K
K
U
U
R
R
I
I
K
K
U
U
L
L
U
U
M
M
S
S
M
M
P
P
N
N
E
E
G
G
E
E
R
R
I
I
2
2
T
T
R
R
E
E
N
N
G
G
G
G
A
A
L
L
E
E
K
K
A
A
l
l
a
a
m
m
a
a
t
t
:
:
J
J
l
l
.
.
M
M
a
a
s
s
t
t
r
r
i
i
p
p
-
-
T
T
r
r
e
e
n
n
g
g
g
g
a
a
l
l
e
e
k
k
D
D
I
I
N
N
A
A
S
S
P
P
E
E
N
N
D
D
I
I
D
D
I
I
K
K
A
A
N
N
K
K
A
A
B
B
U
U
P
P
A
A
T
T
E
E
N
N
T
T
R
R
E
E
N
N
G
G
G
G
A
A
L
L
E
E
K
K
K
K
U
U
R
R
I
I
K
K
U
U
L
L
U
U
M
M
S
S
M
M
P
P
N
N
E
E
G
G
E
E
R
R
I
I
2
2
T
T
R
R
E
E
N
N
G
G
G
G
A
A
L
L
E
E
K
K
A
A
l
l
a
a
m
m
a
a
t
t
:
:
J
J
l
l
.
.
M
M
a
a
s
s
t
t
r
r
i
i
p
p
-
-
T
T
r
r
e
e
n
n
g
g
g
g
a
a
l
l
e
e
k
k
D
D
I
I
N
N
A
A
S
S
P
P
E
E
N
N
D
D
I
I
D
D
I
I
K
K
A
A
N
N
K
K
A
A
B
B
U
U
P
P
A
A
T
T
E
E
N
N
T
T
R
R
E
E
N
N
G
G
G
G
A
A
L
L
E
E
K
K
Lembar Penetapan/Pengesahan
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan diketahui
Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek , dengan ini
Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek Tahun Pelajaran 2011/2012
ditetapkan/disahkan untuk diberlakukan.
Ditetapkan/ Disahkan
Di
: Trenggalek
Mengetahui :
Tanggal
: 22 Juli 2011
Ketua Komite Sekolah
Kepala sekolah
Suyadi,S.Ag.
H. Sugiyanto, S.Pd.
NIP.195508121977111001
Mengesahkan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek
Propinsi Jawa Timur
tanggal ...
Drs. Kusprigianto, M.M.
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan telah tersusunnya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)-SMP Negeri 2 Trenggalek tahun pelajaran
2011/2012 ini. Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek ini merupakan pengembangan dan
penyempurnaan dari kurikulum tahun pelajaran 2010/2011 dan disusun melalui serangkaian
tahapan kegiatan yang dimulai dari penyiapan dan penyusunan draf, reviu, revisi, serta
finalisasi sampai pemantapan.
Tim penyusun yang terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua
merangkap anggota, dengan melibatkan komite sekolah, nara sumber, serta pihak lain yang
terkait telah berusaha secara maksimal agar terwujud kurikulum yang aspiratif dan aplikatif
yang dapat digunakan sebagai pedoman sekaligus acuan bagi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan di SMP Negeri 2 Trenggalek.
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum ini disusun berdasarkan hasil analisis konteks yang telah dilakukan dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik yang ada di SMP Negeri 2 Trenggalek.
Penyusun menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini secara
realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Semoga dengan adanya kurikulum ini dapat bermanfaat dalam peningkatan dan
pembinaan mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Trenggalek.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………. i
LEMBAR PENGESAHAN ………. ii
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ……… iv
BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang/Rasional ………..……….. 1
B. Landasan/Dasar Hukum ……… 2
C. Tujuan Pengembangan KTSP ……… 3
D. Prinsip Pengembangan KTSP ... 3
E. Analisis Konteks (Deskripsi Singkat) ……….. 4
BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN 6 A. Tujuan Pendidikan ………. 6
1. Tujuan Pendidikan Nasional ……… 6
2. Tujuan Pendidikan Dasar ……….. 6
B. Visi Sekolah ………. 6
C. Misi Sekolah ……… 7
D. Tujuan Sekolah ……… 7
E. Profil Sekolah ……….. 9
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 11 A. Struktur Kurikulum ………. 11
B. Muatan Kurikulum ………. 17
1. Muatan Mata Pelajaran ……….. 17
2. Muatan Muatan Lokal ……….. 23
3. Muatan Program Pengembangan Diri ………. 24
4. Pengaturan Beban Belajar ………. 26
5. Ketuntasan Belajar Minimal ……….. 26
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ……….. 27
C. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ……….. 28
BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN 34
BAB V. PENUTUP 35
DAFTAR LAMPIRAN 36
1. Kalender Pendidikan
2. Program Kegiatan Kurikuler
3. SK Tim Pengembang Kurikulum
4. Berita Acara Rapat Pengembangan Kurikulum
5. Daftar Hadir Rapat Pengembangan Kurikulum
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang/Rasional
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap satuan pendidikan di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan. Dengan kata lain kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah,
dengan mempertimbangkan kepentingan nasional, dan tuntutan global dengan semangat
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yakni model pengelolaan sekolah berdasarkan
kekhasan, kebolehan, kemampuan dan kebutuhan sekolah. Dengan batasan seperti ini
maka dalam pengelolaan sekolah khususnya dalam menyusun kurikulum, maka MBS
menjamin adanya keberagaman, namun harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan
nasional. Tidak ada lagi penekanan pada keseragaman dan dijamin adanya keberagaman.
Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang
menyangkut kurikulum. Sebagai Acuan Operasional dalam Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 7. Agama
8. Dinamika perkembangan global
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11. Kesetaraan Jender
12. Karakteristik satuan pendidikan
B. Landasan/Dasar Hukum
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 2 Trenggalek
merujuk dan berpedoman pada :
1. UU no 20 Tahun 2003 pasal ; 35,36,37,42,43.59,60,61.
a. Pasal 35, ayat 2 : Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, dan pembiayaan.
b. Pasal 36, ayat 2 : Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
c. Pasal 37, ayat 1 : Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat;
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, senidan budaya, pendidikan jasmani
dan olahraga, ketrampilan/kejuaruan, muatan lokal.
d. Pasal 42, ayat 1 : Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
e. Pasal 43, ayat 2 : Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
f. Pasal 59, ayat 1 : Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap
pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
g. Pasal 60, ayat 2 : Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dalakukan
oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik.
h. Pasal 61, ayat 1 : Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan
terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah
lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
penilaian pendidikan. Penyusunan Kurikulum tingkat satuan Pendidikan mengacu pasal
26 dan 27 yang isinya sebagai berikut;
a. Pasal 26, ayat 1 : Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasaan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
b. Pasal 27, Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar menengah dan pendidikan
non formal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
(Permen).
3. Permen diknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Permen diknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
5. Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen 22 dan 23 tahun 2006
6. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2006.
7. Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian.
C. Tujuan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan-SMP Negeri 2 Trenggalek ini disusun sebagai
pedoman operasional penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di SMP Negeri 2 Trenggalek.
Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan
peserta didik untuk :
a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b) Belajar untuk memahami dan menghayati;
c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;
d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan
e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
D. Prinsip Pengembangan KTSP
Dalam pelaksanaannya KTSP juga harus dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
E. Analisis Konteks (Deskripsi Singkat)
Analisis konteks merupakan langkah awal dari serangkaian proses penyusunan
dokumen KTSP. Demikian juga dalam penyusunan Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek ini,
pada awalnya dikembangkan sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan yang oleh
sekolah disesuaikan dengan situasi dan konteks yang ada di SMP Negeri 2 Trenggalek.
Nasional Pendidikan yang ada, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Keleluasaan sekolah dalam mengembangkan kurikulum tentu juga diikuti dengan
analasis situasi di SMP Negeri 2 Trenggalek untuk mencapai lingkup Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang sudah ditetapkan, di antaranya Standar Isi (SI) dalam
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam
Permendiknas nomor 23 tahun 2006 dan Standar Proses dalam Permendiknas nomor 41
tahun 2007.
Hasil analisis tersebut merupakan dasar pijakan untuk menentukan kedalaman dan
keluasan target-target yang ditetapkan, budaya yang akan dibangun, tujuan yang ingin
dicapai, serta isi dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan bermutu di SMP
Negeri 2 Trenggalek. Pencapaian tujuan pendidikan bermutu tersebut sesuai dengan UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 5, yaitu “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
Sedangkan Tujuan dilakukan Analisis Sekolah ini adalah untuk:
1. Memperoleh gambaran nyata kondisi SMP Negeri 2 Trenggalek
2. Memperoleh gambaran nyata situasi SMP Negeri 2 Trenggalek
3. Memperoleh gambaran nyata potensi SMP Negeri 2 Trenggalek
4. Memperoleh gambaran nyata potensi daerah, yang ada di Kab. Trenggalek khususnya dan Prov. Jawa Timur pada umumnya.
Dalam penyusunan Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek ini, analisis konteks
berwujud evaluasi diri (self evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dilakukan dengan
menerapkan pendekatan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Dalam hal ini diterapkan kajian lingkungan internal untuk memahami strengths (kekuatan)
dan weaknesses (kelemahan), serta kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap
opportunities (peluang) dan threats (tantangan). Adapun dalam pelaksanaannya analisis
konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal sebagai berikut:
1. Identifikasi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Proses.
2. Kajian internal terkait kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan) yang meliputi:
(a) peserta didik, (b) pendidik dan tenaga kependidikan, (c) sarana dan
prasarana, (d) biaya, (e) program-program.
3. Kajian eksternal terkait situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang dilihat dari
masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi: (a) komite sekolah, (b) dewan
pendidikan, (c) dinas pendidikan, (d) asosiasi profesi, (e) dunia industri dan dunia
kerja, (f) sumber daya alam dan sosial budaya.
Adapun hasil lengkap secara rinci dari analisis konteks yang telah dilakukan oleh
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah
Dilandasi cita-cita bersama dengan melihat situasi, kondisi dan karakteristik yang
ada di SMP Negeri 2 Trenggalek dengan memperhatikan masukan dari warga sekolah,
komite sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan, dan selaras dengan Visi Dinas
Pendidikan Kabupaten Trenggalek serta Visi Pendidikan Nasional maka diputuskan oleh
rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dan ditetapkan dengan surat
keputusan Kepala Sekolah Nomor: 800/102/406.055.201/2008 pada tanggal 7 Juli 2008 tentang Visi SMP Negeri 2 Trenggalek yakni:
“Bermutu, Berbudaya, Berwawasan Lingkungan dan Berlandaskan
IMTAQ”
Adapun indikator yang dikembangkan dari visi tersebut adalah:
1. Terwujudnya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
aplikatif, adaptif dan proaktif.
2. Terwujudnya lulusan yang cerdas, terampil, kreatif dan kompetitif.
3. Terwujudnya warga sekolah yang sehat fisik dan psikis.
4. Terwujudnya warga sekolah yang cinta tanah air, berbudi pekerti luhur, dan taat
menjalankan agama yang dianut.
5. Terwujudnya hubungan kekeluargaan yang harmonis antar warga sekolah dan dengan
orang tua / wali murid serta masyarakat lingkungan sekolah.
6. Terselenggaranya proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, efisien dan
menyenangkan.
7. Terpenuhinya prasarana dan sarana pendidikan yang memadai, relevan dan mutakhir
(berbasis IT).
8. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten, profesional dan etos
kerja tinggi.
10. Terwujudnya standar penilaian pendidikan.
11. Terwujudnya penggalangan dan pengelolaan biaya pendidikan yang transparan dan
akuntabel.
12. Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang dan asri.
13. Terwujudnya Gerakan Disiplin Nasional (GDN) melalui budaya kerja, budaya tertib dan
budaya bersih.
C. Misi Sekolah
Sebagai upaya/ tindakan untuk mewujudkan visi beserta indikator yang telah
dirumuskan di atas, selanjutnya dijabarkan menjadi misi sekolah yang dapat dijadikan
sebagai dasar dan arah untuk terjadinya perubahan dan perkembangan sekolah yakni
sebagai berikut:
1. Mewujudkan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
aplikatif, adaptif dan proaktif.
2. Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif.
3. Mewujudkan warga sekolah yang sehat fisik dan psikis.
4. Mewujudkan warga sekolah yang cinta tanah air, berbudi pekerti luhur, dan taat
menjalankan agama yang dianut.
5. Mewujudkan hubungan kekeluargaan yang harmonis antar warga sekolah dan dengan
orang tua / wali murid serta masyarakat lingkungan sekolah.
6. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, efisien dan
menyenangkan.
7. Memenuhi prasarana dan sarana pendidikan yang memadai, relevan dan mutakhir
(berbasis IT).
8. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikanyang kompeten, profesional dan etos
kerja tinggi.
9. Mewujudkan standar pengelolaan pendidikan.
10. Mewujudkan standar penilaian pendidikan.
11. Mewujudkan penggalangan dan pengelolaan biaya pendidikan yang tansparan dan
memadai.
12. Mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang dan asri.
13. Mewujudkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN) melalui budaya kerja, budaya tertib dan
budaya bersih.
D. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah tahapan atau langkah untuk
mewujudkan visi dan misi sekolah dalam jangka waktu tertentu, yang merupakan rumusan
mengenai apa yang diinginkan pada kurun waktu tertentu.
Setelah mengakomodasi masukan dari berbagai pihak terkait termasuk komite
dewan pendidikan yeng dipimpin oleh Kepala Sekolah tentang tujuan situasional/ sasaran
sekolah di SMP Negeri 2 Trenggalek dalam jangka waktu 1 tahun ke depan yaitu:
1. Sekolah mengembangkan Buku-1 KTSP (Dokumen-1 KTSP).
2. Sekolah mengembangkan Buku-2 KTSP (Dokumen-2 KTSP).
3. Sekolah mengembangkan Bahan Ajar, Modul, Buku Teks.
4. Sekolah mengembangkan Panduan penyelenggaraan Ujian/Ulangan
5. Sekolah mengembangkan Dokumen Perangkat Kurikulum.
6. Sekolah memenuhi persiapan pembelajaran.
7. Sekolah memenuhi persyaratan pembelajaran.
8. Sekolah meningkatkan pelaksanaan pembelajaran.
9. Sekolah meningkatkan pelaksanaan penilaian pembelajaran.
10. Sekolah meningkatkan pengawasan proses pembelajaran.
11. Sekolah mengembangkan SKL
12. Sekolah meningkatkan prestasi bidang akademik.
13. Sekolah meningkatkan prestasi bidang non akademik.
14. Sekolah meningkatkan angka kelulusan.
15. Sekolah meningkatkan jumlah yang melanjutkan studi.
16. Sekolah mengembangkan kepribadian siswa
17. Sekolah meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah).
18. Sekolah meningkatkan kompetensi tenaga pendidik (guru).
19. Sekolah meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan lainnya.
20. Sekolah memenuhi sarana dan prasarana minimal.
21. Sekolah memenuhi sarana dan prasarana lainnya.
22. Sekolah memenuhi fasilitas pembelajaran dan penilaian.
23. Sekolah mengembangkan Budaya dan Lingkungan Sekolah
24. Sekolah memenuhi perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja daan
sekolah.
25. Sekolah memenuhi struktur organisasi dan mekanisme kerja sekolah.
26. Sekolah meningkatkan supervisi, monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah.
27. Sekolah meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan.
28. Sekolah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
29. Sekolah mengembangkan Standard ISO 9001.
30. Sekolah meningkatkan sumber dana pendidikan.
31. Sekolah mengembangkan pengalokasian dana.
32. Sekolah mengembangkan penggunaan dana.
33. Sekolah meningkatkan pelaporan penggunaan dana.
34. Sekolah mengembangkan unit/unit produksi/unit usaha sekolah.
35. Sekolah mengembangkan biaya operasi satuan pendidikan
36. Sekolah mengembangkan sistem penilaian
38. Sekolah mengembangkan dokumen perangkat penilaian dan Laporan Hasil Belajar.
39. Sekolah mengembangkan penyelenggaraan berbagai model evaluasi.
40. Sekolah mengoptimalkan pelaksanaan Ujian Nasional.
41. Sekolah mengoptimalkan pelaksanaan Ujian Sekolah.
E. Profil Sekolah
Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Trenggalek 2. No. Statistik Sekolah : 20.1.05.1 7.01.002
3. Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2 4. Alamat Sekolah : Jalan Mastrip
: (Kecamatan) Trenggalek : (Kabupaten/Kota) Trenggalek : (Propinsi) Jawa Timur
5. Telepon/HP/Fax : 0355-791096
6. Status Sekolah : Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu) 7. Nilai Akreditasi Sekolah : A Skor = 89
8. Luas Lahan, dan jumlah rombel
Luas Lahan : 13.150 m2 jumlah ruang pada lantai 1 : 18
jumlah ruang pada lantai 2 : - jumlah ruang pada lantai 3 : - +
Jumlah Rombel : 18
9. Prosentase ruang kelas yang sudah berbasis IT : 9 ruang (33 %) . Seluruh lokasi sekolah terjangkau HOTSPOT
10. Data Siswa 4 (empat tahun terakhir):
Th. Pelajaran
Jml Pendaftar
(Cln Siswa Baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jumlah
(Kls. VII + VIII + IX)
Jml Siswa Jumlah
Rombel Jml Siswa
Jumlah
Rombel Jml Siswa
Jumlah
Rombel Siswa Rombel
2008/2009 210 180 5 182 5 162 5 524 15
2009/2010 226 204 6 178 5 181 5 563 16
2010/2011 203 202 6 204 6 178 5 584 17
2011/2012 198 195 6 199 6 203 6 597 18
11. a) Data Ruang Kelas
Keterangan Jumlah Ruang
Ruang kelas Asli (a) 15
Ruang lain yang digunakan untuk Ruang
Kelas (b) 3
Keterangan Jumlah Ruang
Jumlah Ruang Kelas seluruhnya ( a + b ) 18
b). Data Ruang Penunjang Lain (RPL)
Uraian Jum.
Ruang Kondisi Baik Kondisi Rusak Kategori Kerusakan
Ruang Kelas 15 15 - -
Perpustakaan 1 - - -
R. Lab IPA 1 - - -
Keterampilan 1 - - -
Lab. Komputer 1 - - -
8. Data Guru dan Tata Usaha
Jumlah Guru /
Staf Bagi SMP Negeri Bagi SMP Swasta Keterangan
Guru Tetap PNS 40 orang - Termasuk KS
Guru Tidak Tetap - orang - -
Guru PNS DPK - orang - -
Staf Tata Usaha 10 orang - -
9. Perbandingan Standar Pelayanan Minimal
(
SPM) Nasional dan Kondisi Nyata Satuan PendidikanNo. Indikator Tolok Ukur
Nasional
Kondisi Nyata
1. Angka mengulang 0,2 % 0,17 %
2. Tingkat penyelesaian sekolah 100 % 100 %
3. Tingkat kelulusan 100 % 100 %
4. Penilaian eksternal melalui uji mutu/sampel 90 % 95 %
5. Rasio guru mata pelajaran per rombongan belajar 90 % 100 %
6. Ketersediaan guru dan kepala sekolah 100 % 100 %
7. Guru yang layak mengajar 90 % 100 %
8. Siswa memiliki buku pelajaran 90 % 90 %
9. Tanggung jawab guru mengajar dan kegiatan
lainnya 90 % 100 %
10. Ketersediaan tenaga kependidikan nonguru 70 % 100 %
11. Prasarana sekolah 90 % 80 %
12. Kondisi sosial ekonomi wali murid 75 % 60 %
BAB III
STRUKTUR KURIKULUM, MUATAN KURIKULUM DAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A. Struktur Kurikulum
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata
pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan individu
sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan. Program pendidikan terdiri dari Pendidikan Umum,
Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus. Pendidikan Umum meliputi tingkat satuan
pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah
atas (SMA). Pendidikan Kejuruan terdapat pada sekolah menengah kejuruan (SMK).
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi
yang dimaksud terdiri dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Struktur kurikulum SMP memuat 3 komponen, yaitu Mata Pelajaran, Muatan Lokal,
dan Pengembangan Diri.
1. Komponen Mata Pelajaran,
Komponen mata pelajaran, yang memuat 10 mata pelajaran. Kelompok mata pelajaran
tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana
diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum.
Komponen Mata Pelajaran dikelompokkan sebagai berikut:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2. Komponen Muatan Lokal,
Komponen muatan lokal (pendidikan multi kultur) merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi kearifan lokal dalam upaya hidup bersama dalam
keanekaragaman budaya, suku, agama, dan menanamkan kecintaan peserta didik
terhadap lingkungan dan ekosistem sekitar termasuk keunggulan lain sekitar sekolah.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Pengaturan beban belajar
menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum.
3. Komponen Pengembangan Diri.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum. Pengembangan
diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah
remaja
Adapun Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek yang memuat mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX yaitu:
Komponen Mata Pelajaran
Mencakup 10 mata pelajaran yakni: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan
Jasmani Olah Raga dan Kesehatan serta Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Komponen Muatan Lokal yang di pilih adalah: a. Bahasa Daerah/ Jawa.
b. Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup (PPLH).
c. Keterampilan Jasa.
Komponen Pengembangan Diri
Berdasarkan kondisi objektif SMPN 2 Trenggalek, kegiatan pengembangan diri yang
dipilih dan ditetapkan sekolah adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan Konseling
b. Pramuka
c. Kesenian
d. Olahraga
e. Kegiatan Keagamaan
Sesuai dengan ketentuan KTSP seperti yang tertuang pada lampiran Permen
Diknas Nomor 22 Tahun 2006, bahwa jumlah jam pembelajaran pada mata pelajaran dan
muatan lokal pada struktur kurikulum SMP/MTs adalah 32 jam pembelajaran setiap minggu
dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
Dengan memperhatikan situasi dan kondisi riil di SMPN 2 Trenggalek, dengan
mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, dan sesuai hasil analisis konteks yang
telah dilakukan, maka perlu dilakukan penambahan jam pembelajaran baik pada mata
pelajaran maupun muatan lokal, yakni sejumlah 10 (sepuluh) jam pembelajaran per
minggu. Sehingga total jam pembelajaran per minggu menjadi 42 (empat puluh dua).
Penambahan jam pembelajaran tersebut juga didasarkan pada:
1. Hasil rapat koordinasi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek dengan Kepala
Sekolah SMP Negeri dan Swasta se-Kabupaten Trenggalek pada tanggal 20 Juli 2011 di
SMP Negeri 1 Trenggalek tentang Struktur Kurikulum;
2. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek nomor: 421/3750/406.051/2011
tanggal 21 Juli 2011, tentang: Alokasi Waktu Pada Pengembangan Struktur Kurikulum
SD, SMP, SMA dan SMK Kabupaten Trenggalek Tahun 2011.
Adapun pola dan susunan Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek secara
lengkap seperti tertera pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 2 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 6
4 Bahasa Inggris 4 4 4
5 Matematika 5 6 5
6 Ilmu Pengetahuan Alam 5 4 6
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 6
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 10 Ketrampilan / Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2 2 2
1 Bahasa Daerah 3 3 2
2 Keterampilan Jasa 3 3 2
3 Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup 1 1 1
2* 2* 2*
1 BK 2 Pramuka 3 Kesenian 4 Olahraga
5 Kegiatan Agama
42 42 42
Koponen Kelas dan Alokasi Waktu
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
JUMLAH
Keterangan :
Adapun secara rinci penambahan jam pembelajaran pada mata pelajaran dan
muatan lokal yang di pilih masing-masing meliputi:
1. Komponen Mata Pelajaran, yang terdiri:
a. PKn dari 2 JP menjadi 3 JP (untuk kelas VII dan VIII)
b. Bahasa Indonesia dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas IX)
c. Matematika dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas VIII) dan
dari 4 JP menjadi 5 JP (untuk kelas VII dan IX)
d. IPA dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas IX) dan
dari 4 JP menjadi 5 JP (untuk kelas VII)
e. IPS dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas VII, VIII dan IX)
2. Komponen Muatan Lokal, yang terdiri:
a. Bahasa Daerah dari 2 JP menjadi 3 JP (untuk kelas VII dan VIII)
b. Keterampilan Jasa dari 2 JP menjadi 3 (JP untuk kelas VII dan VIII)
c. Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup (PPLH), dengan alokasi waktu
masing-masing 1 JP (untuk kelas VII, VIII dan IX)
Sedangkan alasan penambahan jam pada mata pelajaran maupun pada muatan
lokal tersebut secara umum adalah:
Mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, agar pencapaian kompetensi dapat maksimal sesuai yang diharapkan. Kompetensi yang dimaksud yakni seperti yang telah
ditetapkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dari masing-masing
mata pelajaran tersebut.
Di samping itu juga, dalam rangka menyukseskan tujuan pendidikan, baik Tujuan Pendidikan Nasional maupun Tujuan Pendidikan Dasar, demikian juga untuk
menyukseskan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah seperti yang telah diuraikan pada bab II
di atas.
Demikian juga penambahan jam pada mata pelajaran maupun pada muatan lokal tersebut selaras dan sejalan dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
mana dalam pengelolaan sekolah berdasarkan pada: kekhasan, kebolehan,
kemampuan dan kebutuhan sekolah.
Penambahan jam pada mata pelajaran dan muatan lokal tersebut juga untuk memenuhi beban kerja guru seperti yang telah diamanatkan oleh:
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang: Guru dan Dosen, pasal 35 ayat 2: “Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40
(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu”
Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang: Guru, pasal 52 ayat 2: “Beban
kerja Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi 24 (dua
muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang
memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah”
Permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang: Pemenuhan Beban Kerja Guru Dan
Pengawas Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1, yakni: “Beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40
(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan
pendidikan yang memiliki izin pendirian dari pemerintah atau pemerintah daerah”.
Selain alasan seperti yang telah diuraikan di atas, penambahan jam pada mata pelajaran tersebut juga melihat kondisi riil yang ada di SMP Negeri 2 Trenggalek, di
mana perbandingan jumlah rombel dan ketersediaan tenaga pengajar yang tidak
seimbang. Sehingga perlu dilakukan penambahan jam untuk memenuhi beban kerja
guru seperti telah diuraikan di atas. Penambahan jam pembelajaran juga dimaksudkan
untuk menjaga suasana kerja yang kondusif serta mengantisipasi dampak negatif yang
mungkin muncul, agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan yang akhirnya dapat
menurunkan kinerja guru karena alasan keadilan dan pemerataan beban kerja.
Adapun secara khusus alasan penambahan jam pada masing-masing mata
pelajaran dan pemilihan muatan lokal, dapat kami uraikan sebagai berikut:
1. Mata pelajaran PKn
Dengan dilandasi keprihatinan yang mendalam terhadap kenyataan atas
merosotnya rasa nasionalisme dan nilai-nilai luhur bangsa yang disebabkan pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat
melanda dunia.
Melihat keluasan dan kedalaman materi serta tujuan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yakni mengembangkan kompetensi sebagai berikut:
memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif, sehingga
mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.
memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara
demokratis dan bertanggung jawab.
memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak
dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Aspek-aspek kompetensi tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter
kewarganegaraan (civic dispositions). Dengan kata lain mata pelajaran PKn
dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan
status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
2. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.
Ketiganya merupakan pelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan dianggap penting karena termasuk dalam mata pelajaran yang di uji nasionalkan.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mencakup kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek: medengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek itu merupakan aspek yang
terintegrasi dalam pembelajaran dengan sangat banyaknya kompetensi dasar (KD)
yang harus dicapai oleh peserta didik.
Mata pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang ditakuti (menjadi “momok”) bagi kebanyakan peserta didik, karena melibatkan perhitungan angka-angka dan rumus yang diperlukan tingkatan dan kemampuan berfikir lebih tinggi dari pada hanya sekedar hafalan karena di dalamnya mencakup logika dan analisa.
Cakupan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yang meliputi materi mata pelajaran Fisika dan Biologi yang keduanya mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Disamping itu mata pelajaran IPA juga melibatkan kegiatan praktik di laboratorium.
3. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980;20). Melihat tujuan tersebut dapat kita ketahui betapa pentingnya mata pelajaran IPS dalam rangka membekali peserta didik menghadapi kompleksnya permasalahan sosial di masyarakat.
Mengingat banyaknya cakupan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, yang meliputi materi mata pelajaran Geografi, Ekonomi dan Sejarah serta Sosiologi. Dari keempat sub mata pelajaran tersebut, masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda serta mempunyai tingkat keluasan dan kedalaman materi yang sangat beragam. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya pembelajaran mata pelajaran IPS disampaikan dalam bentuk IPS terpadu, hal ini dimaksudkan untuk efektifitas dan efisiensi terkait dengan penambahan waktu 2 jp tersebut.
4. Muatan lokal Bahasa Daerah
Lebih dari sekedar alasan karena merupakan mulok wajib Provinsi Jawa Timur, namun juga dilandasi rasa keprihatinan yang mendalam, atas merosotnya etika,
moral, tata krama dan budi pekerti atau sikap/perilaku peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan jika dilihat dari capaian prestasi akademik
menunjukkan nilai Bahasa Inggris rata-rata lebih baik dari pada Bahasa
Daerah/Jawa.
Kondisi riil di SMP Negeri 2 Trenggalek saat ini ada 2 orang guru mata pelajaran
menjadi dasar pertimbangan dalam penambahan jam pembelajaran pada muatan
lokal Bahasa Daerah/Jawa.
5. Muatan lokal Keterampilan Jasa
Selain karena merupakan mulok wajib Sekolah, mulok Keterampilan Jasa dianggap penting dan mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Di samping itu juga dalam
rangka membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, karena banyak lulusan SMPN 2 Trenggalek yang melanjutkan ke SMK,
khususnya jurusan dan tata buku dan akutansi.
Seperti pada mata pelajaran Bahasa Daerah, kondisi riil di SMP Negeri 2 Trenggalek
saat ini ada 2 orang guru mata pelajaran Keterampilan, sedangkan jumlah rombel
ada 18 (delapan belas). Hal ini juga menjadi dasar pertimbangan dalam memilih
dan penambahan jam pembelajaran muatan lokal Keterampilan Jasa.
6. Muatan lokal Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup (PPLH)
Selain merupakan mulok wajib Pemerintah Kabupaten Trenggalek, masalah lingkungan juga merupakan isu nasional bahkan internasional yang harus kita sikapi
dan kita tangani secara serius. Untuk itu pemilihan mulok PPLH dimaksudkan untuk
mengembangkan kompetensi kearifan lokal dalam menanamkan kepedulian dan
kecintaan peserta didik terhadap lingkungan dan ekosistem secara global. Mata
pelajaran PPLH juga sejalan dengan program sekolah adiwiyata, dimana SMP
Negeri 2 Trenggalek telah ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Kab.
Trenggalek sejak tahun 2009.
Selain pemanfaatan jam pembelajaran tambahan seperti di atas, SMP Negeri 2
Trenggalek juga mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya mengadakan program
remediasi bagi peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal.
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum meliputi: mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri,
pengaturan beban belajar, kriteria ketuntasan belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas
dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.
1. Muatan Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang
akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu.
Diskripsi mata pelajaran meliputi ruang lingkup materi, tujuan mata pelajaran,
Tabel 2. Deskripsi Mapel, Ruang Lingkup dan Metode Pembelajaran
Mata
Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan
Pembelaja
1. Al Qur’an dan Hadits 2. Aqidah
3. Akhlak 4. Fiqih
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
2. Norma, hukum dan
peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi:
1. menumbuhkembangkan didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
Mata
Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan
Pembelaja
Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM 4. Kebutuhan warga negara
meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat,
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis 2. Menghargai dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 3. Memahami bahasa Indonesia
dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk lisan dan tulis untuk
mencapai tingkat literasi functional
Mata
Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan
Pembelaja menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;
2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount,
narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;
3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks
komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan
3. Geometri dan Pengukuran 4. Statitiska dan peluangg.
meningkatkan daya saing akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
Mata
Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan
Pembelaja
1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
2. Materi dan Sifatnya 3. Energi dan Perubahannya 4. Bumi dan Alam Semesta
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya 2. Mengembangkan pemahaman
tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin
tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
Mata
Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan
Pembelaja
3. Sistem Sosial dan Budaya 4. Perilaku Ekonomi dan
Kesejahteraan.
1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya 2. Seni musik, mencakup
kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik 3. Seni tari, mencakup
keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa
rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
4. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran
1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran
lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global
1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya 2. Menampilkan sikap apresiasi
terhadap seni budaya 3. Menampilkan kreativitas
melalui seni budaya 4. Menampilkan peran serta
dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih 2. Meningkatkan pertumbuhan
fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan
dan keterampilan gerak dasar 4. Meletakkan landasan karakter
Mata
Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan
Pembelaja ran
Penilai an
10, TIK
jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3. Aktivitas senam meliputi:
ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
1.Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan
menyajikan informasi
2.Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke perangkat lainnya.
moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
kerjasama, percaya diri dan demokratis
6. Mengembangkan
keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan 7. Memahami konsep aktivitas
jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif
1. Memahami teknologi informasi dan komunikasi 2. Mengembangkan
keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 3. Mengembangkan sikap kritis,
kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi 4. Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi
2. Muatan Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata
pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat
pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran
muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai
Tabel 3 : Muatan lokal dan alokasi waktu
No
. Mata Pelajaran Muatan Lokal
Alokasi Waktu (JP) /kelas
VII VIII IX
1 Bahasa Daerah 3 3 2
2 Keterampilan Jasa 3 3 2
3 Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup 1 1 1
4.
Jumlah 7 7 5
Gambaran Muatan Lokal dan ruang lingkupnya terdapat pada tabel 4 Tabel 4 : Muatan Lokal dan Ruang Lingkupnya
Mata Pelajaran
Ruang
Lingkup Tujuan Pembelajaran Penilaian
Alokas
3. Muatan Program Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran sebagai bagian
integral dari kurikulum sekolah/madrasah yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan
Kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga
kependidikan.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan Diri di SMP Negeri 2 Trenggalek meliputi program berikut:
a. Bimbingan Karir (BK)
Dilaksanakan sebagai bagian dari program pembelajaran dengan alokasi waktu
ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran.
b. Kegiatan esktrakurikuler wajib, yakni:
- Pramuka
c. Kegiatan esktrakurikuler pilihan, terdiri dari:
- Kesenian (seni musik dan seni tari)
- Olah raga
- Kegiatan keagamaan
Pada umumnya, Program Pengembangan Diri tersebut dilaksanakan dengan jadwal
sebagai berikut:
No Jenis Kegiatan Hari Waktu
1. Pelayanan Konseling Senin -- Sabtu 07.00 – 12.00 15.00 – 16.20 15.00 – 16.20 15.00 – 16.20 15.00 – 16.20 2. Pramuka Sabtu
3. Kesenian Selasa dan Rabu
4. Olah raga Senin
5. Kegiatan Keagamaan Kamis
6. - -
a. Mekanisme pelaksanaan
Kegiatan pengembangan diri yang terprogram dilaksanakan di luar jam
pembelajaran (ekstrakurikuler) yang dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang
memiliki kualifikasi baik berdasarkan surat keputusan kepala sekolah.
b. Alokasi Waktu
Semua kelas untuk kegiatan pengembangan diri masing-masing ekuivalen
dengan 2 jam pembelajaran.
c. Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai secara kualitatif dan dilaporkan secara
berkala kepada sekolah dan orangtua siswa.
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program
pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem
Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah sebagai berikut:
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran
lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang
tercantum di dalam Standar Isi.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar Minimal
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sebagai target pencapaian kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas materi serta kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan
kriteria ketuntasan belajar minimal untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian
kompetensi (TPK) yang berlaku di SMP Negeri 2 Trenggalek pada tahun pelajaran
No Mata Pelajaran
Nilai TPK (%) Kls.
7
Kls. 8
Kls. 9
1 Agama 75 75 75
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Bahasa Inggris 73 73 73
5 Matematika 75 75 75
6 Ilmu Pengetahuan Alam 75 75 75
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 75 75 75
8 Seni Budaya 75 75 75
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 72 72 72 10 Keterampilan/Teknologi Informasi Komunikasi 72 72 72
11 Bahasa Daerah 72 72 75
12 Keterampilan Jasa 75 75 75
13 Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup 75 75 75
a. Peserta didik yang memperoleh TPK kurang dari yang ditetapkan harus mengikuti program perbaikan (remidi), sebanyak 2 kali.
b. Peserta didik yang memperoleh TPK sama atau lebih dari yang ditetapkan dapat mengikuti program pengayaan.
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan
kelas berlaku setelah siswa memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3. Tidak terdapat nilai di bawah TPK maksimal 3 mata pelajaran pada semester
yang diikuti.
4. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan kerajinan
pada semester yang diikuti.
5. Ketidakhadiran tanpa keterangan/izin maksimal 10% dari jumlah hari efektif
dan kehadiran di kelas mencapai minimal 90%.
Strategi penanganan siswa yang tidak naik kelas yakni:
1. Dilakukan pembinaan melalui kegiatan pengembangan diri BK, dengan
memberikan motivasi
b. Kriteria Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 45
Tahun 2010 :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilain minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Yakni Nilai Raport Semester 6 untuk kelompok mata pelajaran seperti tersebut
di atas paling rendah sama dengan SKM/KKM.
Nilai SKM/KKM kelompok mata pelajaran tersebut adalah :
a. Pend. Agama = 75
b. Pend. Kewarganegaraan = 75
c. Seni Budaya = 75
d. Pend. Jasmani,Olahraga dan Kesehatan = 72
3. Lulus Ujian Sekolah
Kriteria kelulusan ujian sekolah adalah sebagai berikut:
a. Nilai rata- rata dari semua Nilai Sekolah (NS) paling rendah 7,00 (tujuh
koma nol- nol)
b. Nilai Sekolah (NS) setiap mata pelajaran paling rendah 7,00 (tujuh koma
nol-nol).
4. Lulus Ujian Nasional.
Kriteria kelulusan Ujian Nasional adalah sebagai berikut .
a. Nilai rata- rata dari semua Nilai Akhir (NA) paling rendah 5,5 (lima koma
lima)
b. Nilai Akhir (NA) setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma
nol)
5. Aspek Non Akademis yang meliputi : Akhlak dan Kepribadian minimal
memperoleh predikat baik (B).
Strategi penanganan siswa yang tidak lulus yakni:
1. Dilakukan pembinaan melalui kegiatan pengembangan diri BK dengan
memberikan motivasi
2. Diikutkan dalam program ujian ulang atau ujian susulan atau ujian paket B
C. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
I. Mata Pelajaran
Merujuk pada Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan