• Tidak ada hasil yang ditemukan

122314339 DOKUMEN1 smpn2trenggalek id. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "122314339 DOKUMEN1 smpn2trenggalek id. pdf"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

K

K

U

U

R

R

I

I

K

K

U

U

L

L

U

U

M

M

S

S

M

M

P

P

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

2

2

T

T

R

R

E

E

N

N

G

G

G

G

A

A

L

L

E

E

K

K

A

A

l

l

a

a

m

m

a

a

t

t

:

:

J

J

l

l

.

.

M

M

a

a

s

s

t

t

r

r

i

i

p

p

-

-

T

T

r

r

e

e

n

n

g

g

g

g

a

a

l

l

e

e

k

k

D

D

I

I

N

N

A

A

S

S

P

P

E

E

N

N

D

D

I

I

D

D

I

I

K

K

A

A

N

N

K

K

A

A

B

B

U

U

P

P

A

A

T

T

E

E

N

N

T

T

R

R

E

E

N

N

G

G

G

G

A

A

L

L

E

E

K

K

(2)

K

K

U

U

R

R

I

I

K

K

U

U

L

L

U

U

M

M

S

S

M

M

P

P

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

2

2

T

T

R

R

E

E

N

N

G

G

G

G

A

A

L

L

E

E

K

K

A

A

l

l

a

a

m

m

a

a

t

t

:

:

J

J

l

l

.

.

M

M

a

a

s

s

t

t

r

r

i

i

p

p

-

-

T

T

r

r

e

e

n

n

g

g

g

g

a

a

l

l

e

e

k

k

D

D

I

I

N

N

A

A

S

S

P

P

E

E

N

N

D

D

I

I

D

D

I

I

K

K

A

A

N

N

K

K

A

A

B

B

U

U

P

P

A

A

T

T

E

E

N

N

T

T

R

R

E

E

N

N

G

G

G

G

A

A

L

L

E

E

K

K

(3)

Lembar Penetapan/Pengesahan

Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan diketahui

Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek , dengan ini

Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek Tahun Pelajaran 2011/2012

ditetapkan/disahkan untuk diberlakukan.

Ditetapkan/ Disahkan

Di

: Trenggalek

Mengetahui :

Tanggal

: 22 Juli 2011

Ketua Komite Sekolah

Kepala sekolah

Suyadi,S.Ag.

H. Sugiyanto, S.Pd.

NIP.195508121977111001

Mengesahkan

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek

Propinsi Jawa Timur

tanggal ...

Drs. Kusprigianto, M.M.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan telah tersusunnya

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)-SMP Negeri 2 Trenggalek tahun pelajaran

2011/2012 ini. Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek ini merupakan pengembangan dan

penyempurnaan dari kurikulum tahun pelajaran 2010/2011 dan disusun melalui serangkaian

tahapan kegiatan yang dimulai dari penyiapan dan penyusunan draf, reviu, revisi, serta

finalisasi sampai pemantapan.

Tim penyusun yang terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua

merangkap anggota, dengan melibatkan komite sekolah, nara sumber, serta pihak lain yang

terkait telah berusaha secara maksimal agar terwujud kurikulum yang aspiratif dan aplikatif

yang dapat digunakan sebagai pedoman sekaligus acuan bagi tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan di SMP Negeri 2 Trenggalek.

Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang

ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kurikulum ini disusun berdasarkan hasil analisis konteks yang telah dilakukan dengan

memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan

sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik yang ada di SMP Negeri 2 Trenggalek.

Penyusun menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari

kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini secara

realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Semoga dengan adanya kurikulum ini dapat bermanfaat dalam peningkatan dan

pembinaan mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Trenggalek.

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………. ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ……… iv

BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang/Rasional ………..……….. 1

B. Landasan/Dasar Hukum ……… 2

C. Tujuan Pengembangan KTSP ……… 3

D. Prinsip Pengembangan KTSP ... 3

E. Analisis Konteks (Deskripsi Singkat) ……….. 4

BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN 6 A. Tujuan Pendidikan ………. 6

1. Tujuan Pendidikan Nasional ……… 6

2. Tujuan Pendidikan Dasar ……….. 6

B. Visi Sekolah ………. 6

C. Misi Sekolah ……… 7

D. Tujuan Sekolah ……… 7

E. Profil Sekolah ……….. 9

BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 11 A. Struktur Kurikulum ………. 11

B. Muatan Kurikulum ………. 17

1. Muatan Mata Pelajaran ……….. 17

2. Muatan Muatan Lokal ……….. 23

3. Muatan Program Pengembangan Diri ………. 24

4. Pengaturan Beban Belajar ………. 26

5. Ketuntasan Belajar Minimal ……….. 26

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ……….. 27

C. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ……….. 28

BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN 34

BAB V. PENUTUP 35

DAFTAR LAMPIRAN 36

1. Kalender Pendidikan

2. Program Kegiatan Kurikuler

3. SK Tim Pengembang Kurikulum

4. Berita Acara Rapat Pengembangan Kurikulum

5. Daftar Hadir Rapat Pengembangan Kurikulum

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang/Rasional

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi

tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi

daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari

tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan

pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada

standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum.

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap satuan pendidikan di

bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan. Dengan kata lain kurikulum harus

dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan

penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah,

dengan mempertimbangkan kepentingan nasional, dan tuntutan global dengan semangat

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yakni model pengelolaan sekolah berdasarkan

kekhasan, kebolehan, kemampuan dan kebutuhan sekolah. Dengan batasan seperti ini

maka dalam pengelolaan sekolah khususnya dalam menyusun kurikulum, maka MBS

menjamin adanya keberagaman, namun harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan

nasional. Tidak ada lagi penekanan pada keseragaman dan dijamin adanya keberagaman.

Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang

menyangkut kurikulum. Sebagai Acuan Operasional dalam Penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

(7)

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 7. Agama

8. Dinamika perkembangan global

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11. Kesetaraan Jender

12. Karakteristik satuan pendidikan

B. Landasan/Dasar Hukum

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 2 Trenggalek

merujuk dan berpedoman pada :

1. UU no 20 Tahun 2003 pasal ; 35,36,37,42,43.59,60,61.

a. Pasal 35, ayat 2 : Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan

pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, dan pembiayaan.

b. Pasal 36, ayat 2 : Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,

potensi daerah, dan peserta didik.

c. Pasal 37, ayat 1 : Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat;

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, senidan budaya, pendidikan jasmani

dan olahraga, ketrampilan/kejuaruan, muatan lokal.

d. Pasal 42, ayat 1 : Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai

dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

e. Pasal 43, ayat 2 : Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.

f. Pasal 59, ayat 1 : Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap

pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

g. Pasal 60, ayat 2 : Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dalakukan

oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk

akuntabilitas publik.

h. Pasal 61, ayat 1 : Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan

terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah

lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan

nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi

(8)

penilaian pendidikan. Penyusunan Kurikulum tingkat satuan Pendidikan mengacu pasal

26 dan 27 yang isinya sebagai berikut;

a. Pasal 26, ayat 1 : Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar

bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasaan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut.

b. Pasal 27, Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar menengah dan pendidikan

non formal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri

(Permen).

3. Permen diknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

4. Permen diknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

5. Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen 22 dan 23 tahun 2006

6. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 24 Tahun 2006.

7. Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian.

C. Tujuan Pengembangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan-SMP Negeri 2 Trenggalek ini disusun sebagai

pedoman operasional penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan di SMP Negeri 2 Trenggalek.

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan

peserta didik untuk :

a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b) Belajar untuk memahami dan menghayati;

c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;

d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan

e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan.

D. Prinsip Pengembangan KTSP

Dalam pelaksanaannya KTSP juga harus dikembangkan dengan prinsip diversifikasi

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

(9)

didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

E. Analisis Konteks (Deskripsi Singkat)

Analisis konteks merupakan langkah awal dari serangkaian proses penyusunan

dokumen KTSP. Demikian juga dalam penyusunan Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek ini,

pada awalnya dikembangkan sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan yang oleh

sekolah disesuaikan dengan situasi dan konteks yang ada di SMP Negeri 2 Trenggalek.

(10)

Nasional Pendidikan yang ada, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Keleluasaan sekolah dalam mengembangkan kurikulum tentu juga diikuti dengan

analasis situasi di SMP Negeri 2 Trenggalek untuk mencapai lingkup Standar Nasional

Pendidikan (SNP) yang sudah ditetapkan, di antaranya Standar Isi (SI) dalam

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam

Permendiknas nomor 23 tahun 2006 dan Standar Proses dalam Permendiknas nomor 41

tahun 2007.

Hasil analisis tersebut merupakan dasar pijakan untuk menentukan kedalaman dan

keluasan target-target yang ditetapkan, budaya yang akan dibangun, tujuan yang ingin

dicapai, serta isi dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan bermutu di SMP

Negeri 2 Trenggalek. Pencapaian tujuan pendidikan bermutu tersebut sesuai dengan UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 5, yaitu “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Sedangkan Tujuan dilakukan Analisis Sekolah ini adalah untuk:

1. Memperoleh gambaran nyata kondisi SMP Negeri 2 Trenggalek

2. Memperoleh gambaran nyata situasi SMP Negeri 2 Trenggalek

3. Memperoleh gambaran nyata potensi SMP Negeri 2 Trenggalek

4. Memperoleh gambaran nyata potensi daerah, yang ada di Kab. Trenggalek khususnya dan Prov. Jawa Timur pada umumnya.

Dalam penyusunan Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek ini, analisis konteks

berwujud evaluasi diri (self evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dilakukan dengan

menerapkan pendekatan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

Dalam hal ini diterapkan kajian lingkungan internal untuk memahami strengths (kekuatan)

dan weaknesses (kelemahan), serta kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap

opportunities (peluang) dan threats (tantangan). Adapun dalam pelaksanaannya analisis

konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal sebagai berikut:

1. Identifikasi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Proses.

2. Kajian internal terkait kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan) yang meliputi:

(a) peserta didik, (b) pendidik dan tenaga kependidikan, (c) sarana dan

prasarana, (d) biaya, (e) program-program.

3. Kajian eksternal terkait situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang dilihat dari

masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi: (a) komite sekolah, (b) dewan

pendidikan, (c) dinas pendidikan, (d) asosiasi profesi, (e) dunia industri dan dunia

kerja, (f) sumber daya alam dan sosial budaya.

Adapun hasil lengkap secara rinci dari analisis konteks yang telah dilakukan oleh

(11)

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

2. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah

Dilandasi cita-cita bersama dengan melihat situasi, kondisi dan karakteristik yang

ada di SMP Negeri 2 Trenggalek dengan memperhatikan masukan dari warga sekolah,

komite sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan, dan selaras dengan Visi Dinas

Pendidikan Kabupaten Trenggalek serta Visi Pendidikan Nasional maka diputuskan oleh

rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dan ditetapkan dengan surat

keputusan Kepala Sekolah Nomor: 800/102/406.055.201/2008 pada tanggal 7 Juli 2008 tentang Visi SMP Negeri 2 Trenggalek yakni:

“Bermutu, Berbudaya, Berwawasan Lingkungan dan Berlandaskan

IMTAQ”

Adapun indikator yang dikembangkan dari visi tersebut adalah:

1. Terwujudnya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

aplikatif, adaptif dan proaktif.

2. Terwujudnya lulusan yang cerdas, terampil, kreatif dan kompetitif.

3. Terwujudnya warga sekolah yang sehat fisik dan psikis.

4. Terwujudnya warga sekolah yang cinta tanah air, berbudi pekerti luhur, dan taat

menjalankan agama yang dianut.

5. Terwujudnya hubungan kekeluargaan yang harmonis antar warga sekolah dan dengan

orang tua / wali murid serta masyarakat lingkungan sekolah.

6. Terselenggaranya proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, efisien dan

menyenangkan.

7. Terpenuhinya prasarana dan sarana pendidikan yang memadai, relevan dan mutakhir

(berbasis IT).

8. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten, profesional dan etos

kerja tinggi.

(12)

10. Terwujudnya standar penilaian pendidikan.

11. Terwujudnya penggalangan dan pengelolaan biaya pendidikan yang transparan dan

akuntabel.

12. Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang dan asri.

13. Terwujudnya Gerakan Disiplin Nasional (GDN) melalui budaya kerja, budaya tertib dan

budaya bersih.

C. Misi Sekolah

Sebagai upaya/ tindakan untuk mewujudkan visi beserta indikator yang telah

dirumuskan di atas, selanjutnya dijabarkan menjadi misi sekolah yang dapat dijadikan

sebagai dasar dan arah untuk terjadinya perubahan dan perkembangan sekolah yakni

sebagai berikut:

1. Mewujudkan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

aplikatif, adaptif dan proaktif.

2. Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif.

3. Mewujudkan warga sekolah yang sehat fisik dan psikis.

4. Mewujudkan warga sekolah yang cinta tanah air, berbudi pekerti luhur, dan taat

menjalankan agama yang dianut.

5. Mewujudkan hubungan kekeluargaan yang harmonis antar warga sekolah dan dengan

orang tua / wali murid serta masyarakat lingkungan sekolah.

6. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, efisien dan

menyenangkan.

7. Memenuhi prasarana dan sarana pendidikan yang memadai, relevan dan mutakhir

(berbasis IT).

8. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikanyang kompeten, profesional dan etos

kerja tinggi.

9. Mewujudkan standar pengelolaan pendidikan.

10. Mewujudkan standar penilaian pendidikan.

11. Mewujudkan penggalangan dan pengelolaan biaya pendidikan yang tansparan dan

memadai.

12. Mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang dan asri.

13. Mewujudkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN) melalui budaya kerja, budaya tertib dan

budaya bersih.

D. Tujuan Sekolah

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah tahapan atau langkah untuk

mewujudkan visi dan misi sekolah dalam jangka waktu tertentu, yang merupakan rumusan

mengenai apa yang diinginkan pada kurun waktu tertentu.

Setelah mengakomodasi masukan dari berbagai pihak terkait termasuk komite

(13)

dewan pendidikan yeng dipimpin oleh Kepala Sekolah tentang tujuan situasional/ sasaran

sekolah di SMP Negeri 2 Trenggalek dalam jangka waktu 1 tahun ke depan yaitu:

1. Sekolah mengembangkan Buku-1 KTSP (Dokumen-1 KTSP).

2. Sekolah mengembangkan Buku-2 KTSP (Dokumen-2 KTSP).

3. Sekolah mengembangkan Bahan Ajar, Modul, Buku Teks.

4. Sekolah mengembangkan Panduan penyelenggaraan Ujian/Ulangan

5. Sekolah mengembangkan Dokumen Perangkat Kurikulum.

6. Sekolah memenuhi persiapan pembelajaran.

7. Sekolah memenuhi persyaratan pembelajaran.

8. Sekolah meningkatkan pelaksanaan pembelajaran.

9. Sekolah meningkatkan pelaksanaan penilaian pembelajaran.

10. Sekolah meningkatkan pengawasan proses pembelajaran.

11. Sekolah mengembangkan SKL

12. Sekolah meningkatkan prestasi bidang akademik.

13. Sekolah meningkatkan prestasi bidang non akademik.

14. Sekolah meningkatkan angka kelulusan.

15. Sekolah meningkatkan jumlah yang melanjutkan studi.

16. Sekolah mengembangkan kepribadian siswa

17. Sekolah meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah).

18. Sekolah meningkatkan kompetensi tenaga pendidik (guru).

19. Sekolah meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan lainnya.

20. Sekolah memenuhi sarana dan prasarana minimal.

21. Sekolah memenuhi sarana dan prasarana lainnya.

22. Sekolah memenuhi fasilitas pembelajaran dan penilaian.

23. Sekolah mengembangkan Budaya dan Lingkungan Sekolah

24. Sekolah memenuhi perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja daan

sekolah.

25. Sekolah memenuhi struktur organisasi dan mekanisme kerja sekolah.

26. Sekolah meningkatkan supervisi, monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah.

27. Sekolah meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan.

28. Sekolah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

29. Sekolah mengembangkan Standard ISO 9001.

30. Sekolah meningkatkan sumber dana pendidikan.

31. Sekolah mengembangkan pengalokasian dana.

32. Sekolah mengembangkan penggunaan dana.

33. Sekolah meningkatkan pelaporan penggunaan dana.

34. Sekolah mengembangkan unit/unit produksi/unit usaha sekolah.

35. Sekolah mengembangkan biaya operasi satuan pendidikan

36. Sekolah mengembangkan sistem penilaian

(14)

38. Sekolah mengembangkan dokumen perangkat penilaian dan Laporan Hasil Belajar.

39. Sekolah mengembangkan penyelenggaraan berbagai model evaluasi.

40. Sekolah mengoptimalkan pelaksanaan Ujian Nasional.

41. Sekolah mengoptimalkan pelaksanaan Ujian Sekolah.

E. Profil Sekolah

Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Trenggalek 2. No. Statistik Sekolah : 20.1.05.1 7.01.002

3. Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2 4. Alamat Sekolah : Jalan Mastrip

: (Kecamatan) Trenggalek : (Kabupaten/Kota) Trenggalek : (Propinsi) Jawa Timur

5. Telepon/HP/Fax : 0355-791096

6. Status Sekolah : Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu) 7. Nilai Akreditasi Sekolah : A Skor = 89

8. Luas Lahan, dan jumlah rombel

Luas Lahan : 13.150 m2 jumlah ruang pada lantai 1 : 18

jumlah ruang pada lantai 2 : - jumlah ruang pada lantai 3 : - +

Jumlah Rombel : 18

9. Prosentase ruang kelas yang sudah berbasis IT : 9 ruang (33 %) . Seluruh lokasi sekolah terjangkau HOTSPOT

10. Data Siswa 4 (empat tahun terakhir):

Th. Pelajaran

Jml Pendaftar

(Cln Siswa Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Jumlah

(Kls. VII + VIII + IX)

Jml Siswa Jumlah

Rombel Jml Siswa

Jumlah

Rombel Jml Siswa

Jumlah

Rombel Siswa Rombel

2008/2009 210 180 5 182 5 162 5 524 15

2009/2010 226 204 6 178 5 181 5 563 16

2010/2011 203 202 6 204 6 178 5 584 17

2011/2012 198 195 6 199 6 203 6 597 18

11. a) Data Ruang Kelas

Keterangan Jumlah Ruang

Ruang kelas Asli (a) 15

Ruang lain yang digunakan untuk Ruang

Kelas (b) 3

(15)

Keterangan Jumlah Ruang

Jumlah Ruang Kelas seluruhnya ( a + b ) 18

b). Data Ruang Penunjang Lain (RPL)

Uraian Jum.

Ruang Kondisi Baik Kondisi Rusak Kategori Kerusakan

Ruang Kelas 15 15 - -

Perpustakaan 1 - - -

R. Lab IPA 1 - - -

Keterampilan 1 - - -

Lab. Komputer 1 - - -

8. Data Guru dan Tata Usaha

Jumlah Guru /

Staf Bagi SMP Negeri Bagi SMP Swasta Keterangan

Guru Tetap PNS 40 orang - Termasuk KS

Guru Tidak Tetap - orang - -

Guru PNS DPK - orang - -

Staf Tata Usaha 10 orang - -

9. Perbandingan Standar Pelayanan Minimal

(

SPM) Nasional dan Kondisi Nyata Satuan Pendidikan

No. Indikator Tolok Ukur

Nasional

Kondisi Nyata

1. Angka mengulang 0,2 % 0,17 %

2. Tingkat penyelesaian sekolah 100 % 100 %

3. Tingkat kelulusan 100 % 100 %

4. Penilaian eksternal melalui uji mutu/sampel 90 % 95 %

5. Rasio guru mata pelajaran per rombongan belajar 90 % 100 %

6. Ketersediaan guru dan kepala sekolah 100 % 100 %

7. Guru yang layak mengajar 90 % 100 %

8. Siswa memiliki buku pelajaran 90 % 90 %

9. Tanggung jawab guru mengajar dan kegiatan

lainnya 90 % 100 %

10. Ketersediaan tenaga kependidikan nonguru 70 % 100 %

11. Prasarana sekolah 90 % 80 %

12. Kondisi sosial ekonomi wali murid 75 % 60 %

(16)

BAB III

STRUKTUR KURIKULUM, MUATAN KURIKULUM DAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

A. Struktur Kurikulum

Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata

pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan individu

sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik

pada setiap satuan pendidikan. Program pendidikan terdiri dari Pendidikan Umum,

Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus. Pendidikan Umum meliputi tingkat satuan

pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah

atas (SMA). Pendidikan Kejuruan terdapat pada sekolah menengah kejuruan (SMK).

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum

pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta

didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi

yang dimaksud terdiri dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Struktur kurikulum SMP memuat 3 komponen, yaitu Mata Pelajaran, Muatan Lokal,

dan Pengembangan Diri.

1. Komponen Mata Pelajaran,

Komponen mata pelajaran, yang memuat 10 mata pelajaran. Kelompok mata pelajaran

tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana

diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan

alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum.

 Komponen Mata Pelajaran dikelompokkan sebagai berikut:

a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d. kelompok mata pelajaran estetika;

e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

2. Komponen Muatan Lokal,

Komponen muatan lokal (pendidikan multi kultur) merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi kearifan lokal dalam upaya hidup bersama dalam

keanekaragaman budaya, suku, agama, dan menanamkan kecintaan peserta didik

terhadap lingkungan dan ekosistem sekitar termasuk keunggulan lain sekitar sekolah.

Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata

pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan

(17)

setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Pengaturan beban belajar

menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum.

3. Komponen Pengembangan Diri.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.

Pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum. Pengembangan

diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,

dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan

diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang

dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri

dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan

dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier

peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah

remaja

Adapun Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek yang memuat mata

pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri ditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX yaitu:

 Komponen Mata Pelajaran

Mencakup 10 mata pelajaran yakni: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan

Jasmani Olah Raga dan Kesehatan serta Teknologi Informasi dan Komunikasi.

 Komponen Muatan Lokal yang di pilih adalah: a. Bahasa Daerah/ Jawa.

b. Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup (PPLH).

c. Keterampilan Jasa.

 Komponen Pengembangan Diri

Berdasarkan kondisi objektif SMPN 2 Trenggalek, kegiatan pengembangan diri yang

dipilih dan ditetapkan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan Konseling

b. Pramuka

c. Kesenian

d. Olahraga

e. Kegiatan Keagamaan

Sesuai dengan ketentuan KTSP seperti yang tertuang pada lampiran Permen

Diknas Nomor 22 Tahun 2006, bahwa jumlah jam pembelajaran pada mata pelajaran dan

muatan lokal pada struktur kurikulum SMP/MTs adalah 32 jam pembelajaran setiap minggu

(18)

dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara

keseluruhan.

Dengan memperhatikan situasi dan kondisi riil di SMPN 2 Trenggalek, dengan

mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, dan sesuai hasil analisis konteks yang

telah dilakukan, maka perlu dilakukan penambahan jam pembelajaran baik pada mata

pelajaran maupun muatan lokal, yakni sejumlah 10 (sepuluh) jam pembelajaran per

minggu. Sehingga total jam pembelajaran per minggu menjadi 42 (empat puluh dua).

Penambahan jam pembelajaran tersebut juga didasarkan pada:

1. Hasil rapat koordinasi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek dengan Kepala

Sekolah SMP Negeri dan Swasta se-Kabupaten Trenggalek pada tanggal 20 Juli 2011 di

SMP Negeri 1 Trenggalek tentang Struktur Kurikulum;

2. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Trenggalek nomor: 421/3750/406.051/2011

tanggal 21 Juli 2011, tentang: Alokasi Waktu Pada Pengembangan Struktur Kurikulum

SD, SMP, SMA dan SMK Kabupaten Trenggalek Tahun 2011.

Adapun pola dan susunan Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek secara

lengkap seperti tertera pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 2 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 6

4 Bahasa Inggris 4 4 4

5 Matematika 5 6 5

6 Ilmu Pengetahuan Alam 5 4 6

7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 6

8 Seni Budaya 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 10 Ketrampilan / Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2 2

1 Bahasa Daerah 3 3 2

2 Keterampilan Jasa 3 3 2

3 Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup 1 1 1

2* 2* 2*

1 BK 2 Pramuka 3 Kesenian 4 Olahraga

5 Kegiatan Agama

42 42 42

Koponen Kelas dan Alokasi Waktu

B. Muatan Lokal

C. Pengembangan Diri

JUMLAH

Keterangan :

(19)

Adapun secara rinci penambahan jam pembelajaran pada mata pelajaran dan

muatan lokal yang di pilih masing-masing meliputi:

1. Komponen Mata Pelajaran, yang terdiri:

a. PKn dari 2 JP menjadi 3 JP (untuk kelas VII dan VIII)

b. Bahasa Indonesia dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas IX)

c. Matematika dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas VIII) dan

dari 4 JP menjadi 5 JP (untuk kelas VII dan IX)

d. IPA dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas IX) dan

dari 4 JP menjadi 5 JP (untuk kelas VII)

e. IPS dari 4 JP menjadi 6 JP (untuk kelas VII, VIII dan IX)

2. Komponen Muatan Lokal, yang terdiri:

a. Bahasa Daerah dari 2 JP menjadi 3 JP (untuk kelas VII dan VIII)

b. Keterampilan Jasa dari 2 JP menjadi 3 (JP untuk kelas VII dan VIII)

c. Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup (PPLH), dengan alokasi waktu

masing-masing 1 JP (untuk kelas VII, VIII dan IX)

Sedangkan alasan penambahan jam pada mata pelajaran maupun pada muatan

lokal tersebut secara umum adalah:

 Mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, agar pencapaian kompetensi dapat maksimal sesuai yang diharapkan. Kompetensi yang dimaksud yakni seperti yang telah

ditetapkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang

dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dari masing-masing

mata pelajaran tersebut.

 Di samping itu juga, dalam rangka menyukseskan tujuan pendidikan, baik Tujuan Pendidikan Nasional maupun Tujuan Pendidikan Dasar, demikian juga untuk

menyukseskan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah seperti yang telah diuraikan pada bab II

di atas.

 Demikian juga penambahan jam pada mata pelajaran maupun pada muatan lokal tersebut selaras dan sejalan dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di

mana dalam pengelolaan sekolah berdasarkan pada: kekhasan, kebolehan,

kemampuan dan kebutuhan sekolah.

 Penambahan jam pada mata pelajaran dan muatan lokal tersebut juga untuk memenuhi beban kerja guru seperti yang telah diamanatkan oleh:

 Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang: Guru dan Dosen, pasal 35 ayat 2: “Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40

(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu”

 Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang: Guru, pasal 52 ayat 2: “Beban

kerja Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi 24 (dua

(20)

muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang

memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah”

 Permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang: Pemenuhan Beban Kerja Guru Dan

Pengawas Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1, yakni: “Beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40

(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan

pendidikan yang memiliki izin pendirian dari pemerintah atau pemerintah daerah”.

 Selain alasan seperti yang telah diuraikan di atas, penambahan jam pada mata pelajaran tersebut juga melihat kondisi riil yang ada di SMP Negeri 2 Trenggalek, di

mana perbandingan jumlah rombel dan ketersediaan tenaga pengajar yang tidak

seimbang. Sehingga perlu dilakukan penambahan jam untuk memenuhi beban kerja

guru seperti telah diuraikan di atas. Penambahan jam pembelajaran juga dimaksudkan

untuk menjaga suasana kerja yang kondusif serta mengantisipasi dampak negatif yang

mungkin muncul, agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan yang akhirnya dapat

menurunkan kinerja guru karena alasan keadilan dan pemerataan beban kerja.

Adapun secara khusus alasan penambahan jam pada masing-masing mata

pelajaran dan pemilihan muatan lokal, dapat kami uraikan sebagai berikut:

1. Mata pelajaran PKn

 Dengan dilandasi keprihatinan yang mendalam terhadap kenyataan atas

merosotnya rasa nasionalisme dan nilai-nilai luhur bangsa yang disebabkan pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat

melanda dunia.

 Melihat keluasan dan kedalaman materi serta tujuan mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan yakni mengembangkan kompetensi sebagai berikut:

 memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif, sehingga

mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.

 memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara

demokratis dan bertanggung jawab.

 memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang

berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

 Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak

dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Aspek-aspek kompetensi tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),

keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter

kewarganegaraan (civic dispositions). Dengan kata lain mata pelajaran PKn

dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan

status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

(21)

2. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.

 Ketiganya merupakan pelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan dianggap penting karena termasuk dalam mata pelajaran yang di uji nasionalkan.

 Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mencakup kemampuan

berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek: medengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek itu merupakan aspek yang

terintegrasi dalam pembelajaran dengan sangat banyaknya kompetensi dasar (KD)

yang harus dicapai oleh peserta didik.

 Mata pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang ditakuti (menjadi “momok”) bagi kebanyakan peserta didik, karena melibatkan perhitungan angka-angka dan rumus yang diperlukan tingkatan dan kemampuan berfikir lebih tinggi dari pada hanya sekedar hafalan karena di dalamnya mencakup logika dan analisa.

 Cakupan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yang meliputi materi mata pelajaran Fisika dan Biologi yang keduanya mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Disamping itu mata pelajaran IPA juga melibatkan kegiatan praktik di laboratorium.

3. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

 Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980;20). Melihat tujuan tersebut dapat kita ketahui betapa pentingnya mata pelajaran IPS dalam rangka membekali peserta didik menghadapi kompleksnya permasalahan sosial di masyarakat.

 Mengingat banyaknya cakupan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, yang meliputi materi mata pelajaran Geografi, Ekonomi dan Sejarah serta Sosiologi. Dari keempat sub mata pelajaran tersebut, masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda serta mempunyai tingkat keluasan dan kedalaman materi yang sangat beragam. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya pembelajaran mata pelajaran IPS disampaikan dalam bentuk IPS terpadu, hal ini dimaksudkan untuk efektifitas dan efisiensi terkait dengan penambahan waktu 2 jp tersebut.

4. Muatan lokal Bahasa Daerah

 Lebih dari sekedar alasan karena merupakan mulok wajib Provinsi Jawa Timur, namun juga dilandasi rasa keprihatinan yang mendalam, atas merosotnya etika,

moral, tata krama dan budi pekerti atau sikap/perilaku peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari. Bahkan jika dilihat dari capaian prestasi akademik

menunjukkan nilai Bahasa Inggris rata-rata lebih baik dari pada Bahasa

Daerah/Jawa.

 Kondisi riil di SMP Negeri 2 Trenggalek saat ini ada 2 orang guru mata pelajaran

(22)

menjadi dasar pertimbangan dalam penambahan jam pembelajaran pada muatan

lokal Bahasa Daerah/Jawa.

5. Muatan lokal Keterampilan Jasa

 Selain karena merupakan mulok wajib Sekolah, mulok Keterampilan Jasa dianggap penting dan mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Di samping itu juga dalam

rangka membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

memadai, karena banyak lulusan SMPN 2 Trenggalek yang melanjutkan ke SMK,

khususnya jurusan dan tata buku dan akutansi.

 Seperti pada mata pelajaran Bahasa Daerah, kondisi riil di SMP Negeri 2 Trenggalek

saat ini ada 2 orang guru mata pelajaran Keterampilan, sedangkan jumlah rombel

ada 18 (delapan belas). Hal ini juga menjadi dasar pertimbangan dalam memilih

dan penambahan jam pembelajaran muatan lokal Keterampilan Jasa.

6. Muatan lokal Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup (PPLH)

 Selain merupakan mulok wajib Pemerintah Kabupaten Trenggalek, masalah lingkungan juga merupakan isu nasional bahkan internasional yang harus kita sikapi

dan kita tangani secara serius. Untuk itu pemilihan mulok PPLH dimaksudkan untuk

mengembangkan kompetensi kearifan lokal dalam menanamkan kepedulian dan

kecintaan peserta didik terhadap lingkungan dan ekosistem secara global. Mata

pelajaran PPLH juga sejalan dengan program sekolah adiwiyata, dimana SMP

Negeri 2 Trenggalek telah ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Kab.

Trenggalek sejak tahun 2009.

Selain pemanfaatan jam pembelajaran tambahan seperti di atas, SMP Negeri 2

Trenggalek juga mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya mengadakan program

remediasi bagi peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal.

B. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum meliputi: mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri,

pengaturan beban belajar, kriteria ketuntasan belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas

dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan

global.

1. Muatan Mata Pelajaran

Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang

akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan

pendekatan tertentu.

Diskripsi mata pelajaran meliputi ruang lingkup materi, tujuan mata pelajaran,

(23)

Tabel 2. Deskripsi Mapel, Ruang Lingkup dan Metode Pembelajaran

Mata

Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan

Pembelaja

1. Al Qur’an dan Hadits 2. Aqidah

3. Akhlak 4. Fiqih

5. Tarikh dan Kebudayaan Islam.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan

peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi:

1. menumbuhkembangkan didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam

(24)

Mata

Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan

Pembelaja

Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,

penghormatan dan perlindungan HAM 4. Kebutuhan warga negara

meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat,

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis 2. Menghargai dan bangga

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 3. Memahami bahasa Indonesia

dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk lisan dan tulis untuk

mencapai tingkat literasi functional

(25)

Mata

Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan

Pembelaja menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;

2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount,

narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;

3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks

komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan

3. Geometri dan Pengukuran 4. Statitiska dan peluangg.

meningkatkan daya saing akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada

pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang

meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model

(26)

Mata

Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan

Pembelaja

1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

2. Materi dan Sifatnya 3. Energi dan Perubahannya 4. Bumi dan Alam Semesta

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2. Waktu, Keberlanjutan, dan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya 2. Mengembangkan pemahaman

tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin

tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

(27)

Mata

Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan

Pembelaja

3. Sistem Sosial dan Budaya 4. Perilaku Ekonomi dan

Kesejahteraan.

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya 2. Seni musik, mencakup

kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik 3. Seni tari, mencakup

keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa

rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari

4. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran

lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan

kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya 2. Menampilkan sikap apresiasi

terhadap seni budaya 3. Menampilkan kreativitas

melalui seni budaya 4. Menampilkan peran serta

dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih 2. Meningkatkan pertumbuhan

fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan

dan keterampilan gerak dasar 4. Meletakkan landasan karakter

(28)

Mata

Pelajaran Ruang Lingkup Tujuan

Pembelaja ran

Penilai an

10, TIK

jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3. Aktivitas senam meliputi:

ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya

1.Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan

menyajikan informasi

2.Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke perangkat lainnya.

moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang

kerjasama, percaya diri dan demokratis

6. Mengembangkan

keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan 7. Memahami konsep aktivitas

jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif

1. Memahami teknologi informasi dan komunikasi 2. Mengembangkan

keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 3. Mengembangkan sikap kritis,

kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi 4. Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi

2. Muatan Muatan Lokal

Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang

materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata

pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata

pelajaran keterampilan.

Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat

pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran

muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai

(29)

Tabel 3 : Muatan lokal dan alokasi waktu

No

. Mata Pelajaran Muatan Lokal

Alokasi Waktu (JP) /kelas

VII VIII IX

1 Bahasa Daerah 3 3 2

2 Keterampilan Jasa 3 3 2

3 Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup 1 1 1

4.

Jumlah 7 7 5

Gambaran Muatan Lokal dan ruang lingkupnya terdapat pada tabel 4 Tabel 4 : Muatan Lokal dan Ruang Lingkupnya

Mata Pelajaran

Ruang

Lingkup Tujuan Pembelajaran Penilaian

Alokas

3. Muatan Program Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran sebagai bagian

integral dari kurikulum sekolah/madrasah yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan

(30)

Kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,

minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga

kependidikan.

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,

belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler.

Pengembangan Diri di SMP Negeri 2 Trenggalek meliputi program berikut:

a. Bimbingan Karir (BK)

Dilaksanakan sebagai bagian dari program pembelajaran dengan alokasi waktu

ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran.

b. Kegiatan esktrakurikuler wajib, yakni:

- Pramuka

c. Kegiatan esktrakurikuler pilihan, terdiri dari:

- Kesenian (seni musik dan seni tari)

- Olah raga

- Kegiatan keagamaan

Pada umumnya, Program Pengembangan Diri tersebut dilaksanakan dengan jadwal

sebagai berikut:

No Jenis Kegiatan Hari Waktu

1. Pelayanan Konseling Senin -- Sabtu 07.00 – 12.00 15.00 – 16.20 15.00 – 16.20 15.00 – 16.20 15.00 – 16.20 2. Pramuka Sabtu

3. Kesenian Selasa dan Rabu

4. Olah raga Senin

5. Kegiatan Keagamaan Kamis

6. - -

a. Mekanisme pelaksanaan

Kegiatan pengembangan diri yang terprogram dilaksanakan di luar jam

pembelajaran (ekstrakurikuler) yang dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang

memiliki kualifikasi baik berdasarkan surat keputusan kepala sekolah.

b. Alokasi Waktu

Semua kelas untuk kegiatan pengembangan diri masing-masing ekuivalen

dengan 2 jam pembelajaran.

c. Penilaian

Kegiatan pengembangan diri dinilai secara kualitatif dan dilaporkan secara

berkala kepada sekolah dan orangtua siswa.

(31)

4. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program

pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem

Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah sebagai berikut:

a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk

setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu

tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang

tetap.

Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta

didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran

lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang

tercantum di dalam Standar Isi.

b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

dalam sistem paket untuk SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi.

c. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan

satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam

tatap muka.

5. Ketuntasan Belajar Minimal

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian

hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan

untuk masing-masing indikator 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan

minimal (KKM) sebagai target pencapaian kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan

tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas materi serta kemampuan sumber

daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan

kriteria ketuntasan belajar minimal untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian

kompetensi (TPK) yang berlaku di SMP Negeri 2 Trenggalek pada tahun pelajaran

(32)

No Mata Pelajaran

Nilai TPK (%) Kls.

7

Kls. 8

Kls. 9

1 Agama 75 75 75

2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75

4 Bahasa Inggris 73 73 73

5 Matematika 75 75 75

6 Ilmu Pengetahuan Alam 75 75 75

7 Ilmu Pengetahuan Sosial 75 75 75

8 Seni Budaya 75 75 75

9 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 72 72 72 10 Keterampilan/Teknologi Informasi Komunikasi 72 72 72

11 Bahasa Daerah 72 72 75

12 Keterampilan Jasa 75 75 75

13 Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup 75 75 75

a. Peserta didik yang memperoleh TPK kurang dari yang ditetapkan harus mengikuti program perbaikan (remidi), sebanyak 2 kali.

b. Peserta didik yang memperoleh TPK sama atau lebih dari yang ditetapkan dapat mengikuti program pengayaan.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan

kelas berlaku setelah siswa memenuhi persyaratan berikut, yaitu:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

3. Tidak terdapat nilai di bawah TPK maksimal 3 mata pelajaran pada semester

yang diikuti.

4. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan kerajinan

pada semester yang diikuti.

5. Ketidakhadiran tanpa keterangan/izin maksimal 10% dari jumlah hari efektif

dan kehadiran di kelas mencapai minimal 90%.

Strategi penanganan siswa yang tidak naik kelas yakni:

1. Dilakukan pembinaan melalui kegiatan pengembangan diri BK, dengan

memberikan motivasi

(33)

b. Kriteria Kelulusan

Peserta didik dinyatakan lulus, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 45

Tahun 2010 :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

2. Memperoleh nilain minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian kelompok mata pelajaran

estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Yakni Nilai Raport Semester 6 untuk kelompok mata pelajaran seperti tersebut

di atas paling rendah sama dengan SKM/KKM.

Nilai SKM/KKM kelompok mata pelajaran tersebut adalah :

a. Pend. Agama = 75

b. Pend. Kewarganegaraan = 75

c. Seni Budaya = 75

d. Pend. Jasmani,Olahraga dan Kesehatan = 72

3. Lulus Ujian Sekolah

Kriteria kelulusan ujian sekolah adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata- rata dari semua Nilai Sekolah (NS) paling rendah 7,00 (tujuh

koma nol- nol)

b. Nilai Sekolah (NS) setiap mata pelajaran paling rendah 7,00 (tujuh koma

nol-nol).

4. Lulus Ujian Nasional.

Kriteria kelulusan Ujian Nasional adalah sebagai berikut .

a. Nilai rata- rata dari semua Nilai Akhir (NA) paling rendah 5,5 (lima koma

lima)

b. Nilai Akhir (NA) setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma

nol)

5. Aspek Non Akademis yang meliputi : Akhlak dan Kepribadian minimal

memperoleh predikat baik (B).

Strategi penanganan siswa yang tidak lulus yakni:

1. Dilakukan pembinaan melalui kegiatan pengembangan diri BK dengan

memberikan motivasi

2. Diikutkan dalam program ujian ulang atau ujian susulan atau ujian paket B

C. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

I. Mata Pelajaran

Merujuk pada Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Gambar

Tabel 1  Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Trenggalek
Tabel 4 : Muatan Lokal dan Ruang Lingkupnya
grafik yang sesuai, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikannya secara lisan

Referensi

Dokumen terkait

2016, yang direncanakan sesuai jadwal pada aplikasi yaitu tanggal 15 Maret 2016 TIDAK dapat. dilaksanakan dengan alasan terjadi gangguan internet yang mengakibatkat

Kami mengundang seluruh civitas akademika Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang yang memiliki blog untuk mencantumkan alamat blognya di situs

Jadi, Nugget Ikan Bandeng dan Wortel adalah inovasi baru yang kami buat, yaitu menggabungkan Ikan Bandeng dan Wortel dengan bahan makanan lain yang ada dalam

Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.. Pengembangan Ekonomi Kreatif guna Menciptakan Lapangan

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

The objective of this research is to find out whether there is a significant different between the vocabulary mastery of the elementary level students of the Center of English

[r]

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik