• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Pembuatan Bioetanol dari Hidrolisat Kulit Kakao (Theobroma Cacao, L)Menggunakan Fermipan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Pembuatan Bioetanol dari Hidrolisat Kulit Kakao (Theobroma Cacao, L)Menggunakan Fermipan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini mendorong pemerintah menggalakkan sumber enegi terbarukan dari komoditas perkebunan atau dikenal dengan bahan bakar nabati (BBN). Beberapa komoditas perkebunan yang potensial sebagai sumber bahan bakar nabati (BBN) / biofuel adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, dan jarak kepyar

[ ] . Namun apabila dipahami lebih jauh, dengan menggunakan bahan baku tersebut

akan mengakibatkan alih fungsi dan berkurangnya bahan pangan. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan dari 15 komoditas yang dicanangkan untuk dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia [ ].

Komponen limbah buah kakao yang terbesar berasal dari kulit buahnya atau bisa disebut pod kakao yaitu sebesar 75% dari total buah. Pod kakao merupakan limbah lignoselulosik yang mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Kandungan selulosa dan hemiselulosa pada pod kakao ini yang berpotensi untuk diolah lebih lanjut menjadi etanol [ ].

Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar meningkat karena cadangan minyak bumi yang makin menipis, harga minyak bumi yang cenderung meningkat, berlakunya peraturan reduksi emisi gas rumah kaca, dan kebijakan penghapusan methyl tertiarybuthyl ether (MTBE), serta adanya kecenderungan beralihnya konsumsi pada sumber energi ramah lingkungan dan terbarukan [ ].

(2)

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Pembuatan Bioetanol dari Kulit Kakao

(Theobroma Cacao L.)

Tahun Peneliti Keterangan 2013 Putu Kristiani

Bahan baku: Filtrat cairan pulp kakao sebanyak 500 ml Metode:

- Fermentasi anaerob selama 14 hari setiap 24 jam sekali waktu fermentasi.

-penambahan 7,5 gram serbuk kulit bakau

- suhu fermentasi diatur agar tetap memenuhi persyaratan optimal pertumbuhan dari Saccharomyces cerevisiae

Optimum:

Bahan baku: Nira siwalan sebanyak 200 ml Metode:

- starter ditambahkan ke substrat 200 ml nira siwalan dengan kadar 5%, 10%, 15% selanjutnya difermentasi secara anaerob selama 3,4, dan 5 hari

- Temperatur fermentasi = temperatur ruangan Optimum:

- waktu fermentasi optimum adalah pada hari ke-4 - persen starter optimum fermentasi adalah 15%

- kadar etanol maksimum yang diperoleh adalah 6,17%

dengan konversi sebesar 94,5% dan yield sebesar 48,6%

2012 A.Rachman Fauzi, Didik Haryadi, Slamet Priyanto [ ]

Bahan baku: pod kakao hasil ayakan 40 mesh Metode:

(3)

Saccaharomyces cerevisaea lalu didistilasi pada 85 oC

- kolom adsorbsi menggunakan molecular sieve 3A, silica gel,

dan kombinasi molecular sieve 3A dan silica gel

Optimum:

- Kadar etanol terbesar pada saat 192 jam yaitu 2,56(%v/v) dan konstan hingga 216 jam.

- Kadar etanol setelah diadsorbsi terjadi pada kolom adsorbsi menggunakan molecular sieve 3A yaitu 99,16(%v/v)

2014 Dianrifiya Nisa, Widya Dwi Rukmi Putri [ ]

Bahan baku: kulit buah kakao hasil ayakan 80 mesh Metode:

- proses alkalisasi, karboksimetilasi, dan netralisasi

- CMC yang diperoleh dikeringkan dalam oven selama 4 jam pada suhu 60 ºC.

Optimum:

- Perlakuan terbaik yang diperoleh yaitu dengan konsentrasi asam trikloroasetat 20% dan lama agitasi 1 jam yang menghasilkan derajat substitusi 0,10, pH 7,86; viskositas 6,33 Cp, kadar air 13,51, kecerahan (L) 79,43, derajat kekuningan 2,40, dan derajat kemerahan 19,63.

2013 Novianti, Mappiratu, Musafira [ ]

Bahan baku: limbah serbuk gergaji hasil ayakan 60 mesh Metode:

- Perlakuan hidrolisis pengaruh rasio asam sulfat 50% terhadap serbuk gergaji

- Fermentasi selama 72 jam secara anaerob pada temperatur ruangan menggunakan sel khamir Sacharomises cereviceae

(ragi roti) imobilisasi dengan bahan pengimobilisasi yaitu larutan natrium alginate 2 %

(4)

Optimum:

-kadar bieotanol terbesar yang dihasilkan 7% pada penggunaan sel ragi imobilpertama

- Sel ragi imobil hanya dapat digunakan dua kali penggunaan ulang untuk bahan hasil hidrolisis dengan asam sulfat 50%.

Penelitian yang telah dilakukan ini menggunakan bahan baku hidrolisat kulit buah

kakao yang mengandung glukosa sebesar 30,67%, sedangkan berdasarkan teori limbah

kulit kakao mengandung selulosa 36,23% [ ], dan jumlah ini cukup banyak untuk dikonversi menjadi etanol dan menggunakan fermipan sebagai sumber mikrobanya dan

ada tambahan tanin.

1.2PERUMUSAN MASALAH

Penelitian yang dilakukan adalah memanfaatkan limbah kulit kakao yang mengandung cukup banyak selulosanya untuk dijadikan etanol dengan menggunakan proses fermentasi karena limbah kulit buah kakao sangat berlimpah dan belum banyak dimanfaatkan. Pada penelitian ini juga diberi tambahan tanin pada proses fermentasinya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variasi lamanya waktu fermentasi terhadap yield bioetanol dan kadar bioetanol yang terkandung, kadar fermipan yang digunakan terhadap kadar bioetanol yang terkandung, serta hasil indeks bias yang diambil dari kadar bioetanol terbesar.

1.3TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap yield bioetanol dan kadar bioetanol yang terkandung, kadar fermipan yang digunakan terhadap kadar bioetanol yang terkandung, serta hasil indeks bias yang diambil dari kadar bioetanol terbesar.

(5)

terjadinya oksidasi pada etanol misalnya pembentukan asam asetat dalam fermentasi dan fermipan sebagai sumber mikroorganismenya untuk mengonversi glukosa yang ada pada substrat menjadi etanol.

1.4MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian yang akan dilakukan adalah agar bisa menghasilkan bioetanol dari jenis tanaman perkebunan lainnya yaitu limbah kulit kakao yang mana merupakan limbah padat yang berlimpah dan belum banyak dimanfaatkan selama ini.

1.5RUANG LINGKUP PENELITIAN

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

1. Pada tahap fermentasi bahan yang digunakan hidrolisat hasil hidrolisis kulit buah kakao (Theobroma Cacao, L)

2. Bahan fermentasi yang digunakan adalah fermipan, dan tanin. 3. Fermentasi hidrolisat kulit buah kakao (Theobroma Cacao, L)

Variabel tetap:

- Temperatur fermentasi yaitu temperatur ruangan (30 oC) - Massa tanin yang ditambahkan sebanyak 4 gram. Variabel berubah:

- Waktu fermentasi 2, 3, 4, dan 5 hari dengan kondisi anerobik.

- Massa fermipan yang ditambahkan adalah 3% (w/w); 5% (w/w); 7% (w/w) dari volume total dari larutan hasil hidrolisis .

Analisis yang dilakukan adalah :

1. Analisis kadar etanol untuk mengetahui jumlah etanol yang terbentuk dengan menggunakan GC merk Shimadzu 2010

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah desain yang telah dibuat mampu digunakan untuk pengangkatan dengan kapasitas yang direncanakan yaitu sebesar

Hipotesis peneliti yaitu kepentingan AS dengan alasan kemanusiaan maka Amerika Serikat merasa mempunyai kewajiban untuk membantu pemerintah Uganda dan negara yang

Hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p <  ), maka

korelasi antar variabel terikat tersebut tinggi atau rendah. Karena, jika korelasi antar variabel terikat tinggi maka variabel terikat tidak dapat dipisahkan, sedangkan

eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi kriteria t hitung > t tabel yaitu 10,5 > 2,008. Kenyataannya bahwa rata-rata pembelajaran menyimak pada kelas eksperimen dan

Menurut Huda (2013:281) probing-prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga

diperlukan serta tujuan audit untuk melakukan pemeriksaan kegiatan operasional.. pendanaan yang pada dasarnya merupakan legalitas formal,