• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Karakteristik Ibu Pasangan Usia Subur yang Mengalami Abortus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Karakteristik Ibu Pasangan Usia Subur yang Mengalami Abortus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010-2013"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang

Dalam pembukaan 1945 tercantum bahwa salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan program pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan, dimana salah satunya adalah pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2013)

Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor. Sehat juga diartikan sebagai keadaan dimana seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak mendapat tanda-tanda penyakit atau kelainan. Sedangkan kesehatan adalah keadaansejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis(Mubarak dan Chayatin2012).

(2)

sedangkan abortus yang berlangsung akibat tindakan sengaja disebut abortus buatan(Chalik, 1998).

Saat ini abortus masih merupakan masalah kontroversi di masyarakat Indonesia. Namun terlepas dari kontroversi tersebut, abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, hipertensi dan infeksi. Namun sebenarnya abortus merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi kematian ibu yang diakibatkan oleh komplikasi abortus sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis (Muharikah, 2014).

Komplikasi yang sering terjadi ketika terjadi abortus adalah perdarahan yang bisa terjadi mendadak dengan jumlah yang banyak dan bisa menyebabkan syok. Perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen juga bisa terjadi pada saat penanganan dengan metode kuretasi.Abortus juga dapat menyebabkan Korio karsinoma sekitar 15 sampai 20%(Ida, 2010).

(3)

Prawirohardjo (2010) mengatakan bahwa di seluruh dunia terjadi sekitar 114 kasus abortus perjam, dimana terdapat 15- 20 % kejadian abortus spontan, dan bila ditinjau lebih lanjut kejadian abortus spontan bisa mendekati 50%. Hal ini dikarenakan tingginya angkachemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu pertama setelah konsepsi.

Abortus ilegal termasuk Unsafe abortion yang dilakukan bukan atas dasar pertimbangan medis yang sah sehingga dilarang oleh hukum. Menurut Undang-Undang Kesehatan tahun 2009, abortus buatan atau tindakan yang disengaja untuk menghentikan proses kehamilan dilarang karena dianggap suatu kejahatan kecuali dilakukan sebagai tindakan menyelamatkan jiwa dan kesehatan ibu.WHO (2008) melaporkan setiap tahun sekitar 42 juta kasus abortus pertahun, dengan catatan 22 juta(52,4%) dilakukan dengan aman yaitu menggunakan metodedan alat-alat yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia. Sisanya sebanyak 20 juta (48,6%) dilakukan secara tidak aman.Di negara berkembang, dari 210 juta kehamilan yang terjadi tiap tahun, sekitar 75 juta kehamilan tidak direncanakan dan 40-50 juta kehamilan diperkirakan diakhiri dengan aborsi.

Menurut Sedgh (2012), angka kasus Abortus Provokatusdi dunia tahun 1995, 2003, dan 2008, berturut-turut sebesar 35, 29 dan 28 kasus per 1.000 wanita usia 15 – 44 tahun. Angka aborsi di Asia yaitu berada pada rentang 26 – 36 per 1.000 wanita usia 15 – 44 tahun. Sementara di Afrika pada tahun 2008 hampir semua abortus (97%) merupakan unsafe abortion.

(4)

kasus abortus dari 1.000 wanita usia 15-44 tahun dan 219 kasus abortus dari 1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan tahun 2010 angka tersebut mengalami penurunan sebesar 5% (CDC USA, 2014). Sementara penelitian yang dilakukan oleh Nojomi, (2005), dari 2.470 wanita Iran yang diteliti, 775 (45,7%) pernah mengalami abortus, dimana 20,6% nya adalah abortus yang disengaja, dan 74,2% adalah abortus spontan.

Pada tahun 2000 di Indonesia sekitar 2 juta abortus spontan terjadi, dengan angka kasus pertahun 37 per 1000 perempuan usia reproduksi(15-49 tahun).Perkiraan ini cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, yaitu sekitar 29 aborsi terjadi setiap 1000 perempuan usia reproduksijelas. Sementara tingkat aborsi yang diinduksi tidak begitu (Budi Utomo, 2008).Laporan dari rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukkan kejadian abortus bervariasi antara 2,5-15%.

Menurut Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2011, dalam kurun 3 tahun selama tahun 2008 - 2010 terus terjadi peningkatan kasus aborsi. Pada tahun 2008 tercatat kasus aborsi sebesar 2 juta kasus kemudian pada tahun 2009 terjadi peningkatan menjad 2,3 juta kasus, dan pada tahun 2010 menjadi 2,5 juta kasus aborsi.Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2006 kasus aborsi di Indonesia mencapai 2 juta kasus setiap tahunnya, kemudian pada tahun 2008 kasus aborsi di Indonesia meningkat menjadi 2,3 juta kasus setiap tahunnya dan dari jumlah tersebut terjadi aborsi yang tidak aman(unsafe abortion)mencapai 55%. Dari jumlah tersebut angka kematian ibu yang disebabkan

(5)

Dari penelitian Maemunah (2013) di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar dari 197penderita abortus terdapat 147 orang (74,6%) yang mengalami abortus spontan dan 50 orang (25,4%) mengalami abortus provokatus.Di rumah sakit Martha Friska Medan pada tahun 2007-2009 tercatat 183 penderita abortus dimana terdapat abortus spontan 95,6%, dan abortus inkompletus 57,4 %. Penelitian yang dilakukan oleh Rizqiana Halim di RSUD dr. Pringadi Medan terdapat 100 kasus abortus dengan riwayat kejadian abortus spontan 70%. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Wong Sai Ho di Adam MalikMedan pada tahun 2010, dijumpai prevalensi abortussebanyak 31 orang(7,1%) dari 451 ibu hamil yang berobat di Department Obstetri.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai abortus, khususnya yang terjadi atau ditangani di rumah sakit. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada Bidang Rekam Medikdi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 – 2013, diperoleh data Ibu PUS yang mengalami abortus sebanyak 106 kasus. Tahun 2010 terdapat 29 kasus (26,9%), 2011 terdapat 26 kasus ( 24,1%), tahun 2012 terdapat 25 kasus (23,1%), dan pada tahun 2013 terdapat 26 kasus (25,9%).

1.2Rumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik Ibu PUS yang mengalami abortus tahun 2010-2013.

1.3 Tujuan Penelitan

1.3.1 Tujuan Umum

(6)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi Ibu PUS yang mengalami abortus berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, suku,agama,pekerjaan, dan tempat tinggal. b. Mengetahui distribusi Ibu PUS yang mengalami abortus berdasarkan mediko

obstetri yang meliputi: keluhan,umur kehamilan, paritas,frekuensi abortus, riwayat kejadian abortus, klasifikasi abortus secara klinis, komplikasi, danriwayat penyakit.

c. Mengetahui distribusi proporsi IbuPUS yang mengalamiabortus berdasarkan status rawatan yang meliputi: penatalaksanaan medis, lama rawatan rata-rata, asal rujukan, keadaan sewaktu pulang, dan sumber pembiayaan.

d. Mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan medis Ibu PUS yang mengalami abortus berdasarkan klasifikasi abortus secara klinis.

e. Mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan riwayat kejadian abortus. f. Mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan komplikasi.

g. Mengetahui perbedaan proporsi komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

h. Mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

i. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi. j. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan riwayat penyakit. k. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan

(7)

1.4Manfaat Penelitian

a. Masukan kepada pihak rumah sakit mengenai karakteristik Ibu PUS yang mengalamiabortus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010-2013 untuk perencanaan pelayanan kepada Ibu PUS yang mengalami abortus di masa mendatang.

b. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan penerapan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah di FKM USU.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sudjana (1991) Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Skripsi dengan judul “Analisis Keterampilan Guru dalam Mengadakan Varasi pada Pembelajaran Tematik Kelas II di SDN Purwantoro 2 Malang” adalah hasil karya saya,

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

Pada pendekatan ini dianggap bahwa harga yang terletak ditengah memberikan suatu aproksimasi yang berlaku untuk tinggi fungsi rata - rata untuk setiap bilah,

A Question. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan subyek yang melakukan tindakan adalah Guru Kelas III dan penelitidan subyek yang menerima tindakan

Globalisasi selalu diikuti dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah memberi dampak signifikan dalam berbagai aspek konstelasi

Ibu S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE., MA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan Dosen Pembimbing I yang

pendugaan umur simpan cookies kaya serat yang diperoleh dengan metode ASLT model pendekatan kadar air kritis untuk kemasan polietilen, metalizing, dan alumunium foil