• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: satisfactory, motivation and productivity Pendahuluan - View of PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keywords: satisfactory, motivation and productivity Pendahuluan - View of PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

R. ZAIFUL ARIEF

(Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Sampang)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dikantor Pelayanan Pajak Sampang dengan jumlah 52 responden untuk dijadikan populasi. Tujuannya adanya penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai kantor Pajak Sampang. Setelah data tersebut diperoleh, penulis menganilisis data dan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus regresi linear berganda dan penyelesaiannya menggunakan SPSS 16.0. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian dalam bentuk analisis interpretasi data yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan di kantor Pelayanan Pajak Sampang. Hal ini di buktikan karena t hitung 1.854 > t tabel 1,664 (XI), dan t hitung 1,854 > t tabel 1.664 (X2). Dengan demikian hipotesis no (Ho) ditolak. Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Motivasi dan Kinerja

ABSTRACT

This research conducted in Sampang Tax Office which population number were 52 (fifty two) respondents. The research objective is to know the effect of satisfactory and motivation on tax officers’ productivity. Than, the researcher analyzed the data and tested the hypothesis using double linear regretion and SPSS 16.0. Researcher concluded the result in interprating the data which satisfactory and motivation effected on tax officers’ productivity positively and significantly, it was proven in statictical data that t test 1.854 > t table 1,664 (XI), dan t test 1,854 > t table 1.664 (X2). So, Nol Hypothesis (H0) is rejected.

Keywords: satisfactory, motivation and productivity

Pendahuluan

Kinerja sebenarnya merupa-kan konsep yang sangat lengkap, baik pengertian maupun pengukurannya yang sering menjadi tantangan bagi peneliti teori manajemen dan perilaku organisasi. Sehingga pengukuran ki-nerja hendaknya menginteraksikan di-mensi pengukuran yang beragam. Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja berperan dalam perusa-haan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai

untuk mendukung pengembangan pe-rusahaan.

Perusahaan ini mampu bertahan karena memiliki potensi sumber daya manusia dengan kapabilitas yang be-ragam dan kompeten sehingga mam-pu menghadapi dan menjalani fungsi kegiatan produksi yang berdasarkan teknologi.

(2)

menja-min kesejahteraan para anggotanya juga berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuasaan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang dise-but motivasi. Motivasi kerja karya-wan dalam suatu organisasi dapat di-anggap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Ma-salah motivasi kerja dapat menjadi sulit dalam menentukan imbalan di-mana apa yang dianggap penting bagi seseorang karena sesuatu yang ting bagi seseorang belum tentu pen-ting bagi orang lain.

Motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunju-kan untuk memenuhi tujuan tertentu (Luthans, 2006 : 45). Apabila nilai ini tidak terjadi, maka akan terwakili in-dividu-individu yang mengeluarkan tingkat biaya tinggi, yang sebenarnya berlawanan dengan kepentingan orga-nisasi. Rendahnya kinerja karyawan dan motivasi karyawan yang dihadapi sebenarnya merupakan permasalahan klasik namun selalu update untuk didiskusikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Listianto dan Setiaji (2007) menyata-kan bahwa motivasi kerja berpenga-ruh positif dan signifikan terhadap ki-nerja karyawan. Selain itu juga pene-litian yang dilakukan oleh Prasetyo

dan Wahyuddin (2003) mendukung penelitian sebelumnya yang menyata-kan bahwa motivasi berpengaruh po-sitif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dan dalam penelitian ini juga menyatakan motivasi merupakan faktor dominan yang

Motivasi karyawan tidak kalah lebih pentingnya dalam memberikan hubungan terhadap perusahaan. Se-tiap kegiatan yang dilakukan oleh se-seorang didorong oleh suatu asaan dalam diri orang tersebut, keku-atan pendorong inilah yang disebut motivasi. Motivasi kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat diang-gap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimo-tivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya.

Motivasi juga bisa memberikan upaya lebih untuk meraih tujuan orga-nisasi, yang disebabkan oleh kemauan untuk memuaskan kebutuhan indivi-dual tersebut. Dengan adanya moti-vasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugas-nya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam menca-pai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan ter-cakup pula. Sehingga motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah ko-mitmen terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam menyele-saikan setiap pekerjaan.

(3)

peneliti. Kepuasan kerja sangat pen-ting artinya baik bagi karyawan mau-pun bagi perusahaan. Bidang ini sangat menarik perhatian para akade-misi maupun para praktisi perusaha-an. Kepuasan kerja merupakan salah satu bentuk perilaku kerja karyawan yang didefinisikan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau sisi hasil emosional yang positif atas penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. .

Alasan peneliti memilih objek di Kantor Pajak Sampang karena peneliti ingin mengatahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai. Oleh karena itu peneliti mengajukan sebuah penelitian dengan judul ”Pe -ngaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (Studi Kasus Kantor Pajak Sampang)” .

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh kepua-san kerja terhadap kinerja pega-wai Kantor Pajak Sampang ? 2. Bagaimanakah pengaruh

motiva-si terhadap kinerja pegawai Kan-tor Pajak Sampang ?

3. Bagaimanakah pengaruh kepua-san kerja dan motivasi secara ber-sama–sama terhadap kinerja pe-gawai Kantor Pajak Sampang ? Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada ti-daknya pengaruh kepuasan

kerja terhadap kinerja pega-wai Kantor Pajak Sampang. 2. Untuk mengetahui ada

ti-daknya pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Sampang

3. Untuk mengetahui ada ti-daknya pengaruh kepuasan kerja dan motivasi secara bersama-sama terhadap ki-nerja pegawai Kantor Pajak Sampang

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian kepuasan kerja

Pengertian kepuasan kerja tidak saja bermanfaat bagi perusahaan dalam usaha meningkatkan produkti-vitas kerja, tetapi juga dirasakan man-faatnya oleh karyawan sebagai salah satu upaya dari perusahaan untuk me-ningkatkan kehidupannya. Pada ahir-nya masyarakat dapat menikmati hasil yang maksimal dari upaya perbaikan tersebut.

Kepuasan afektif ini difokuskan pada suasana hati mereka saat beker-ja. Perasaan positif atau suasana hati yang positif mengindikasikan kepua-san kerja. Sedangkan kepuakepua-san kerja kognitif adalah kepuasan yang dida-patkan dari penilaian logis dan rasio-nal terhadap kondisi, peluang dan atau ”out come”.

(4)

merupa-kan suatu sikap dari individu dan merupakan umpan balik terhadap pekerjaannya.

Dari definisi tersebut dapat diar-tikan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan emosi yang menyenangkan atau positif yang dihasilkan dari peni-laian kerja seseorang atau pengala-man kerja. Terdapat tiga dimensi penting dalam kepuasan kerja.

a. Kepuasaan adalah respon emosi-onal dari situasi kerja.

b. Kepuasan kerja adalah seberapa hasil yang didapatkan atau apa-kah hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan

c. Kepuasan kerja menggambarkan pula perilaku

Seseorang dengan tingkat kepua-san kerja tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap kerja itu, sese-orang yang tidak puas dengan peker-jaannya menunjukan sikap yang nega-tif terhadap pekerjaan itu. (Robbins, 2006 : 56)

Terdapat lima karakteristik penting yang mempengaruhi kepua-san kerja, yaitu :

a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tu-gas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk be-lajar dan menerima tanggung ja-wab.

b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasa-kan dari upah atau gaji.

c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung peker-jaan.

d. Kesempatan promosi yaitu keada-an kesempatkeada-an untuk maju.

e. Rekan kerja yaitu sejauhmana re-kan kerja bersahabat dan berkom-peten.

Faktor-Faktor yang Mempengaru-hi Kepuasan Kerja

Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh karyawan. jika karyawan puas dengan pekerja-annya, maka ia akan betah bekerja pada organisasi tersebut. Dengan me-ngerti output yang dihasilkan, maka perlu kita ketahui penyebab yang bisa mempengaruhi kepuasan tersebut. Ada lima faktor penentu kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI) (Luthans dan Spector dalam Robins, 2006:52) yaitu :

1. Pekerjaan itu sendiri 2. Gaji

3. Supervisor 4. Rekan kerja Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, dan menyebabkan individu tersebut berbuat atau melakukan se-suatu. Dengan demikian motivasi me-rupakan dorongan yang terdapat da-lam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. (Hamzah, 2012:3).

(5)

untuk memenuhi tujuan tertentu (Luthans, 2006:31).

Selain itu motivasi juga meru-pakan suatu perubahan tenaga di dalam pribadi atau diri seseorang yang ditandai dengan adanya doro-ngan efektif dan reaksi – reaksi dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (McDonald dalam Wasty Soemanto, 2006 :203). Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan kei-nginan setiap anggota organisasi ber-beda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan ber-kembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003:102).

Teori motivasi terdiri dari, pertama content theories atau teori kepuasan yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, megarahkan, men-dukung dan menghentikan perilaku. Kedua adalah process theory atau teo-ri proses yaitu menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan Menurut Gibson (dalam Suharto dan Budi Cahyono,2005: 62). Dengan demikian dapat disim-pulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam (diri sendiri) atau internal tention, hal yang menye-babkan, menyalurkan dan merupakan latar belakang yang melandasi perila-ku seseorang. Manusia dalam suatu kegiatan tertentu bukan saja berbeda dalam kemampuannya, namun juga

berbeda dalam kemauan untuk me-nyelesaikan pekerjaan tersebut.

Disamping itu motivasi bukan satu-satunya yang dapat mempenga-ruhi tingkat prestasi pegawai. Ada beberapa faktor yang terlibat, yaitu tingkat kemampuan dan tingkat pe-mahaman seseorang pegawai yang diperlukan untuk mencapai prestasi tinggi. Motivasi, kemampuan dan pe-mahaman saling mendukung, jika salah satu faktor ini rendah maka tingkat prestasi cenderung menurun, walaupun faktor-faktor lain tinggi.

Motivasi timbul diakibatkan oleh dua faktor yaitu: faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang sedang faktor eksternal adalah faktor di luar diri seseorang. Pendapat lain juga menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut ins-trinsik atau faktor diluar diri sese-orang yang disebut ekstrinsik (Wahyosumidjo, 2001: 120).

Oleh karena itu, dalam me-ningkatkan nilai motivasi dapat dila-kukan dengan memberikan semangat kepada setiap pegawai dalam melak-sanakan tugas dan tanggung jawab-nya. Dorongan ini dapat berupa peng-hargaan kepada setiap pegawai yang memunyai kinerja yang baik atau memberikan kompensasi dalam ben-tuk lain sesuai dengan ketentuan yang ada.

Pengertian kinerja

(6)

pres-tasi kerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu

peker-jaan. (Maier dalam As’ad, 2003 :75).

Kinerja merupakan derajat

penyusunan tugas yang mengatur pe-kerjaan seseorang. Jadi, Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan kegiatan atau menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. (Byars dan Rue da-lam Utomo, 2006 : 57).

Aspek – Aspek Penilaian Kinerja Karyawan

1. Penilaian Kinerja

Yang dimaksud dengan system penilaian kinerja ialah proses yang mengukur kinerja karyawan. 2. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan diadakannya penilaian ki-nerja bagi para karyawan dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Tujuan evaluasi

Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan dengan mengguna-kan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi. demosi, terminasi dan kom-pensasi.

b. Tujuan pengembangan Seorang manajer mencoba un-tuk meningkatkan kinerja seo-rang karyawan dimasa yang akan datang. Sedangkan tuju-an pokok dari sistem penilaituju-an kinerja karyawan adalah:

se-suatu yang menghasilkan in-formasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi a-tau perusahaan.

Pengukuran Kinerja karyawan Untuk mencapai kedua sasaran tersebut maka digunakanlah berbagai metode pengukuran kinerja karyawan yaitu:

1. Rangking, adalah dengan cara

membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih baik.

2. Perbandingan karyawan dengan

karyawan, adalah suatu cara untuk memisahkan penilaian seseorang ke dalam berbagai faktor.

3. Skala grafis, adalah metode yang

menilai baik tidaknya pekerjaan

seorang karyawan berdasarkan

faktor-faktor yang dianggap pen-ting bagi pelaksanaan pekerjaan tersebut.

4. Checklists, adalah metode

penilai-an ypenilai-ang bukpenilai-an sebagai penilai kar-yawan tetapi hanya sekedar mela-porkan tingkah laku karyawan.

Menyangkut kepribadian, kepe-mimpinan, kemampuan dan in-tegritas pribadi.

Terdapat enam kriteria yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja secara individu.

1. Kualitas

2. Kuantitas

3. Ketepatan waktu

4. Efektivitas

5. Kemandirian

(7)

Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai

Kepuasan kerja yang dialami oleh setiap pegawa berbeda-beda. Te-tapi ada kondisi yang dapat mem-berikan kepuasan kerja dalam diri setiap pegawai. Sikap-sikap pegawai terhadap pekerjaannya dapat didasar-kan atas berbagai karakteristik yang menjadi pertimbangan setiap pekerja (pegawai) seperti gaji/upah, kondisi kerja dan kesempatan promosi.

Sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengala-man yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap masa depan.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mempunyai ke-samaan dan perbedaan terhadap pene-liti terdahulu. Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut disajikan tabel terka-it dengan penelterka-iti terdahulu sehingga bisa lebih mudah untuk dimengerti.

Sumber: Skripsi Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atas permasalahan penelitian yang si-fatnya sementara dan perlu dibuktikan kebenarannya secara faktual. Berda-sarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga kepuasan kerja

(8)

terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang.

H2 : Diduga motivasi berpengaruh

signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang.

H3 : Diduga kepuasan kerja dan

mo-tivasi secara bersama–sama ber-pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang.

METODE PENELITIAN

Definisi Konsep dan Definisi Ope-rasional Variabel

Definisi Konsep

Berdasarkan judul yang dike-mukakan diatas, dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu va-riabel terikat dengan simbol (Y) dan variabel bebas dengan simbol (X). Lebih lengkapnya pengertian variabel adalah sebagai berikut :

a) Variabel bebas (independent va-riabel). Variabel ini yang terdiri atas: Kepuasan kerja (X1),

mo-tivasi (X2).

b) Variabel terikat (dependent va-riabel). Dalam penelitian ini va-riabel terikatnya adalah Kinerja pegawai kantor (Y).

Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabelnya adalah:

1. Kepuasan Kerja (X1)

Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai pen-ting. Indikator yang digunakan

da-lam pengukuran variabel kepua-san kerja adalah pekerjaan itu signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang sendiri, gaji, supervisor dan rekan sekerja. Dengan klasi-fikasi sangat Setuju = 5, Setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2,sangat tidak setuju = 1. 2. Motivasi (X2)

Motivasi adalah proses seba-gai langkah awal seseorang mela-kukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur varia-bel motivasi adalah persepsi me-ngenai adanya tantangan peker-jaan, persepsi mengenai kemam-puan karyawan untuk mengatasi kesukaran. Dengan klasifikasi sa-ngat Setuju = 5, Setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2,sangat tidak setuju = 1.

3. Kinerja (Y)

Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan pada Pegawai Kantor Pajak Kendaraan di Sam-pang tersebut. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas, kuantitas, ketepa-tan waktu, keterampilan dan ting-kat pengetahuan karyawan, dan standar profesional kerja.

Deskripsi Populasi

(9)

pegawai (Study kasus Kantor Pajak Sampang).

Metode/Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan da-lam penelitian ini adalah data kuan-titatif dan sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder.

Metode pengumpulan data ada-lah suatu alat yang digunakan dan di-pilih oleh peneliti dalam kegiatan me-ngumpulkan data yang dikehenda-kinya, agar kegiatan perolehan data tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah, pendapat ini menurut Suhar-simi (dalam Riduwan, 2010 : 51). Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Wawancara 2) Kuesioner 3) Observasi

Metode Analisis Data

Untuk mendapatkan suatu ke-simpulan dalam memecahkan masa-lah yang dihadapi perusahaan atau dengan kata lain digunakan rumus-rumus atau perhitungan yang ber-hubungan dengan permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat digambar-kan secara spesifik.

Analisa Regresi Linier bergan-da, persamaan umumnya :

Y = a + b1X1 + b2X2 + bnXn + e

(Sugiyono, 2007 : 275) Keterangan :

Y = Kinerja Pegawai

a = Konstanta Garis Regresi x1 = Kepuasan Kerja

x2 = Motivasi

e = standar Error/Kesalahan di-anggap nol.

Teknik Pengujian Hipotesis 1. Uji F (Uji Signifikasi Simultan)

Uji F digunakan untuk menge-tahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (independent) secara simultan atau serempak terhadap vari-abel terikat (dependent) menurut Mudrajat Kuncoro dalam bukunya yang berjudul “Metode Kuantitatif” menyebutkan bahwa untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap va-riabel terikat secara simultan atau keseluruhan adalah sebagai berikut : Pada dasarnya nilai F diturunkan dari tabel ANOVA (analysis of variance) Kriteria hipotesa yang digunakan da-lam uji F ini adalah :

Ho : β = 0, Artinya apakah semua variabel bebas bukan merupakan pen-jelasan yang signifikan terhadap variabel ter-ikat

Ha : β ≠ 0, Artinya semua variabel bebas secara simu-ltan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap va-riabel terikat

Kaedah Pengujiannya adalah :

 Apabila F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha dite-rima, artinya secara simultan atau bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

(10)

mempenga-ruhi variabel terikat (Sudjono, 2009:59).

Dengan rumus Fhitung sebesar :

Fhit =

variabel dalam hal ini ada em-fisien regresi secara parsial atau satu persatu, apakah masing-ma-sing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap volu-me penjualan. Untuk volu-menguji hi-potesa ini digunakan uji t student

dengan prosedur sebagai berikut : a. Kriteria hipotesa yang digunakan dalam uji t ini adalah : tung) menurut Djarwanto (1996 : 185) adalah : tingkat kebenaran 95%.

b. Menentukan Thitung

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Diskripsi Hasil Penelitian

Pada tahap ini penulis akan menyajikan data dan informasi yang diperoleh selama pelaksanaan peneli-tian berlangsung. Penyajian data ini merupakan hasil yang diambil atau diangkat dalam penelitian yang ber-kaitan dengan masalah yang diajukan.

Uraian singkat tentang proses penelitian, dari awal sampai dipero-lehnya data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang telah di-ajukan, serta menganalisis data yang telah disusun dalam bentuk penyajian data. Sebelum dicatat ke obyek pe-nelitian, terlebih dahulu diperlukan tahap demi tahap, dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian tidak mengala-mi kesulitan dan hambatan.

(11)

ke-pada masing-masing pegawai. Pengu-kuran skor angket (kuisioner) pene-litian menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 tingkat, dimana respon-den memilih salah satu derajat nilai tersebut. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sangat setuju = 5, setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1.

Analisa Data

Hasil Penelitian Responden Ten-tang Kepuasan Kerja (X1)

Berdasarkan jawaban respon-den mengenai disiplin kerja maka dapat diketahui skor yang tertinggi bernilai 5 dan skor terendah bernilai 1 dengan batasan kategori sebagi beri-kut : Sangat tidak setuju 1, tidak setu-ju 2, kurang setusetu-ju 3, setusetu-ju 4, dan sangat setuju 5.

Mengenai kepuasan kerja yang meliputi pekerjaan itu sendiri, gaji, supervisor dan rekan sekerja. hasil kuisioner menunjukkan 15 res-ponden atau 29 % dari 52 resres-ponden yang ada menyatakan bahwa kepua-san kerja pegawai di KPP Bangkalan sangat setuju. Kemudian 24 respon-den atau 46 % menyatakan setuju 9 responden 17 % menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 6 % menya-takan tidak setuju, dan 1 atau 2 % responden menyatakan sangat tidak setuju.

Hasil Penelitian Responden Moti-vasi Kerja (X2)

Berdasarkan jawaban respon-den mengenai motivasi kerja pegawai maka dapat diketahui skor tertinggi bernilai 5 dan skor terendah bernilai 1 dengan batasan kategori sebagai

berikut : Sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, kurang setuju = 3, setuju = 4, dan sangat setuju = 5.\

Mengenai motivasi kerja ini, dilihat dari persepsi mengenai adanya tantangan pekerjaan, persepsi menge-nai kemampuan karyawan untuk me-ngatasi kesukaran, 2 responden atau 4 % menyatakan bahwa motivasi kerja pegawai di KPP Bangkalan tidak se-tuju, 14 responden atau 28 % cukup setuju, 28 responden atau 56 % me-nyatakan setuju, 8 responden atau 16 % menyatakan sangat setuju.

Hasil Penelitian Responden Kinerja Pegawai Kantor (Y)

Berdasarkan jawaban respon-den mengenai kinerja pegawai kantor, maka dapat diketahui skor tertinggi bernilai 5 dan skor terendah bernilai 1 dengan batasan kategori sebagai beri-kut : Sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, kurang setuju = 3, setuju = 4, dan sangat setuju = 5.

Mengenai kinerja pegawai kantor ini, dilihat dari kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, kete-rampilan dan tingkat pengetahuan karyawan, dan standar profesional kerja. 1 responden atau 2 % menyata-kan bahwa kinerja pegawai di KPP Sampang sangat tidak setuju, 3 res-ponden atau 6 % menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 23 % me-nyatakan kurang setuju, 25 responden atau 48 % menyatakan setuju, dan 11 atau 21 % menyatakan sangat setuju. Pengujian Hipotesis

(12)

hipote-sis yang telah dilakukan, maka disini akan dikemukakan gambaran hasil perhitungan analisis statistik penga-ruh variabel bebas X1 (Kepuasan

Ker-ja) dan X2 (Motivasi) terhadap

varia-bel terikat Y (Kinerja). Dari hubu-ngan antara X dan Y tersebut nantinya akan dapat dilihat ada tidak-nya pengaruh antara kedua variabel tersebut.

Apabila langkah statistik telah diperoleh melalui hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, maka peneliti dengan wawasan yang dimi-likinya akan dapat menganalisa angka – angka yang telah diperoleh tersebut dan akan dijabarkan secara naratif (melalui uraian – uraian yang ada) sehingga menghasilkan analisa yang relatif sempurna.

Untuk menguji apakah hipote-sis yang telah diajukan ini benar atau tidaknya, maka peneliti akan menyaji-kan serangkaian data hasil perhitu-ngan statistik yang akan dianalisa yaitu sebagai berikut:

Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresi berganda yang menjadi model dalam penelitian ini ditentukan dengan meregresikan data hasil kuisioner yaitu produk, har-ga, dan pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada kerajinan tersebut. Nilai koefisien yang dihasilkan de-ngan program SPSS versi 16.00 dan proses regresi berganda

Berdasarkan tabel hasil perhi-tungan regresi linier berganda terse-but diatas maka dapat disusun

persa-maan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 6,432 + 0,442 X1 + 0,230 X2 Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diinterpretasi-kan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 6,432 menun-jukkan jika tidak ada pengaruh kualitas produk dan pelayanan maka kepuasan konsumen me-ningkat 6,432.

b. Koefisien Kepuasan Kerja (X1)

β1= 0,442 menunjukkan besarnya

pengaruh X1 (Kepuasan kerja)

terhadap Y (Kinerja Pegawai) menunjukkan nilai positif. De-ngan kata lain jika X1 (Kepuasan

Kerja) meningkat 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan nilai Y (Kinerja Pegawai) sebesar 0,442 satuan dengan anggapan X2

(Motivasi) tetap atau konstan. c. Koefisien Motivasi (X2)

β2= 0,230 menunjukkan besarnya

pengaruh X2 (Motivasi) terhadap

Y (Kinerja Pegawai) menunjuk-kan nilai yang positif. Dengan kata lain jika X2 (Motivasi)

me-ningkat 1 satuan maka menyebab-kan kenaimenyebab-kan Y (Kinerja Pegawai) sebesar 0,230 satuan dengan ang-gapan X1 (Kepuasan Kerja) tetap

atau konstan.

Dengan analisis regresi linier berganda tersebut, maka dapat dilihat bahwa koefisien regresi yang paling besar adalah variabel kepuasan kerja yaitu sebesar 0,535.

Koefisien Determinasi

(13)

pengaruh dari variabel bebas yang dianalisi secara bersama – sama ter-hadap variabel terikat yaitu kepuasan konsumen. Berikut ini akan disajikan hasil pengelolaan data dengan meng-gunakan program SPSS versi 16.00.

Berdasarkan hasil pengelolaan di atas didapatkan bahwa koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0,485 dimana nilai tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang cukup kuat antara kepuasan ker-ja (X1) dan motivasi (X2) terhadap

kinerja pegawai kantor (Y).

Sedangkan dari hasil pengelo-laan di atas juga diperoleh nilai koe-fisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,235. Nilai tersebut mempunyai arti bahwa adanya variasi terhadap naik turunnya kinerja pegawai kantor (Y) adalah 23,5% dipengaruhi oleh peru-bahan variabel kepuasan kerja (X1)

dan motivasi (X2) secara bersama –

sama. Sedangkan sisanya yaitu sebe-sar 76,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji F yang biasa disebut dengan uji hipotesis simultan adalah sebuah pengujian statistik yang bertu-juan untuk mengetahui pengaruh se-cara bersama – sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Da-lam pengujian uji F ini digunakan signifikan 5% atau 0,05 sehingga di-dapat Ftabel 3,115. Berikut tabel

tentang uji F.

Hipotesis statistik tersebut adalah: Ho : b1+b2>0 : tidak ada

pe-ngaruh yang

signifikan an-tara kepuasan kerja dan mo-tivasi terhadap kinerja pega-wai kantor. Ha : b1+b2<0 : ada pengaruh

yang signifi-kan antara ke-puasan kerja dan motivasi terhadap ki-nerja pegawai kantor.

Dari hasil perhitungan dapat di ketahui seberapa besar pengaruh va-riabel bebas terhadap vava-riabel terikat. Dalam pengujian ini diketahui bahwa Fhitung sebesar 7,546 dan Ftabel sebesar

3,115. dan hasil tersebut dapat dike-tahui Fhitung > Ftabel (7,546 > 3,115).

Dengan demikian Ho yang menyata-kan ada pengaruh yang signifimenyata-kan an-tara kepuasan kerja, dan motivasi ter-hadap kinerja pegawai kantor diteri-ma dan Ha sebagai hipotesis altenatif ditolak.

Dari hasil perhitungan dapat pula diketahui bahwa : Fhit (7,546) >

Ftab (3,115) yang berarti kepuasan

kerja, dan motivasi bersama-sama mempengaruhi kinerja pegawai kan-tor.

(14)

masing – masing variabel bebas dengan nilai ttabel. Dalam pengujian ini

juga digunakan taraf signifikan sebesar 5% =0,05 dan df = n – k – 1 = 49

Hasil penelitian pengaruh ke-puasan kerja terhadap kinerja pegawai untuk menguji hipotesa yang me-nyatakan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, maka digu-nakan uji t student dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Ho : b1 > 0 (tidak ada pengaruh

X1 terhadap Y)

Ha : b1 > 0 (ada pengaruh X1

terhadap Y)

 Nilai Ttabel =1,664

 Hasil Thitung = 3,109

Kriteria pengujian :

Ho diterima jika -t (a/2, n-k) < thitung <

t (a/2,n-k)

Ho ditolak jika thitung > t (a/2, n-k)

atau < -t (a/2, n-k)

Karena thitung (3,109) > ttable

(1,664) maka Ho ditolak, yang berarti bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja pegawai. 1. Hasil penelitian pengaruh

moti-vasi terhadap kinerja pegawai un-tuk menguji hipotesa yang me-nyatakan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai, maka digunakan uji-t student dengan langkah-langkah sebagai berikut : Ho : b2 > 0 (tidak ada pengaruh

X2 terhadap Y)

Ha : b2 > 0 (ada pengaruh X2

terhadap Y)

 Nilai Ttabel = 1,664

 Hasil Thitung = 1,854

Kriteria pengujian :

Ho diterima jika – t(a/2, n-k) < thitung

< t (a/2, n-k)

Ho ditolak jika thitung > t (a/2, n-k)

atau < -t (a/2, n-k)

Karena thitung (1,854) > ttabel

(1,664) maka Ho ditolak, yang berarti bahwa motivasi ada pengaruh terhadap kinerja pegawai.

Dengan hasil perhitungan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah kepuasan kerja (X1)

mempengaruhi kinerja pegawai. Hal ini telah dibuktikan dengan perban-dingan thitung =3,109 > ttabel =1,664

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Sedangkan untuk motivasi (X2)

ber-pengaruh terhadap kinerja pegawai yang juga telah dibuktikan dengan perbandingan thitung =1,854 >

ttabel=1,664, sehingga H0 ditolak dan

Ha diterima.

Variabel Dominan

Berdasar hasil perhitungan diatas, variabel X1 (kepuasan kerja)

mempunyai r parsial yang paling besar yaitu 0,392. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel kepuasan kerja mem-punyai pengaruh paling dominan hadap produktivitas kerja tidak ter-bukti, karna dari kedua variabel tersebut yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah kepuasan kerja.

KESIMPULAN

(15)

meng-indikasikan bahwa 22 persen perubahan dari variabel dependen yang dalam hal ini adalah kinerja dipengaruhi oleh mo-del penelitian ini. Sedangkan sisanya

sebesar 78 persen dijelaskan oleh error

dan variabel lain di luar model.

Terdapat dua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan mo-del analisis yang digunakan dalam pe-nelitian ini adalah regresi linier bergan-da. Dari hasil analisis data dapat dipe-roleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepuasan kerja yang dialami oleh

karyawan berpengaruh terhadap ki-nerja. Semakin tinggi kepuasan ker-ja yang dirasakan oleh karyawan, maka kinerja karyawan akan me-ningkat, hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 diterima.

2. Motivasi kerja yang dialami oleh karyawan berpengaruh terhadap kinerja. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh karya-wan, maka kinerja karyawan akan meningkat, hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri Syaiful,2011, “Psikologi Belajar”. Jakarta: Anggota IKAPI. Edisi Revisi.

Hamzah. 2012, “ Teori Motivasi & Pengukurannya” Jakarta: PT Bumi Askara. Cet ke-9.

Hasibuan, M., 2007, “Manajemen Sumber Daya Manusia” Bumi

Aksara, Indonesia Jakarta. Nuzsep Almigo. 2004”Hubungan

Antara Kepuasan Kerja Dengan Produktifitas Kerja Karyawan (The Relation Between Job Satisfaction and The Employees

Work Productivity) “Jurnal.Vol. 1, No.1

Putu Yudha Asteria Putri & Made Yeni

Latrini. 2003” Pengaruh

Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Sektor Publik,

DenganMoh As’ad. 2003. In-

Role Performance Dan

Innovative Performance Sebagai

Varibel Mediasi”. JRBI.

Vol.1,No.1

Riduwan, 2010. “Dasar – Dasar

Statistik”. Bandung : Alfabeta

– Anggota IKAPI (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia) Jawa Barat. Cet. Ke – 8.

Riduwan, 2010. “Metode Penelitian

Bisnis” Bandung : Alfabeta –

Anggota IKAPI (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia) Jawa Barat. Cet. Ke – 15.

Robbins, 2006, “Perilaku

Organisasi”. Jakarta: Salemba

Empat.

Robbins, 2001. “Perilaku

Organisasi”. Jakarta: Salemba

Empat.

Sugiyono Prof, 2010 “Statistik Untuk

Penelitian”, Bandung :

Alfabeta Anggota IKAPI (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia)

Suharto dan Cahyono Budi. 2005, “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia, di sekretariat DPRD Propinsi

Jawa Tengah”, JRBI. Vol. 1,

(16)

Suharto dan Cahyono Budi. 2005, “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia, di sekretariat DPRD

Propinsi Jawa Tengah”, JRBI. Vol.

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 | IV - 26 Sistem jaringan drainase yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi ke dalam 2 (dua) bagian yaitu sistem

Hal tersebut sejalan dengan Sitopu (2006), yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara luas lahan petani dengan tingkat partisipasi petani. Luas lahan tidak

Kemudian diperoleh hasil harga diri responden setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensori menggambar mengalami peningkatan harga diri yang

Perusahaan Sepatu dipimpin oleh Narasumber 1 (Direktur Utama) yang merupakan penganut iman Kristiani dan seorang hamba Tuhan yang melayani di gereja dan juga melayani

54 054/KPT/14 YOSEP PEPAH Lulus A PT.PONCO OILFIELD SUPPLIES &amp; SERVICE Sudah Jadi. 1 001/KJ/14 SEBASTIANUS NARA PRASIDDHA Lulus

Song and Hill (2007) menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu: 1) Personal attributes merupakan aspek yang berkenaan dengan motivasi dari siswa,

Pengaruh kredit bermasalah Bank Tabungan Negara perlu ditinjau dalam jangka pendek dan jangka panjang karena pengaruh variabel independen yaitu inflasi, tingkat suku

Sementara berdasarkan data observasi awal berupa wawancara terhadap guru Biologi di SMA Negeri 13 Medan menyebutkan bahwa pada Genetika, siswa sering merasa