bahwa guru harus selalu meningkatkan profesionalismenya melalui peningkatan belajar secara individu, diskusi, seminar, dan pelatihan. Lebih lanjut dikatakannya bahwa guru harus membangun budaya professional dalam dirinya dan diimplementasikan dalam sekolah dan mengurangi interfensi (control) birokrasi. Profesionalisasi guru juga sangat dipengaruhi oleh jaringan teman kerja dan kondisi lingkungan.

Adapun peningkatan mutu profesionlisasi guru sebagai berikut: 1. Portofolio

Portofolio guru berfungsi sebagai wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karyanya. Portofolio dapat diaplikasikan dengan membuat karya ilmiah, pembuatan produk buku, makalah yang dipaparkan dalam forum ilmiah, hasil penelitian yang berupa laporan hasil penelitian ataupun yang telah dimuat dalam jurnal ilmiah, karya cipta hasil kreativitas dan inovasi, tulisan ilmiah yang dimuat dalam media massa.

2. PLPG

Pembekalan guru melalui kegiatan ilmiah Pendidikan dan Latihan Profesil Guru (PLPG) adalah langkah penjemputan bola untuk memajukan sistim pendidikan nasional yang kita harapkan. Dalam kegiatan ilmiah PLPG, kita bisa lebih gamblang memahami makna, fungsi, dan daya peran media pembelajaran yang difokuskan pada penyampaian pembelajaran melalui multimedia. Pada prinsipnya, proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan peserta didik.

3. MGMP

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan wadah yang cocok untuk pemberdayaaan guru. MGMP sebagai wadah profesi guru prinsip kerjanya dari, oleh, dan untuk guru. Pendidikan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan apabila terdapat elemen sekolah yang melengkapi seperti sarana prasarana, pengajar dan tenaga administratif lainnya dengan kualitas yang baik. Sarana tersebut oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dikenal dengan sebutan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Musywarah tersebut merupakan wadah para guru untuk meningkatkan dinamisasi ilmu dan profesionalisme kerja para guru. MGMP mempunyai peranan penting dalam pengembangan program pendidikan di sekolah. Karena, melalui forum ini guru dapat mengadakan diskusi dan tukar pikiran mengenai masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing. Selain itu, forum ini merupakan wadah profesional guru dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu profesionlisasi guru.

(10)

Peningkatan mutu profesionlisasi guru dari pemerintah memberikan tunjangan sertifikasi demi mensejahterakan kehidupan guru. Pemerintah memberikan tunjangan sertifikasi bagi guru yang mempunyai beberapa ketentuan sesuai peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Diantaranya: memenuhi wajib mengaja 24 jam dalam seminggu sesuai dengan program studi yang diajarkan.

5. Diklat

Pemberian diklat bagi guru sesuai bidang studinya diharapkan lebih meningkat mutu profesionlisme guru sehingga dapat beimbas pada siswa yang akan meneruskan generasi yang akan datang.

6. Seminar

seminar bertujuan untuk mengingatkan kepada guru akan pentingnya mutu pendidikan yang akan diajarkan kepada genarasi yang akan datang dan menyadarkan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan serta memberikan wawasan tentang permasalahan yang sedang terjadi saat itu.

7. Penghargaan / Apresiasi

(11)

BAB III SIMPULAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian makalah yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus benar-benar memahami arti profesionalisasi sebagai tenaga kependidikan seperti pengertian professional itu sendiri, syarat, ciri-ciri, karakteristik dan indikator menjadi tenaga kependidikan yang professional. Karena dari situlah seorang guru dapat mentransfer pengetahuan dan wawasannya kepada siswa melalui pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain itu, untuk meningkatkan mutu profesionalisasi guru harus mengikuti berbagai seminar, MGMP, diklat, PLPG, dan membuat portofolio seperti menuliskan karya ilmiah yang dipublikasikan serta membuat modul / buku bahan ajar.

B. Saran

Dalam mengupayakan peningkatan profesionlisme guru perlu adanya pengawas dan peraturan yang mengikat kinerja guru yang lebih ketat. Selain itu, perlu diadakan sosialisasi tentang upaya sadar dari diri guru dengan iklas dan tanpa pamrih untuk mendidik siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aex, Sahertian. 1992. Paradigma Kategori Guru Kaitannya Dengan Keprofesionalisasi Tenaga Kependidikan. Malang: IKIP Malang Press.

Arma, Awaludin. 2012. Profesionalisme Dan Profesionalitas Tenaga Kependidikan Guru. Diunduh di

http://awalarma.blogspot.com. tanggal 9 September 2014.

Fajar, Ibnu. 2012. Empat Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru Profesional. Diunduh di

(12)

Ruhendi, Asep. 2012. Pengertian Dan Ciri-Ciri Profesi Keguruan. Diunduh di

http://friendlich.blogspot.com. Tanggal 9 September 2014.

Pangaribuan, Wanapri. 2012. Analisis Indikator Kompetensi Guru Profesional. Diunduh di

Referensi

Dokumen terkait

KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada seluruh hamba-Nya, yang mana hanya dengan rahmat, taufik,

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Faktor yang lebih Dominan mempengaruhi Pembangunan Infrastruktur di Desa Melintang Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara adalah faktor pendanaan karena

Sebanyak 5 spesies burung rangkong ditemukan dilokasi tersebut yaitu rangkong badak (Buceros rhinoceros), rangkong gading (Rhinoplax vigil), julang mas (Rhyticeros

Kadar gula total marmalade menunjukkan bahwa purata tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan rasio buah 4:1 dan penambahan gula 73% yaitu sebesar 78,30%.. Untuk kadar

Apabila ditinjau dari aspek derajat kesehatan masyarakat yang tertera dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 - 2013

Jika guru sudah mempunyai kompetensi tersebut, maka guru akan mempunyai pengetahuan tentang strategi pembela- jaran, guru akan memiliki sikap mengajar yang baik, dan

Dengan kata lain bahwa surat wasiat (testament) umum adalah surat wasiat yang dibuat oleh notaris dengan dihadiri oleh dua orang saksi. 42 Surat ini dibuat oleh