JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-13
Abstrak— Dewasa ini kebutuhan akan energi semakin meningkat. Keadaan yang diharapkan adalah tersedianya perangkat penyimpan energi yang praktis, canggih, tahan lama dan ramah lingkungan. Salah satu solusinya adalah penggunaan EDLC sebagai media penyimpanan energi, hal ini karena EDLC mempunyai kapasitansi yang lebih tinggi daripada kapasitor konvensional dan juga lebih ramah lingkungan. Sehingga dilakukan penelitian ini untuk menganalisis karbon aktif dari Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak untuk dimanfaatkan sebagai elektroda EDLC. Dari pengujian Kadar Karbon Fix didapat nilai fixed carbon Tempurung Kelapa sebesar 74.62% dan untuk Tempurung Kluwak sebesar 74.59% sehingga Tempurung Kelapa dan Kluwak berpotensi sebagai bahan karbon aktif. Proses pembuatan karbon aktif dilakukan dengan cara karbonisasi selama 2 jam pada temperatur 700OC dan 800OC selanjutnya diaktivasi kimia dengan KOH dan
diaktivasi fisika pada 110 OC dan 600OC. Hasilnya didapatkan nilai kapasitif tertinggi adalah 884 mF/gr untuk karbon aktif dari Tempurung Kelapa dan 291 mF/gr untuk karbon aktif dari Tempurung Kluwak pada sampel yang dikarbonisasi 700OC dan di aktivasi fisika 600OC. Sedangkan luas permukaan spesifik tertinggi adalah 548.542 m2/gr untuk karbon aktif dari Tempurung Kelapa dan 333.399 m2/gr untuk karbon aktif dari Tempurung Kluwak serta bilangan iodine tertinggi sebesar 1122.96 mg/g untuk karbon aktif dari Tempurung Kelapa dan 968.83 mg/g untuk karbon aktif dari Tempurung Kluwak juga pada temperatur karbonisasi 700OC dan diaktivasi fisika 600OC. Sehingga dapat dikatakan bahwa karbon aktif dari Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak memiliki kualitas yang sesuai standar SNI dan dapat dimanfaatkan sebagai elektroda EDLC.
Kata Kunci—EDLC, Karbon Aktif, Karbonisasi, Tempurung Kluwak, Tempurung Kelapa
I. PENDAHULUAN
empurung Kelapa dan Tempurung Kluwak merupakan bahan organik yang selalu terdiri dari beberapa komponen berupa selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa merupakan senyawa organik dengan formula (C6H10O5)n yang
terdapat pada dinding sel dan berfungsi untuk mengokohkan struktur. Kandungan selulosa inilah yang membuat Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak memiliki struktur yang keras. Sedangkan hemiselulosa adalah polimer polisakarida heterogen yang tersusun dari unit D-Glukosa, L-Arabiosa dan D-Xilosa yang mengisi ruang antara serat selulosa didalam dinding sel tumbuhan. Dengan begitu hemiselulosa adalah matrix pengisi serat selulosa. Selain selulosa dan hemiselulosa pada tumbuhan juga terdapat lignin yang merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks dan berstruktur amorf. Lignin juga merupakan polimer dengan berat molekular yang tinggi dengan struktur yang bervariasi. Lignin berfungsi sebagai pengikat untuk sel-sel yang lain dan juga memberikan kekuatan. Semakin banyak kandungan Selulosa, Hemiselulosa dan Lignin maka akan semakin baik karbon aktif yang dihasilkan. [1].
Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau. Karbon aktif mengandung 5 sampai 15 persen air, 2 sampai 3 persen abu dan sisanya terdiri dari karbon. Karbon yang sekarang banyak digunakan berbentuk butiran (granular) dan berbentuk bubuk (tepung). [2].
Besarnya daya serap karbon aktif sangat dipengaruhi oleh keadaan pori-pori yang terbentuk. Pori-pori pada karbon aktif memiliki beberapa jenis sebagai berikut :
1. Mikropori dengan ukuran dibawah 40 Angstrom 2. Mesopori dengan ukuran antara 40 - 5000 Angstrom 3. Makropori dengan ukuran diatas 5000 Angstrom
Pada bahan baku yang berbeda dan perlakuan yang berbeda maka dominasi pori-pori yang terbentuk juga berbeda. Pada karbon aktif dengandominasi mikropori sangat sesuai untuk digunakan sebagai penyerap molekul-molekus kecil seperti molekul gas dan dengan tingkat kontaminan rendah.
Pengaruh Variasi Temperatur Karbonisasi dan
Temperatur Aktivasi Fisika dari Elektroda
Karbon Aktif Tempurung Kelapa dan
Tempurung Kluwak Terhadap Nilai
Kapasitansi
Electric Double Layer Capacitor
(EDLC)
Haniffudin Nurdiansah dan Diah Susanti
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: santiche@mat-eng.its.ac.id
Sedangkan karbon aktif dengan dominasi makropori sesuai untuk menyerap molekul yang lebih besar seperti molekul cairan dan sangat cocok untuk decolorizing [3].
Pembuatan karbon aktif terdiri dari tiga tahap yaitu: a. Dehidrasi:
proses penghilangan air. Bahan baku dipanaskan sampai temperatur 170 °C.
b. Karbonisasi:
pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Karbonasi dilakukan pada suhu 400-900ºC hasilnya didinginkan dan dicuci, untuk menghilangkan dan mendapatkan kembali bahan kimia pengaktif, disaring dan dikeringkan Temperatur diatas 170°C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada temperatur 275°C, dekomposisi menghasilkan tar, metanol dan hasil sampingan lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-600 ºC. c. Aktivasi:
Dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktivator. Karbon dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna. Secara umum reaksinya dapat ditulis sebagai berikut: CxHyOn + O2 (g) → C(s) + CO(g) + H2O(g)
Pembakaran tidak sempurna tidak terjadi bila hidrokarbon berlebih atau kekurangan oksigen pada penukaran sempurna hanya dihasilkan CO2 dan H2O, sedangkan pada pembakaran tidak sempurna selain dihasilkan CO2 dan H2O juga dihasilkan CO2 dan C [4].
Kapasitor listrik dua layer atau EDLC didasari pada prinsip kerja dari lapisan listrik ganda yang terbentuk pada antar permukaan lapisan antara karbon aktif dan elektrolit sebagai dielektrik. Adanya mekanisme absorpsi dan desorpsi ion pada kedua layer elektroda karbon aktif berperan dalam pengisian dan pengosongan EDLC. Dengan memberikan tegangan pada elektroda yang saling berhadapan maka ion akan tertarik ke permukaan kedua elektroda dan terjadilah proses pengisian atau charging. Sebaliknya, ion akan bergerak menjauh saat EDLC digunakan atau discharging [5]. Pada mekanisme kerja EDLC sangat bergantung pada adanya ion yang memiliki muatan listrik. Ion yang digunakan didapat dari elektrolit yang berada diantara kedua elektroda karbon aktif terdisosiasi. Disosiasi sendiri merupakan peristiwa terurainya suatu zat menjadi beberapa zat yang lebih sederhana. Pada EDLC misalnya, sebuah larutan elektrolit AB terdisosiasi menjadi komponennya A- dan B+. Hal tersebut dinamakan disosiasi elektrolit atau ionisasi dan reaksi ini juga merupakan reaksi reversibel atau berjalan bolak-balik karena ion-ion A- dan B+ juga bisa kembali membentuk elektrolit AB. Melalui proses seperti inilah ion-ion bermuatan listrik dapat dimanfaatkan pada sistem kerja EDLC [1].
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Preparasi Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak
Preparasi yang dilakukan adalah pencucian dan pengeringan Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak dibawah sinar matahari langsung. Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak yang digunakan berasal dari kawasan Ponorogo dan
pengambilan dilakukan disatu tempat. Lalu spesimen diperkecil ukurannya hingga ukuran 0,1-3 mm.
B. Karbonisasi
Dilakukan pengarangan atau proses karbonisasi didalam
horizontal furnace pada temperatur 700oC dan 800oC dengan waktu tahan selama 2 jam. Pada proses karbonisasi sampel Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak dimasukkan kedalam crusible alumina. Selama proses karbonisasi gas Nitrogen dialirkan dengan tujuan untuk homogenasi ukuran pori-pori karbon aktif [6]. Setelah mengalami proses karbonisasi sampel karbon yang didapat dihancurkan menggunakan blender hingga berbentuk serbuk yang lolos 120
mesh. Sampel yang tidak lolos dihancurkan kembali hingga berukuran 120 mesh.
C.Aktifasi Kimia
Pada proses aktifasi kimia, arang dan KOH dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambah aquades sebanyak karbon yang digunakan jadi perbandingan campuran antara air, karbon dan KOH menjadi 1:1:4. Campuran tersebut lalu dipanaskan dan diaduk menggunakan magnetic stirrer hot plate dengan temperatur 80oC selama 4 jam dan menggunakan kecepatan putaran stirrer sebesar 200 rpm [7]. Setelah tercampur maka dilakukan pengendapan dan pencucian. Pengendapan dilakukan dengan membiarkan campuran selama satu hari hingga terbentuk endapan. Lalu cairan yang ada pada campuran dibuang hingga tersisa endapannya saja. Endapan yang didapat lalu dicuci dengan menambahkan aquades dan berulang sampai pH nya mendekati netral.
D.Aktifasi fisika
Pada aktifasi fisika endapan karbon aktif hasil aktifasi kimia dipanaskan dengan cara hidrothermal menggunakan variasi temperatur 110oC, dan 600oC dengan waktu tahan selama 4 jam untuk masing-masing endapan karbon aktif dari setiap proses karbonisasinya. Proses Hidrothermal berlangsung dengan memasukkan adonan karbon aktif yang masih kaya akan kandungan air didalam crusible yang dimasukkan didalam autoclaf dan dipanaskan di dalam furnace. Proses hidrotermal adalah proses yang memanfaatkan tekanan uap air yang diperoleh dari pemanasan air yang terkandung pada sampel itu sendiri. Serbuk karbon aktif akan didapat setelah didinginkan dengan perlahan didalam furnace. Autoclaf pada proses aktifasi kimia ini digunakan agar proses aktifasi fisika berlangsung pada keadaan kedap udara agar lingkungan pemanasan memiliki kadar oksigen yang terbatas. Karena jika saat pemanasan terdapat banyak oksigen akan terbentuk abu [8].
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Kadar Karbon Fix ASTM D 1762-84 dan Pengujian XRD Raw Material
Dari hasil uji kadar karbon fix Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak seperti yang tertera pada tabel 1.1 terlihat
bahwa Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak memiliki fixed carbon yang tinggi. Nilai fixed carbon yang dimiliki oleh
JU
URNAL TEKN Tabel 1. hasil uji ka
No Tempuru
1 Kelap 2 Kluwa
.
mbar 1 Hasil XRD
a
c mbar 2 Hasil Uj mpurung Kluwak
tivasi Fisika 110 tivasi Fisika 600 tivasi Fisika 110 tivasi Fisika 6000
nelitian yang d rbon pada ecen lakukan oleh A besar 74.62 d
mpurung Kluw rbon aktif.
Dari hasil uji perti pada gam
mpurung Ke ndungan Selul PDF 50-2241 miselulosa dan hingga kandun mpurung Kl
IK POMITS V adar karbon fix da Klu
ung KadaAbu (%) pa 2.58 ak 1.61
D Tempurung Kela
b
d
i SEM Karbon A (e,f,g,h). Tempe 00C (a,e) , Temp 00C (b,f) . Temp 00C (c,g). Tempe 0C (d,h).
dilakukan oleh ng gondok yait Abu dan Suhari dan 74.59 %
wak sangat be XRD Raw Ma mbar 1. Pada elapa dan T
losa, Hemiselu serta sesuai po n lignin yang p ngan karbon (C
luwak sanga
Vol. 2, No. 1, (2 ari Tempurung Kel uwak
apa dan Tempurun
e
g Aktif Tempurung eratur Karbonisasi eratur Karbonisas peratur Karbonisas eratur Karbonisas
Wei Li (2008 tu 72,02% pad iono (2012). D maka Tempur rpotensi untuk aterial didapatk a pola difraks
empurung K ulosa dan Lig ola difraksi XR pernah diteliti o C) pada Tempu at tinggi k
2013) ISSN: 23 lapa dan Tempuru
r g Kelapa(a,b,c,d)
i 7000C, Temper si 7000C, Temper si 8000C, Temper i 8000C, Temper
) serta nilai fix da penelitian ya Dengan fix carb
rung Kelapa d k dijadikan bah kan pola difra si terlihat bah luwak memil gnin sesuai ka RD dari selulo oleh Rosa (201 urung Kelapa d karena selulo
337-3539 (230 ng banyak
B. Has
Dala ini dik karboni kompon tersisa a ini terk karboni terbatas karboni ini beru
C. Has
P aktifier kuat se karbon berpori. serbuk yang b didapat semakin fisika te tersisa aktifasi aktifasi semakin yang d organik bersih d dan lua partikel
E. Has
Dari h terlihat memilik adanya pada pr karbon ukuran aktifasi
01-9271 Print) lulosa dan lign
rantai karbon.
sil Karbonisasi
am proses karb karenakan pem
isasi berlangsu nen yang terka
arang atau karb kadang juga d
isasi tidak berla s oksigennya. isasi pada Tem upa arang tanpa
sil Aktifasi Kim
Proses aktifasi Kalium Hidr ehingga bisa m
seperti volatil . Hasilnya ber an dicuci samp
sil Aktifasi Fis
karbon aktif ha dari pada karb yang lebih hita menggunakan
yang masih s benar-benar ke semain halu n tinggi. Hal erdapat pemec
dan pada pro fisika terseb fisikanya sem n tinggi temper dihasilkan sem k semakin ban
dari pengotor m as permukaan lnya semakin k
sil Pengujian S
hasil SEM den bahwa sampe ki pori-pori se dari Tempuru tuk sponge. Te didapat semak atur aktifasi
ukkan bahw ahan rantai kar
kenaikan tem roses aktifasi kembali yang partikel yang d
fisika seperti y
nin merupakan
i
bonisasi terdap manasan yang
ung dapat m andung didalam
bonnya saja. D didapatkan has
angsung dalam Namun hasil mpurung Kelap
a adanya abu.
mia
i kimia dilaku roksida (KOH menghilangkan
dan tar sehing rupa endapan pai pH netral.
ika
asil aktifasi fis bon aktif yan am ini dikaren metode hid
sedikit basah ering. Serta s us jika temp ini menunjuk cahan kembali oses dehidrasi but semakin makin tinggi. Ja ratur aktifasi fi makin bersih d
nyak yang te maka pori-pori nnya akan sem kecil.
SEM
ngan perbesara el memiliki be ehingga bisa d ung Kelapa d
erlihat bahwa u kin kecil seir
fisika yang wa pada pro
rbon dan akan mperatur pada fisika juga te dibuktikan den didapat seiring yang terlihat pa
n senyawa org
pat penyusutan g diberikan menghilangkan
m sampel seh Didalam proses il berupa abu m keadaan lingk
yang didapat pa dan Tempur
kan dengan m H). KOH meru n zat-zat peng gga membuat k basah karbon
sika terlihat leb ng hanya dide
nakan proses a
drothermal m berbeda denga serbuk karbon peratur aktifas kkan bahwa p rantai karbon i tidak terjadi optimal jika adi dapat dikat isikanya maka dari pengotor erlepas. Jika k
inya akan sem makin besar
an 10000x pad entuk yang be disimpulkan ba dan Tempuru ukuran serbuk ring bertamba didapat. H oses karbonis n semakin opti proses karbon erdapat pemec ngan semakin m g meningkatny
ada tabel 2.
F-15 ganik dengan
sampel. Hal saat proses
komponen-hingga hanya
s karbonisasi u jika proses
kungan yang dari proses rung Kluwak
menggunakan upakan basa
gotor dalam karbon lebih n aktif yang
bih berwarna hidrasi saja. aktifasi fisika menghasilkan an dehidrasi n aktif yang si fisikanya pada aktifasi
yang masih i. Efek dari
temperatur takan bahwa karbon aktif dan ikatan karbon aktif makin banyak
jika ukuran
da gambar 2 erongga atau ahwa karbon ung Kluwak
karbon aktif ah tingginya Hal tersebut
N
o Tempurung
Kelapa 2
3
4
5
Kluwak 6
7
8
mbar 3 Grafik XR
mbar 4 Grafik XR
Tempu rung Kelapa
Kluwak
2 Ukuran Partikel Karbon
RD karbon aktif akt
RD karbon aktif akt
Tabel 3 Has T Karboni
l dan Diameter Po n Aktif
Aktivasi sika(0C)
sil Uji Iodine T Aktivasi Fisika(0C)
Jenis Po Pori
12.080 Makropo
17.320 Makropo
- 0.700 Mesopo
- 1.189 Mesopo
- 6.749 Makropo
10.760 Makropo
– 400 Mesopo
- 2.023 Mesopo
Bilangan Iod (mg/g) Puncak Carbon Hexago D tinggi grafikny dengan Hal ini rendah, kristalin aktivasi
G. Has
Hasil SNI 19 karbon dengan pada te karbon pada tem uji iodin
Semu Tempur 3730-19 karbon
Karb memilik karbon larutan maka m sulit un memilik diserap. fisika y karbon pada k serapny
H. Has
Pada tertingg aktifasi
Tabel mpur
ng
T Karbon sasi(0C)
lapa 700
800
uwak 700
800
sil Pengujian X
i pola grafik h sampel karbo yang terdapa (C) yang sud onal sesuai den
Dari gambar temperatur ak ya akan cende grafik untuk menunjukkan maka karbon n daripada ka i yang lebih tin
sil Pengujian I
l uji iodine pad 95 menunjukk aktif yang 800OC. Rata-r emperatur 700 aktif yang dik mperatur aktif ne yang semak ua sampel kar rung Kluwak m 995 yang me
aktif minimal bon aktif yang ki rata-rata b
aktif yang dika iodine memi membuat karbo ntuk menyerap
ki banyak por . Ditambah la yang berfungsi
aktif, akan me karbon aktif ya terhadap Iod
sil Pengujian B
a tabel 4 dapa gi pada karbon
fisika 600OC.
4 Hasil Uji BET K ni
)
T Aktivas Fisika(0C
hasil XRD gam on aktif memi at pada grafik dah membentu ngan kartu JCPD
3 dan 4 dapa ktivasi yang erung lebih lan
temperatur ak n bahwa pada
yang terbentu arbon yang te nggi.
Iodine
da tabel 3 yang kan adanya per dikarbonisasi rata daya serap 0OC lebih ting karbonisasi pad fasi fisika yang kin tinggi.
rbon aktif dar memenuhi stan engharuskan n
750 mg/g. g dikarbonisas bilangan iodin arbonisasi pada liki ukuran p on aktif yang
nya. Berbeda ri-pori besar, agi dengan a i untuk memp engakibatkan j akan semakin dine dapat sema
BET
at dilihat bahw n aktif denga
Karbon Aktif si
C)
Surface Area(m²/g iliki struktur y k merupakan uk kristal den DF 75-1621. at dilihat bah
digunakan, m ndai apabila d ktivasi yang le
temperatur ak uk cenderung l
erbentuk pada
g dilakukan se rbedaan daya pada temper p iodine yang d ggi dari pada da temperatur 8
g lebih tinggi d ri Tempurung ndar karbon ak nilai bilangan
si pada tempe ne yang lebih a temperatur 8 artikel yang c
kaya akan po dengan karbon Iodine akan l adanya perlaku perluas bidang umlah pori-po n banyak seh akin meningka
wa luas permuk an karbonisasi
g)
Total Volume (cm3/g)
menunjukkan yang amorf.
puncak dari ngan struktur wa semakin maka bentuk dibandingkan
ebih rendah. ktivasi yang ebih bersifat a temperatur
esuai Standar serap antara ratur 700OC dikarbonisasi daya serap 800OC. Serta didapat hasil Kelapa dan ktif SNI 06 – iodine dari eratur 700OC h besar dari
00OC karena cukup besar ori-pori kecil n aktif yang lebih mudah uan aktivasi
penyerapan ori yang ada hingga daya at[9].
JU
Gam Kar
URNAL TEKN
mbar 5 Grafik Pen rbonisasi dan Akti
Gambar 6 Grafik
IK POMITS V
nyerapan gas N2 pa ivasi Fisika
TGA/DSC
Vol. 2, No. 1, (2
ada berbagai kondi
2013) ISSN: 23
isi Temperatur
337-3539 (230
No T
1
2
G Dari ga Tempur Nitroge
Relative
maksim cm3/g u karboni tempera H mening Kenaika tempera fisika y kecil ju mening tempera dihasilk kadar ab dengan terbentu permuk pori-por permuk
I. Peng
Pada pada te endoter hilangn TGA/D tempera merupa dekomp hemisel tempera pada ti pengura Tabel 5
01-9271 Print) Tabel 5 Data %
Tempurung T End
Kelapa
Kluwak
Grafik penyera ambar tersebut rung Kelapa en yang dapat d
e pressurenya
mal 189 cm3/g untuk Tempur isasi pada temp atur 600OC. Hasil Uji BET
kat seiring m an luas perm atur aktivasi yang semakin t uga sehingga kat. Selain it atur karbonisa kan semakin bu dari produk kenaikan temp uk semakin be kaan aktif, kar ri pada struktu kaan aktif nya[1
gujian TGA/DS
gambar 6 terl emperatur 50O rm 1. Pengura nya air yang DSC pengurang atur 200OC h akan titik endo posisi bahan-b lulosa dan lig atur 305OC dan itik endoterm angan massa
.
% weight loss dari
Titik doterm
Rang Tempera
(0C)
1 50 - 13
2 190 - 3
3 305 - 4
1 50 - 13
2 190 - 3
3 305 - 4
apan gas N2 di t terlihat bahw
dan Kluwak, diserap oleh ka
pada angka 1,0 g untuk Temp rung Kluwak p
peratur 700OC T yang didapa meningkatnya t mukaan spesif
fisikanya dika inggi didapatk a daya serap
tu, di dapatka asi,maka luas turun.Hal ini k karbon aktif peratur karbon esar mengakib
rena keberada ur karbon aktif
10].
SC
lihat bahwa ter O
C hingga tem angan massa te disebut deng gan massa pa ingga 700OC. oterm 2 yaitu t bahan selain gnin. Dekomp
n pengurangan 3 di tempera setiap titik en
setiap titik endote
e
atur Reaksi ya Terjadi
30 Dehidra
05 Pirolisi Hemiselul
404 Pirolisi Selulosa d
Lignin 30 Dehidra
05 Pirolisi Hemiselul
404 Pirolisi Selulosa d
Lignin
itunjukkan pad wa pada karbo volume ma arbon aktif terja 00, dan didapa purung Kelapa pada karbon a dan diaktivas t memiliki kec temperatur akt
fik seiring d arenakan deng kan pori-pori y
terhadap ga an bahwa sem s permukaan i dikarenakan
akan semakin nisasi. Persenta atkan penurun aan abu akan f sehingga men
rdapat pengura mperatur 130OC
ersebut adalah an dehidrasi,. aling tinggi d Pada temper temperatur awa
karbon seper osisi terus ter n massa maksi atur 404OC [1 ndoterm ditunj
F-17 erm
ang i
%
Weight Loss
asi 5.948
s losa
26.525
s dan n
46.379
asi 5.846
s losa
14.917
s dan n
36.855
da gambar 5. on aktif dari
aksimal gas adi pada saat atkan volume a dan 115.3 aktif dengan i fisika pada cenderungan tivasi fisika. dinaikkannya
gan aktivasi ang semakin s nya juga makin tinggi aktif yang
kandungan naik seiring ase abu yang nan dari luas menyumbat ngurangi luas
N Kelapa
Kluwak
Gambar 7 G
Analisis Cyclic
Hasil pen mana karbon a n aktivasi 600 lapa dan temp ng tertinggi,ya elapa dan 291 esarnya nilai ka
rhitungan yang agram Cyclic V
IV. Semakin naik dine, Luas per run. Semakin langan Iodine, makin naik. Ke dine, Luas Perm
da temperatur ika 6000C ba mpurung Klu peroleh pada mperatur Akti lainya 844 mi besar 291
Tabel 6 Hasil peng Karboni asi(0C)
rafik Cyclic Vo
2m
Voltammetry
gujian Potensi aktif hasil karb 00C baik pada purung kluwak aitu 844 miliFa miliFarad per apasitif yang te g merupakan h
Voltammery se
KESIMPULA temperatur K rmukaan aktif,
naik temperat Luas permuka eadaan optimu mukaan aktif, Karbonisasi 7 aik pada Tem uwak. Dari ha a Temperatu
ivasi fisika 60 ilifarad/gram d
milifarad/gram
gujian potensiosta T Aktivasi Fisika(0C)
oltammetry den mV/s
iostat dapat dil bonisasi pada t a karbon aktif k mempunyai arad per gram
gram pada tem erdapat pada ta hasil perhitung perti yang terl
AN/RINGKAS arbonisasi mak dan Kapasitan tur aktivasi fi aan aktif, dan m yang mengh dan Kapasitan 7000C dan tem mpurung Kelap
asil nilai Kap r Karbonisas 000C untuk Te
dan untuk tem m sehingga
at
Kapasitansi (miliFarad/gram)
ngan scan rate
lihat pada tabe emperatur 700 f dari tempuru
nilai kapasita m pada tempuru
mpurung Kluw abel 6 didapat d gan luas area d ihat pada gam
SAN
ka nilai Bilang nsi akan sema isika, maka n Kapasitansi ak hasilkan Bilang si terbesar ada mperatur aktiv pa maupun pa pasitansi terbe
si 7000C d empurung Kela mpurung Kluw sesuai un
) penulis
[1] Tak [10] Ikaw
Sing Tek
asikan sebagai milifarad/gram.
UCA ulis H.N. men TS atas bantua menjalani wak
D keuchi, Yahsito,
mpany (2006). Wijaja, Ali Altwa a karbon aktif/me ustri, ” Surabaya :
ivated Carbon ma
bon Incorporated, Salamah, “Pembua lakuan Karbonat”
nik Kimia, Yogyak
nway. Electroche d Technological Ap
M. Daud dan W ivated Carbon Pr
resour Technol, V
hariyono, “Pengaru fasi fisika terhada hhornia crassipes) hir Jurusan Tekn uluh Nopember, S u Busana, “Pengar rida (ZnCl2) Te ndok”. Tugas Akh knologi Sepuluh N Latifan, ”A uwak(Pangium Edu
tifasi Fisika Seba gas Akhir Jurus knologi Sepuluh N wati,Suherman,”Pe gkong UKM Tap knik Kimia, Univer
i elektroda ED .
APAN TERIMA ngucapkan teri an biaya kuliah
ktu studi.
DAFTAR PUST
Pengantar Kimia
ay, dan Soeprijant embran bioreakto Institut Teknologi
anufacture (struct
USA (2006) atan Karbon Aktif
”. in Prosiding S
karta (2001).
emical Supercapa
pplications. Ottawa
W. S. Ali, ”Compa roduced From Pa Vol. 93, No. 1 (Mai uh variasi tempera ap luas permuka ) dengan actifier k nik Material dan Surabaya (2012).
ruh Temperatur K erhadap Luas Pe hir Jurusan Teknik opember, Surabay Aplikasi Karbon ule) Dengan Varia agai Electric Dou an Teknik Mate opember, Surabay embuatan Karbom pioka Kabupaten rsitas Diponegoro,
DLC karena ni
A KASIH ima kasih kep h berupa beas
TAKA
a. Tokyo: Iwana
to, “Studi proses h r untuk pengolah i Sepuluh Nopemb
ture and properti
f dari Tempurung
Seminar Nasional
asitor-Scientific F
a : University of O arison On Pore D alm Shell And C i, 2004) 63-69. atur karbonisasi da aan karbon aktif e koh (kalium hidrok Metalurgi, Instit
Karbonisasi Dan K ermukaan Karbon k Material dan Me ya (2012). n Aktif dari
asi Temperatur Ka uble Layer Capac erial dan Metal ya (2012).
m Aktif Dari L Pati,” Tugas A , Semarang (2010)
ilainya lebih
pada YTUB iswa selama
ami Publishing
hybrid: adsorpsi han limbah cair
ber (2009).
ies), Cameron
Kelapa dengan
l “Kejuangan”
Fundamentals
Ottawa(1999). Development Of
Coconut Shell,”
an temperatur eceng gondok ksida)”. Tugas tut Teknologi
Konsentrasi Zink n Aktif Eceng
etalurgi, Institut
Tempurung arbonisasi dan citor(EDLC),” lurgi, Institut
Limbah Kulit Akhir Jurusan