• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian - 9-1 Durasi Meditasi.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian - 9-1 Durasi Meditasi.pdf"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 DURASI MEDITASI YANGN EFEKTIF MENURUNKAN TEKANAN DARAH DI DESA

DINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN

Theresia Tatik Pujiastuti*, Ch Ririn Widianti**, Ch. Setya Widyastuti***

*)**)***) Staf pengajar jurusan keperawatan STIKes Panti Rapih Jl. Tantular No 401, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta

theresiatatikpujiastuti@yahoo.com

ABSTRAK

Meditasi dalam keperawatan sangat penting karena merupakan salah satu therapy komplementer yang termasuk dalam klasifikasi Mind-body Intervention (Black & Hawks, 2009). Meditasi secara teori mempunyai efek positif pada tekanan darah karena menimbulkan kondisi istirahat dari pikiran, dan memutuskan siklus stres (Samaga & Devi, 2015). Meditasi ini biasanya dilakukan selama 15-20 menit. durasi meditasi yang efektif menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan selama enam minggu dengan menggunakan desain kuasi eksperimen pretes - postes pada kelompok intervensi meditasi selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Metode sampling dengan simple random sampling. Jumlah sampel 85 penderita hipertensi, terdiri atas 28 orang untuk meditasi 10 menit, 29 orang untuk 15 menit dan 28 orang untuk meditasi 20 menit. Metode analisis data dilakukan dengan Paired t test dan uji Oneway Anova. Hasil penelitian setelah enam minggu didapatkan bahwa secara stastitik ada perbedaan bermakna pada rata-rata tekanan darah diastolik pada ketiga intervensi (p=0,048<0,05) dengan durasi yang signifikan paling efektif adalah durasi meditasi selama 15 menit. Mengingat bahwa durasi meditasi selama 15 menit signifikan lebih efektif menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, maka disarankan agar penderita hipertensi membiasakan diri melakukan meditasi agar mampu mengontrol tekanan darahnya.

Kata kunci : Tekanan darah ; Meditasi; Hipertensi.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang menjadi fokus di dunia. Hipertensi juga menjadi faktor resiko yang penting dalam kejadian penyakit kardiovaskuler lain dan penyakit serebrovaskuler (Samaga & Devi, 2015).

Prevalensi hipertensi di dunia mencapai sekitar 20% pada usia dewasa dan 50% pada usia lebih dari 60 tahun, dengan angka kematian 7,1 juta orang pertahun (WHO, 2016). Di Indonesia, Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Dinas Kesehatan Propinsi Jateng, 2010).

Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian mendadak (Dinas Kesehatan Propinsi Jateng, 2010). Hipertensi merupakan faktor utama yang menyebabkan kerusakan sistem kardiovaskuler, serebrovaskuler dan gagal ginjal (Dreisbach, 2016).

(2)

2 (Samaga & Devi, 2015). Selain itu,

stres meningkatkan produksi neurotransmiter seperti epineprin yang meningkatkan aktivitas fisik jantung dan meningkatkan kebutuhan oksigen. Oleh karena itu, mengajak penderita hipertensi untuk mengurangi stres sangat efektif menurunkan tekanan darah (Ball & Vernon, 2015). Meditasi adalah salah satu tindakan yang ditawarkan untuk mengurangi stres pada pasien hipertensi.

Meditasi adalah pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2016). Meditasi didefinisikan sebagai memikirkan terus menerus (menfokuskan pikiran atau perhatian) atas sesuatu atau tentang sesuatu, seperti suara, imajinasi atau ritme pernafasan (Olex. et. All, 2013). Meditasi dalam keperawatan sangat penting karena merupakan salah satu therapy komplementer yang termasuk dalam klasifikasi Mind-body Intervention (Black & Hawks, 2009).Meditasi secara teori mempunyai efek positif pada tekanan darah karena menimbulkan kondisi istirahat dari pikiran, dan memutuskan siklus stres (Samaga & Devi, 2015). Meditasi ini biasanya dilakukan selama 15-20 menit.

Berbagai penelitian pendahuluan menyatakan bahwa meditasi efektif menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian Anderson .et.al (2008) menyatakan bahawa meditasi yang dilaksanakan secara rutin mampu menurunkan tekanan darah sistolik (4,7 mmHg) dan diastolik (3,2 mmHg). Hal tersebut didukung oleh penelitian Samaga & Devi (2015) yang menyatakan bahwa meditasi selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu dalam waktu 6 minggu mampu menurunkan stress dan menurunkan tekanan darah sistolik (0 - 3 mmHg) dan diastolik (0 - 4 mmHg). Meskipun demikian banyak penelitian pendahulu, tetapi belum ada yang menyatakan tentang durasi waktu meditasi paling efektif untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini penting diteliti karena masyarakat pada umumnya akan memilih cara

termudah dan termurah untuk mengatasi masalah hipertensinya.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di desa Sindumartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 8,6 % penderita hipertensi. Dari penderita hipertensi tersebut kurang dari separuh yang menjalani pengobatan rutin dengan obat antihipertensi. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan secara ekonomi maupun sosial. Berdasarkan data tersebut, dapat dipredikasi tingginya angka resiko komplikasi yang akan terjadi akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Kondisi ini memerlukan upaya terapi komplementer yang tepat agar angka kematian dan kesakitan akibat hipertensi dapat diturunkan.

2. Perumusan Masalah

Berapakah durasi meditasi yang efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

3. Tujuan Penelitian

Mengetahui durasi meditasi yang efektif menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Meditasi mempunyai banyak keumtungan bagi kesehatan, diantaranya menimbulkan relaksasi, menurunkan tegangan otot, dan menyegarkan atau menenangkan pikiran. Penelitian yang dilakukan oleh Devi & Samaga, (2015) yang berjudul Effect of transcendental meditation on stress and blood pressure among patients with systemic hypertension menyatakan meditasi menimbulkan kondisi istirahat total pada tubuh, dimana kondisi istirahat, sehingga terjadi pengendalian ventilasi permenit, frekuensi pernafasan dan penurunan asam laktat dalam darah yang berimplikasi pada penurunan tekanan darah.

(3)

3 menurunkan tekanan darah dengan teknik

memperbaki kondisi stres dan menghilangkan masalah psikososial. Hal ini penting karena stress dan permasalahan psikososial akan menyebabkan aktivitas saraf simpatik yang menyebabkan tekanan darah meningkat.

Metode pernafasan dalam yang digunakan dalam meditasi mempunya efek positif bagi sistem kardiovaskuler, yaitu memodulasi kerja saraf simpatis dan resistensi perifer. Pernafansan dalam dengan frekuensi 6 – 10 kali permenit menyebabkan meningkatkan tidal volum dan meningkatkan kualitas ventilasi yang berakibat pada peningkatan sensitivitas baroreseptor yang mengatur tekanan darah. Hasil akhirnya adalah penurunan tekanan darah (Sharma.et.al, 2011). Lebih dari itu, teknis nafas dalam pada meditasi dapat mengilangkan resiko iskemik miokardial dan memperbaiki prognosis hipertensi.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes - postes pada kelompok intervensi meditasi 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Metode sampling dengan simple random sampling. Jumlah sampel 85 pasien hipertensi, terdiri dari 28 orang (kelompok meditasi 10 menit) dan 29 orang (kelompok meditasi 15 menit) dan 28 orang (kelompok meditasi 20 menit) yang dilakukan tindakan selama 12 kali meditasi atau 6 minggu. Metode analisis data dilakukan dengan Paired t Test dan uji Oneway Anova.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada kelompok intervensi meditasi selama 10 menit adalah sebagai berikut : Jenis Kelamin perempuan yaitu 25 orang (89,3%) dan jenis kelamin laki-laki 3 orang (10,7%); Usia lansia awal 11 orang (39,3%), lansia pertengahan 15 orang (53,6%) dan lansia lanjut 2 orang (7,1%); Tekanan darah sistolik awal 162,96 ± 22,88 dan tekana darah diastolik awal 98,54 ± 12,56.

Karakteristik responden pada kelompok intervensi meditasi selama

15 menit adalah sebagai berikut : Jenis Kelamin perempuan yaitu 22 orang (75,9%) dan jenis kelamin laki-laki 7 orang (24,1%); Usia lansia awal 9 orang (31%), lansia pertengahan 13 orang (44,8%) dan lansia lanjut 7 orang (24,1%); Tekanan darah sistolik awal 154,83 ± 17,09 dan tekana darah diastolik awal 93,17 ± 9,52.

Sedangkan Karakteristik responden pada kelompok intervensi meditasi selama 20 menit adalah sebagai berikut : Jenis Kelamin perempuan yaitu 20 orang (69%) dan jenis kelamin laki-laki 8 orang (22,6%); Usia lansia awal 8 orang (27,8%), lansia pertengahan 11 orang (37,9%) dan lansia lanjut 9 orang (31%); Tekanan darah sistolik awal 154,25 ± 14,96 dan tekanan darah diastolik awal 92,04 ± 8,49

b. Perbedaan rata-rata tekanan darah pada durasi meditasi 10 menit, 15 menit dan 20 menit.

Tabel 1: Perbedaan Rata- rata Tekanan Darah setelah Dilakukan Meditasi 10 menit, 15 Menit dan 20 menit (n=85)

SumbeSumber data : Primer, 2017 Keterangan : Total responden 85

Berdasarkan tabel 1 di atas, tampak bahwa ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0.048 < 0.05 pada penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit.

c. Perbedaan rata-rata tekanan darah antara durasi meditasi 10 menit dengan 15 menit.

Tabel 2: Perbedaan Rata – rata Tekanan Darah antara durasi meditasi 10 menit dan 15 menit.

No Variabel Nilai F P Value

1. Sistolik 1.968 0.146

(4)

4 No Variabel Mean

Difference P Value

1. Sistolik 0.33 0.428 2 Diastolik 8.84 0.046

Sumber data : Primer, 2017

Berdasarkan tabel 2 di atas, tampak bahwa ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0.046 < 0.05 antara penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 10 menit dan 15 menit.

d. Perbedaan rata-rata tekanan darah antara durasi meditasi 10 menit dengan 20 menit.

Tabel 3: Perbedaan Rata – rata Tekanan Darah antara durasi meditasi 10 menit dan 20 menit.

Sumber data : Primer, 2017 Keterangan : Total responden 85

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0.006 < 0.05 antara penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 10 menit dan 20 menit.

e. Perbedaan rata-rata tekanan darah antara durasi meditasi 15 menit dengan 20 menit.

Tabel 4: Perbedaan Rata – rata Tekanan Darah antara durasi meditasi 15 menit dan 20 menit.

Sumber data : Primer, 2017 Keterangan : Total responden 85

Berdasarkan tabel 4 di atas, tampak bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0,718 > 0.05 dan tekanan darah sistolik dengan p=0.977 > 0.05 antara penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 15 menit dan 20 menit.

f. Durasi meditasi yang efektif berdasarkan perbedaan rata-rata tekanan darah.

Gambar 1. Signifikansi Beda Rata-Rata Penurunan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Intervensi Meditasi.

Sumber data : Primer, 2017 Keterangan : Total responden 85

Berdasarkan gambar 1 di atas, tampak bahwa durasi meditasi yang singsifikan paling efektif menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah selama 15 menit dengan p value 0,04 pada tekanan darah sistolik dan 0.03 pada tekanan darah diastolik.

2. Pembahasan

Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Intervensi Meditasi .

Berdasarkan hasil uji, setelah perlakuan meditasi selama 6 minggu tampak bahwa secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara pretes – postes pada variabel tekanan darah sistolik dengan durasi meditasi 10 menit, 15 menit dan 20 menit dan tekanan darah diastolik dengan durasi 15 menit. Sebaliknya tidak ada perbedaan yang signifikan pretes – postes pada variabel tekanan darah diastolik dengan durasi meditasi 10 menit dan 20 menit.

No Variabel Mean

Difference

P Value

1. Sistolik 0.38 0.324 2 Diastolik 10.36 0.006

N o

Variabel Mean

Difference P Value

(5)

5 Penjelasan ini dapat diilustrasikan dalam

Gambar 2.

Gambar 2. Signifikansi Beda Rerata Tekanan Darah Pretes-Postes.

Perbedaan yang signifikan pretes dan postes pada tekanan darah sistolik pada semua durasi meditasi pada hasil penelitian ini merupakan mekanisme adaptasi kardiovaskuler yang baik terutama pembuluh darah dan baroreseptor. Kondisi ini dapat dikaitkan dengan manfaat meditasi secara umum bagi tubuh, bahwa meditasi Hasil penelitian Anderson .et.al (2008) menyatakan bahawa meditasi yang dilaksanakan secara rutin mampu menurunkan tekanan darah sistolik (4,7 mmHg) dan diastolik (3,2 mmHg). Metode pernafasan dalam yang digunakan dalam meditasi mempunya efek positif bagi sistem kardiovaskuler, yaitu memodulasi kerja saraf simpatis dan resistensi perifer. Pernafansan dalam dengan frekuensi 6 – 10 kali permenit menyebabkan meningkatkan tidal volum dan meningkatkan kualitas ventilasi yang berakibat pada peningkatan sensitivitas baroreseptor yang mengatur tekanan darah. Hasil akhirnya adalah penurunan tekanan darah (Sharma.et.al, 2011).

Perbedaan tekanan darah diastolik antara pretes dan postes yang tidak signifikan terjadi pada durasi meditasi 10 menit dan 20 menit. Hal ini dapat terjadi akibat banyak faktor. Sebab tekanan darah pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: diabetes, stress, kegemukan, konsumsi sodium, merokok (Lewis.et.al, 2011). Selain itu usia dan riwayat hipertensi keturunan juga sangat berperan, dimana beberapa faktor tersebut di

atas belum dikendalikan secara komprehensif dalam penelitian ini.

Perbedaan rata-rata tekanan darah pada durasi meditasi 10 menit, 15 menit dan 20 menit.

Secara statistik diketahui bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata tekanan darah yaitu diastolik pada penderita hipertensi setelah dilakukan intervensi medikasi selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit dengan nilai p=0.048 < 0.05. Tetapi tidak ada perbedaan signifikan pada tekanan darah sistolik.

Perbedaan tersebut membuktikan bahwa meditasi mempunyai peran dalam penurunan tekanan darah. Ada perbedaan menunjukkan bahwa tiap durasi meditasi menimbulkan tekanan darah yang berbeda. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Anderson .et.al (2008) menyatakan bahawa meditasi yang dilaksanakan secara rutin mampu menurunkan tekanan darah sistolik (4,7 mmHg) dan diastolik (3,2 mmHg). Hal tersebut didukung oleh penelitian Samaga & Devi (2015) yang menyatakan bahwa meditasi selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu dalam waktu 6 minggu mampu menurunkan stress dan menurunkan tekanan darah sistolik (0 - 3 mmHg) dan diastolik (0 - 4 mmHg). Penelitian pendukung lain oleh Chung.et.al (2013) dmenyatakan bahwa meditasi signifikan menurunkan tekanan darah (p<0.001). Penelitian yang dilakukan oleh Sharma.et.al (2011) menyatakan bahawa meditasi yang dilakukan dalam 15 menit setiap hari dengan teknik pernafasan <10 kali setiap menit mampu mengontrol tekanan darah. Benson (2013) rnenyatakan bahwa latihan rneditasi rnernpunyai efek fisiologi pada denyut jantung, frekuensi nafas, konsurnsi oksigen, kadar laktat dalarn darah dan tekanan darah. Meditasi juga rnernpunyai efek psikologis dan perlu dilakukan setidaknya 10 menit.

(6)

6 Secara teori , meditasi ini biasanya

dilakukan selama 15-20 menit.

Penurunan tekanan darah pada ketiga kelompok meditasi ini terjadi pada tekanan darah diastolik. Hal ini dijelaskan bahwa metode pernafasan dalam yang digunakan dalam meditasi mempunya efek positif bagi sistem kardiovaskuler, yaitu memodulasi kerja saraf simpatis dan resistensi perifer. Pernafansan dalam dengan frekuensi 6 – 10 kali permenit menyebabkan meningkatkan tidal volum dan meningkatkan kualitas ventilasi yang berakibat pada peningkatan sensitivitas baroreseptor yang mengatur tekanan darah. Hasil akhirnya adalah penurunan tekanan darah (Sharma.et.al, 2011). Dengan kata lain, meditasi memperbaiki fungsi jantung yang sangat berperan dalam pengaturan diastolik.

Perbedaan rata-rata tekanan darah antara durasi meditasi 10 menit dengan 15 menit.

Secara statistic dijelaskan bawa ada perbedaan bermakna dan signifikan pada rata-rata tekanan darah diastolik yang dilakukan meditasi selama 10 menit dengan 15 menit yang ditunjukkan dengan nilai p=0.046 < 0.05. Hal ini menjelaskan bahwa lama atau durasi meditasi sangat berperan terhadap hasil tekanan darah.

Sesuai dengan kajian beberapa peneliti pendahulu, bahwa efek rileks yang ditimbulkan akibat pernafasan dalam pada metode meditasi ini mengakibatkan kecukupan oksigen dalam tubuh sehingga tekanan darahpun dapat terkendali. Halini sesuai yang disampaikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Devi & Samaga, (2015) yang berjudul Effect of transcendental meditation on stress and blood pressure among patients with systemic hypertension menyatakan meditasi menimbulkan kondisi istirahat total pada tubuh, dimana kondisi istirahat, sehingga terjadi pengendalian ventilasi permenit, frekuensi pernafasan dan penurunan asam laktat dalam darah yang berimplikasi pada penurunan tekanan darah.

Menurut Ditto, Eclace dan Goldman (2006) selama meditasi tekanan darah diastolik lebih besar mengalami

penurunan karena kondisi relaks

menyebabkan penurunan cardiac

preejection sehingga pengisian jantung fase istirahat menjadi lebih rileks. Hal ini didukung oleh Barnes at.al yang menyatakan bahwa terdapat penurunan nilai diastolik setelah meditasi karena terjadi penurunan stress yang berimbas pada tekanan darah

Perbedaan rata-rata tekanan darah antara durasi meditasi 10 menit dengan 20 menit.

Secara statistic dibuktikan bahwa ada perbedaan bermakna dan signifikan pada tekanan darah yang dilakukan meditasi 10 menit dengan 20 menit. Hal ini ditinjukkan dengan nilai p=0.006 < 0.05.

Meditasi secara teori mempunyai efek positif pada tekanan darah karena menimbulkan kondisi istirahat dari pikiran, dan memutuskan siklus stres (Samaga & Devi, 2015). Meditasi mempunyai banyak keumtungan bagi kesehatan, diantaranya menimbulkan relaksasi, menurunkan tegangan otot, dan menyegarkan atau menenangkan pikiran. Penelitian yang dilakukan oleh Devi & Samaga, (2015) yang berjudul Effect of transcendental meditation on stress and blood pressure among patients with systemic hypertension menyatakan meditasi menimbulkan kondisi istirahat total pada tubuh, dimana kondisi istirahat, sehingga terjadi pengendalian ventilasi permenit, frekuensi pernafasan dan penurunan asam laktat dalam darah yang berimplikasi pada penurunan tekanan darah. Semakin lama melakukan meditasi maka oksigenasi jaringan semakin baik sehingga lebih baik pula dalam menurunkan tekanan darah.

Ditto, Eclace dan Goldman

(2006) menyatakan bahwa selama

(7)

7 Perbedaan rata-rata tekanan darah

antara durasi meditasi 15 menit dengan 20 menit.

Secara statistic disebutkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara tekanan darah yang dilakukan meditasi selama 15 menit dengan yang dilakukan meditasi selama 20 menit, baik tekanan darah sistolik maupun diastolik. Hal ini ditunjukkan pada tekanan darah diastolik dengan p=0,718 > 0.05 dan tekanan darah sistolik dengan p=0.977 > 0.05 atau tidak signifikan. Meski hasil tidak signifikan tetapi tetap ada perbedaan mean tekanan darah walau dalam rentang kecil.

Kondisi ini dimungkinkan bahwa jika tubuh sudah mencapai kondisi rileks maka kestabilan tekanan darah akan terjadi meskipun meditasi tetap dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Devi & Samaga, (2015) yang berjudul Effect of transcendental meditation on stress and blood pressure among patients with systemic hypertension menyatakan meditasi menimbulkan kondisi istirahat total pada tubuh, dimana kondisi istirahat, sehingga terjadi pengendalian ventilasi permenit, frekuensi pernafasan dan penurunan asam laktat dalam darah yang berimplikasi pada penurunan tekanan darah.

Durasi meditasi yang efektif berdasarkan perbedaan rata-rata tekanan darah.

Berdasarkan statistik tampak bahwa durasi meditasi yang paling efektif menurunkan tekanan darah sistolik adalah selama 10 menit dengan mean 9,25 ± 15,31 mmHg. Sedangkan durasi meditasi yang paing efektif menurunkan tekanan darah diastolik adalah selama 15 menit dengan mean 5,59 ± 9.09 mmHg. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1.

Analisis hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tekanan darah yang meliputi sistolik dan diastolik mempunyai sesitifitas terhadap tindakan relaksasi dengan nafas dalam yang dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian pendukung oleh Chung.et.al (2013) menyatakan bahwa meditasi signifikan menurunkan tekanan darah (p<0.001). Benson (2013) m enyatakan bahwa latihan meditasi m ernpunyai efek

fisiologi pada denyut jantung, frekuensi nafas, konsurnsi oksigen, kadar laktat dalarn darah dan tekanan darah. Meditasi juga rnernpunyai efek psikologis dan perlu dilakukan setidaknya 10 menit. Hal ini terbukti bahawa dengan meditasi selama 10 menit telah menimbulkan efek relaksasi yang mengakibatkan tekanan darah turun. Penurunan tekanan darah dapat terjadi pada tekanan darah sistolik maupun diastiolik. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keparahan tingkat kerusakan pembuluh darah dan kondidi stabilitas jantung. Tindakan meditasi berperan dalam proses relaksasi yang harapannya kondisi ini dapat menurunkan ketegangan pembuluh darah sehingga tahanan vaskuler menurun dan tekanan darahpun adaptif ke arah normal. Tindakan meditasi ini pula secara lebih dalam akan mempengaruhi stabilitas produksi neurotransmiter terutama epineprin sehingga aktivitas fisik jantung menjadi lebih optimal dan kebutuhan oksigen tubuh tidak terlalu banyak (Ball & Vernon, 2015). Kondisi ini akan menimbulkan fase diastolik yang lebih baik ditunjukkan dengan tekanan diastolik yang optimal. Maka berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa baim sistolik maupuin diastolik pada akhirnya akan menurun dan berespons terhadap meditasi.

Meskipun demikian, jika dilihat dari signifikansi tampak bahwa durasi meditasi yang terbukti signifikan menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik adalah durasi 15 menit dengan p<0,05. Hal ini dapat dilihat dari gambar 1.

(8)

8 E. SIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

a. Ada perbedaan signifikan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi meditasi 10 menit dengan p value 0,004 ; Ada perbedaan signifikan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi meditasi 15 menit dengan p value 0,004 dan tekanan diastolik dengan p value 0.003; Ada perbedaan signifikan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi meditasi 20 menit dengan p value 0,002.

b. Ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0.048 < 0.05 pada penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit.

c. Ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0.046 < 0.05 antara penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 10 menit dan 15 menit.

d. Ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0.006 < 0.05 antara penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 10 menit dan 20 menit.

e. Tidak ada perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik dengan p=0,718 > 0.05 dan tekanan darah sistolik dengan p=0.977 > 0.05 antara penderita hipertensi yang dilakukan meditasi selama 15 menit dan 20 menit.

f. Durasi meditasi yang singsifikan paling efektif menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah selama 15 menit dengan p

value 0,04 pada tekanan darah sistolik dan 0.03 pada tekanan darah diastolik.

2. Saran

(9)

9 F. DAFTAR PUSTAKA

________,Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Balai Pustaka, Jakarta, 2007

Anderson, James W., Liu, Chunxu., Kryscio, Richard J., Blood Pressure Response to Transcendent Meditation: A Meta-analysis, American Journal Of Hypertensionmarch 2008 | Volume 21 Number 3 | 310-316 |,, doi:10.1038/ajh.2007.65, 2008.

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrerian

Kesehatan RI. Hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Jakarta, 2013

Barnes,Vernon A., Johnson, David W., Prevention and Treatment of Cardiovascular Disease in Adolescents and Adults through the Transcendental Meditation® Program: A Research Review Update, Curr Hypertens Rev. 2012 August ; 8(3): 227–242., NIH Public Access, 2012.

Benson dalam Harvard Health Letter, Harvard Health Publications. by President and Fellows of Harvard

College. All rights reserved.

www.health.harvard.edu. 2013

Black, J.M & Hawks, J.H . . Medica l

Surgical Nursing: clinica l

management for positive

outcome. (7th ed.). St. Louis: Elsevier• Saunder, 2009

Campbell, T., Labelle, L., Bacon, S., Faris, P., & Carlson, L. Impact of Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) on attention, rumination and resting blood pressure in women with cancer: A waitlist-controlled

study. Jou rna l Of Behavioral

Medicine, 35(3), 262-271. doi:

10.1007Is 10865-011-9357-1,2012.

Chung, S., Brooks, M., Rai, M., Balk, J., & Rai, S. Effect of Sahaja yoga meditation on quality of life, anxiety, and blood pressure control.

Journ al Of Alternative And

Comp lementary Medicine (New

York , N. Y), 18 (6), 589-596. doi: 10.1089/acm.2011.0038, 2012.

Dahlan, M.S. Statistik untuk Kedoktran dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika, 2008.

deWit, Susan C., Kumagai, Candice KMedical-surgical nursing: concepts & practice. 2nd ed. Elsevier Saunders In, USA , 2013.

Devi & Samaga, Effect of transcendental meditation on stress and blood pressure among patients with systemic hypertension, Asian J. Nursing Edu. and Research 5(1): Jan.-March 2015,

DOI:

10.5958/2349-2996.2015.00032.4, 2015

Dreisbach, Albert .et.al, Epidemiology of Hypertension, Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/ 1928048-overview#a3, 2014

Global Health Observatory . Raised blood pressure Situation and trends. WHO, Diakses dari

http://www.who.int/gho/ncd/risk_factor s/blood_pressure_prevalence_text/en/. 2016.

Goldstein, Josephson, Xie, Hughes, Current Perspectives on the Use ofMeditation to Reduce Blood Pressure, International Journal of Hypertensio Volume 2012, Article ID 578397, 11 pages.

doi:10.1155/2012/578397. 2012

Lewis, Sharon L., Dirksen, Shannon R., Heitkemper, Margareth M., Bucher, L., Camera, Ian M. Medical Surgical Nursing : Assessment and Managemant of Clinical Problems, Elseiver, Mosby, USA, 2011.

Nugroho, S.H.S. Meditasi Bagi Para Eksekutif untuk Mencapai Sukses Dalam Hidup. Y ogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009.

Pollit, D.F., & Beck, C.T.. Essentials of N ursing Research : Methodes,

Appraisal and Utilization. (6111 Ed ). Philadelphia: Lippincott Williams and Walkins, 2006.

(10)

10 Sharma, Mal., , Frishman, William H., Gandhi,

Kaushang., RESPERATE

Nonpharmacological Treatment of Hypertension, Cardiology in Review • Volume 19, Number 2, March/April

2011, DOI:

10.1097/CRD.0b013e3181fc1ae6, 2011

Spruill. Tanya M. Chronic Psychosocial Stress and Hypertension. February 2010, Volume12, Issue 1, pp 10-16. DOI 10.1007/s11906-009-0084-8.

http://link.springer.com/article/10.1007 /s11906-009-0084-8#page-2. 2010.

Tabane, L. Sample Size Detemination in Clinical Trial. Hamilton : Faculty of Health Sciences Mc Master University, 2004.

Gambar

Gambar 1. Signifikansi Beda Rata-
Gambar 2. Signifikansi Beda Rerata Tekanan Darah Pretes-Postes.

Referensi

Dokumen terkait

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan teknik send a problem di

Penelitian yang berjudul ”Pedagang Kaki Lima di Pasar Peunayong Kota Banda Aceh Suatu Tinjauan Historis Tahun 2003-2015” ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga ( Bastaman, 1996).. Pengertian mengenai makna

PELAKSANAAN PERNIKAHAN DUA SAUDARA KANDUNG PADA TAHUN YANG SAMA DI DESA PARADO.. KECAMATAN PARADO KABUPATEN BIMA

Menentukan bobot latihan setiap jenis keterampilan berdasarkan hasil analisis terhadap respons yang muncul dan tingkat kesulitan yang dialami mahasiswa dalam mempraktikkan

Implementasi untuk sistem pengukuran demikian dapat dilakukan cukup dengan mempergunakan dua mikrokontroler, yaitu satu master I2C yang melakukan pengukuran dosis radiasi

Motivasi belajar siswa sangat penting dalam pembelajaran, sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat ditransfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri