• Tidak ada hasil yang ditemukan

91 BAB V PEMBAHASAN - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL SISWA DI SMK ISLAM 2 DURENAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "91 BAB V PEMBAHASAN - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL SISWA DI SMK ISLAM 2 DURENAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

91

Pembahasan ini akan dilakukan penulis dengan merujuk pada

hasil paparan data dan temuan penelitian yang diperoleh dari lapangan

melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada uraian ini

peneliti akan mengungkap mengenai hasil penelitian dengan cara

membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus penelitian yang

telah dirumuskan sebagai berikut :

1. Peran Guru PAI Sebagai Fasilitator Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Siswa Di SMK Islam 2 Durenan

Trenggalek

1) Guru memberikan fasilitas di dalam pembelajaran di dalam kelas

maupun diluar kelas, dan juga menambah materi tentang keagamaan di

dalam masjid agar siswa mampu belajar sendiri selain mengikuti

pembelajaran di dalam kelas.

Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan

fasilitas atau kemudahan dalam proses pembelajaran, misalnya saja dengan

menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan

perkembangan anak sehingga interaksi pembelajaran akan berlangsung

secara efektif.1

1

(2)

2) Menyampaikan kisah Rasul sebagai tauladan dalam adab berhubungan

dengan orang lain untuk menambah pengetauhan siswa dan membuat

pembelajaran did dalam kelas agar tidak menjenuhkan serta agar siswa

dapat menjaga hubungan yang baik dengan guru dan sesama

temannya.. Dalam Al Quran surat Al- Ahzab ayat 33 menyebutkan:

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Di antaranya adab bergaul yang dalam Islam yang diajarkan

Rasulullah adalah :

a. Mengucapkan salam kala menemui saudara sesama

muslim. Rasulullah SAW bersabda: “Hak seorang muslim atas

muslim yang lain ada 6…”, di antaranya adalah;”..mengucapkan

salam kepadanya apabila kamu menemui mereka”.

b. Bersikap ramah, sopan dan bermanis muka. Rasulullah

SAW bersabda: “Senyum yang kamu ungkapkan menyambut

saudaramu, adalah merupakan shadaqah baginya”.

c. Bertukar kata dengan penuh arti dan bijaksana. Dalam ayat Al

(3)

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan

nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran

d. Berkasih sayang dan saling menyantuni. Rasulullah SAW

bersabda: “Perumpamaan orang- orang yang beriman dalam kasih

mengasihi, sayang menyayangi dan santun menyantuni bagaikan

satu tubuh yang apabila menderita satu anggota dari tubuh itu, ikut

menderita pula keseluruhan tubuh”. (HR Muslim)

e. Utamakan memberi dan menyenangkan orang lain.

f. Pemaaf dan tidak suka mencari- cari kesalahan orang lain.

g. Hilangkan sifat pemarah dan emosional. Rasulullah SAW

bersabda: “Orang- orang itu bukanlah pencela, bukan pengutuk,

bukan kasar ataupun keji perkataannya dan bukan pula pengecut”.

(HR Ahmad).2

3) Guru menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses

pembelajaran agar siswa belajar menghargai pendapat orang lain dan

memiliki rasa tanggung jawab dalam kelompoknya. Dengan metode

diskusi, siswa memperoleh beberapa manfaat untuk mengembangkan

kemampuan belajarnya, hal ini juga sesuai dengan konsep

Goleman untuk mengembangkan kecerdasan emosional, yaitu:

2

(4)

a. Belajar berempati. Caranya adalah memahami perasaan dan masalah

orang lain, berpikir dengan sudut pandang orang lain, serta menghargai

perbedaan perasaan orang lain mengenai sesuatu.

b. Belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi. Caranya adalah

belajar rela memikul tanggung jawab, mengenali akibat- akibat dari

keputusan dan tindakan pribadi, serta menindaklanjuti komitmen

yang telah dibuat dan disepakati.

c. Belajar mengembangkan ketegasan. Caranya adalah

mengungkapkan keprihatinan dan perasaan anda tanpa rasa marah atau

berdiam diri.

d. Mempelajari dinamika kelompok. Caranya adalah mau bekerja

sama, memahami kapan dan bagaimana memimpin, serta memahami

kapan harus mengikuti

e. Belajar menyelesaikan konflik. Caranya adalah memahami

bagaimana melakukan konfrontasi secara jujur dengan orang lain,

orang tua, atau guru, serta memahami contoh penyelesaian menang-

menang (win- win solution) untuk merundingkan atau menyelesaikan

suatu perselisihan.3

4) Guru melatih kepercayaan diri kepada siswa agar mudah beradaptasi

dengan lingkungan sekolah maupun dirumah dengan cara melatih para

siswa untuk selalu menyampaikan pendapatnya ketika berada di dalam

kelas. Hal ini sesuai dengan konsep yang disampaikan Goleman

3

(5)

mengenai salah satu cara meningkatkan kecerdasan emosional dengan

cara belajar berkomunikasi. Caranya adalah berbicara mengenai

perasaan secara efektif, yaitu belajar menjadi pendengar dan penanya

yang baik, membedakan antara apa yang dilakukan atau yang

dikatakan seseorang dengan reaksi atau penilaian sendiri tentang

sesuatu, serta mengirimkan pesan dengan sopan dan bukannya

mengumpat.

2. Peran Guru PAI Sebagai Komunikator Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Siswa Di SMK Islam 2 Durenan

Trenggalek

1) Memberi perhatian kepada siswa agar terjalin hubungan yang dekat

dan siswa memiliki kepercayaan kepada gurunya. Hal ini sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh Goleman mengenai salah satu cara

meningkatkan kecerdasan emosional dengan belajar membuka diri.

Caranya adalah menghargai keterbukaan dan membina

kepercayaan dalam suatu hubungan serta mengetahui situasi yang

aman untuk membicarakan tentang perasaan diri sendiri.4

2) Anak diupayakan mengetahui tingkat emosional sesama temannya.

Guru memberikan suatu pengertian, motivasi terhadap anak.

Diupayakan anak tersebut tidak merasa dipaksa, dimarahi, ataupun

sifatnya guru memberikan suatu perintah terhadap siswa itu sendiri.

4

(6)

konsep yang disampaikan oleh Goleman mengenai salah satu cara

meningkatkan kecerdasan emosional dengan cara Belajar mengelola

perasaan. Caranya adalah memantau pembicaraan sendiri untuk

menangkap pesan- pesan negative yang terkandung di dalamnya,

menyadari apa yang ada di balik perasaan (misalnya sakit hati yang

mendorong amarah), menemukan cara- cara untuk menangani rasa

takut, cemas, amarah, dan kesedihan.

3) Guru mejadikan diri sendiri sebagai tauladan yang baik bagi siswanya

bagaimana mengendalikan emosi saat mengalami suatu permasalahan.

E. Mulyasa mengungkapkan bahwa “guru sebagai komunikator

hendaknya guru bertanggung jawab mengarahkan yang baik, harus

menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu

menumbuhkan disiplin dalam diri (self diciline).5 Guru yang memili

kepribadian yang baik dan dekat dengan siswanya secara otomotis

akan disukai oleh siswanya sehingga menjadi motivasi siswa untuk

ingin menirunya.

4) Memberi kesempatan kepada siswanya untuk belajar mandiri dari

kesalahan yang telah diperbuatnya (tidak langsung menyalahkan). Hal

ini sesuai dengan konsep yang disampaikan oleh Goleman mengenai

salah satu cara meningkatkan kecerdasan emosional dengan cara

belajar mengembangkan kesadaran diri. Caranya adalah mengamati

5

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

(7)

sendiri dan mengenali perasaan sendiri, menghimpun kosakata untuk

mengembangkan perasaan, serta memahami hubungan antara

pikiran,perasaan, dan respons emosional.6

5) Jika siswa sudah tidak mampu mengelola emosinya dan meluapkannya

sehingga menimbulkan permasalahan, maka bentuk motivasi yang

diberikan berupa peringatan maupun hukuman. Hukuman

(punishment) dan hadiah (reward) dapat dijadikan salah datu media

untuk motivasi. Dalam hal ini teori reward & punishment dapat

diaplikasikan dalam mendidik seseorang. Yang harus diperhatikan

bahwa metode pemberian hadiah dan hukuman hanyalah merupakan

perantara untuk menuju metode pendidikan yang lebih baik, yaitu

menumbuhkan motivasi intrinsic. Jika seorang anak mampu

memunculkan motivasi intrinsic ini, maka akan memiliki kemampuan

untuk mengelola dan mengatur dirinya sehingga tidak tergantung

dorongan dan bantuan orang lain.7

6) Menanamkan nilai religius dalam diri siswa. Kebutuhan dasar spiritual

ini jika terpenuhi akan memunculkan perasaan aman, damai, dan

tentram, serta membebaskan manusia dari perasaan cemas, hampa, dan

takut. Tak salah lagi apabila ada manusia untuk menguatkan

6

Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, hal. 74

7

(8)

relisesnsinya dirinya dari sebuah ancaman atau bahaya adalah

dengan memperkaya kebermaknaan spiritual dalam kehidupannya.8

3. Peran Guru PAI Sebagai Motivator Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Siswa Di SMK Islam 2 Durenan

Trenggalek

Sejatinya peran seorang guru memang tidak hanya terpaku di

dalam kelas saja, tetapi juga ikut andil dalam setiap sikap yang diambil

oleh seorang siswa. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik pun

tidak serta merta hanya sekedar menyampaikan ilmunya saja tetapi juga

bertanggung jawab dalam semua aspek baik kognitif, afektif, maupun

psikomotorik.

Salah satu cara untuk membantu siswa memenuhi tujuannya dalam

dunia pendidikan adalah dengan memberikan stimulus berupa motivasi

yang nantinya secara otomatis akan menjadi suatu dorongan bagi siswa

sehingga tujuannya awal akan lebih ditekankan lagi. Apalagi peran ini

diemban oleh guru Agama, maka kesadaran dan rasa tanggung jawabnya

menjadi lebih besar.

Guru Agama bukan sekedar sebagai “penyampai” materi pelajaran,

tetapi lebih dari itu, ia adalah sumber inspirasi “spiritual” dan sekaligus

sebagai pembimbing sehingga terjalin hubungan pribadi antara guru

8

(9)

dengan anak didik yang cukup dekat dan mampu melahirkan

keterpaduan bimbingan rohani dan akhlak dengan materi pengajarnya9

Sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam di SMK Islam 2

Durenan Trenggalek mereka telah menunjukkan salah satu perannya,

yaitu sebagai motivator untuk membantu meningkatkan kecerdasan

emosional dan spiritual siswa di mana saya di sini memfokuskan pada

peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan kecerdasan emosional

dan spiritual siswa. Yaitu diantaranya dengan cara:

1) Menjalin kedekatan dengan siswa dengan membangun hubungan yang

baik dan saling terbuka dengan siswa. Merupakan langkah awal yang

ditempuh guru untuk memulai adanya komunikasi untuk

menyampaikan stimulusnya. Karena antara guru dan siswa

menunjukkan minatnya untuk saling berbagi pengalaman.

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat

sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-

cara sebagi berikut :

a. Membangkitkan suatu adanya kebutuhan

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

9

Ngairun Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup

(10)

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar10

2) Mengarahkan, memberikan sesuatu yang baru terhadap anak dimana

anak tesebut merasa tidak terbebani dengan motivasi tersebut. Artinya

guru memberikan motivasi pada siswa tetapi seolah- olah merupakan

sebuah cerita ringan dan bukan merupakan sebuah perintah, sehingga

datang dari siswa itu sendiri.

3) Setelah hubungan antara guru dan siswa terjalin dengan baik, guru PAI

menyelipkan motivasi- motivasinya kepada siswa. Baik melalui

ceramah, yang kemudian dikaitkan dengan materi pelajaran agama

Islam, maupun di luar jam pelajaran dengan media cerita dengan

konteks mengobrol yang bersifat santai.

4) Memberikan pengertian pada diri siswa agar mampu menempatkan

dirinya dalam kosndisi dan lingkungan yang sesuai dengan tempatnya.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Goleman mengenai

salah satu cara meningkatkan kecerdasan emosional dengan belajar

mengembangkan pemahaman. Caranya adalah mengidentifikasi

pola- pola kehidupan emosional dan reaksi- reaksinya serta mengenali

pola- pola serupa pada orang lain.11

5) Melalui ceramah, guru menjelaskan macam- macam emosi kepada

siswanya. Hal ini bertujuan menambah wawasan siswa tentang emosi,

10

Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), hal. 94

11

Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja (Jakarta: PT Bumi Aksara,

(11)

karakteristik serta dampaknya jika tidak bisa mengontrolnya, yang

nantinya siswa akan paham dan bisa memilih sikap ketika sedang

mengalami masalah.

6) Memberi motivasi kepada siswa agar senantiasa menunjukkan

prestasinya. Hal ini dilakukan guru untuk menambah kepercayaan

dirinya dan merasa bangga terhadap apa yang dimilikinya. Hal ini

sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Goleman mengenai salah satu

cara meningkatkan kecerdasan emosional dengan belajar menerima

diri sendiri. Caranya adalah merasa bangga dan memandang diri sendiri

dari sisi positif, mengenali kekuatan dan kelemahan diri anda, serta

belajar mampu untuk menertawakan diri anda sendiri.12

Konsep ini juga sesuai dengan konsep salah satu bentuk pemberian

motivasi, yaitu Ego- involvement. Menumbuhkan kesadaran siswa agar

merasakan pentingya tugas dan menerimanya sebagai tantangan

sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah

sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan

berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik

dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik simbol

kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar.

Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.13

12

Ibid, hal. 74

13

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma adalah pola pikir yang terstruktur yang berisi tahap-tahap atau langkah-langkah penyelesaian suatu masalah; merupakan satu set proses yang diaktifkan menurut langkah

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Perhatian erat kaitannya dengan motivasi, bahkan tidak dapat dipisahkan. Karena motivasi akan menentukan perhatian individu yang belajar dengan berusaha memfokuskan/memusatkan

procedures to identify the constituents as described previously [8-13] .Tests were carried out in three replicates. The concentration of Selaginella doederleinii Hieron

Salah satu upayanya adalah dengan menyelenggarakan pelatihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh agar memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam bidang kependidikan,

Target pengkajian SDI Kabupaten Gunungkidul tahun 2004 mencakup tiga kecamatan yang diambil berdasarkan tingkat kemajuan suatu kecamatan yang diukur dengan peringkat indeks

WACANA KEBEBASAN PEKERJA PERS DI MEDIA TV (Studi pada kasus Luviana dalam film “D iBalik Frekuensi ” karya Ucu..

[r]