• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pesantren Di Desa Tanjung Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pesantren Di Desa Tanjung Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pesantren Di Desa Tanjung Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

*Togar Fernando M. MP, Gusti Eva Tavita, Sarma Siahaan Universitas Tanjungpura

*Email : tfernando.manurung@gmail.com, sarma@fahutan.untan.ac.id Jln. Imam Bonjol.Pontianak

ABSTRACT

Mempawah Hilir sub-district is a coastal area which to get a pure water is so hard to

obtained. In an area like this the ground water is muddy with reddish-brown color

with pH of 2 - 5 (acid), such water is unfit for drinking.

The issue

was the necessity

of pure water are routinely faced, so to fulfill the necessity of pure water both

partners usually rely on Rain Shelter to eat and drink while the other necessities are

taken from well water (pond) and a brown murky sewage.

The solution

from the

team was to transfer the knowledge and the Appropriate technology (MMF) in the

form of a Well Water Treatment Installation into a pure water that is feasible to be

consume.

The output Target

was a partner can process the well water with MMF

technology suitable with the standard of health water quality and partner can process

pure water in a simple way using natural resources in the surrounding.

The

approach method

used was to provide counseling / socialization to both partners,

continued with the demonstration, assembly training and use of MMF technology

tools.

The results of the activities

were 1) the sequences of two sets of Water

Treatment Installation complete with its spesification, 2) The condition of processed

water MMF can be utilized by santri in Pesantren and the citizen for pray and others.

Keywords: MMF, Pesantren, Pure water, and Tanjung village

PENDAHULUAN

(2)

Gambar 1. Kondisi Air Sumur

Kondisi air sumur yang tidak layak konsumsi ini memerlukan teknik pengolahan yang baik. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknologi ultrafiltrasi. Aplikasi teknologi ultrafiltrasi secara teknik dan ekonomi sangat kompetitif. Penggunaan proses ultrafiltrasi dalam proses filtrasi air memiliki berbagai keuntungan antara lain: (1) Kualitas filtrasi yang konsisten pada berbagai variasi kondisi umpan; (2) Kekeruhan sampai dengan 100 NTU dapat diturunkan menjadi kurang dari 0,2 NTU; (3) Proses pemisahan padatan tersuspensi dan mikroorganisme dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya; (4) Kemampuann membran merejeksi seluruh bakteri dan virus sekaligus merupakan proses desifeksi, sehingga proses desinfeksi lanjut hampir tidak dilakukan; (5) Tekanan dalam ultrafiltrasi biasanya rendah, sekitar 10-100 psi (70-700 kPa) / 1,5 – 3 Bar, sehingga operasinya dapat menggunakan pompa sentrifugal biasa; (6) Kapasitas Pengolahan 20 – 25 M3/hari, selama 6 jam/hari dengan Q (debit air)= 4M3/jam[1-3].

Adapun tujuan dari PKM ini adalah mengaplikasikan teknologi Instalasi Pengolahan Air Sumur menjadi air konsumsi yang bersih dan jernih, tidak beracun, tidak berwarna dan sesuai dengan standar baku mutu air kesehatan[4]. Teknologi sederhana alat instalasi

pengolahan air sumur ini memanfaatkan sumber daya lokal yang ada di sekitar desa Tanjung.

METODE PENGABDIAN

Metode yang digunakandalam PKM ini:

1.Metode pendekatan : mengadakan pertemuan dengan pihak pesantren dan masyarakat di desa Kelurahan Tanjung.

2.Sosialisasi tentang air bersih dan demontrasi tentang sumber daya lokal dan bagaimana proses pengolahan air

3.Tranfer ilmu dan Teknologi Tepat Guna dari akademisi kepada masyarakat dan yayasan pondok pesantren Miftahul Ulum Nurul Iman Desa Tanjung dan masyarakat di kelurahan Tanjung melalui Instalasi Pengolahan Air Sumur menjadi air bersih yang layak konsumsi. 4.Instalasi Pengolahan Air Sumur dengan Multi Media Filter (MMF), dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

(3)

b. Pada bak netralisasi dan koagulasi flokulasi, air sumur dengan pH 3 – 4 dinaikan derajat keasaman (pH) nya hingga mencapai pH 7 – 8 dengan menggunakan kapur/soda ash sehingga terjadi proses netralisasi.

c. Kemudian dilakukan proses pengadukan sampai terbentuk flok (gumpalan), mula-mula flok berwarna hijau dan mengambang/melayang (pH ± 7), jika didiamkan beberapa lama akan berubah menjadi kuning (pH ± 8) dan secara perlahan akan mengendap berwarna kuning/coklat kemerahan.

d. Tambahkan bahan larutan koagulan PAC (Poly Aluminium Chloride) atau Tawas (Aluminium Sulfat), pH air pertahankan 7-8 agar flok tambah besar dan cepat mengendap.

e. Setelah proses koagulasi dan flokulasi kemudian air dialirkan ke dalam bak sedimentasi yang mempunyai volume 2.000 liter.(2 m3) agar zat besi dan mangan

yang masih terlarut dapat mengendap.

f. Selanjutnya apabila air masih berwarna, alirkan ke dalam Filter Multi media yang berisi mangan zeolit dan karbon aktif.

g. Proses selanjutnya air dialirkan ke filter housing dengan diameter ukuran membran 0,1 – 0,01 µm untuk pemisah makromolekul, koloid, logam teroksidasi, bakteri, virus, organic dan emulsi dari dalam air.

h. Setelah melewati unit filter housing, air di alirkan ke bak penampungan air hasil olahan yang mempunyai volume 3.000 liter (3 m3).

i. Air siap didistribusikan ke konsumen.

Gambar 2. Alur Proses Pengolahan Air Sumur Menjadi Air Bersih

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Lapangan

(4)

B. Persiapan Bahan dan Alat

Sesuai dengan hasil koordinasi semua Tim tentang program yang dilakukan terlebih dahulu adalah persiapan alat dan bahan untuk perakitan alat teknologi tepat guna MMF. Sementara pengambilan sample air baku di lakukan untuk memperoleh data air yang akan di olah. Persiapan Alat dan Bahan peralatan MMF berupa plat besi, semua perpipaan yang diperlukan, filter berupa strainer sedangkan bahan yang sudah dipersiapkan antara lain: semua media berupa antrasite, pasir, butiran kerang, arang aktif.Pembuatan MMF dilakukan di Toko Las dan Pengrollan plat dilakukan di Bengkel Politeknik Kesehatan Lingkungan Negeri Pontianak. Alat MMF sudah dalam keadaan siap untuk di bawa dan di pasang di lokasi kegiatan. Hasil perakitan alat dapat dilihat pada Gambar 2, sementara hasil sebelum dan setelah filtrasi dapat dilihat pada Gambar 3a dan 3b.

Gambar 1. Alat MMF

Gambar 3. Air (a) Sebelum filtrasi (b) Setelah difiltrasi

C. Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan PKM

Pelaksanaan sosialisasi Pembangunan Infrastruktur Air Bersih pada kedua mitra dihadiri oleh 24 orang untuk Pesantren dan 26 orang untuk desa Tanjung. Antusiasme kedua Mitra menunjukkan bahwa masyarakat merasa sangat senang dengan adanya kegiatan ini serta harapannya dapat menyelesaikan permasalahan yang selama ini akrab dengan penduduk. Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan tanya-jawab dari peserta terkait dengan teknologi MMF. Harapannya, kegiatan ini dapat dilaksanakan secepat mungkin mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu khususnya pada musim kemarau tiba masyarakat tidak lagi mengkonsumsi air kolam yang notabenenya sudah tercemar zat besi.

(5)

Pada PKM ini, untuk memudahkan sumber air yang diolah, Tim membangun/membuat sumur berupa kolam air di Pesantren yang letaknya berdekatan dengan alat MMF (±20 m). Pembuatan sumur ini menjadi salah satu solusi yang dilakukan tim untuk mengatasi ketersediaan air karena di pesantren hanya ada kolam tadah air hujan, jika kemarau tiba maka kolam tersebut kering. Ketersediaan air di Desa Tanjung Kelurahan Tanjung lebih mudah memperolehnya karna banyak sumber air sumur sehingga untuk memenuhi kebutuhan air, masyarakat di sekitar pesantren sebahagian besar mengambil dari kelurahan Tanjung walaupun kualitas airnya pada musim kemarau warnanya kuning dan banyak zat besinya, maka pembangunan alat MMF juga dilakukan di halaman salah satu anggota masyarakat desa Tanjung yang jaraknya lebih dekat dengan pesantren, tujuanya masyarakat disekitar desa dan pesantren lebih mudah untuk memperolehnya.

Keberlanjutan kegiatan akan dipantau hingga pasca kegiatan dan jika ada masalah pada kedua mitra tentang alat dan sumber air bersihnya yang diperoleh Tim tetap memberikan solusi untuk menyelesaikannya.

KESIMPULAN

Alat multi media filter (MMF) berhasil diaplikasikan dalam pengolahan air sumur menjadi air yang layak dikonsumsi pada Pesantren dan masyarakat di Desa Tanjung. Masyarakat dan warga pesantresn sangat antusias terhadap program yang diberikan.

SARAN

Hasil air yang diperoleh dari alat teknologi tepat guna berupa MMF sebaiknya lebih diperhatikan pemerintah setempat untuk ditindaklanjuti pada desa-desa lain di Kelurahan Tanjung yang sulit memperoleh air bersih.

UCAPAN TERIMAKASIH

Seluruh Tim PKM dengan judul : PKM Pesantren Di Desa Tanjung Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat, mengucapkan terima kasih kepada Universitas Tanjungpura dalam hal ini LP3M UNTAN yang telah memfasilitasi kegiatan, pihak Pesantren dan Lurah Tanjung sebagai mitra pada kegiatan ini dan kepada Kementrian Riset dan Teknologi Dikti sebagai penyandang dana untuk seluruh rangkaian kegiatan PKM ini

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Departemen Pekerjaan Umum, 1980. Pengolahan Air Sumur Individual untuk daerah

Rawa Pasang Surut (Bergambut). Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman

Badan Penelitian dan Pengembangan, Jl.Pattimura no. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

[2]. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya. Penunjuk Praktis

Pembangunan Pengolahan Air Sumur. http://www.google.com 23 Desember

2012.

(6)

Gambar

Gambar 2.  Alur Proses Pengolahan Air Sumur Menjadi Air Bersih

Referensi

Dokumen terkait

(4) Jika terdakwa ternyata telah dipanggil secara sah tetapi tidak datang di sidang tanpa alasan yang sah, pemeriksaan perkara tersebut tidak dapat dilangsungkan dan

Jadi pengertian kemampuan menghafal dari penjelasan diatas adalah nilai yang menentukan kesanggupan dalam hafalan al-Qur’an pada seseorang secara keseluruhan,

Analisis risiko yang dilakukan berdasarkan dari risiko aktivitas implementasi perangkat lunak tahap penyebaran di DPTSI yang terbagi menjadi tujuh aktivitas utama

Pada sisi lain, buku ini juga bertujuan menyeragamkan teknik penulisan dalam arti yang utuh pula sehingga ada kesamaan pandangan di kalangan mahasiswa, dosen

Penjualan Tabel 5. Hal ini berarti setiap Rp. Hal ini berarti setiap Rp. 100,- penjualan menghasilkan laba usaha sebesar Rp. Hal ini berarti setiap Rp. 100,- penjualan

dan Noble, Ron A., eds., Proceedings of International Conference on Petroleum Systems of SE Asia & Australasia: Indonesian Petroleum Association,

Kepala Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai tugas menyusun, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kebijakan operasional