BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebersihan diri
2.1.1. Definisi Kebersihan Diri
Menurut Potter dan Perry (2006) kebersihan diri adalah cara
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.
Kebersihan diri (Personal hygiene) berasal dari bahasa Yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene artinya sehat. Kebersihan diri
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2006).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan
diri adalah suatu keadaan yang harus dilakukan seseorang untuk menjaga,
memelihara, dan merawat diri baik secara fisik dan psikis.
2.1.2. Macam-macam Tindakan Kebersihan Diri
Menurut Potter dan Perry (2006), macam-macam kebersihan diri
terdiri dari beberapa macam diantaranya:
a. Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidak mampuan mencegah untuk memelihara perawatan rambut
sehari-hari. Menyikat, menyisir, dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis.
Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan
rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut.
Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tapi sisir bergerigi
panjang untuk rambut keriting. Sisir yang bergerigi tajam dan tidak
beraturan dapat melukai kulit kepala.
Frekuensi bersampo minimal dua kali dalam seminggu
menggunakan sampo ringan. Adapun langkah-langkah bersampo adalah
basahkan rambut hingga rata dengan air kemudian tuangkan sampo ke
telapak tangan, gunakan sampo secukupnya gosok-gosok hingga berbusa
dengan kedua tangan, sampo sisi-sisi kepala hingga rata, massase kulit
kepala dengan memberikan penekanan dengan menggunakan
ujung-ujung jari, kemudian bilas rambut dengan air secara merata pastihan
tidak ada busa yang tersisa, keringkan rambut dan kulit kepala dengan
handuk mandi, dan sisir rambut untuk menghilangkan kekusutan.
b. Perawatan Kaki dan Kuku
Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Sering kali
orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau
ketidaknyamanan. Masalah dihasilkan karena perawatan yang salah atau
kurang terhadap kaki dan tangan seperti mengigit kuku atau pemotongan
yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan
pemakaian sepatu yang tidak pas.
Adapun langkah-langkah perawatan kuku adalah siapkan air hangat
menit, keringkan tangan dengan menggunakan handuk, potong kuku
dengan menggunakan gunting kuku sesuai pola ujung jari, kemudian cuci
tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk.
c. Higiene Mulut
Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari makanan, plak,
dan bakteri. Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah
makan dan sebelum tidur) adalah dasar program higiene mulut yang
efektif. Sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan bulunya
harus kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus
diganti setiap tiga bulan. Permukaan sikat gigi yang bulat dengan bulu
yang lembut, banyak, dari nilon adalah yang terbaik. Bulu halus yang
bundar menstimulus gusi tanpa menyebabkan abrasi dan perdarahan.
Semua permukaan gigi dalam, luar, dan pengunyah harus disikat dengan
teliti.
Pasta gigi berfluorida lebih disukai untuk gosok gigi, kebanyakan
pasta gigi memiliki rasa yang menyenangkan. Spon gliserin-lemon
memiliki efek yang bahaya pada gigi dan mukosa. Gliserin memiliki efek
astringen, kering dan menyusutkan gusi dan membran mukosa. Lemon
jika digunakan dengan berlebihan dapat mengubah pH alami rongga
mulut, menghabiskan refleks air liur melalui overstimulasi dan mengikis
email gigi. Plak terakumulasi sekitar dasar gigi karena kain penyeka
larutan encer dari sorbitol, sodium, karboksimetilselulosa, dan elektrolit
telah terbukti efektif dalam mengobati mulut yang kering.
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami mual dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan
sebagainya. Tindakan penambalan gigi dan pencabutan gigi merupakan
kontraindikasi. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan
dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septikemia, sepsis pueperalis. Oleh karena itu infeksi di rongga mulut
misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang
menyebar kemana-mana. Maka dari itu wanita hamil harus
memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Prawirohardjo,
2005 dalam Rukiyah dkk, 2009).
Menurut Agustina (2011), macam-macam kebersihan diri terdiri
dari beberapa macam diantaranya:
a. Mandi.
Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil
cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri
terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan
cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Orang yang aktif
berolahraga atau bekerja diluar hingga berkeringat disarankan untuk
mandi setelah aktivitas. Gunakan sabun ringan secukupnya, spon mandi
atau penggosok tumit jika tersedia. Bagian genital dan dubur harus
dibersihkan karena pengeluaran alami pada area ini, jika dalam kondisi
tidak higienis, dapat menyebabkan iritas dan infeksi. Bilas dengan bersih
setelah memakai sabun, keringkan badan dengan handuk bersih, hindari
berbagi sabun dan handuk dengan rekan kerja, dan ganti dengan baju
dalam yang bersih setelah mandi.
Adapun manfaat mandi adalah merangsang sirkulasi,
menyegarkan, menghilangkan kotoran yang harus diperhatikan, mandi
hati-hati jangan sampai jatuh, air harus bersih, tidak terlalu dingin atau
tidak terlalu panas, gunakan sabun yang mengandung antiseptik.
b. Perawatan Payudara.
Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan
kalau terbasahi oleh colostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi eczema
pada puting susu dan sekitarnya. Puting susu yang masuk diusahakan
supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
c. Perawatan Vagina atau Vulva.
Wanita yang hamil jangan melakukan irigasi vagina kecuali
dengan nasihat dokter karena irigasi dalam kehamilan dapat
menimbulkan emboli udara. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
celana dalam harus kering, jangan gunakan obat/menyemprot ke dalam
vagina, sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus, jaga kebersihan
bagian tersebut, gantilah celana dalam lebih sering bila perlu, dan
pakailah celana dalam dari bahan katun yang lebih mudah menyerap.
d. Mencuci Tangan.
Cuci tangan sesering mungkin, Karena dengan cuci tangan akan
mencegah penyebaran kuman dan virus yang dapat menyebakan
penyakit. Terutama ketika setelah memegang daging mentah pada saat
memasak, setelah menggunakan kamar kecil, setelah memegang hewan
peliharaan, sebelum atau sesudah melakukan aktivitas tertentu, sebelum,
selama & sesudah menyiapkan makanan, ketika batuk, bersin atau
meniup hidung, dan berada di dekat seseorang yang sedang sakit untuk
mengontrol penyebaran kuman yang dapat menyebabkan pilek dan flu,
dan ketika memasak atau membungkus makanan, mencegah makanan
dari kerusakan dan mengurangi kontaminasi. Ketika mempersiapkan
makanan jangan menggaruk atau memegang telinga, hidung, mulut, atau
luka terbuka.
Cara mencuci tangan yang baik adalah basahi tangan dibawah kran
dan gunakan sabun batang atau sabun cair. Semua bagian tangan harus
terkena air, semua permukaan kulit termasuk jari tangan, kuku dan
bagian belakang telapak tangan digosok dengan busa sabun minimal 20
detik, bilas tangan dengan air, keringkan tangan dengan handuk bersih
atau handuk disposable setelah mencuci, handuk cuci tangan harus dicuci
dan diganti setiap hari, untuk beberapa aktivitas lain, hand sanitizer tidak
hand sanitizer, dengan menuangkan sejumlah sanitizer ke telapak tangan,
kemudian menggosok kedua tangan bersama hingga kering, pastikan
telah mencakup semua permukaan tangan.
2.1.3. Manfaat Kebersihan Diri
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), manfaat kebersihan diri
terdiri dari beberapa manfaat diantaranya:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki kebersihan diri yang kurang.
d. Mencegah penyakit.
e. Miningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), faktor-faktor yang
mempengaruhi kebersihan diri adalah:
a. Body Image.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat memengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap dirinya.
b. Praktik Sosial.
Pada ibu hamil selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
c. Status Sosial Ekonomi.
Kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan.
Pengetahuan kebersihan diri sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesejahteraan. Misalnya pada ibu hamil ia
harus menjaga kebersihan diri.
e. Budaya.
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan Seseorang.
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan dirinya seperti penggunaan sampo, sabun, dan lain-lain.
g. Kondisi Fisik.
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
2.1.5. Dampak Masalah Kebersihan Diri
Menurut Maryani & Rita (2013), dampak masalah kebersihan diri
dapat dilihat dari dua aspek yaitu:
a. Dampak fisik
Dampak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
Menurut Rukiyah dkk (2009) kebersihan diri ini berkaitan dengan
perubahan sistem pada tubuh ibu hamil di antara adalah selama
kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5
akibat vagina mudah terkena infeksi, stimulus Oestrogen menyebabkan
adanya Flour Albus (keputihan), peningkatan vaskularisasi di perifer
mengakibatkan wanita hamil sering berkeringat, dan uterus akan
membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan keinginan wanita
hamil untuk sering berkemih, mandi teratur mencegah iritasi vagina,
tehnik pencucian perineal dari depan kebelakang.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan kebersihan diri adalah:
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
2.2. Ibu Hamil
2.2.1. Definisi Kehamilan
Definisi dari masa kehamilan sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Saifuddin, 2001 dalam Rukiyah, 2009).
Kehamilan merupakan suatu krisis maturasi yang dapat
memberi perawatan dan tanggung jawab yang lebih besar, maka kehamilan
menjadi sangat berharga. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran
baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya agar lebih siap menjadi
orang tua (Bobak, et al. 2004).
2.2.2. Tanda-tanda Kehamilan
Hamilton & Mary (2004) menjelaskan tanda-tanda kehamilan
sebagai berikut:
a. Aminore (tidak adanya menstruasi), terjadinya sesudah pembuahan.
Penyebab lainnya, bisa terjadi kerena perjalanan, keletihan, stres, rasa
takut akan kehamilan, masalah hormon, penyakit, pertambahan atau
pengurangan berat badan yang ekstrem.
b. Mual di pagi hari (mual dengan atau tanpa muntah, pada jam berapa
pun), terjadi 2-8 minggu sesudah pembuahan. Penyebab lainnya bisa
terjadi karena, keracunan, stres emosional, infeksi berbagai jenis
penyakit.
c. Sering buang air kecil, terjadi 2-3 minggu setelah pembuahan. Penyebab
lainnya bisa terjadi karena infeksi saluran kemih, penggunaan obat
diuretik, stres, dan penyakit.
d. Rasa seperti kesetrum, nyeri tekan, pembengkakan payudara, terjadi
setelah beberapa hari pembuahan. Pentebab lain karena penggunaan pil
KB menjelang menstruasi.
e. Penggelapan warna areola (area disekeliling puting), dan penonjolan
Penyebab lainnya terjadi karena ketidakseimbangan hormon dari efek
kehamilan sebelumnya.
f. Garis-garis biru dan merah muda dibawah kulit payudara terjadi pada
trimester pertama.
g. Mengidam makanan, terjadi pada trimester pertama. Penyebab lainnya
bisa terjadi karena diet yang buruk, stres, dan menjelang menstruasi.
h. Penggelapan warna garis dari pusar ke pubis (linea nigra), terjadi pada
bulan ke-4 atau ke-5, karena ketidakseimbangan hormon atau efek dari
kehamilan sebelumnya.
2.2.3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Menurut Hamilton & Mary (2004), menyatakan perubahan
psikologis ibu hamil ada tiga trimester yaitu:
a. Trimester 1
Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena
mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup
baru. Karena tubuh dan emosi seluruhnya berhubungan, perubahan fisik
dapat mempengaruhi emosi, setelah konsepsi, progesterone dan estrogen
dalam tubuh meningkat. Terjadi morning sickness, kelemahan, keletihan,
dan perasaan mual. Calon ibu tidak merasakan sehat benar dan umunya
mengalami depresi.
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan, tubuh wanita telah
terbiasa dengan tingkat hormo yang tinggi, morning sickness telah hilang.
Ibu sudah menerima kehamilanya dan menggunakan pikiran dan
energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan sebelum
menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukuranya. Selama trimester ini,
terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali.
c. Trimester 3
Trimester ketiga ditandai dengan klimak kegembiraan emosi
karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke delapan mungkin terdapat periode
tidak semangat, stres dan bahkan sampai depresi, ketika bayi membesar
dan ketidaknyamanan bertambah.
2.2.4. Ketidaknyamanan pada Kehamilan
Menurut Murkoff (2006), ketidaknyamanan pada saat kehamilan dan
perlu dikhawatirkan adalah:
a. Sering buang air kecil (nocturia), cara meringankannya adalah
kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan atau buang air kecil,
perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum di malam hari
untuk mengurangi nocturia kecuali nocturia mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
b. Keringat bertambah (peningkatan perspirasi), pakailah pakaian yang tipis
c. Kram pada kaki, cara meringankannya adalah berlatih dorsifleksi pada
kaki untuk meregangkan otot-otot.
d. Varises pada kaki/vulva, gejala varises tidak sulit untuk dikenali, tetapi
bisa sangat berbeda-beda dalam tingkat keparahannya. Bisa terjadi nyeri
ringan atau parah ditungkai kaki atau perasaan berat, pembengkakan.
Untuk mencegah terjadinya varises dapat dilakukan dengan hindari
kenaikan berat badan yang berlebihan, hindari angkat berat, hindari
berdiri atau duduk lama, hindari mengejan saat buang air besar, dan
jangan menggunakan pakaian ketat.
e. morning sickness, sekitar 75% dari semua wanita mengalami mual-mual
pada awal kehamilan. Morning sickness terjadi ketika kadar hormon
ganodotropin meningkat dan ketika kelenjar endokrin mengalami