• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN

HIDUP MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI

MAKALAH

Oleh

Rofidah Iman Sari 130910202049 Dyah Maharani Pitaloka 130910202050 Rofiqoh Qonitatillah 130910202051 Risqi Akbar Maulana 130910202053 Rysang Kusumawardhana P. R. 130910202057

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER

(2)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Ideologi Pancasila sebagai Pedoman Hidup Masyarakat di Era Globalisasi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah umum Pendidikan Pancasila

Universitas Jember.

Penyusuna makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Iwan Rachmad Soetijono, S.H., M.H., selaku Dosen Pengampu mata

kuliah umum Pendidikan Pancasila yang telah membimbing dan

mengajarkan materi Pancasila;

2. orang tua yang telah memberikan dorongan dan doanya demi

terselesaikannya makalah ini;

3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat

bermanfaat.

(3)

DAFTAR ISI

PRAKATA………...………....….i

DAFTAR ISI………...………....….ii

BAB 1. PENDAHULUAN………....…..1

1.1Latar Belakang………1

1.2 Rumusan Masalah………..……….…2

1.3Tujuan dan Manfaat………….………...2

1.3.1 Tujuan………..……….2

1.3.2 Manfaat………...……….….2

BAB 2. LANDASAN TEORI………..3

2.1 Pengertian Ideologi………...…….….3

2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila………4

2.3 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa………..…5

2.4 Globalisasi………....7

BAB 3. PEMBAHASAN……….……....11

BAB 4. PENUTUP………..…….15

4.1 Kesimpulan………..………15

4.2 Saran………15

(4)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah negara memerlukan suatu pedoman yang secara umum mengatur

segala kehidupan yang ada dalam lingkup negara tersebut. Pedoman yang

dimaksud sering disebut ideologi. Secara ideologi berasal dari kata idea yang

artinya “gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita” dan logos yang berarti “ilmu”. Kata idea sendiri berasal dari kata bahasa Yunani eidos yang artinya “bentuk, gagasan” dan juga kata idein yang artinya “melihat”. Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang ilmu yang murni ada dan menjadi

landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat pada lingkup wilayah

tertentu (Srijanti et al. 2009:18). Dari pengertian tersebut dapat diketahui

bahwa ideologi adalah suatu pegangan yang selalu digunakan dalam

melakukan tindakan bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Di Indonesia sendiri, ideologi yang dipakai adalah ideologi pancasila yang

diambil dari dasar falsafah kehidupan masyarakat Indonesia. Saat globalisasi

berkembang dimana globalisasi adalah suatu era yang sangat rawan adanya

pergeseran budaya di seluruh negara karena kebanyakan negara seakan

menjadikan negara-negara barat sebagai kiblat budaya, tidak terkecuali

Indonesia. Berdasarkan fenomena tersebut secara umum setiap bangsa di

dunia ini membutuhkan pedoman hidup untuk mempertahankan eksistensi dan

keutuhan bangsanya. Seiring perkembangan zaman, ideologi pancasila yang

dianut di Indonesia memperlebar fungsinya sebagai suatu alat untuk

menyaring hal-hal baru dari dunia barat yang masuk ke Indonesia agar

masyarakat bisa mengambil hal-hal positif yang dapat dimanfaatkan dan ditiru

sesuai dengan inti sari ideologi pancasila itu sendiri.

Perlebaran fungsi ideologi pancasila ini tidak didukung oleh penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai

(5)

menghawatirkan adalah munculnya neokolonialisme yang pada hakikatnya

timbul dari bangsa kita sendiri yang sibuk menjajah bangsanya sendiri.

Semakin berkembangnya globalisasi maka semakin tergerus peran ideologi

pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari

segala tingkah laku masyarakat yang semakin tidak teratur dan menyimpang

dari nilai-nilai pancasila yang dijadikan ideologi sebagai pedoman hidup

masyarakat. Masyarakat lebih memilih meniru tren budaya negara barat yang

ada dengan munculnya globalisasi. Berdasarkan latar belakang diatas, maka

makalah ini akan membahas tentang peran ideologi pancasila sebagai

pedoman hidup masyarakat di era globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Beerdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini

adalah bagaimana peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup

masyarakat di era globalisasi.

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan kepada masyarakat

peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat di era

globalisasi.

1.3.2 Manfaat

Manfaat yang bisa kita dapat dari makalah ini adalah masyarakat dapat

mengetahui peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat

(6)

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi merupakan istilah yang berasal dari kata idea yang artinya “gagasan,

konsep, pengertian dasar, cita-cita” dan logos yang berarti “ilmu”. Kataidea sendiri berasal dari kata bahasa Yunani eidosyang artinya “bentuk, gagasan” dan juga kata idein yang artinya “melihat”. Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang ilmu yang murni ada dan menjadi landasan atau

pedoman dalam kehidupan masyarakat pada lingkup wilayah tertentu (Srijanti

et al. 2009:18). Secara harfiah ideologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengerian-pengertian dasar (Simandjuntak,

2002:4). Secara historis istilah ideologi pertama kali digunakan oleh seorang

Perancis yaitu Destutt de Tracy (1796) yang menganggap bahwa ideologi

adalah science of ideas yang merupakan suatu program yang diharapkan

dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis

(Simandjuntak, 2002:4).

Ideologi memiliki keanekaragaman definisi dan pengertian yang dipengaruhi

oleh latar belakang tokoh yang mengungkapkan definisi tersebut. Berikut ini

adalah pendapat para tokoh dan ahli tentang ideologi.

1. BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi) menyatakan bahwa ideologi adalah

ajaran, doktrin, teori yang diyakini kebenarannya yang disusun secara

sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan

menyelesaikan masalah dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara

(Srijanti et al. 2009:18).

2. Prof. Dr. Maswadi (ahli Ilmu Politik Universitas Indonesia)

mendefinisikan ideologi sebagai rangkaian nilai yang disepakati bersama

untuk menjadi landasan/ pedoman dalam mencapai tujuan atau

(7)

3. Karl Marx mengartikan ideologi sebagai pandangan hidup yang

dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial

tertentu dalam bidang politik maupun sosial ekonomi (Simandjuntak,

2002:5).

4. Kirdi Dipoyuda membatasi pengertian ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia

dan kehidupannya baik individual maupun sosial termasuk kehidupan negara.

Berdasarkan pendapat para tokoh dan ahli diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pengertian ideologi adalah serangkaian ide, gagasan yang berupa teori,

doktrin, ajaran yang diyakini kebenarannya karena berupa nilai-nilai tertentu

yang telah disepakati sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara yang mencakup semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi,

budaya, dan lain-lain.

2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila

Sebagai suatu bangasa yang merdeka, kita memiliki pandangan hidup yang

dinamakan Pancasila yang tertera pada Ketetapan MPR No. II/MPR/1978

yang menyebutkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,

kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar

negara Indonesia (Toyibin & Djahiri, 1997:17). Hal tersebut karena Pancasila

lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia sehingga Pancasila

memiliki kedudukan yang sangat special dan sangat diutamakan dalam

berbagai bidang kehidupan bangsa Indonesia. Berdasarkan Ketetapan MPR

No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

(P4), kedudukan Pancasila dalam Toyibin & Djahiri (1997:19). digambarkan

(8)

Berdasarkan skema tersebut dapat kita ketahui bahwa kedudukan dan fungsi

Pancasila adalah:

1. Dasar negara Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala

sumber hukum yang berlaku di Indonesia.

2. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan bangsa

Indonesia, serta member petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan

kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita yang Bhineka Tunggal

Ika.

3. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan

identitas yang khas kepada bangsa Indonesia dan tidak dapat dipisahkan

dari jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

4. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat

adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila

di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,

berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan

bangsa yang aman, tentram, tertib, dan damai.

5. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui wakil-wakil rakyat

Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita

junjung tinggi, bukan sekedar ditemukan kembali dari kandungan

kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak

berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila telah mampu membuktikan

kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

(9)

Pancasila merupakan pedoman hidup masyarakat Indonesia Dimana Pancasila

yang memang lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Ideologi

yang merupakan serangkaian ide, gagasan berupa teori, doktrin, ajaran yang

diyakini kebenarannya karena berupa nilai-nilai tertentu yang telah disepakati

sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang

mencakup semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan

lain-lain menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang

menganutnya sebagai jati diri bangsa ini. Pemahaman tentang Pancasila

sebagai suatu ideologi, dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi

mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang

baik dan benar. Nilai-nilai tersebut merupakan cita-cita yang

mengarahkan perjuangan bangsa.

2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya

dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan

menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.

3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus

dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dala kesepakatan para

pendiri bangsa.

4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk

melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama,

sehingga memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita

bersama.

5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar

negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

Berdasarkan pengklasifikasian pemahaman tersebut terlihat jelas bahwa

Pancasila memang bukan sekedar suatu hasil pemikiran yang dijadikan

(10)

dianut dan digunakan sebagai suatu kesepakatan bersama para pendiri bangsa

yang disesuaikan dengan jati diri bangsa ini dengan berbagai pertimbangan

yang tidaklah sepele.

Ideologi Pancasila memiliki berbagai aspek baik itu berupa aspk cita-cita atau

nilai-nilai, maupun norma yang baik dapat direalisasikan dalam kehidupan

praksis dan bersifat terbuka dengan memiliki tiga dimensi (Setijo, 2013:88)

yaitu:

1. Dimensi idealis

Nilai-nilai dasar Pancasila memiliki sifat yang sistematis, rasional, dan

bersifat menyeluruh yang mengandung harapan dan cita-cita bangsa

dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.

2. Dimensi normatif

Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila perlu dijabarkan

ke dalam sistem norma sehingga tersirat dan tersurat dalam norma-norma

kenegaraan sehingga memiliki kekuatan mengikat masyarakat dengan

peraturan (norma) yang bersifat positif.

3. Dimensi realistis

Nilai-nilai Pancasila yang dimaksud sebelumnya harus mampu

memberikan pencerminan atas realitas yang hidup dan berkembang dalam

penyelenggaraan negara jadi nilai-nilai dasar tersebut memang harus

bersumber dari nilai-nilai yang hidup di masyarakat.

2.4 Globalisasi

seperti halnya ideologi yang memiliki berbagai macam pengertian dari

berbagai sumber, globalisasi juga memiliki berbagai macam pengertian dari

beberapa ahli. Berikut ini adalah beberapa pengertian dari globalisasi menurut

(11)

1. Menurut Cochrane dan Pain, globalisasi adalah mengglobalnya batas-batas

kultural antar bangsa di berbagai kawasan dunia, yakni munculnya sebuah

sistem ekonomi dan budaya global yang membuat manusia di seluruh

dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global.

2. Cohen dan Kennedy mengartikan globalisasi sebagai seperangkat

transformasi yang saling memperkuat dunia, yang meliputi:

a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu, seperti telepon genggam,

televisi satelit, dan internet menjadi alat komunikasi global yang

cepat;

b. Pasar dan produksi ekonomi berakibat ketergantungan lintas negara

akibat pertumbuhan perdagangan, pembagian pekerjaan secara

internasional;

c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa;

d. Meningkatnya masalah bersama, diantaranya adalah masalah

ekonomi, lingkungan dan lain-lain.

3. Peter Drucker menjelaskan bahwa globalisasi adalah zaman transformasi

sosial yang senantiasa terjadi dalam decade ratusan tahun yang meliputi

nilai-nilai dasar, struktur politik dan sosial maupun seni yang disebut

dunia baru (New World Order).

Berdasarkan beberapa oengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

globalisasi adalah sebuah perubahan sosial dimana batas wilayah secara

geografis seakan tidak ada lagi dan dunia secara keseluruhan seakan melebur

jadi satu dan memnjadi dunia baru.

Globalisasi yang menjadikan dunia menjadi satu memiliki dampak-dampak

bagi semua negara di dunia ini. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya

(12)

negara-negara yang tergabung didalamnya. Berikut ini adalah

dampak-dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi, yaitu:

a. Dampak positif globalisasi

• Pemerintah dijalankan secara terbuka dan demokratis.

• Terbukanya pasar interrnasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.

• Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju

untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya

memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasinalisme kita

terhadap bangsa.

• Kesejahteraan sosial karena adanya perkembangan zaman seseorang akan berusaha mensejahterakan dirinya dan keluarganya

b. Dampak negatif globalisasi

• Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.

• Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produl dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri.

• Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas dirinya sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya

cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia

dianggap sebagai kiblat.

• Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam

(13)

• Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesame warga.

Dampak yang ada tersebut harus mampu disikapi dengan baik agar dapat

(14)

BAB 3. PEMBAHASAN

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat penting

dalam segala bidang kehidupan bangsa ini karena Pancasila dijadikan landasan

dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari masyarakat. Pancasila yang tercipta dari

nilai-nilai dasar yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia menjadikan

Pancasila sebagai suatu ideologi yang tidak mementingkan kepentingan

sekelompok orang sehingga dapat terus dijadikan pedoman bangsa ini sebagai

pertimbangan dalam bertindak, bersikap, dan mengambil keputusan. Dalam

menjalankan fungsinya sebagai ideologi bangsa, Pancasila mengahadapi berbagai

tantangan perkembangan zaman. Untuk tetap mempertahankan dirinya sebagai

pedoman hidup bangsa ini, Pancasila sebagai ideologi harus memiliki kemampuan

menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Sampai saat ini Pancasila mampu membuktikan eksistensinya sebagai suatu

ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman karena

sifatnya yang luwes dan termasuk dalam kelompok ideologi terbuka yang

didukung oleh beberapa hal yang membuat keterbukaan Pancasila (Setijo,

2013:91) yaitu:

1. Tekad bangsa dalam memperjuangkan tercapainya tujuan nasional/ tujuan

proklamasi;

2. Pembangunan nasional yang teratur dan maju pesat;

3. Tekad yang kuat dalam mempertahankan nilai sila-sila Pancasila yang

sifatnya abadi;

4. Hilangnya ideologi komunis/ sosialis sebagai ideologi tertutup.

Namun selain itu, terdapat hal-hal yang membatasi keterbukaan ideologi Pancasila

menurut Setijo (2013:91) yaitu:

(15)

2. Tetap berlakunya larangan terhadap paham komunisme di Indonesia,

3. Adanya pencegahan atas pengembangan ideologi liberal di Indonesia,

4. Dan pencegahan terhadap gerakan ekstrem dan paham-paham lain yang

bisa menggoyahkan nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

Jadi ideologi Pancasila ini bersifat terbuka tapi tetap tertutup dalam beberapa hal

untuk tetap mempertahankan keasliannya dan eksistensinya sebagai ideologi

bangsa Indonesia. Jadi sudah terbukti bahwa memang Pancasila mampu

mempertahankan eksistensinya tanpa mengubah jati dirinya dengan mencampur

hakikatnya sebagai identitas bangsa Indonesia dengan identitas bangsa lain.

Namun sangat disayangkan, munculnya globalisasi sebagai suatu proses

perubahan sosial yang mendunia dengan fenomena menyatukan dunia tanpa

adanya sekat lagi membuat bangsa Indonesia juga terkena dampak yang serius.

Generasi muda mulai tertarik dengan dunia baru yang muncul, budaya baru yang

masuk, kebiasaan baru yang dianggap lebih baik, dan juga perkembangan zaman

yang tidak terkontrol. Mereka mulai tertarik untuk mengikuti arus globalisasi

yang sangat deras tanpa memiliki pegangan yang cukup termasuk orang tua yang

mampu membatasi arus globalisasi pada anaknya. Sehingga mayoritas remaja

pada era ini mulai meninggalkan budayanya yang begitu indah dan menggali

budaya bangsa lain untuk dijadikan tren.

Dengan adanya fenomena tersebut, peran ideologi Pancasila sangat dibutuhkan

sebagai pedoman hidup masyarakat Indonesia. Pancasila harus mampu berperan

sebagai penyaring budaya-budaya dan segala hal yang terjadi seiring arus

globalisasi agar yang masuk ke Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa

Indonesia tanpa menutup diri dengan perkembangan zaman yang terjadi. Pada

hakikatnya Pancasila sangat mampu untuk menjadi penyaring globalisasi yang

masuk ke Indonesia, namun masyarakat yang tidak mau dan enggan

menggunakan Pancasila sebagai penyaring globalisasi. Mereka sudah terhipnotis

oleh kerlap-kerlip globalisasi yang masuk ke Indonesia. Saat ini Indonesia bukan

(16)

kaum terdidiknya atau yang berkesempatan bersekolah hingga tingkatan tertinggi

kurang memahami pelajaran ia pelajari di instansi pendidikan formal maupun

non-formal dan menganggap sekolah hanya sebagai formalitas dan paksaan orang

tua. Kurangnya pemahaman dan penyerapan pendidikan berkarakter yang

dicanangkan pemerintah membuat generasi terdidik Indonesia menganggap semua

yang dilakukan adalah baik karena mereka kaum terdidik dan mengikuti

perkembangan zaman yang ada yang akan membuatnya menjadi seseorang yang

dikagumi banyak orang. Pandangan yang salah tersebut terus berjalan dan

berkembang dengan berkumpulnya orang-orang yang berfikiran sama dan para

orang tua yang terhasut pula dengan tingkah laku anaknya agar tidak dikatakan

kolot dan tidak mengikuti perkembangan zaman.

Semua fenomena yang terjadi tersebut harus diluruskan agar dapat

mengembalikan kembali bangsa ini ke jati dirinya bukan menjadi bangsa yang

plagiat atau mengimitasi budaya bangsa lain. Usaha yang dapat dilakukan adalah

dengan mempertegas dan memperjelas pemahaman terhadap Pancasila dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat untuk membatasi segala hal yang

tidak diinginkan terjadi dalam masyarakat. Fungsi ideologi Pancasila sebagai

pedoman hidup masyarakat yang mulai pudar harus dikembalikan dengan lebih

menonjolkan kebaikan, keunikan, dan keindahan budaya sendiri dalam berbagai

hal mulai dari budaya seni hingga kebiasaan dibandingkan dengan budaya bangsa

lain. Perbandingan-perbandingan kecil dapat dijadikan senjata untuk membuat

generasi muda khususnya agar rasa nasionalismenya bertambah misalnya dengan

memberikan contoh orang-orang warga negara asing (WNA) yang bersedia

tinggal di Indonesia untuk melestarikan budaya Indonesia yang begitu indah, jika

WNA saja mau melestarikan budaya bangsa ini mengapa kita sebagai pemilik

budaya tersebut malah meninggalkan budaya kita dan hanya gencar

melestarikannya saat budaya kita mulai diakui oleh negara lain.

Peran Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat di era globalisasi memang

mulai hilang dan tergerus dengan pedoman hidup baru masyarakat yaitu

(17)

bangsa Indonesia karena Pancasila yang memang digali dan lahir dari diri bangsa

Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan zaman karena fleksibilitasnya dengan tetap mengutamakan dan

mempertahankan jati diri bangsa ini. Sehingga pendidikan Pancasila yang

diajarkan harus lebih mendalam agar semua orang mengerti bahwa bangsa ini

memiliki sebuah pegangan yang harus mampu dijadikan pedoman dalam setiap

tindakan yang akan seseorang lakukan. Kita harus tunduk pada ideologi Pancasila

dan wajib membela serta melaksanakannya, baik dalam susunan, maupun dalam

(18)

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pancasila di Indonesia memiliki kedudukan yang diistimewakan karena

merupakan dasar negara ini begitu pula fungsi dan perannya yang sangat

penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya yang paling utama

adalah Pancasila sebagai ideologi. Peran ideologi Pancasila sangat

bermacam-macam namun yang paling penting adalah sebagai pedoman hidup bangsa

Indonesia ini karena mencakup berbagai aspek kehidupan mulai dari aspek

ketuhanan hingga aspek keadilan yang harus dijadikan pegangan dalam setiap

tingkah laku masyarakatnya.

Zaman yang semakin berkembang melahirkan globalisasi yang secara

langsung atau tidak langsung mengancam jati diri bangsa Indonesia dengan

menggeser pemahaman masyarakat yang ingin terus dianggap orang yang

mengikuti perkembangan zaman tanpa memperhatikan setiap perbuatan yang

mereka lakukan sudah sesuai atau tidak dengan Pancasila yang pada

hakikatnya harus terus dipegang teguh dan dipertahankan serta diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata peran pancasila dalam era globalisasi

sebagai pedoman hidup masyarakat mulai memudar dengan enggannya

masyarakat memahami lebih dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa

sehingga semua tingkah laku masyarakat saat ini mulai banyak yang

bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap-tiap sila pada

Pancasila.

4.2 Saran

Sebagai generasi muda yang merupakan agen perubahan, mahasiswa harus

mau memahami, mempertahankan serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila

dalam setiap hal yang akan dikerjakan guna menjaga keutuhan dan eksistensi

NKRI sesuai dengan jati diri bangsa ini bukan mengimitasi jati diri bangsa

(19)

yang juga merupakan campuran atau kolaborasi dengan kebudayaan bangsa

lain di masa lampau tapi bukan berarti bangsa kita tidak memiliki jati diri

yang sesungguhnya dan memiliki jati diri sendiri. Bangsa ini memiliki jati

dirinya sendiri yaitu Pancasila yang diambil dan lahir dari falsafah hidup

bangsa Indonesia. Jadi saran penulis, sebagai generasi penerus bangsa kita

harus mampu memahami, mempertahankan, dan mengamalkan nilai-nilai

Pancasila dan menjadikannya pedoman hidup di era globalisasi ini yang

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Simandjuntak, Gerhard. 2002. Diktat Pancasila adalah Ideologi Negara Republik

Indonesia (Khusus untuk Kalangan Sendiri). Jember: _____.

Srijanti., Rahman, A., S. K. Purwanto. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setijo, Pandji. 2013. Pendidikan Pancasila: Prespektif Sejarah Perjuangan

Bangsa. Jakarta: PT Grasindo.

Toyibin, M. Aziz & Djahiri, A. Kosasih. 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

______. (Tanpa Tahun). Bab III Pancasila sebagai Ideologi Nasional. [on line]. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=51904. [29 Maret 2014].

______. (Tanpa Tahun). Bab IV Pancasila sebagai Ideologi. [on line]. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=

Faturrohman. (Tanpa Tahun). Globalisasi dan Nasionalisme. [on line]. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=

(21)

Referensi

Dokumen terkait

kendaraan yang menyebabkan terjadinya kemacetan pada jalan Sultan Alauddin pada pagi, siang, maupun malam hari adalah.

Program ini yang juga merupakan salah satu program di bawah Pelan Induk Pelancongan Luar Bandar adalah bermatlamat untuk menggalakkan penyertaan masyarakat luar bandar

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan

Luaran yang diharapkan dari program ini yaitu dapat diperoleh suatu desain kran pipa duofungsi dengan harapan dapat digunakan untuk mengeringkan tangan yang basah dengan

Secara keseluruhannya, kepelbagaian definisi sastera Islami yang dikemukakan oleh para sarjana dunia Arab mahupun alam Melayu tidak menghalang kepada satu

Bahkan, akibat rendahnya harga yang diterima petani, banyak perkebunan kopi yang dikonversi ke tanaman lain terjadi di Propinsi Lampung yang mengakibatkan

There are some respondent no experience postnatal depression by EPDS and did not experience postnatal psychological disorders by postnatal physiology sign and