• Tidak ada hasil yang ditemukan

askep Seminar DHF Sal C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "askep Seminar DHF Sal C"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ADK. NW

DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE I HARI KE 4 DI RUANG CERMAI RSUD KLUNGKUNG

TANGGAL 8 s.d. 11 DESEMBER 2016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI DENPASAR

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ADK. NW

DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE I HARI KE 4 DI RUANG CERMAI RSUD KLUNGKUNG

TANGGAL 8 S/D 11 DESEMBER 2016

A. PENGKAJIAN

Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 15.30 Wita, di Ruang Bedah Cermai RSUD Klungkung dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi (rekam medis).

I. PENGUMPULAN DATA a. Identitas Pasien

Pasien Penangung

(Ayah Kandung)

Nama : ADK. NW Tn. KT

Umur : 17 tahun 50

Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Kawin Kawin

Suku/ Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia

Agama : Hindu Hindu

Pendidikan : SMA

-Pekerjaan : Pelajar Petani

Alamat : Pesahan Pesahan

Nomor Telp : 087762872xxx

Nomor RM : 196667

(3)

-b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama masuk rumah sakit Pasien mengeluh panas

2) Keluhan utama saat pengkajian

Pasien mengeluh panas sejak 3 hari yang lalu (5 Desember 2016) 3) Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluh panas sejak 3 hari yang lalu ( 5 desember 2016), pasien dibawa oleh orang tuanya ke puskesmas pada tanggal 5 Desember 2016 . Di puskesmas pasien mendapat penanganan dan didapatkan hasil Suhu : 38o C kemudian pasien disarankan untuk dirawat jalan. Pada hari selasa, 6 Desember 2016 suhu tubuh pasien turun sehingga pasien dibawa ke pusat pelayanan akan tetapi pada tanggal 7 Desember 2016 pasien mengeluh badannya panas dan orang tua pasien membawa pasien ke puskesmas kembali sampai di puskesmas pasien dilakukan pemeriksaan darah dengan hasil PLT 127, lalu pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium di Rumah sakit. Hari Kamis tanggal 8 Desember 2016 pasien datang ke UGD RSUD klungkung pukul 11.45 WITA, sampai di UGD pasien dilakukan pemeriksaan darah dengan hasil PLT 126 dan dokter mendiagnosa DHF febris hari ke V. Pasien mendapatkan terapi :

- IVFD RL 30 tts/mnt - Paracetamol 3x500 mg

Pasien disarankan untuk rawat inap di ruang Cernai RSUD Klungkung pada pukul 14.30 WITA.

4) Riwayat penyakit sebelumnya

Pasien menyatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Riwayat penyakit keluarga

(4)

c. Pola Kebiasaan 1) Bernafas

Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami kesulitan dalam bernapas baik saat menarik maupun mengeluarkan napas

.

Saat pengkajian :

Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bernapas baik saat menarik maupun mengeluarkan napas.

2) Makan dan minum - Makan

Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan sebelum sakit makan 4x sehari dan tidak mengalami gangguan, dengan menu nasi putih, sayur dan ikan habis 1 porsi makanan.

Saat pengkajian :

Pasien menyatakan mual, pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang di sediakan.

- Minum

Sebelum pengkajian :

Pasien menyatakan sebelum sakit biasanya minum air putih 7-8 gelas/hari

Saat pengkajian :

(5)

3) Eliminasi

- BAB (Buang Air Besar) Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek, berwarna kekuningan dan berbau khas feces. Pasien juga mengatakan tidak mengalami kesulitan BAB.

Saat pengkajian :

Pasien mengatakan BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek, berwarna kekuningan dan berbau khas feces. Pasien juga mengatakan tidak mengalami kesulitan BAB.

- BAK (Buang Air Kecil) Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan sebelum sakit BAK normal, 5 – 6 kali sehari spontan (±1.300cc) dengan warna kuning dan berbau khas urine. Pasien juga mengatakan tidak mengalami kesulitan BAK.

Saat pengkajian :

Pasien BAK 3-4 x/hari (500 cc/hari), dengan warna kuning pekat, dan dengan bau khas urine.

4) Gerak dan aktivitas Sebelum pengkajian :

pasien mengatakan bisa melakukan aktifitas dengan keluarga taupun temannya.

Saat pengkajian :

(6)

5) Istirahat dan Tidur Sebelum pengkajian :

pasien mengatakan sebelum sakit biasanya tidur 7-8 jam sehari

Saat pengkajian :

pasien mengatakan selama sakit pasien hanya dapat tidur selama 8 jam/hari

6) Kebersihan Diri Sebelum pengkajian :

pasien mengatakan biasanya mandi 2x sehari

- cuci rambut : ( 3 x/minggu ) memakai shampo tidak memakai shampo

- pemeliharaan mulut dan gigi: sikat gigi ( 3x/hari ) memakai pasta gigi - berpakaian; frekuensi ganti baju (2 x/hari )

- kebersihan kuku; bersih

- kemampuan membersihkan diri; mandiri)

Saat pengkajian :

Pasien mengatakan belum dapat mandi, keramas dan sikat gigi sejak dirawat di rumah sakit. Pasien hanya di lap dengan wash lap dan mengganti baju sekali sehari dengan bantuan dari keluarga.

7) Pengaturan Suhu Tubuh Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami gangguan suhu tubuh,baik peningkatan suhu tubuh ataupun penurunan suhu tubuh.

Saat pengkajian :

(7)

8) Rasa aman dan Nyaman Rasa Nyaman

Sebelum pengkajian :

pasien mengatakan merasa nyaman dengan keadaanya

Saat pengkajian :

Pasien menyatakan kurang nyaman dengan keadaan yang sekarang karena hanya terbaring lemas.

Rasa Aman

Sebelum pengkajian :

pasien mengatakan merasa aman dengan lingkungan di rumah ,di sekolah dan di lingkungan sekitar.

Saat pengkajian :

Pasie mengatakan tidak aman dengan lingkungan di rumah sakit karena bising.

9) Data Sosial

Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga maupun tetangga dan lingkungan sekitarnya harmonis

Saat pengkajian :

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga, tenaga kesehatan, pasien lainnya maupun penunggu pasien lainnya harmonis.

10) Prestasi dan produktivitas Sebelum pengkajian :

(8)

Saat pengkajian :

Pasien mengatakan tidak pernah mendapat prestasi apapun 11) Rekreasi

Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan biasanya berekreasi ke pantai bersama teman temannya

Saat pengkajian :

Pasien mengatakan tidak dapat berrekreasi karena keadaannya sekarang.

12) Belajar

Sebelum pengkajian :

Pasien mengatakan bahwa ia masih duduk di bangku SMA dan pasien biasanya belajar 2x sehari yaitu saat disekolah dan pada malam hari sepulang sekolah.

Saat pengkajian :

Pasien mengatakan tidak pernah belajar semenjak ia dirawat di ruang cermai RSUD Klungkung

13) Ibadah

Sebelum pengkajian :

pasien mengatakan beragama Hindu dan biasa sembahyang 3x sehari dan biasanya sembahyang di Merajan rumahnya.

Saat pengkajian :

(9)

d. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum

a) Kesadaran : composmentis b) Bangun tubuh : sedang

c) Postur tubuh : sedang d) Cara berjalan : tegak

e) Gerak motorik : tidak terganggu f) Keadaan kulit

 warna : sawo matang  turgor : kurang elastis  kebersihan : bersih  luka : tidak ada luka

Gejala kardinal

- Tekanan darah : 120/80mmHg

- Nadi : 90x/menit

- Suhu : 38o C

- Respirasi : 6x per menit g) Ukuran lain

- Berat badan : 60kg - Tinggi badan : 160cm

2) Kepala a) Inspeksi : - Kulit kepala : bersih - Rambut : hitam - Luka : tidak ada

b) Palpasi :

(10)

3) Mata

a) Inspeksi :

- Konjungtiva : merah muda - Sklera : putih

- Kelopak mata : tidak ada masalah - Pupil : reflek pupil baik

- Lapang pandang : baik b) Palpasi :

- Nyeri : tidak ada nyeri tekan 4) Hidung

a) Inspeksi : - Bentuk : simetris - Penciuman : baik - Keadaan : bersih - Massa : tidak ada polip - Luka : tidak ada luka

b) Palpasi :

- Nyeri : tidak ada nyeri tekan 5) Telinga

a) Inspeksi - Keadaan : bersih

b) Palpasi :

- Nyeri : tidak ada nyeri tekan c) Perdengaran : baik 6) Mulut

a) Inspeksi :

- Mukosa bibir : kering - Gusi : tidak berdarah - Gigi : lengkap,bersih - Lidah : bersih

(11)

b) Palpasi

- Nyeri : tidak ada nyeri tekan - Massa : tidak teraba massa 7) Leher

a) Inspeksi : - Keadaan : baik b) Palpasi :

- Keadaan : baik, tidak teraba massa 8) Thorax

a) Inspeksi - Bentuk : simetris - Gerakan dada : bebas - Payudara : simetris

b) Palpasi :

- Pengembangan dada : simetris - Nyeri : tidak ada nyeri tekan

c) Perkusi :

- Suara paru : sonor/resonan d) Auskultasi :

- Suara paru : vesikuler

- Suara jantung : S1-S2 tunggal 9) Abdomen

a) Inspeksi - Keadaan : bersih - Luka : tidak ada luka

b) Auskultasi

- Peristaltik usus : 20x /menit c) Palpasi

- Keadaan : normal

(12)

10) Genetalia a) Inspeksi

- Jenis kelamin : perempuan - Keadaan : besih

b) Palpasi :

- Nyeri : tidak ada nyeri tekan - Massa : tidak teraba massa 11) Anus

a) Inspeksi :

- Keadaan : ada luka oprasi b) Palpasi :

- Nyeri : ada nyeri tekan 12) Ekstremitas

a) Ekstremitas Atas - Inspeksi :

Pergerakan bebas,tidak ada deformitas, tidak oedema, terpasang IVFD RL 20 tpm pada tangan kanan, tidak ada luka

- Palpasi :

tidak ada nyeri tekan b) Ekstremitas Bawah - Inspeksi :

Pergerakan bebas, CRT <3 detik, tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tidak ada sianosis pada ujung kaki, tidak ada clubing finger

- Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan c) Kekuatan Otot :

555 555

(13)

e. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan Laboratorium Nama Pasien : ADK. NW

Umur : 17 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Pesanan

Ruangan : Cermai

No. RM : 196667

Diagnosa Medis : DHF

Tanggal Pemeriksaan : 09 Desember 2016 NO JENIS

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN

RENTANG NORMAL

1 WBC 5.59 {10^3/ul) 4.60 - 10.2

2 NEUT 3.24 {10^3/ul) 2.00 - 6.00

3 LYMPH 1.46 {10^3/ul) 0.60 - 5.20

4 MONO 0.57 {10^3/ul) 0.10 - 0.60

5 EO 0.00 {10^3/ul) 0.00 - 0.40

6 BASO 0.14 {10^3/ul) 0.00 - 0.10

7 NEUT% 61.2 {%} 40.0 - 70.0

8 LYMPH% 26.1 {%} 20.0 - 40.0

9 MONO% 10.2 {%} 1.70 - 9.30

10 EO% 0.0 {%} 0.00 - 6.00

11 BASO% 2.5 {%} 0.00 - 1.00

12 WBC 4.91 {10^6/uL} 3.80 - 6.50

13 HGB 14.0 {g/dl} 11.5 - 18.0

(14)

15 MCV 80.0 {fL} 80.0 - 100

15 MCH 28.5 {pg} 27.0 - 32.0

16 MCHC 35.6 {g/dL} 31.0 - 36.0

17 RDW-SD 36.0 {fL} 37.0 - 54.0

18 RDW-CV 12.8 {%} 11.5 - 14.5

19 PLT 80 - {10^3/uL) 1.50 - 400

20 PDW 15.3 - {fL} 15.5 - 17.1

21 MPV 11.7 + {fL} 7.80 - 11.0

22 P-LCR 36.4 {%} 13.0 - 43.0

23 PCT 0.09 - {%} 0.19 - 0.36

24 RET {%}

25 RET {10^6/uL}

26 IRF {%}

27 LFR {%}

28 MFR {%}

29 HFR {%}

30 LED {mm/jam} 0 - 20

31 BT {Menit} 1 – 7

32 CT {Menit} 3 – 5

(15)

Data Subjektif Data Objektif - Pasien mengatakan

badannya terasa panas - Pasien mengatakan

kepalanya pusing

- Pasien tampak lemah - Badan pasien tampak

kemerahan

- Badan pasien teraba panas dengan hasil TTV :

TD :120/80 S : 39oC N : 90x/menit

- Pasien mengatakan tidak nafsu makan

- Pasien mengatakan hanya mampu makan 3 sendok makan dari porsi yang disediakan

- Membran mukosa pasien tampak pucat

- Pasien tampak lemas - Pasien hanya mampu

menghabiskan 3 sendok nakan dari porsi yang disediakan - BB sebelum sakit : 60kg - BB selama sakit : 59kg

- Pasien mengatakan hanya mampu minum 3

gelas/hari

- Pasien mengatakan berkemih sebanyak ± 750 cc

- Mukosa bibir pasien tampak kering

- Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - CRT 3 detik

(16)

ANALISA DATA PASIEN ADK. NW

DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE I HARI KE 4 DI RUANG CERMAI RSUD KLUNGKUNG

TANGGAL 8 s.d. 11 DESEMBER 2016

Data Subjektif Data Objektif Diagnose

Keperawatan - Pasien

mengatakan badannya terasa panas

- Pasien mengatakan kepalanya pusing

- Pasien tampak lemah

- Badan pasien tampak kemerahan - Badan pasien

teraba panas dengan hasil TTV :

TD :120/80 S : 39oC N : 90x/menit

Hipertemi

berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

- Pasien mengatakan tidak nafsu makan - Pasien

mengatakan hanya mampu makan 3 sendok makan dari porsi yang disediakan

- Membran mukosa pasien tampak pucat

- Pasien tampak lemas

- Pasien hanya mampu

menghabiskan 3 sendok nakan dari porsi yang

disediakan - BB sebelum

sakit : 60kg - BB selama sakit :

(17)

59kg

- Pasien mengatakan hanya mampu minum 3 gelas/hari - Pasien

mengatakan berkemih sebanyak ± 750 cc

- Mukosa bibir pasien tampak kering

- Pasien tampak lemah

- Pasien tampak pucat

- CRT 3 detik

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang adekuat

3. Rumusan Masalah

a) Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue b) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(18)

c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang adekuat

4. Analisa Masalah a) Problem : Hipertemi

Etiologi : Proses infeksi virus dengue Symptom :

DS :

- Pasien mengatakan badannya terasa panas - Pasien mengatakan kepalanya pusing DO :

- Pasien tampak lemah

- Badan pasien tampak kemerahan

- Badan pasien teraba panas dengan hasil TTV : TD :120/80\

S : 39oC N : 90x/menit Proses terjadinya :

masuknya virus kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegpty mempengaruhi factor imunologis bila tubuh tidak mampu melawannya, sehingga akan menimbulkan peradangan dan salah satu tandanya adalah peningkatan suhu tubuh sampai hipertermi Akibat bila tidak ditanggulangi : Akan terjadi kejang dan kerusakan otak

b) Problem : Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Etiologi : anoreksia

Symptom : DS :

(19)

- Pasien mengatakan hanya mampu makan 3 sendok makan dari porsi yang disediakan

DO :

- Membran mukosa pasien tampak pucat - Pasien tampak lemas

- Pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok nakan dari porsi yang disediakan

- BB sebelum sakit : 60kg - BB selama sakit : 59kg

Proses terjadinya :

Karena penurunan nafsu makan, menyebabkan asupan nutrisi kedalam tubuh berkurang sehingga kebutuhan nutrisi dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat

Akibat bila tidak ditanggulangi : Akan terjadi Malnutrisi c) Problem : Kekurangan volume cairan

Etiologi : Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler Symptom :

DS :

- Pasien mengatakan hanya mampu minum 3 gelas/hari - Pasien mengatakan berkemih sebanyak ± 750 cc

DO :

- Mukosa bibir pasien tampak kering - Pasien tampak lemah

- Pasien tampak pucat - CRT 3 detik

(20)

Karena peningkatan permeabilitas membrane pembuluh darah menyebabkan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler menyebabkan volume cairan berkurang dalam tubuh

Akibat bila tidak ditanggulangi : Syok hipovolemik. A. Diagnosa Keperawatan

a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan Pasien mengatakan nafsu makannya menurun, porsi rumah sakit berupa bubur biasa dihabiskan ¼ porsi, Berat badan sebelum sakit 55 kg dan saat pengkajian 53 kg, perut kembung

b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler ditandai dengan Pasien mengatakan dirinya dari pukul 06.00 wita s/d 08.00 wita berak 2 kali dengan konsistensi cair, warna kuning, tidak ada darah dan volume + 100 cc tiap kali BAB, konsisteni feces cair warna kuning, ampas ada, tidak ada darah, terpasang IVFD DS ¼ salin 20 tetes/menit, turgor kulit kurang elastis, mukosa bibir kering, mata agak cowong, air mata sedikit, berat badan sebelum sakit 55 kg dan saat pengkajian 53 kg. Cairan masuk : Minum 200 cc, IVFD 1400 cc, makan 50 cc. Cairan keluar : BAB : 100 cc, BAK 100 cc, muntah 50 cc, IWL 825 cc.

c) Peningkatan suhu tubuh ( hipertermi ) berhubungan dengan proses infeksi virus ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa panas, pasien mengatakan kepalanya pusing. Pasien tampak lemah, badan pasien tampak kemerahan, badan pasien teraba panas dengan hasil TTV = TD : 120/80, S : 39⁰C, N : 90 x/menit

B. Perencanaan

(21)

Prioritas keperawatan berdasarkan diagnosa yang paling mengancam jiwa pasien

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

(22)

2) Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan Pasien BM Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada pasien Diare di Ruang Frangimpani RSU Gandapura

Tanggal 25 S/D 28 JUNI 2014

NO. HARI/TGL/

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya c a i r a n i n t r a v a s k u l e r k e ekstravaskuler ditandai dengan pasien mengatakan dirinya dari pukul 06.00 WITA s/d 08.00 W I TA b e r a k 2 × d e n g a n konsistensi cair, warna kuning, tidak ada darah dan volume ± 100cc tiap kali BAB, konsistensi feses cair warna kuning, ampas ada, tidak ada darah, terpasang IVFD DS ¼ salin 20 tetes/menit, turgor kulit kurang elastis, mukosa bibir kering, mata agak cowong, air mata sedikit, berat badan sebelum sekitar 55 kg dan saat pengkajian 53 kg.

Cairan masuk: minum 200c, IVFD 1400cc, makan 50cc. Cairan keluar: BAB:100cc, BAK 100cc, muntah 50cc, IWL 825cc.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan

selama 3 × 24 jam diharapkan

kebutuhan cairan p a s i e n a d e k u a t d e n g a n k r i t e r i a hasil:

1. BAB 1 sampai 2 × sehari. 2. Mukosa bibir

lembab.

6. Nadi 80x/menit 7. Pernapasan

20x/menit

1. Observasi dan tanda-tanda vital tiap 6 jam

2. Ukur intake dan output cairan 3. Anjurkan kepada

p a s i e n u n t u k banyak minum

(±900-1000cc/hari) 4. Jelaskan kepada

p a s i e n s e t i a p tindakan yang diberikan

5. Observasi tanda-tanda dehidrasi - Mukosa bibir - Turgor kulit - Mata

6. Kaji frekuensi, konsentrasi dan v o l u m e B A B pasien

7. Delegatif dalam pemberian IVFD DS ¼ salin 20 tetes/menit

(23)

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan Keperawatan Pasien BM Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada pasien Diare di Ruang Frangimpani RSU Gandapura

Tanggal 25 S/D 28 JUNI 2014

NO. HARI/TGL/ JAM

NO DIAGNOS

A

TINDAKAN PERAWATAN EVALUASI

1 2 3 4 5

1 Senin,

25 Juni 2014 11.50 WITA

Mengobservasi keadaan umum pasien dan mengobservasi tanda vital.

Observasi tanda-tanda dehidrasi.

Mengkaji frekuensi, konsistensi dan volume BAB pasien.

Mengobservasi tanda vital dan melaksanakan injeksi cefotaxin 1000mg/set.

Mengobservasi pasien dan tetesan infus.

Mengganti cairan infus DS ¼ Salin 20 tetes/menit fles ke III dan melaksanakan injeksi cefotaxin 1000 mg/set.

Keadaan umum pasien lemah, pasien hanya tidur di tempat tidur, suhu: 38,20C, nadi: 100×/mnt, respirasi: 28×/mnt.

Mata agak cowong, turgor kulit kurang elastis.

Pasien BAB 5 kali dengan

konsistensi cair (± 100 cc tiap kali BAB) warna agak kuning, tidak ada darah.

Suhu: 37,50C, Nadi: 95×/menit, R: 24. Obat sudah masuk reaksi alergi tidak ada.

Pasien tidur ditemani

keluarganya, infus netes dengan lancar.

(24)

3 27 Juli 2014 06.00 WITA

Mencatat intake dan output.

Memberi Entrostop 1 bungkus dan zink 1 tablet.

Mengobservasi tanda vital.

Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi dan mengganti cairan infus DS ¼ Salin 20 tetes/menit fles ke IV.

Mengobservasi keadaan umum pasien dan melaksanakan injeksi cefotaxin 1000 mg/set.

Memberi obat oral Entrostop 1 bungkus.

Mengobservasi tanda vital.

Membantu memberi makan dan minum.

Melaksanakan injeksi cefotaxin 1000 mg/set dan mengobservasi KU oasien

alergi tidak ada. Intake:

Pasien mengatakan hanya makan bubur 5 sendok.

Output:

Pasien mengatakan BAB 3 kali (sekitar 100 tiap kali BAB) dengan konsistensi agak lembek, warna kuning, tidak ada darah dan lendir, BAK sekitar 100 cc dari jam 4 yang lalu.

Entrostop diminum ± 75 cc dan obat diminum.

Suhu: 37,50C, nadi: 95 kali/mnt, respirasi: 24 kali/mnt.

Mata tidak cowong, kesadaran composmentis, turgor kulit kurang elastis, mukosa bibir lembab, nadi 95×/menit, infus sudah diganti dan netes dengan lancar.

Keadaan umum pasien baik, pasien tampak sehat, Obat sudah masuk, reaksi alergi tidak ada.

Entrostop diminum ±75.

Suhu: 37,50C, Nadi: 95×/mnt, Respirasi: 24×/mnt.

Makan ¼ porsi, minum ±50cc.

Obat sudah masuk, reaksi alergi tidak ada

(25)

4 28 Juli 2014 06.00 WITA

Kaji frekuensi, konsistensi, dan volume BAB.

Mengobsevasi tanda dehidrasi dan memberi obat oral Entrostop 1tablet

Mengobservasi tanda vital.

Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi dan mengganti cairan infus DS ¼ Salin 20 tetes/menit fles ke V.

Mengobservasi keadaan umum pasien dan melaksanakan injeksi cefotaxin 1000 mg/set.

Memberi obat oral Entrostop 1 tablet.

Membantu memberi makan dan minum.

Melaksanakan injeksi cefotaxin 1000 gram/set dan mengobservasi KU pasien dan tanda vital.

Kaji frekuensi, konsistensi, dan volume BAB.

Mengobservasi tanda dehidrasi dan memberi obat oral Entrostop 1 tablet

Anak BAB 1 kali (±50cc tiap BAB) dengan konsistensi lembek, tidak ada darah.

Mata tidak cowong, kesadaran CM, turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab, nadi 80×/ menit Entrostop diminum ± 100.

Suhu: 360C, nadi: 120 kali/mnt, respirasi: 24 kali/mnt.

Mata tidak cowong, kesadaran composmentis, turgor kulit kurang elastis, mukosa bibir lembab, , nadi 90×/menit, infus sudah diganti dan netes dengan lancar.

Keadaan umum pasien baik, pasien tampak sehat. Obat sudah masuk reaksi alergi tidak ada.

Entrostop diminum ± 100.

Makan ½ porsi, minum ± 50 cc.

Obat sudah masuk, reaksi alergi tidak ada

Suhu: 360 C Nadi: 80×/menit Respirasi: 20×/menit.

Anak BAB 1 kali (±50cc tiap BAB) dengan konsistensi lembek, tidak ada darah.

(26)

Pasien pulang, menyarankan ibu untuk meneruskan obat yang diberikan dokter dan memberikan anak makan dan minum agar kebutuhan akan gizi dan cairan terpenuhi.

melaksanakan apa yang disarankan perawat.

D. Evaluasi

Catatan PerkembanganPasien BM Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada pasien Diare di Ruang Frangimpani RSU Gandapura

Tanggal 26 JUNI 2014

NO. HARI/TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI

1 2 3

1 Selasa, 26 Juni 2014 08.00 WITA

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan sekunder akibat diare ditandai dengan pasien mengatakan dirinya dari pukul 06.00 WITA s/d 08.00 WITA berak 2 kali dengan konsistensi cair, warna

S= Pasien mengatakan dirinya minum air ± 50 cc.

O= Suhu: 37,50C, nadi=95

(27)

turgor kulit kurang elastis, mukosa bibir kering, mata agak cowong, air mata sedikit, BB sebelum sakit 55 kg dan saat pengkajian 53 kg. Carian masuk: minum 100 cc, IVFD 1400 cc, makan 50 cc. Cairan keluar: BAB : 100 cc, BAK 100 cc, muntah 50 cc, IWL 825 cc.

warna kuning, tidak ada darah. A= Tujuan belum tercapai masalah 1,2

belum teratasi. P= Lanjutkan Renpra 1,2

Catatan Perkembangan Pasien BM Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada pasien Diare di Ruang Frangimpani RSU Gandapura

Tanggal 27 JUNI 2014

NO. HARI/TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI

1 2 3

1 Rabu, 27 Juni 2014 08.00 WITA

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan sekunder akibat diare ditandai dengan pasien mengatakan dirinya dari pukul 06.00 WITA s/d 08.00 WITA berak 2 kali dengan konsistensi cair, warna kuning, tidak ada darah dan volume ± 100 cc tiap kali BAB, konsistensi feses cair warna kuning, ampas ada, tidak ada darah, terpasang IVFD DS ¼ Salin 20 tetes/ menit, turgor kulit kurang elastis, mukosa bibir kering, mata agak cowong, air mata sedikit, BB sebelum sakit 55 kg dan saat pengkajian 53 kg. Cairan masuk: minum 200 cc, IVFD 1400 cc, makan 50 cc. Cairan keluar: BAB: 100 cc, BAK 100 cc, muntah 50 cc, IWL 825 cc.

S= Pasien mengatakan mau minum ± 200 cc, Pasien mengatakan BAB 1 kali dengan konsistensi lembek BAK 4 kali. O= Mata tidak cowong, mukosa bibir

lembab, suhu tubuh 37 respirasi 20x/menit.

A= Tujuan 1 tercapai, masalah teratasi. P= Pertahankan dan tingkatkan kondisi

pasien.

Evaluasi Keperawatan Pasien BM Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada pasien Diare di Ruang Frangimpani RSU Gandapura

Tanggal 28 JUNI 2014

(28)

08.00 WITA pasien mengatakan dirinya dari pukul 06.00 WITA s/d 08.00 WITA berak 2 kali dengan konsistensi cair, warna kuning, tidak ada darah dan volume ± 100 cc tiap kali BAB, konsistensi feses cair warna kuning, ampas ada, tidak ada darah, terpasang IVFD DS ¼ Salin 20 tetes/ menit, turgor kulit kurang elastis, mukosa bibir kering, mata agak cowong, air mata sedikit, BB sebelum sakit 55 kg dan saat pengkajian 53 kg. Cairan masuk: minum 200 cc, IVFD 1400 cc, makan 50 cc. Cairan keluar: BAB: 100 cc, BAK 100 cc, muntah 50 cc, IWL 825 cc.

dengan konsistensi lembek BAK 4 kali. O= Mata tidak cowong, mukosa bibir

lembab, suhu tubuh 36

80×/menit,respirasi 20x/menit. A= Tujuan 1 tercapai, masalah teratasi. P= Pertahankan dan tingkatkan kondisi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa rasio perputaran persediaan berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, sedangkan struktur kepemilikan, ukuran

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar muatan lokal mengenal potensi

Sebaliknya jika akan menambah uang beredar maka bank dapat menawarkan tingkat bunga yang rendah kepada nasabah... Pendekatan

Teori kontrol optimum berkembang di tahun enampuluhan ketika sekelompok matematikawan Rusia, yaitu Pontryagin, Boltyanskii, Gamkrelidze, Mischenko (1962), merumuskan syarat

Rumusan permasalahan kedua tentang pengaruh secara bersama-sama tampilan pencahayaan dan tampilan visual interior terhadap kebetahan pengunjung pada ruang publik mal

Uways Sulqurni Graha Piesta, Jalan Warung Buncit Raya No.. Bursa Efek

Dengan demikian tampak bahwa akumu- lasi dari unsur-unsur pada komponen non- verbal: gerak, rias, busana, karakter, dan musik telah menggambarkan sebuah per- tunjukan tari

[r]