• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau 2.1.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau - Studi Ruang Terbuka Hijau Sebagai Wadah Aktivitas Sosial Mahasiswa. Studi Kasus Taman Biro Pusat Administrasi USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau 2.1.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau - Studi Ruang Terbuka Hijau Sebagai Wadah Aktivitas Sosial Mahasiswa. Studi Kasus Taman Biro Pusat Administrasi USU"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Terbuka Hijau

2.1.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau

Secara definitif, ruang terbuka hijau adalah kawasan atau areal permukaan

tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan

habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan

prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas

atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, ruang terbuka hijau di

tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap

kota (Hakim, 2004). Ruang terbuka adalah ruang yang diakses oleh elemen

masyarakat secara tidak langsung maupun langsung dalam kurun waktu tidak

tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk, ruang terbuka hijau seperti

taman kota, trotoar, hutan, jalan dan sebagainya (Hakim dan Utomo, 2004).

Sedangkan menurut Lynch (1991) ruang terbuka hijau adalah tempat yang

dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan seperti bermain, berolahraga, dan

aktivitas sosial lainnya, pada suatu tempat yang luas dengan ciri kepemilikan

publik atau semi publik. Selanjutnya dia mengatakan bahwa ruang terbuka hijau

merupakan tempat yang tidak terbangun dan tidak berdiri bangunan diatasnya dan

(2)

Ruang terbuka hijau memiliki bentuk dan fungsi yang beragam serta dapat

terbentuk dimana saja antara lain, di area kampus atau sekolah, rumah sakit,

permukiman, perkantoran, dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan

sekitarnya. Di area kampus / sekolah ruang terbuka hijau dimanfaatkan sebagai

tempat istirahat, santai, belajar dan berolah raga. Di rumah sakit ruang terbuka

hijau dimanfaatkan sebagai area komunikasi, istirahat dan menghirup udara segar.

Di area permukiman ruang terbuka hijau dimanfaatkan sebagai area olahraga,

bermain, rekreasi, istirahat, berinteraksi dan kegiatan sosial. Di sekitar area

perkantoran ruang terbuka hijau banyak dimanfaatkan sebagai tempat istirahat

terutama pada jam-jam istirahat sambil menikmati suasana segar disekelilingnya

(Cooper Marcus, 1997.)

2.1.2 Jenis-jenis Ruang Terbuka Hijau

Menurut Irwan (2007). Terdapat beberapa kualifikasi ruang terbuka hijau

(RTH) berdasarkan fungsi dari ruang terbuka yaitu :

a. Pertanian perkotaan, dengan fungsi untuk hasil yang dapat digunakan

untuk konsumsi yang disebut juga dengan hasil pertanian kota. Contoh

hasil holtikultura.

b. Taman kota, dengan fungsi utama sebagai tempat interaksi sosila dan

keindahan.

c. Hutan kota, mempunyai fungsi utama dengan tujuan peningkatan kualitas

(3)

Sedangkan menurut Undang-Undang Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 1 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

pada Pasal 6 jenis RTHKP meliputi :

a. Taman kota

b. Taman wisata alam

c. Taman rekreasi

d. Taman lingkungan perumahan dan permukiman

e. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial

f. Taman hutan raya

g. Hutan kota

h. Hutan lindung

i. Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah

j. Cagar alam

k. Kebun raya

l. Kebun binatang

m. Pemakaman umum

n. Lapangan olah raga

o. Lapangan upacara

p. Parkir terbuka

q. Lahan pertanian perkotaan

r. Jalur dibawah tegangan tinggi (sutt dan sutet)

s. Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa

(4)

2.1.3 Tujuan, Peranan, dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Menurut Hakim dan Utomo (2004). Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 14 Tahun 1988 tentang penataan ruang terbuka hijau diwilayah kota

dengan tujuan sebagai berikut:

a) Meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, indah, segar,

bersih sebagai pengaman lingkungan perkotaan

b) Memberikan lingkungan yang serasi dan lingkungan binaan yang

bermanfaat untuk masyarakat.

Menurut Hakim dan Utomo (2004). Peran ruang terbuka hijau bagi

pengembangan kota yaitu:

a) Alat pengukur amplitude (klimatologis). Penghijauan dapat member

dampak variasi yaitu kondisi udara yang panas ke kondisi udara yang

sejuk.

b) Menyaring udara kotor (protektif). Penghijauan juga dapat mencegah

untuk terjadinya pencemaran udara yang dihaslkan oleh kendaraan

bermotor, serta asap yang ditimbulkan dari buangan pabrik industri.

c) Tempat hidup satwa seperti burung, unggas. Pohon juga dapat menjadi

peneduh ditepi jalan.

d) Penunjang nilai keindahan (estetika).

e) Menambah kualitas ruang kehidupan lingkungan. Penghijauan juga dapat

mempersatukan elemen bangunan yang ada disekelilingnya. Sehingga

(5)

Menurut Hakim dan Utomo (2004). Manfaat ruang terbuka hijau adalah

sebagai berikut :

a) Memberi kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan.

b) Menjadikan lingkungan yang sehat dan bersih

c) Memberikan berupa hasil produksi seperti kayu, daun, bunga dan buah.

d) Tempat hidup satwa

e) Sebagai resapan air sehingga menjaga keseimbangan air dalam tanah. Dan

menjaga agar tanah terjaga kesuburannya.

f) Sebagai sirkulasi udara

(6)

Tabel 2.1 Jenis, Fungsi dan Tujuan Pembangunan RTH

Jenis, fungsi, dan tujuan pembangunan RTH menurut menurut Direktorat

(7)

Arahan penyediaan ruang terbuka hijau pada bangunan/perumahan

meliputi arahan penyediaan ruang terbuka hijau pekarangan, Ruang terbuka hijau

halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha serta ruang terbuka hijau

dalam bentuk taman atap bangunan (Roof Garden).

Pekarangan adalah lahan diluar bangunan, yang berfungsi untuk berbagai

aktivitas. Luas pekarangan disesuaikan dengan ketentuan koefisien dasar

bangunan (KDB) di kawasan perkotaan, seperti tertuang didalam peraturan daerah

mengenai rencana tata ruang wilayah di masing-masing kota. Untuk memudahkan

di dalam pengklasifikasian pekarangan maka ditentukan kategori pekarangan pada

tabel 2.2 sebagai berikut:

Luas Lahan Luas lahan di atas 500 m2 Luas lahan antara 200 m

2

sampai dengan 500 m2 Luas lahan dibawah 200 m

2

Luas lahan (m2) dikurangi

luas dasar bangunan (m2)

sesuai peraturan daerah

setempat

Luas lahan (m2) dikurangi

luas dasar bangunan (m2)

sesuai peraturan daerah

setempat

Luas lahan (m2) dikurangi

luas dasar bangunan (m2)

sesuai peraturan daerah

(8)

2.1.4 Tujuan, Fungsi Dan Aktivitas di Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)

suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna

mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh ruang

terbuka hijau (RTH) dalam kota yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan

keindahan wilayah perkotaan tersebut (Dep. Pekerjaan Umum, 2008).

Selain itu menurut UU No. 26 Tahun 2007, tentang penataan ruang ,

ruang terbuka memiliki fungsi yang paling penting yakni sosial dan ekonomi.

Berdasarkan fungsinya, ruang terbuka merupakan tempat bertemu, berinteraksi

dan silaturrahmi dan merupakan tempat untuk berekreasi antara lain bermain,

berolahraga dan bersantai (Ahmad, 2002).

Sedangkan Menurut Gehl (dalam Zhang dan Lawsin, 2009), terdapat

beberapa klasifikasi aktivitas yang ada di ruang terbuka, yakni :

1. Aktivitas penting yakni serangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan

dengan tidak memperhatikan kondisi lingkungan fisik, seperti berjalan,

belanja, dan lainnya. Aktivitas penting umumnya ditandai dengan kegiatan

berjalan dan berlangsung hampir sepanjang tahun dalam segala jenis

situasi dan kondisi.

2. Aktivitas pilihan yakni merupakan segala aktivitas yang muncul jika ada

keinginan untuk melakukannya dan apabila waktu dan tempat

memungkinkan untuk terjadi aktivitas ini. Kemunculan aktivitas pilihan

ini akan sangat bergantung pada kondisi lingkungan fisik dan terjadi

(9)

melakukan berbagai jenis aktivitas di tempat tersebut. Adapun jenis

aktivitas pilihan ini merupakan jenis aktivitas yang paling berperan dalam

mengevaluasi kualitas suatu tempat, dimana semakin banyaknya aktivitas

pilihan yang muncul, maka tempat tersebut akan semakin terasa hidup,

seperti : aktivitas makan, berjalan, duduk, berdiri, bersantai, berinteraksi,

dan lainnya.

3. .Aktivitas Sosial yakni merupakan segala aktivitas sosial, dan berkumpul

yang melibatkan interaksi sosial dan kegiatan ini umumnya terjadi karena

aktivitas penting ataupun aktivitas pilihan dan dapat pula berlangsung

bersamaan dengan aktivitas penting dan aktivitas pilihan tersebut ataupun

tidak, seperti : bertemu dengan teman, berdiskusi, berbincang, saling

menyapa, dan lainnya

2.1.5 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan

a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Ruang terbuka hijau (RTH) taman biro pusat administrasi universitas

sumatera utara diklasifikasikan menurut Undang-Undang Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Perkotaan pada Pasal 6 jenis RTHKP adalah taman lingkungan

perkantoran dan gedung komersial. Taman ini merupakan taman dengan

klasifikasi yang lebih kecil dan diperuntukkan untuk kebutuhan terbatas yang

(10)

institusi, misalnya pendidikan dan kantor-kantor. Institusi tersebut membutuhkan

RTH pekarangan untuk tempat upacara, olah raga, area parkir, sirkulasi udara,

keindahan dan kenyamanan waktu istirahat belajar atau bekerja.

Gambar 2.1Taman Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara (Sumber: dokumen pribadi 2014)

b. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Hutan Kota Taman Beringin

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang hutan Kota,

hutan kota didefinisikan sebagai suatu hamparan lahan yang bertumbuhan

pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara

maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang

berwenang. Persentase luas hutan kota paling sedikit 10% dari wilayah perkotaan

dan atau disesuaikan dengan kondisi setempat dengan luas minimal sebesar 0.25

ha dalam satu hamparan yang kompak (hamparan yang menyatu). Taman hutan

raya, kebun raya, kebun binatang, hutan lindung, arboretum, dan bumi

perkemahan yang berada di wilayah kota atau kawasan perkotaan dapat

(11)

2.2 Aktivitas sosial

2.2.1 Definisi Aktivitas Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian aktivitas adalah

“kegiatan / keaktifan”.Dimana kegiatan tersebut merupakan kesibukan; keaktifan;

kegiatan; kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan.

Menurut Gehl (dalam Zhang dan Lawsin, 2009) Aktivitas sosial yakni

merupakan segala aktivitas sosial, dan berkumpul yang melibatkan interaksi sosial

dan kegiatan ini umumnya terjadi karena aktivitas penting ataupun aktivitas

pilihan dan dapat pula berlangsung bersamaan dengan aktivitas penting dan

aktivitas pilihan tersebut atau pun tidak, seperti : bertemu dengan teman,

berdiskusi, berbincang, saling menyapa, dan lainnya. Sedangkan menurut Cooper

Marcus dan Wischemann (1983) Aktivitas sosial mahasiswa adalah aktivitas yang Gambar 2.2 Taman Hutan Beringin Medan

(12)

dilakukan seperti belajar, berdiskusi, berinteraksi dengan mahasiswa lain,

berbincang – bincang , makan siang, serta beristirahat menunggu kelas

selanjutnya.

2.2.2 Tempat Pemilihan Lokasi di Ruang Terbuka Kampus.

Menurut Cooper Marcus dan Wischemann (1983). menyatakan bahwa ada

perbedaan yang nyata antara belajar didalam kelas dan diluar kelas (ruangan

terbuka) yaitu bersifat lebih tertutup, bosan, frustasi, dan cemas untuk belajar

didalam kelas, sedangkan diruangan terbuka lebih tenang, santai, damai, hijau dan

nyaman. Kemudian penelitian tahun 1981 University of california at Berkeley

menyatakan bahwa faktanya hampir semua orang menunjukan keyakinan mereka

akan pentingnya ruang terbuka hijau dan menjadi tempat favorit untuk

menghindari tekanan kerja dan rileksasi.

Menurut Cooper Marcus dan Wischemann (1983). Beberapa alasan

memilih tempat favorit tersebut yaitu:

• Alami dengan pepohonan dan tanaman hijau

• Damai dan tenang

• Berteduh dari sinar matahari

• Dapat berinteraksi dengan orang lain

• Dekat dengan sumber air

• Adanya ruang terbuka hijau

• Bebas dan nyaman

Menurut Cooper Marcus dan Wischemann (1983) bahwa lokasi yang

(13)

• Dekat dengan kantin, karena sebagian siswa sering membaca dan makan

dalam waktu yang bersamaan

• Jauh dari lalu lintas atau tempat parkir yang suaranya dapat mengganggu

• Daerah ruang terbuka hijau yang ditanami rumput menjadi tempat lebih

banyak disukai untuk belajar

• Ruang terbuka tersebut banyak tersedia jalur pejalan kaki.

• Banyak pohon-pohon besar sehingga menjadi area untuk melakukan

aktivitas duduk dan belajar.

2.2.3 Faktor yang Menghalangi Penggunaan Ruang Terbuka Kampus

Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat kegiatan belajar diluar

ruang kelas yaitu, terlalu banyak orang, tidak ada tempat untuk duduk,

keterbatasan waktu, panas, polusi suara kendaraan, gangguan dari luar, adanya

anjing-anjing peliharaan, dan tidak ada tempat untuk menulis dan bersandar.

(Cooper Marcus dan Wischemann 1983).

Kemudian menurut Cooper Marcus dan Wischemann (1983). ada beberapa

faktor yang menjadi masalah pengguna ruang terbuka kampus yaitu :

• Kekhawatiran terhadap kejahatan.

Dalam sebuah survey yang nasional yang dilakukan, dari sepuluh ribu

Mahasiswa yang dipilih secara acak, hampir 40 % pernah menjadi korban

kecelakaan selama pengalaman di universitas kampus mereka (bausell dan

Maloy 1990). Sebagian besar sampel tersebut menganggap bahwa seluruh

(14)

perempuan. Tetapi sedangkan untuk laki-laki mereka merasa aman dimana

saja.

• Lalu lintas

Lalu lintas merupakan masalah terbesar bagi siswa setelah kejahatan,

kebisingan kendaraan, parkir mobil, polusi udara, dan pengelolaan keluar

masuk mobil kedalam bangunan.

2.2.4 Karakteristik Fungsi dan Aktivitas di Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan fungsi dan jenis aktivitas yang ada di ruang terbuka menurut

Project For Public Spaces (2000), terdapat beberapa karakteristik dalam

mengevaluasi fungsi, manfaat dan aktivitas yang ada di ruang terbuka, yakni :

a) Kenyamanan.

Ruang terbuka publik dikatakan nyaman apabila ruang terbuka publik

tersebut bersih, aman, dan menyediakan tempat duduk yang memadai.

b) Keamanan.

Keamanan di ruang terbuka akan tercapai dengan adanya ketersediaan

fasilitas lampu penerangan yang memadai. Penyediaan lampu penerangan

yang memadai akan menurunkan rasa takut terhadap tindakan kriminal,

meningkatkan jarak penglihatan yang jelas terhadap kemungkinan

terjadinya tindakan kriminal serta meningkatkan pemakaian ruang

terbuka publik pada saat malam hari. Ruang terbuka publik yang

memiliki fasilitas - fasilitas yang rusak akan menurunkan rasa aman di

(15)

c) Kebersihan.

Ruang terbuka yang bersih akan memberikan rasa nyaman bagi mahasiswa

untuk beraktivitas di ruang terbuka, dimana para mahasiswa umumnya

menghindari kunjungan ke ruang terbuka publik yang kotor (Gearin dan

Kahle, 2006).

d) Kerindangan / kesejukan.

Suasana rindang / sejuk dalam beraktivitas dapat diciptakan dengan

menyediakan fasilitas vegetasi berupa pepohonan dan tanaman hijau.

e) Menarik / Attraktif.

Ruang terbuka yang menarik / attraktif mampu menciptakan pengalaman

beraktivitas yang menyenangkan bagi para pemakainya dan ditunjukkan

dengan adanya kehadiran banyak orang di ruang terbuka publik tersebut

yang melakukan beragam jenis aktivitas. Selain itu, agar suatu ruang

publik mampu menimbulkan daya tarik, maka ruang publik tersebut harus

mampu mendorong orang untuk melakukan interaksi sosial dengan

menyediakan area - area duduk untuk menikmati pemandangan dan

suasana di sekitarnya, area untuk makan dan minum, tempat bermain, serta

area untuk mengadakan acara. Gehl (1987) mengemukakan bahwa

kehadiran orang - orang juga merupakan daya tarik bagi orang lainnnya,

contohnya jika seseorang diberikan kesempatan untuk memilih, maka

seseorang akan lebih memilih untuk berjalan - jalan dan berada di tempat

yang ramai dibandingkan berada di tempat yang sepi. Hal ini dikarenakan

(16)

f) Bernilai historis.

Dikatakan bernilai historis bila bangunan - bangunan dan tempat - tempat

lokal di sekitarnya yang khas masih dipertahankan keberadaannya dan

ruang terbuka publik tersebut masih mencerminkan karakter dan identitas

lokal yang menciptakan keunikan tempat tersebut.

g) Memiliki aktivitas yang menyenangkan.

Ruang terbuka harus mampu mendorong terjadinya interaksi sosial. Selain

itu, penyelengaraan acara juga akan membuat aktivitas di ruang terbuka

publik tersebut terasa semakin menyenangkan.

h) Kebebasan untuk beraktivitas.

Ruang terbuka harus terbuka untuk umum, menyediakan beragam jenis

aktivitas yang dapat diakses secara publik oleh siapa saja.

i) Menyediakan banyak pilihan kegiatan.

Banyaknya kegiatan yang berlangsung di suatu ruang terbuka terlihat dari

keberagaman jenis aktivitas yang berlangsung dan semakin besarnya

peluang untuk turut terlibat di dalam aktvitas tersebut.

j) Keberadaannya yang penting.

Kehadiran banyak orang di suatu ruang terbuka, maka keberadaan ruang

terbuka publik tersebut akan menjadi semakin penting. Selain itu,

pentingnya keberadaan suatu ruang terbuka juga dapat diukur melalui

kerutinan dalam penyelengaraan acara. Menurut Montgomery (1998),

keberadaan ruang terbuka publik akan menjadi penting apabila ada

(17)

k) Ramai.

Ruang terbuka dikatakan ramai apabila lebih banyak dipakai secara

berkelompok ketimbang dipakai oleh individu secara personal. Kehadiran

banyak orang secara kontinu yang juga akan meningkatkan rasa aman

dikarenakan semakin besarnya kemungkinan untuk dilihat dan diawasi

oleh lebih banyak orang bilamana terjadi tindak kejahatan di ruang terbuka

publik (Crowe, 2000).

l) Berkesan.

Ruang terbuka akan menjadi berkesan bagi para pemakainya bilamana di

dalam ruang terbuka tersebut berlangsung beragam jenis aktivitas (Gehl,

1987). Selain itu, penyelengaraan acara tertentu juga akan menciptakan

pengalaman dan kesan tertentu terhadap ruang terbuka publik tersebut

(Pugalis, 2009).

m) Suasana yang bersahabat.

Orang akan merasa nyaman dan senang untuk beraktivitas apabila suasana

di ruang terbuka tersebut bersahabat. Hal ini terlihat dari seringnya ruang

terbuka publik tersebut dimanfaatkan sebagai tempat untuk bertemu dan

bersosialisasi.

n) Kenyamanan untuk berjalan kaki.

Ruang terbuka harus memprioritaskan para pejalan kaki dan pengendara

sepeda.Penempatan pepohonan dan tanaman di sepanjang jalur pejalan

kaki dapat memberikan rasa sejuk, perlindungan dan menciptakan kualitas

(18)

o) Mudah diakses.

Ruang terbuka harus memiliki koneksi yang baik dengan area - area lain di

sekitarnya. Pencapaian ke ruang publik tersebut juga harus dapat

dilakukan dengan beragam moda transportasi mulai dari berjalan kaki,

kenderaan umum hingga kenderaan pribadi. Selain itu, ruang terbuka

publik ini tidak boleh terhalang dan harus mudah terlihat dari area - area di

sekitarnya.

2.2.5 Elemen Pendukung Aktivitas di Ruang Terbuka Hijau

Menurut Project For Public Spaces (2000), terdapat beberapa elemen

pendukung aktivitas di ruang terbuka dalam mengevaluasi fungsi, manfaat dan

aktivitas yang ada di ruang terbuka, yakni :

a) Fasilitas

• Tempat Duduk

yaitu tempat duduk yang bisa dipindah-pindah sehingga mahasiswa

mampu mengatur posisi tempat duduk sesuai dengan keinginan mereka.

kemudian terletak di dekat tempat sampah, kemudian terbuat dari bahan

material yang kuat.

• Lampu Penerangan

Lampu penerangan harus terletak merata, sehingga area-area yang

mungkin agak tertutup dan dapat berpostensi menjadi tindak kriminal

mendapatkan penerangan yang memadai.

(19)

tanda penunjuk harus tidak terhalang oleh pepohonan sehingga dapat

dilihat dengan mudah oleh pengunjung, serta memberi informasi serta

lokasi lokasi penunjuk arah.

• Tempat Sampah

Tempat sampah yang tersedia harus mudah di jangkau, mudah di

angkut, serta dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik

• Vegetasi

Vegetasi berupa pepohan dan tanaman yang memberikan keindahan

serta mejadi peneduh bagi jalur pejalan kaki, dan dapat mengurangi

polusi.

• Jalur Pejalan Kaki

Tersedianya pepohonan dan tanaman disepanjang jalur pejalan kaki

dapat memberikan rasa kesejukan dan perlindungan dari cuaca panas,

serta menciptakan suasana visual yang membuat pengguna pejalan kaki

merasa nyaman untuk berjalan kaki. dan jalur pejalan kaki seharusnya

terbuat dari material kasar dan tidak licin.bisa berbentuk beton kasar

dan berbatu.

• Fasiltas Umum (Toilet, Tempat Rekreasi, Lapangan Parkir, Pos satpam

dan lainnya)

b) Pemakaian suatu ruang terbuka

• Waktu Berkunjung.

Apabila dilihat dari segi waktu berkunjung, ruang terbuka yang selama

(20)

melakukan aktivitas tertentu dapat menjadi salah satu indikator

keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka tersebut.

• Lama Berkunjung.

Semakin lama seseorang berkunjung ke suatu ruang terbuka, maka

menunjukkan bahwa seseorang tersebut semakin merasa nyaman untuk

beraktivitas di ruang terbuka publik tersebut.

• Banyak Kunjungan.

Kerutinan dan keteraturan kunjungan seseorang dapat menjadi salah

satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka.

• Rekan Berkunjung.

Apabila dilihat dari segi rekan berkunjung, ruang terbuka yang

dikunjungi oleh 2 orang secara bersama, bersama kelompok ataupun

rombongan lebih baik dibandingkan ruang terbuka publik yang hanya

dikunjungi sendiri. Apabila ruang terbuka publik lebih banyak

dikunjungi oleh 2 orang secara bersama, bersama kelompok ataupun

bersamarombongan, maka ruang terbuka publik tersebut dapat

dikatakan sebagai ruang terbuka yang menyenangkan, mampu

menyediakan banyak tempat dan ruang bagi orang - orang untuk dapat

beraktivitas bersama dengan teman, keluarga dsb.

• Jenis Aktivitas

Keberagaman jenis aktivitas yang terjadi diruang terbuka dapat menjadi

(21)

2.2.6 Studi Banding. Fakulty Glade, University of California

Faculty Glade, University of California at berkeley merupakan sebuah

tempat yang berumput. Dan merupakan tempat yang populer di kampus Berkeley,

area ini di kelilingi oleh beberapa bangunan rendah, seperti departemen musik,

perpustakan, ilmu sosial, namun banyaknya pohon yang ada disekitar site tersebut

hampir membuat area tesebut tidak terlihat. Tempat ini sangat alami , taman

diatur dengan dikelilingi oleh beberapa pepohonan. Hasil survey siswa tahun 1981

tempat ini menjadi tempat ruang terbuka yang terfavorit bagi mahasiswa di

kampus. Mereka datang dan duduk di lereng bukit karena pancaran sinar matahari

untuk belajar, bersosialisasi, makan siang, atau beristirahat menunggu kegiatan

kelas berikutnya. Ruang terbuka hijau tersebut juga menjadi menyenagkan dengan

adanya bangunan-baangunan tinggi yang hanya terlihat di balik pepohonan, Gambar 2.3 tempat favorit untuk makan siang, bersantai

(22)

pemandangan dan kebisingan terhadap kendaraan yang melintasi disekitar kampus

tertutupi oleh tanaman dan pepohonan, serta pohon-pohon yang memberi

keteduhan bagi aktivitas mahasiswa.

Faktor keberhasilan lokasi:

• Dikelilingi oleh pepohonan

• Pemandangan disekitar bangunan ditutupi oleh tanaman dan pepohonan

• Adanya jalan kecil akses (lorong) bagi pejalan kaki

• Area yang mendapat sinar matahari langsung sepanjang hari

• Tempat yang berumput

Faktor kegagalan:

• Hanya ada tiga bangku (satu bangku beton, dua bangku kayu) yaitu bagi

mereka yang tidak ingin duduk di rumput

• Tidak adanya bangku atau meja di tepi ruang terbuka hijau untuk belajar

dimusim panas.

• Kepadatan tanaman dan pencahayaan yang tidak berlebihan membuat

tempat tersebut tidak aman di malam hari (Cooper Marcus dan

(23)

2.3 Mahasiwa

Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai

dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual

mahasiswa harus mampu untuk berpikir kritis terhadap kenyataan sosial,

sedangkan sebagai manusia muda, mahasiswa sering kali tidak mengukur resiko

yang akan menimpa dirinya (Djojodibroto,2004). Mahasiswa dalam

perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berusia 18-21 tahun (

Monks dkk,1991). Menurut Makmun (2003).pada masa perkembangan,

mahasiswa cenderung memiliki banyak teman dan suka menghabiskan waktu

luang mereka bersama - sama dengan teman – teman yakni melakukan aktivitas

sosial. Menurut Papalia, dkk (2007), usia ini berada dalam tahap perkembangan

dari remaja atauadolescencemenuju dewasa muda atau youngadulthood. Adanya

pengaruh lingkungan , serta sudah mulai berbuat keputusan terhadap pemilihan

Gambar

Tabel 2.1 Jenis, Fungsi dan Tujuan Pembangunan RTH
tabel 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.1Taman Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara(Sumber: dokumen pribadi 2014)
Gambar 2.2 Taman Hutan Beringin Medan
+2

Referensi

Dokumen terkait

4 Rasio Siswa per KS dan Guru dan Rombongan Belajar per Sekolah menurut Status Sekolah Tiap Provinsi / Ratios of Pupils to Headmasters and Teachers and Classes to Schools by Status

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa tingkat higiene pada aspek pengadaan dan pengelolaan bahan baku dangke masih rendah; tingkat higiene aspek proses

Bahan baku untuk pembuatan deterjen bubuk terdiri dari beberapa jenis, yaitu bahan aktif, bahan pengisi, bahan penunjang, bahan tambahan, bahan pewangi dan antifoam.. Pada

Dari sisi pengeluaran, pada Triwulan II-2017, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 7,41 persen, kemudian diikuti oleh

PEGADAIAN (Persero) CABANG CPS BLAURAN ditentukan berdasarkan besarnya nilai barang yang dijadikan jaminan, sedangkan yang membedakan perbedaan tarif ijarah yang

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan Pemberdayaan terhadap Kinerja pada

Baja merupakan alternative bahan bangunan tahan gempa yang sangat baik, karena jika dibandingkan dengan struktur beton, baja dinilai memiliki sifat daktilitas