• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (Studi pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (Studi pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan

industri teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi

penggerak utama perekonomian abad 21. Perkembangan pariwisata Indonesia tak

terlepas dari perkembangan pariwisata dunia.

Pertumbuhan pariwisata internasional juga memberikan dampak positif

pada sektor ekonomi. Pertumbuhan tersebut sudah tentu juga akan berpengaruh

pada perekonomian Indonesia. Namun, untuk bisa mendapatkan dampak positif

pertumbuhan pariwisata internasional tersebut di Indonesia, maka masyarakat

Indonesia khususnya para pelaku bisnis kepariwisataan, harus dapat secara

sistematis memperkenalkan aset-aset kepariwisataan Indonesia, termasuk budaya

lokal, sumber daya alam dan manusia demikian juga dalam hal jasa dan barang.

Penanganan industri pariwisata melibatkan hampir semua sektor ekonomi

(multi sektor) baik yang tergolong fasilitas yang dibutuhkan wisatawan seperti

hotel dan restoran. Jumlah industri berskala kecil dan menengah yang terkait dan

menerima dampak multiplier dari pariwisata sangat banyak. Di Indonesia,

pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang prospeknya cerah, dan

(2)

Peluang dimaksud didukung oleh kondisi-kondisi alamiah seperti letak dan

keadaan geografisnya. Berdasarkan letak dan keadaan geografisnya yang strategis

maka dipastikan akan ada banyak wisatawan asing untuk melakukan perjalanan ke

Indonesia.

Dasar hukum pengembangan pariwisata yang sesuai dengan prinsip

pengembangan adalah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan tentang Pembangunan Kepariwisataan (Pasal 6: Pembangunan

kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan

dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan

alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata, Pasal 8: 1) Pembangunan

kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan

kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan

nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk

pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. 2) Pembangunan kepariwisataan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian integral dari rencana

pembangunan jangka panjang nasional. Pasal 11: Pemerintah bersama lembaga

yang terkait dengan kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan

pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.

Adapun beberapa faktor yang menjadi alasan kuat mengapa pemerintah

berkeinginan untuk meningkatkan pariwisata antara lain: 1) Semakin menurunnya

peranan minyak dan gas bumi sebagai penghasil devisa dibanding yang lalu, 2)

(3)

memperlihatkan kecenderungan meningkat secara konsisten, 4) Potensi alam

maupun budaya yang dimiliki kaitannya sebagai modal dasar dalam

perkembangan pariwisata. Kondisi ini secara faktual memposisikan sektor

pariwisata menjadi penting peranannya dalam pembangunan nasional. Dimana

tidak ada kegiatan ekonomi yang berdimensi luas ke semua sektor, tingkatan dan

kepentingan seperti Pariwisata. Oleh karena itu adalah sangat vital untuk

mengintegrasikan rencana pengembangan pariwisata dengan pembangunan

nasional.

Salah satu Daerah Tujuan Wisata di Provinsi Sumatera Utara adalah

Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten ini dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli

Utara sesuai dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1998 pada tanggal 9 Maret

1999, terdiri dari 16 kecamatan. Pembangunan di Kabupaten Toba Samosir

didasarkan pada bidang ekonomi dengan titik berat pada pengembangan sektor

pariwisata dengan karakter kebudayaan Batak Toba serta sektor industri kecil dan

kerajinan yang berkaitan dengan sektor pertanian dan sektor perdagangan.

Dengan semangat otonomi daerah yang pada dasarnya memberikan

wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus setiap kepentingan

masyarakat setempat, maka dalam rangka percepatan proses pembangunan daerah

Kabupaten Toba Samosir, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata harus benar-benar

menangkap pelimpahan tugas dan wewenang itu sebagai salah satu peluang yang

menjadi andalan untuk memperoleh PAD dan memajukan masyarakat di daerah.

Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital

(4)

menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi. Dalam situasi

lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen organisasi harus dituntut

untuk dapat menciptakan organisasi yang dapat mengembangkan dan

mengimplementasikan strategi secara efektif yang antisipatif terhadap

kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi

bersaingnya. Maka untuk menjadikan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata

andalan diperlukan adanya suatu perencanaan strategi yang baik, implementasi

dan adanya introspeksi terhadap isu/faktor strategis, sehingga dengan adanya

strategi dan implementasi strategi yang baik dalam pengembangan sektor

pariwisata maka akan meningkatkan penerimaan bagi pendapatan asli daerah

(PAD) dengan demikian dapat mengetahui prospek perkembangan sektor

pariwisata daerah kedepannya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Toba Samosir memberikan

pendapatnya mengenai kondisi pariwisata di Kabupaten Toba Samosir dalam satu

mass media elektronik yang dapat dilihat seperti dibawah ini.

“Masih banyak objek wisata yang belum mendapat sentuhan pariwisata secara maksimal di Kabupaten berpenduduk 175.277 jiwa yang terletak di bagian tengah provinsi Sumatera Utara tersebut,” kata Plt. Kadis Pariwisata Toba Samosir, Ultri Sonlahir Simangunsong di Balige. Dikatakannya, sejumlah obyek wisata cukup potensial di wilayah tersebut akan dikelola secara profesional, untuk menambah minat wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal menikmati keindahan panorama alam indah kawasan pinggiran Danau Toba sebagai salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia.

(5)

Menurut dia, pertumbuhan sektor ekonomi dan pembangunan yang sedang berkembang, perlu diimbangi dengan keberadaan obyek pariwisata yang mendukung, karena walau bagaimanapun wisatawan yang berkunjung tujuannya adalah untuk berdarma wisata.

Memang, kata Simangunsong, untuk memaksimalkan potensi pariwisata di daerah tersebut, para pelaku industri wisata harus berani membuat terobosan baru hingga mampu menghasilkan perubahan dan kemajuan sektor pariwisata itu sendiri, seperti menggelar atraksi Paralayang dari puncak bukit Dolok Tolong ataupun olah raga pemacu adrenalin arung jeram di sepanjang perbatasan Sungai Asahan.Selain itu, kata dia, berbagai kuliner khas Batak dan kesenian daerah akan dikembangkan, guna menambah minat wisatawan lokal maupun asing untuk menikmati keindahan panorama alam yang bernilai jual tinggi tersebut. “Diperlukan pembenahan infrastruktur lebih memadai dengan penanganan lintas sektoral secara bersinergi antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk memudahkan wisatawan menikmati liburannya,” kata Simangunsong.

(http://lipsus.kompas.com/gebrakan-jokowibasuki/read/xml/2012/11/22/21462833/Tobasa.Belum.Maksimal.Te rsentuh.Pariwisata)

Dengan latar belakang potensi wisata yang ada di Kabupaten Toba

Samosir sebagai salah satu daerah destinasi wisata yang mempunyai objek wisata

yang menarik untuk dikembangkan, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata

seni dan budaya atau wisata lainnya belum seluruhnya dikelola secara profesional,

maka peranan pemerintah sebagai fasilitator sangat strategis dalam mewujudkan

upaya-upaya ke arah pengembangan pariwisata tersebut melalui kepemimpinan

institusinya bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan

(planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas

utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan

pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Maka daripada itu pariwisata

(6)

memiliki potensi wisata yang bukan saja bernilai historis melainkan aset wisata

yang berpotensi ekonomis. Dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan kesempatan kerja, maka industri pariwisata dijadikan salah satu

sektor andalan dimana pariwisata dianggap sebagai salah satu industri yang

menimbulkan efek ganda bagi sektor lainnya.

Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pada

studi penelitian difokuskan untuk menganalisa dan mengetahui pelaksanaan

strategi-strategi yang perlu ditempuh dalam pengembangan pariwisata daerah

Kabupaten Toba Samosir ditinjau dari sektor strategi dengan judul: "Implementasi

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir"

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka diperlukan

perumusan masalah yang sangat berguna bagi arah dan langkah penelitian supaya

lebih jelas dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah yang

diajukan oleh peneliti adalah “Bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan

Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir?”

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui

(7)

bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu

pengetahuan itu sendiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan

masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan peneliti

adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Sektor

Pariwisata di Kabupaten Toba Samosir.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Adapun

manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Secara subyektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir ilmiah, sistematis bermanfaat untuk mengembangkan

kemampuan menuliskan karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian

teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara praktis, untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang strategi

pengembangan potensi kepariwisataan pada Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Toba Samosir, selain itu sebagai sumbangan pemikiran, saran dan

sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba

Samosir.

3. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik

(8)

1.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan

teori-teori sebagai kerangka berpikir yang berguna untuk menggambarkan dari

sudut mana penelitian melihat masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun

(2008: 37), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antar konsep. Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian, tempat

peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan

variabel pokok, subvariabel atau masalah pokok yang ada dalam penelitian

(Arikunto, 2002: 92). Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1.5.1 Strategi

1.5.1.1 Pengertian Strategi

Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani,

yaitu “strategos”. Kata “strategos” ini berasal dari kata “stratos” yang berarti

militer dan “ag” yang artinya memimpin oleh Purnomu dan Zulkieflimansyah

(dalam Triton PB, 2007: 13). Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada

awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan

bidang kemiliteran.

Kata strategi dalam bidang manajemen pernah dibahas oleh Drucker pada

(9)

strategis yang didefinisikan sebagai “semua keputusan pada sasaran bisnis dan

pada cara untuk mencapai sasaran tersebut”.

Bryson (2005:189) menjelaskan bahwa strategi merupakan pola tujuan,

kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang

menekankan pada bagaimana organisasi, apa saja yang dikerjakan, dan alasan

organisasi mengerjakannya. Strategi yang efektif harus memenuhi kriteria seperti

harus dapat bekerja, secara politik dapat diterima oleh stakeholder, sesuai filosofi

dan nilai organisasi, memiliki etika, moral, hukum organisasi, serta harus mampu

menghadapi isu strategis yang mesti diselesaikan (Bryson, 2005:69-70).

Crown Dirgantoro (2001:5) menyatakan definisi strategi adalah hal yang

menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya dalam

bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan

keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar.

Menurut Karyoso (2005:70) strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan

dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui

hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan. Sedangkan menurut Amstrong (dalam Triton PB, 2007:15)

strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang

lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang

berubah dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya

(10)

1.5.1.2 Ciri-Ciri Strategi

Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh

pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah

organisasi dimasa yang akan datang. Dan kemudian sebuah strategi yang telah

dirumuskan akan mengalami perubahan ketika sebuah organisasi akan mengalami

perubahan lingkungan serta strategi yang telah dirumuskan tidak lagi sesuai

dengan lingkungan yang ada. Untuk lebih jelas mengenai seperti apa itu strategi,

Pardede (2011:57-58) memberikan beberapa ciri-ciri sebagai berikut ini.

1. Mempengaruhi setiap tingkat manajemen.

Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat

manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen

terendah dari organisasi. Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi

tanggung jawab seorang manajemen tertinggi.

2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang.

Pembuatan putusan-putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih

singkat namun sebuah keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut

akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi.

3. Berwawasan masa depan.

Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa

yang akan datang oleh karenanya putusan strategi didasari oleh sebuah analisis

yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan

dan kelemahan dari organisasi.

(11)

Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan

antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan-putusan strategi

mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang

yang lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa

besar tingkat keterikatan atau ketergantungan satu bidang dengan bidang

lainnya.

5. Berwawasan terbuka.

Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu

dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat di luar organisasi. Oleh karenanya

keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi

dan dipengaruhi oleh lingkungan di luar organisasi.

6. Memberikan kerangka pengambilan keputusan pada manajemen tingkat yang

lebih rendah.

Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam

berjalannya sebuah organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan

keputusan sehari-hari manajer tingkat yang lebih rendah harus membuat

berbagai keputusan dalam kegiatannya oleh karena itu putusan strategi

menjadi sebuah landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang lebih

rendah untuk mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan

dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi.

7. Membutuhkan sumber daya.

Sebuah keputusan strategi akan memerlukan penambahan sumber daya yang

(12)

1.5.1.3 Manfaat Strategi

Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki manfaat

untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana organisasi

dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan ke arah yang

positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor organisasi

yang unggul dibandingkan organisasi lainnya. Oleh karena itu, Dirgantoro

(2001:7) memberikan beberapa manfaat dari strategi untuk memperoleh

pernyataan di atas seperti di bawah ini.

1. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan menentukan

jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.

2. Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan

organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi.

3. Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi peluang.

4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem.

5. Menggambarkan framework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol

terhadap aktivitas.

6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan.

7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan.

8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif.

9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.

(13)

1.5.2 Manajemen Strategis

1.5.2.1 Pengertian Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu memerlukan

peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu

alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh

satu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah

pula. Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi

satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil

adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin

tinggi.

Hadirnya manajemen strategis sebagai suatu hal penting yang dibutuhkan oleh

organisasi dan pemimpinnya kemudian berkembang menjadi suatu ilmu yang

banyak dipelajari dan diajarkan untuk dapat membantu dalam berpikir kritis.

Dengan manajemen strategis maka perencana strategi atau pemimpin perusahaan

akan berpikir atau memandang perusahaan atau organisasi secara keseluruhan

bukan setengah-setengah seperti yang dilakukan oleh manajer tiap divisi atau

bagian, sehingga akan mudah dan cepat baginya untuk mengidentifikasi

masalah-masalah strategik (umumnya saling berkaitan) yang muncul (Agustinus Sri

Wahyudi, 1996:5)

Menurut Fred R. David (2006 : 5) manajemen strategis dapat didefinisikan

(14)

mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat

mencapai tujuannya. Menurut Crown Dirgantoro (2001:9) manajemen strategis

adalah kombinasi ilmu dan seni untuk memformulasikan, mengimplementasikan

dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross-fungsional yang memungkinkan

organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Agustinus Sri Wahyudi

(1996:15) manajemen strategis adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan

(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)

keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi

mencapai tujuan-tujuan masa datang.

Menurut Crown Dirgantoro (2001:12), secara garis besar terdapat tiga

elemen besar yang membentuk manajemen strategis, yaitu:

1. Analisis Lingkungan (Internal dan Eksternal)

Analisis lingkungan dilakukan dengan tujuan utama adalah untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan peluang yang bisa muncul serta

kemungkinan-kemungkinan ancaman yang bisa terjadi yang diakibatkan

oleh adanya perubahan-perubahan, yang terjadi baik pada tingkatan

lingkungan bisnis/industri, maupun lingkugan internal organisasi.

Analisis juga dilakukan terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

atau yang ada dalam organisasi untuk melihat seberapa besar organisasi

dapat memanfaatkan peluang yang ada atau mengantisipasi ancaman

dan tantangan yang muncul.

(15)

Menetapkan visi dimaksudkan untuk memberikan arahan tentang akan

menjadi apa atau seperti apa organisasi atau perusahaan dimasa yang

akan datang atau secara lebih ringkas suatu pandangan ke depan tentang

perusahaan. Misi lebih spesifik lagi dibandingkan dengan visi. Misi

akan secara spesifik menekankan tentang produk yang diproduksi, pasar

yang dilayani dan hal-hal lain yang secara spesifik berhubungan

langsung dengan bisnis. Secara singkat visi memberi penjelasan tentang

apa bisnis perusahaan. Objective lebih oleh kepada penetapan target

secara spesifik dan sedapat mungkin terukur yang ingin dicapai oleh

perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu.

3. Strategi (Formulasi, Implementasi, Pengendalian)

Pada tahapan strategi ada tiga hal yang penting untuk dipahami, yaitu:

a) Formulasi Strategi

Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada aktivitas-aktivitas

utama yang antara lain adalah:

1. Menyiapkan strategi alternatif

2. Pemilihan strategi

3. Menetapkan strategi yang akan digunakan

b) Implementasi Strategi

Tahap ini adalah tahapan dimana strategi yang telah diformulasikan

tersebut kemudian diimplementasikan. Pada tahap implementasi ini

beberapa aktivitas atau cakupan kegiatan yang mendapat penekanan

(16)

1. Menetapkan tujuan tahunan

2. Menetapkan kebijakan

3. Memotivasi karyawan

4. Mengembangkan budaya yang mendukung

5. Menetapkan struktur organisasi yang efektif

6. Menyiapkan budget

7. Mendayagunakan sistem informasi

8. Menghubungkan kompensasi karyawan dengan performance

perusahaan

c) Pengendalian strategi

Untuk mengetahui atau melihat sejauh mana efektivitas dari

implementasi strategis, maka dilakukan tahapan berikutnya, yaitu

evaluasi strategi yang mencakup aktivitas-aktivitas utama sebagai

berikut:

1. Review faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar

dari strategi yang sudah ada

2. Menilai performance strategi

(17)

1.5.2.2 Proses Manajemen Strategi

Menurut M.Qudrat Nugraha (2007:113) manajemen strategi dapat dicapai

melalui tahapan-tahapan yang kolektif, dimana setiap tahapan memiliki fungsi

dan tujuannya masing-masing dan harus dikerjakan karena sangat penting dalam

menentukan keberhasilan dari manajemen strategis tersebut.

Proses dari manajemen strategi tersebut terdiri dari:

1. Formulasi Strategi

Formulasi strategi meliput i mengembangka n visi dan misi,

mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari luar

organisasi, menetapkan tujuan-tujuan (sasaran-sasaran) jangka

panjang, menghasilkan strategi-strategi tertentu untuk dijalankan.

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi menghendaki supaya menetapkan

sasaran-sasaran per tahun, menetapkan kebijakan-kebijakan, memotivasi

karyawan dan mengalokasikan sumber daya agar strategi yang telah

dirumuskan dapat dilaksanakan, pengimplementasian strategi

mencakup membangun suatu budaya yang mendukung strategi,

menciptakan sebuah struktur organisasi yang efektif, mengarahkan

kembali usaha-usaha pemasaran, menyiapkan anggaran,

mengembangkan dan menggunakan sistem informasi dan

(18)

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi.

Dalam hal ini para manajer berusaha keras mengetahui kapan

strategi tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian strategi

merupakan alat utama untuk memperoleh informasi ini.

1.5.3 Implementasi Strategi

Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis.

Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk

melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Serin kali dianggap sebagai tahap

yang paling sulit dalam manajemen strategis, penerapan atau implementasi

strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan

strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi

karyawan yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan, strategi tersebut

dirumuskan bila tidak diterapkan tidak ada gunanya.

Crown Dirgantoro (2001:12) membagi tahapan implementasi strategi, yaitu:

a) Menetapkan tujuan tahunan

b) Membuat kebijakan

c) Memotivasi karyawan

(19)

1.5.3.1 Tujuan Tahunan

Penetapan tujuan tahunan merupakan sebuah aktivitas terdesentralisasi yang

secara luas melibatkan seluruh manajer dalam suatu organisasi tujuan tahunan

penting bagi penerapan strategi karena (1) merupakan landasan untuk alokasi

sumber daya, (2) merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi manajer, (3)

merupakan instrumen utama untuk memonitor kemajuan ke arah pencapaian

tujuan jangka panjang dan (4) menetapkan prioritas organisasional, divisional,

departemental.

Tujuan tahunan berfungsi sebagai pedoman tindakan, mengarahkan dan

menyalurkan berbagai upaya dan aktivitas dari para anggota organisasi. Tujuan

tahunan memberikan sumber legitimasi di suatu bisnis dengan cara

menjustifikasikan aktivitas di hadapan para pemangku kepentingan. Tujuan

tahunan menjadi standar kinerja. Tujuan tahunan berfungsi sebagai sumber

motivasi dan identifikasi yang penting.

1.5.3.2 Kebijakan

Secara luas, kebijakan (policy) mengacu pada pedoman, metode, prosedur,

aturan, bentuk dan praktik administratif spesifik yang diterapkan untuk

mendukung dan mendorong upaya untuk mencapai tujuan tersurat. Kebijakan

merupakan instrumen untuk menerapkan strategi. Kebijakan menerapkan

batas-batas, hambatan dan limit atas beragam jenis tindakan administratif yang dapat

(20)

mengklarifikasi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam usaha mencapai

tujuan suatu organisasi.

Kebijakan memungkinkan baik karyawan maupun manajer mengetahui apa

yang diharapkan dari mereka, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa

strategi akan mampu diterapkan dengan baik. Kebijakan memberikan dasar bagi

pengendalian manajemen, memungkinkan koordinasi antar unit organisasi dan

menekan waktu yang dihabiskan para manajer dalam pengambilan keputusan.

Kebijakan juga mengklarifikasi pekerjaan apa yang telah dilakukan dan oleh

siapa. Banyak organisasi memiliki manual kebijakan uang berfungsi untuk

menuntun serta mengarahkan perilaku.

1.5.3.3 Motivasi Karyawan

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan

memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi

manajer, manajer perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat

mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi.

Motivasi juga merupakan subjek yang membingungkan, karena motif tidak dapat

diamati atau diukur secara langsung tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang

yang tampak.

Teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

a) Teori-teori Petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana

(21)

b) Teori-teori Isi (content theories) kadang-kadang disebut teori kebutuhan

adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau

memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi.

c) Teori-teori Proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku

dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.

1.5.3.4 Alokasi Sumber Daya

Alokasi sumber daya merupakan kegiatan manajemen yang memungkinkan

pelaksanaan strategi. Di dalam organisasi-organisasi yang tidak menggunakan

pendekatan strategis untuk mengambil keputusan, alokasi sumber daya sering kali

didasarkan pada faktor politis atau personal. Manajemen strategis memampukan

sumber daya dialokasikan berdasarkan prioritas yang diterapkan dalam tujuan

tahunan.

Tidak ada yang lebih menghambat manajemen strategis dan keberhasilan

organisasi melebihi sumber daya yang dialokasikan secara tidak konsisten dengan

prioritas yang diterapkan dalam tujuan tahunan.

Semua organisasi mempunyai setidak-tidaknya empat jenis sumber daya

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan: sumber daya

keuangan, sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.

Nilai nyata dari program alokasi sumber daya terletak dalam pencapaian

tujuan suatu organisasi. Alokasi sumber daya yang efektif tidak menjamin

penerapan strategi yang berhasil karena program, personel, pengendalian dan

(22)

Manajemen strategis sendiri kadang disebut sebagai “proses alokasi sumber

daya”.

1.5.4 Pariwisata

1.5.4.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Oka A. Yoeti (2000; 21), pariwisata adalah suatu perjalanan

yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat

ketempat lain dengan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari

nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan

tersebut.

Sedangkan menurut Robert C. Lonati dalam Nyoman S.Pendit (2006:3)

pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat

pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,

standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya

sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik, seperti

industri kerajinan tangan dan cendramata. Penginapan dan transportasi secara

ekonomis juga dipandang sebagai industri.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 Dalam Undang-

Undang ini yang dimaksud dengan:

a) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

(23)

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

b) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

c) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

d) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dan pengusaha.

e) Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,

dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan

wisatawan.

f) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,

fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan

melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

g) Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi

(24)

h) Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan

kegiatan usaha pariwisata.

i) Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait

dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

j) Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama

pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang

mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti

pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam,

daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

1.5.4.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata

Menurut Wahab (1989:5-6) bentuk-bentuk pariwisata dapat dibedakan menjadi

berbagai macam menurut jumlahnya, wisatawan dibedakan atas:

1. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang

dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-istri.

2. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang

dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hunungan

kekerabatan satu sama lain.

3. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang

dilakukan bersama-sama dengan pemeimpin oleh seorang yang bertanggung

jawab atas keselamatan dan kebutuhan anggotanya.

(25)

1. Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang

diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur,

bersenang-senang dan menghibur diri.

2. Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan yang

dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang

mempunyai kaitan dengan pekerjaannya.

3. Educational Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi banding ataupun

pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.

4. Scientfic Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan

pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan penyelidikan terhadap

sesuatu bidang ilmu pengetahuan.

5. Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata yang

dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

6. Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan

wisata yang dilakukan dengan maksud khusus, misalnya misi dagang,

kesenian dan lain-lain.

7. Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang

dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan

oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata.

(26)

1.5.5.3 Tujuan Pariwisata

Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Tujuan Pariwisata

adalah :

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi

b. meningkatkan kesejahteraan rakyat

c. menghapus kemiskinan

d. mengatasi pengangguran

e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya

f. memajukan kebudayaan

g. mengangkat citra bangsa

h. memupuk rasa cinta tanah air

i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

(27)

1.6Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (2008:33) konsep adalah istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan,

kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah

untuk memberi batasan terhadap pembahasan dari permasalahan yang akan

diteliti. Adapun definisi konsep dari penelitian ini adalah:

1. Strategi adalah penentuan rencana sasaran dan tujuan jangka panjang dari

organisasi yang disusun secara menyeluruh dan terpadu, dengan

memanfaatkan segala sumber daya serta memberikan respon terhadap

lingkungan untuk pencapaian tujuan organisasi.

2. Manajemen Strategi adalah proses manajemen yang memperhatikan

unsur-unsurnya dalam membuat rencana strategis dan kemudian bertindak

berdasarkan rencana tersebut.

3. Implementasi Strategi adalah penerapan strategi mengharuskan perusahaan

untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi

karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi-strategi yang

(28)

1.7Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data,

Kerangka Berpikir.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi serta

struktur organisasi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil pengumpulan data di lapangan. Dalam bab ini

akan dicantumkan semua data yang diperoleh dari lapangan atau dari

lokasi penelitian selama proses penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh saat penelitian

dilakukan dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diteliti.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran yang tertuang dalam Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 27/PBJ-KEMENAG-KATINGAN /VIII/2012 tanggal 15 Agustus 2012 dan

Cirebon, 24 September 2016 Ketua Jurusan Teknik

Berdasarkan penilaian kinerja secara keseluruhan dengan menggunakan Cooperative Capacity Assessment (CCA) menunjukkan bahwa dari 25 koperasi yang menjadi responden, hanya ada 1

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diketahui bahwa Pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian pada Outlet Tupperware Jalan Ampera 1

Kekuatan dunia telah mencapai kesepakatan dengan Iran dalam mengurangi kegiatan nuklir negara itu dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo ekonomi internasional yang telah

berpengaruh terhadap perilaku konsumen yaitu keputusan pembelian yang negatif sehingga kegiatan pemasaran akan mengalami kegagalan.Agar konsumen melakukan keputusan

dalam pasar dengan penjual yang lebih sedikit, tetapi lebih besar (yaitu pasar bisnis). Sejumlah studi menggaris bawahi peran iklan dalam pasar bisnis. Iklan digabungkan