• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Hakikat Pembelajaran IPS

Peserta didik di masa yang akan datang akan menghadapi tantangan berat, karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat, yang tercantum dalam KTSP Standar Isi 2006. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Menurut Zuraik dalam Ahmad Susanto (2013: 137) mengemukakan bahwa IPS merupakan harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-nilai.Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan ketrampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warna negara sedini mungkin. Karena pembelajaran IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata , tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat.

(2)

menunjukkan bahwa tingkat kesukaran bahan harus sesuai dengan tingkat kecerdasan dan minat peserta didik.

Sejalan dengan pemikiran Zuraik dan Soemantri, Banks dalam Ahmad Susanto (2013: 140) berpendapat bahwa pendidikan IPS merupakan bagian dari kurikulum di sekolah yang bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam rangka berpartisipasi di dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia. Banks menekankan begitu pentingnya pembelajaran IPS diterapkan di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi, terutama di sekolah dasar dan menengah.

Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu–ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis unntuk kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk menguasai pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai

(attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemmapuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. (Sapriya, 2009:12) Untuk jenjang SD/MI, pengorganisasian materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu

(integreted), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata

(factual/real) peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat pengembangan berpikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilakunya. Dalam dokumen Permendiknas (2006) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan isu sosial.Dari ketetntuan ini maka secara konseptual, materi pelajaran IPS di SD belum mencangkup dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial.

(3)

ekonomi, sosiologi, antropologi dan lain sebagainya yang disederhanakan dengan tujuan agar materi mudah untuk dipelajari.Dengan demikian, peranan IPS sangat penting untuk mendidik siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik.

Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS di SD

Tujuan utama pembelajaran IPS (Menurut Ahmad Susanto 2013:145) adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinyamaupun yang menimpa masyarakat

Secara rinci,Mutakin dalam Ahmad Susanto (2013: 145-146) merumuskan tujuan pembelajaran IPS di sekolah , sebagai berikut :

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkunganya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunkan metode

yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbaai potensi sehingga mampu mengembangkan diri sendiri agar surviveyang kemudian bertanggungjawab membangun masyarakat.

(4)

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian,

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja dama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan tujuan di atas, dengan mempelajari kondisi masyarakat seperti yang dimuat dalam pembelajaran IPS, maka siswa akan dapat mengamati dan mempelajari norma-norma atau peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat, sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat.

Ruang Lingkup IPS

(5)

Secara rinci, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS untuk SD/MI kelas 4 Semester 2 sebagai berikut.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 4

Standar Kompetensi Konpetensi Dasar

2) Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

• Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

• Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

• Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya • Mengenal permasalahan sosial

daerahnya.

Sumber :Permendiknas No. 22 Tahun 2006

(6)

2.1.2 PendekatanProblem Solving

Pendekatan problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang melakukan pemusatan pembelajaran pada pengajaran dan ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Karen (Dewi, 2008: 28). Sedangkan Gulo (2002:111) menyatakan bahwa pendekatan problem solving

adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Sejalan dengan pengertian yang disampaikan Karen dan Gulo, Made Wena(2009; 22) mengemukakan bahwa pendekatan pemecahan masalah dipandang sebagai suatuproses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkandalam upaya mengatasi situasi baru.Pada pelaksanaan pembelajaran

problem solving, siswa diharapkan setelah mengetahuiteori teori yang dipelajari dapat digunakan untuk memecahkan masalah.Denganmemecahkan masalah siswa akan lebih diasah kemampuannya untuk menerapkanteori.

Jadi pendekatan problem solqving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus terampil untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa di libatkan untuk melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan, dengan melakukan analisis dan identifikasimasalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.

Langkah-langkah PendekatanProblem Solving

Dalam penerapan pendekatan problem solvingdalam proses pembelajaran terdapat langkah-langkah penggunaan pendekatan ini yaitu:

1. Ada masalah yang jelas. Masalah ini tumbuh dari dalam diri siswa dan mendorong siswa untuk memecahkan suatu masalah.

(7)

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Jawaban sementara didapat dari proses pencarian data.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara. Siswa berusaha memecahkan masalah dengan menguji kebenaran sementara.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus menarik kesimpulan dari jawaban atas masalah tadi. (Bahri, 2006:35)

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Polya (2011:30) bahwa Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut:

(1) Mengidentifikasi masalah adalah cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah.

(2) Mendefinisikan masalah adalah menjelaskan permasalahan yang diperoleh dengan cara mencari sumber-sumber relevan

(3) Menemukan rencana. dari definisi masalah yang diperoleh dari sumber yang relevan selanjutnya adalah merencanakan bagaimana cara memecahkan masalah.

(4) Memecahkan permasalahan. melakukan pemecahan masalah dengan menerapkan rencana yang telah diperoleh

(5) Mengevaluasi adalah menilai apakah dari rencana yang ditemukan sudah tepat untuk memecahkan masalah yang diperoleh.

Selain langkah-langkah tersebut, menurut Depdiknas tahun 2008problem solvingdapat dilaksanakan melalui 5 langkah yaitu :

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

(8)

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode - metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Jadi langkah-langkah pendekatanproblem solvingadalah: 1. Merumuskan masalah,

2. Mencari teori pemecahan masalah, 3. Menetapkan jawaban sementara, 4. Menguji kebenaran jawaban, 5. Membuat kesimpulan,

6. Mengevaluasi aktivitas yang telah dilakukan.

Kelebihan PendekatanProblem Solving

Adapun kelebihan pendekatanproblem solvingdiantaranya yaitu: a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan,

b. Berpikir dan bertindak kreatif,

c. Memecahkan masalah yang di hadapi secara realistis, d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan,

f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalahyang dihadapi dengan tepat,

(9)

Kelemahan PendekatanProblem Solving

Kelemahan pendekatan problem solving adalah terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Dalam pembelajaranproblem solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

2.1.3 Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.ini berarti bahwa minat itu suatu aktivitas yang dilakukan seseorang atas kesadaran sendiri. Dengan demikian, minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat (Kartono, 1995).

Momen adalah peristiwa jika dikaitkan dengan aktivitas, maka ada suatu proses dalam aktivitas itu, yang prosesitu berjalan efektif yang terkait dengan kepribadian. Di dalam minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985). Dengan demikian, minat itu terkait dengan proses yang ada dalam kognitif,, afektif, dan konatif. Minat yang terdapat dalam peristiwa belajar akan mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994), dan disebut dengan minat belajar.

(10)

Menurut Yurmilza (2011:18), fungsi dari minat belajar lebih besar sebagai

motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Siswa hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar. Minat belajar yang tinggi, akan membuat siswa menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di kelas.

Peristiwa yang mendorong seseorang untuk belajar dapat diekspresikan peserta didik melalui :

a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya

b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati (keikutsertaan)

c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain atau fokus (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:132).

Senada dengan ekspresi minat yang dikemukakan Syaiful Bahri Djamarah, Slameto (2003:58) juga mengemukakan ciri–ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai kecenderunganyang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang dinikmati

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Selain itu Agus Sudjanto, dalam Psikologi Umum,(1995 hal. 88) mengemukakan ciri-ciri minat adalah:

a) Keputusan diambil dengan mempertahankan seluruh kepribadian; b) Sifatnya irasional;

(11)

f) Melakukan sesuatu dengan senang hati.

Jadi minat adalah dorongan seseorang untuk melakukan suatu peristiwa yang nampak dalam:

a. Melakukan suatu kegiatan dengan senang hati,

b. Melakukan aktivitas dengan kesadaran dari diri sendiri,

c. Fokus terhadap kegiatan yang diminati tanpa menghiraukan kegiatan yang lain,

d. Keikutsertaan dalam kegiatan yang diminati,

e. Fokus terhadap sesuatu yang dipelajari secara terus menerus f. Bangga terhadap kegiatan yang diminati.

g. Berani mengambil keputusan dengan tetap mempertahankan seluruh kepribadiannya

h. Sifatnya irasional i. Berlaku perseorangan

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni Binarti dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS melalui Pendekatan Problem Solving Kelas IV SD N Candiareng Warungasem Kabupaten Batang

(12)

Kelebihan dalam penelitian ini adalah siswa lebih kreatif dalam memecahkan masalah yang ada pada materi tersebut. Siswa juga lebih aktif untuk mencari tahu pemecahan dari masalah pada materi tersebut dengan menggunakan proyek yang siswa buat. Siswa dapat lebih kritis dalam menganalisa materi, siswa dapat lebih perhatian dengan guru dan menimbulkan ketertarikan siswa dengan berani menanyakan materi yang belum diketahui. Kelemahan penelitian ini terletak pada fokus guru yang memonitoring siswa yang tidak menyeluruh. Karena fokus guru yang terbagi – bagi menyebabkan beberapa siswa kurang konsentrasi.

Penelitian kedua oleh Erwin Putera Permana denan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Melalui MetodeProblem SolvingDalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Beji 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semaarang“, yang dilakukan tahun 2011, dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa penerapan metode

problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS. Kelebihan penelitian ini adalah pada siklus I terjadi peningkatan 64%, pada siklus II peningkatan mencapai 97 %. Berdasarkan penelitian yg dilakukan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa yang terlihat pada siklus I dan II. Peningkatan aktivitas belajar siswa berkaitan erat dengan minat belajarnya. Siswa yang memiliki minat tinggi akan melakukan aktivitas belajar secara total. Sedangkan siswa yang tidak memiliki minat belajar memiliki aktivitas yang kurang dalam proses pembelajaran.

(13)

Penelitian Mei Erayantiyang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pendekatan Problem Solving pada kelas V SD Negeri Ngepungrojo

92 Pati“ yang dilakukan tahun 2013, dalam penelitian tersebut disimpulkan : pelaksanaan pembelajaran berkategori baik, dan rata - rata nilai akhir dari setiap siklusnya terjadi peningkatan. Pada siklus 1 sebesar 70% dan Siklus 2 meningkat menjadi 90%.Kelemahannya adalah pendekatan problem solving baru dilakukan oleh guru setelah ada penelitian yang membuktikan pendekatan problem solving

meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Ada hubungan erat antara hasil belajar yang tinggi dengan minat siswa. Ketika siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, maka siswa mengupayakan agar hasil belajarnya menjadi tinggi. Siswa akan memperhatikan penjelasan guru, mencatat hal-hal penting saat pelajaran, dan berusaha mendapat nilai yang baik. Oleh sebab itu, minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan hasil belajar yang tinggi pula.

(14)

Tabel 2.2

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

No

Pelajaran IPS sebelum diadakan penelitian tindakan kelas masih menggunakan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah, sehingga nilai anak dibawah KKM, Pola berpikir anak masih abstrak dan siswa cenderung jenuh, bosan dan malas untuk memperhatikan pelajaran.Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS rendah, karena minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

(15)

aktif dan dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah pendekatan problem solving.

Pendekatan problem solving diterapkan dalam KD 2.3 mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tranposrtasi serta pengalaman menggunakannya. Langkah-langkah pendekatan problem solving adalah merumuskan masalah perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tranposrtasi serta pengalaman menggunakannya, mencari teori pemecahan masalah perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tranposrtasi serta pengalaman menggunakannya, menetapkan jawaban sementara perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tranposrtasi serta pengalaman menggunakannya, menguji kebenaran jawaban perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tranposrtasi serta pengalaman menggunakannya dan membuat kesimpulan perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tranposrtasi serta pengalaman menggunakannya

Dalam pendekatanproblem solvingini menggunakan penilaian skala sikap, karena yang diteliti adalah minat belajar siswa. Penilaian diambil dengan cara observasi yang dilakukan dengan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan oleh siswa.

(16)

keikutsertaan dalam kegiatan yang diminati, fokus terhadap sesuatu yang dipelajari secara terus menerus, dan berani mengambil keputusan.

Minat belajar dapat diukur menggunakan angket penilaian minat belajar. Skor pengukuran ini akan menunjukkan kenaikan skor yang signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan dengan pemantapan tindakan yaitu mengulang kembali dengan pendekatan problem solving melalui kompetensi dasar yang berbeda sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai lebih meningkat dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS dapat meningkat.Penjelasan lebih rinci disajikan dalam kerangka berfikir tentang minat belajar terhadap IPS dengan pendekatan

(17)

Gambar 2.1 Skema Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem Solving

1. Merumuskan perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Pendekatan PembelajaranProblem

Senang menyimak perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Mau mencari sebab-sebab munculnya

perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Dapat merumuskan hipotesa jawaban perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Indikator Minat

Skor

Minat

5. Berani mengambil keputusan 1. Melakukan kegiatan dengan senang

hati

2. Melakukan aktivitaas dengan kesadaran diri sendiri

4. Fokus terhadap kegiatan yang diminati 3. Fokus terhadap suatu yang dipelajari

secara terus menerus

Menguji hipotesa jawaban perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannyasehingga memperoleh jawaban

Dapat membuat kesimpulan perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta

pengalaman menggunakannya

Peristiwa Minat yang Nampak

2.Mencari teori pemecahan masalah perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

3.Menetapkan

jawabansementaraperkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

4.Menguji kebenaran

jawabanperkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

PendekatanProblem Solving

Senang menyimak perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Mau mencari sebab-sebab munculnya

perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Dapat merumuskan hipotesa jawaban perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

(18)

2.4 Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 2.1
tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Gambar 2.1 Skema Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving

Referensi

Dokumen terkait

Alat pengumpul data yang terkumpul, dijadikan data untuk menilai hasil akhir atau evaluasi pada pasien stroke setelah dilakukan Range Of Motion (ROM), dengan cara menghitung

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif dengan mengikuti tahapan analisis percakapan model Tannen.Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kohesi

Godfrey, dkk,(1969:8) mengemukakan pengertian keterampilan gerak sebagai berikut : Motor skill is a motor activity limited in extent on involving a single movement or a

Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa media foto efektif untuk meningkatkan kemampuan mengarang karangan deslaipsi batrasa Perancis siswa kelas XI SMA Negeri

Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriatin (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap produktivitas

Dibeli secara kredit dari Toko “Murah”, barang dagangan seharga .... Dijual Tunai barang dagangan

Kontras pada ketiga loka- si desa yang lain, rekomendasi biosekuri- tas lebih sedikit untuk tidak dilaksanakan yang berlanjut dengan performa budidaya udang vaname yang

Dari penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa kualitas produk, komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan berpengaruh signiifikan terhadap loalitas nasabah