• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resolusi dan Jenis Dan Citra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resolusi dan Jenis Dan Citra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

I. Judul

Resolusi dan Jenis Citra

II. Tujuan

Mengenalkan kepada mahasiswa mengenai resolusi dan jenis-jenis citra dalam penginderaan jauh

III. Alat dan Bahan

1. Foto udara pankromatik berwarna 2. Citra quickbird

3. Citra landsat

IV. Dasar Teori

RESOLUSI CITRA PENGINDERAAN JAUH

Resolusi Citra adalah kemampuan suatu sistem optic elektronik untuk membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau yang secara spektral mempunyai kemiripan. Jenis resolusi citra, antara lain:

1. Resolusi Spasial; 2. Resolusi Spektral; 3. Resolusi Temporal; dan 4. Resolusi Radiometrik.

Resolusi Spasial

Resolusi Spasial adalah ukuran terkecil yang masih dapat disajikan, dibedakan, dan dikenali pada citra. Semakin kecil ukuran obyek yang mampu direkam oleh citra satelit, maka semakin besar resolusinya, dan semakin besar ukuran obyek yang direkam, maka semakin rendah resolusinya. Resolusi beberapa jenis citra:

(2)

4. SPOT (10 – 20 m) 5. IKONOS (4, 1 m) 6. Quickbird (0.6 m)

Resolusi Spektral merupakan kemampuan sensor untuk membedakan/memisahkan obyek pada beberapa kisaran panjang gelombang (λ). Resolusi spektral menunjukkan kerincian panjang gelombang dalam perekaman obyek.

Resolusi Temporal

Resolusi Temporal adalah kemmpuan sensor untuk merekam obyek yang sama. Semakin cepat sensor untuk merekam obyek yang sama, maka semakiin baik resolusi temporalnya. Contoh Resolusi Temporal beberapa satelit:

1. Landsat MSS dan TM, resolusi temporalnya 18 hari untuk generasi 1, dan 16 hari untuk generasi 2;

2. Satelit SPOT, resolusi temporalnya 26 hari;

3. Satelit IKONOS, resolusi temporalnya 3 hari. Waktu revolusi 98 menit dengan ketinggian orbit 681 km;

4. Satelit QUICKBIRD, resolusi temporalnya 3-7 hari. Waktu revolusi 93,4 menit, dengan ketinggian orbit 450 km;

5. Satelit ORBVIEW 3, resolusi temporalnya 3 hari, dengan ketinggian orbit 470 km; dan

6. Satelit FORMOSAT 2, resolusi temporalnya 2 hari, dengan ketinggian 891 km.

Resolusi Radiometrik

Resolusi radiometrik adalah ukuran kemampuan sensor untuk merekam perbedaan terkecil suatu obyek dengan obyek yang lain (ukuran kepekaan sensor). Resolusi radiometrik berhubungan dengan kekuatan sinyal, kondisi atmosfer (hamburan, serapan, dan tutupan awan), dan saluran spektral yang digunakan.

(3)

(0-1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-3(0-1), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-65535) Contoh:

Dengan sensor termal, jika sensor 1 mampu menangkap beda suhu terkecil 0,2oC, sedangkan sensor 2 dengan suhu terkecil 0,5 o C, maka sensor 1 lebih baik dibandingkan sensor 2. Semakin banyak bit-nya maka semakin bagus citra (image) yang kita miliki. Jenis Penginderaan Jauh, antara lain :

a. Aerial Photography

• Menggunakan Balon (1858)

• Kamera dari Burung Merpati (1903)

• Fotografi dengan Media Layang-layang (1890) • Pesawat (WWI and WWII)

• Pesawat Luar Angkasa (1947) b. Multispectral

• NOAA-AVHRR (1100 m) • GOES (700 m)

• MODIS (250, 500, 1000 m) • Landsat TM and ETM (30 – 60 m) • SPOT (10 – 20 m)

• IKONOS (4, 1 m) • Quickbird (0.6 m)

c. Active and Passive Microwave and LIDAR

V. Hasil Praktikum

1. Gambar foto udara pankromatik berwarna (terlampir) 2. Gambar citra quickbird (terlampir)

(4)

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan membahas mengenai resolusi dan jenis citra. Sebelum membahas hasil praktikim kali ini, kita harus mampu mengetahui apa itu resolusi?. Resolusi adalah tingkat kedetilan kualitas citra ketika menangkap/merekam objek yang direkam oleh wahana. Resolusi setiap citra pun berbeda. Ada yang memiliki resolusi yang rendah dan ada yang memiliki resolusi yang sangat tinggi. Resolusi yang terendah dipegang oleh satelit NOAA-AVHRR dengan tingkat kedetilan objek yang sangat rendah yaitu berkisar 1100 meter, sedangkan citra dengan resolusi yang sangat tinggi adalah citra quickbird dengan tingkat kedetilan 0.6 meter.

Pengidentifikasian suatu objek tersebut berdasarkan citra yang ada, baik citra foto udara pankromatik berwarna, citra quickbird, dan citra landsat. Objek yang diidentifikasi antara lain; jalan (J), vegetasi kerapatan rendah (VKR), vegetasi kerapatan tinggi (VKT), lahan kosong (LK), lahan terbangun (LT), tubuh air (TA), dan sungai (S) yang nantinya pengidentifikasian tersebut tergolong mudah, agak sulit, sulit, dsb.

1. Citra foto udara pankromatik berwarna

Objek yang pertama berupa jalan (J). Jalan memiliki rona yang agak gelap dengan warna abu-abu kehitaman. Jalan berbentuk memanjang dengan pola agak teratur dan bertekstur agak halus. Jalan tidak terdapat bayangan dengan ukuran agak kecil. Jalan bersitus di dekat area pemukiman dan berasosiasi dengan lahan kosong. Pengidentifikasian jalan pada foto udara pankromatik berwarna tergolong sangat mudah karena objeknya terlihat sangat jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

(5)

kerapatan tinggi (VKT) pada foto udara pankromatik berwarna tergolong sangat mudah karena objeknya terlihat sangat jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

Objek yang ketiga yaitu berupa vegetasi kerapatan rendah (VKR). VKR berona agak terang dengan warna hijau muda kecoklatan. VKR berbentuk lonjong, berpola tidak beraturan dengan tekstur yang kasar. VKR berukuran agak kecil namun masih terdapat bayangannya. VKR bersitus di dekat bandara dan berasosiasi dengan rumput liar. Pengidentifikasian vegetasi kerapatan rendah (VKR) pada foto udara pankromatik berwarna tergolong agak sulit karena rona/warna dan tekstur antara objek yang satu dengan objek yang lainnya terlihat sama.

Objek yang keempat yaitu berupa lahan kosong (LK). LK memiliki rona yang relatif terang dengan warna coklat muda, berbentuk persegi dengan pola yang tidak teratur. LK berukukuran besar namun tidak terdapat bayangan yang bersitus di jalan raya dan berasosiasi dengan bandara. Pengidentifikasian lahan kosong (LK) pada foto udara pankromatik berwarna tergolong mudah karena objeknya terlihat dengan jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

Objek yang kelima yaitu berupa lahan terbangun (LT), baik berupa lahan terbangun hunian ataupun lahan terbangun perkantoran. LT memiliki rona yang gelap dengan warna coklat tua yang berbentuk persegi dengan pola agak teratur, bertekstur sangat kasar dan terdapat bayangan meskipun ukurannya relatif agak kecil. Lahan terbangun bersitus di pinggiran jalan dan berasosiasi dengan pepohonan. Pengidentifikasian lahan kosong (LK) pada foto udara pankromatik berwarna tergolong mudah karena objeknya terlihat dengan jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

(6)

karena objeknya terlihat sangat jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

Objek yang terakhir yaitu berupa sungai (S). sungai sebenarnya masih tergolong ke dalam tubuh air (TA), namun kali ini tidak digolongkan kedalam tubuh air karena memiliki karakteristik tersendiri meskipun hakikatnyan hampir sama. Sungai memiliki rona yang gelap dengan warna biru tua yang berbentuk memanjang tanpa adanya kelokan/meander, tidak memiliki pola, bertekstur agak halus dengan ukuran yang sangat besar, namun tidak ada bayangannya. Sungai bersitus di area perairan dan berasosiasi dengan pepohonan. Pengidentifikasian sungai pada foto udara pankromatik berwarna tergolong mudah karena objeknya terlihat jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

2. Citra Quickbird

Objek yang pertama berupa jalan (J). Jalan memiliki rona yang agak gelap dengan warna abu-abu kehitaman. Jalan berbentuk memanjang dengan pola agak teratur dan bertekstur agak halus. Jalan tidak terdapat bayangan dengan ukuran agak kecil. Jalan bersitus di dekat area pemukiman dan berasosiasi dengan kendaraan yang melintas. Pengidentifikasian sungai pada citra quickbird tergolong mudah karena objeknya terlihat jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

Objek yang kedua berupa vegetasi kerapatan tinggi (VKT). VKT berona gelap dengan warna hijau tua kecoklatan, berbentuk persegi dan berpola agak teratur dengan tekstur yang sangat kasar. VKT terdapat bayangan yang terlihat sangat jelas, meskipun ukuran objeknya yang relatif agak kecil. VKT bersitus di dekat area pemukiman dan berasosiasi dengan jalan raya. Pengidentifikasian vegetasi kerapatan tinggi (VKT) pada citra quickbird tergolong agak sulit karena rona/warna dan teksturnya hampir mirip dengan VKR.

(7)

bayangannya. VKR bersitus di dekat pemukiman dan berasosiasi dengan jalan. Pengidentifikasian vegetasi kerapatan rendah (VKR) pada citra quickbird tergolong agak sulit karena rona/warna dan tekstur antara objek yang satu dengan objek yang lainnya terlihat hampir sama dengan VKT.

Objek yang keempat yaitu berupa lahan kosong (LK). LK memiliki rona yang agak gelap dengan warna coklat, berbentuk persegi dengan pola yang tidak teratur dan bertekstur agak kasar. LK berukukuran agak besar namun tidak terdapat bayangan yang bersitus di jalan raya dan berasosiasi dengan pemukiman/rumah. Pengidentifikasian lahan kosong (LK) pada citra quickbird tergolong mudah karena objeknya terlihat dengan jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

Objek yang kelima yaitu berupa lahan terbangun (LT), baik berupa lahan terbangun hunian ataupun lahan terbangun perkantoran. LT memiliki rona yang gelap dengan warna coklat tua yang berbentuk persegi (pemukiman) dan ada juga yang berona terang dengan warna putih yang berbentuk persegi dan lingkaran (pabrik) dengan pola tidak teratur, bertekstur sangat kasar dan terdapat bayangan meskipun ukurannya relatif agak kecil (pemukiman) dan besar pada pabrik. Lahan terbangun bersitus di pinggiran jalan dan berasosiasi dengan pepohonan. Pengidentifikasian lahan kosong (LK) pada citra quickbird tergolong mudah karena objeknya terlihat dengan jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

(8)

Objek yang terakhir yaitu berupa sungai (S). sungai sebenarnya masih tergolong ke dalam tubuh air (TA), namun kali ini tidak digolongkan kedalam tubuh air karena memiliki karakteristik tersendiri meskipun hakikatnyan hampir sama. Sungai memiliki rona yang gelap dengan warna biru tua yang berbentuk memanjang dan terdapat kelokan/meander, polanya tidak teratur, bertekstur agak halus dengan ukuran yang agak kecil, namun tidak ada bayangannya. Sungai bersitus di area perairan dan berasosiasi dengan pemukiman. Pengidentifikasian sungai pada citra quickbird tergolong mudah karena objeknya terlihat jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

3. Citra Landsat

Objek yang pertama berupa jalan (J). Jalan memiliki rona yang gelap dengan warna hitam. Jalan berbentuk memanjang dengan pola yang tidak teratur dan bertekstur halus. Jalan tidak terdapat bayangan dengan ukuran sangat kecil. Jalan bersitus di dekat area pemukiman dan berasosiasi dengan pepohonan. Pengidentifikasian sungai pada citra landsat sangat sulit karena objeknya terlihat sangat titak jelas, baik ditinjau dari segi bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

Objek yang kedua berupa vegetasi kerapatan tinggi (VKT). VKT berona agak gelap dengan warna merah tua kecoklatan, berbentuk tudak beraturan dan berpola tidak teratur dengan tekstur kasar. VKT tidak ada bayangannya dengan ukuran objeknya yang relatif agak kecil. VKT bersitus di dekat area pemukiman dan berasosiasi dengan jalan raya. Pengidentifikasian vegetasi kerapatan tinggi (VKT) pada citra landsat tergolong agak sulit karena rona/warna dan teksturnya hampir mirip dengan VKR.

(9)

landsat tergolong agak sulit karena rona/warna dan tekstur antara objek yang satu dengan objek yang lainnya terlihat hampir sama dengan VKT.

Objek yang keempat yaitu berupa lahan kosong (LK). LK memiliki rona yang agak gelap dengan warna biru kehijauan, berbentuk persegi dengan pola yang tidak teratur dan bertekstur agak kasar. LK berukukuran kecil dan tidak terdapat bayangan yang bersitus di pemukiman/rumah dan berasosiasi dengan pepohonan. Pengidentifikasian lahan kosong (LK) pada citra landsat tergolong agak sulit karena rona/warna, bentuk, ukuran, dan teksturnya menyerupai lahan terbangun.

Objek yang kelima yaitu berupa lahan terbangun (LT), baik berupa lahan terbangun hunian ataupun lahan terbangun perkantoran. LT memiliki rona yang terang dengan warna cyan yang berbentuk persegi dengan pola tidak teratur, bertekstur kasar dan tidak terdapat bayangan meskipun ukurannya relatif agak besar. Lahan terbangun bersitus di pinggiran jalan dan berasosiasi dengan pepohonan. Pengidentifikasian lahan terbangun pada citra landsat tergolong agak sulit karena rona/warna, bentuk, ukuran, dan teksturnya menyerupai lahan kosong.

Objek yang keenam yaitu berupa tubuh air (TA), baik berupa danau, waduk ataupun lautan. TA memiliki rona yang sangat gelap dengan warna hitam yang berbentuk bulatdan tidak memiliki pola, bertekstur halus dengan ukuran yang agak besar, namun tidak ada bayangannya. Tubuh air (TA) secara pasti bersitus di area perairan dan pada citra berasosiasi dengan pepohonan. Pengidentifikasian tubuh air (TA) pada citra landsat tergolong sangat mudah karena objeknya terlihat sangat jelas, baik ditinjau dari segi rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasinya.

(10)

terlihat sangat tidak jelas, karena ukurannya yang relatif sangat kecil dan bentuknya pun menyerupai jalan.

VII. Kesimpulan

Dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Resolusi antara citra foto udara pankromatik berwarna, citra quickbird, dan citra landsat tidak sama.

2. Semakin tinggi resolusi citra, maka semakin detil dan jelas objek yang terekam.

3. Mudah atau tidak mudahnya pengidentifikasian objek tergantung pada tingkat resolusi citra tersebut.

4. Dari ketiga citra tersebut, resolusi tertinggi adalah citra quickbird dengan tingkat kedetilan objek yang terekam hingga 0,6 meter.

VIII. Daftar pustaka

Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Indarto. 2013. Teori dan Praktek Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Penerbit Andi. Purwanto. 2012. Penginderaan Jauh Teori dan Aplikasi. Malang: UM.

Rusydi, Alfi Nur. 2015. Petunjuk Praktikum Penginderaan Jauh. Malang: UM.

Referensi

Dokumen terkait

Pada sebagian kecil kasus, anak yang dilahirkan dengan AVM pada kasus, anak yang dilahirkan dengan AVM pada pembuluh darah besar juga menderita gagal.. pembuluh darah besar

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kepemimpinan organisasi, budaya organisasi, dan employee engagement terhadap kinerja tanggung jawab sosial perusahaan

Pada syi’ir di atas terdapat dua kata, yaitu للاح dan ُلَل ْحُي. bentuk kedua kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah ilmu sharaf, karena jika mengikuti kaidah ilmu

Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa iklim organisasi dan kualitas kehidupan kerja berpengaruh

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor- faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di lingkungan XX Kelurahan

Metode yang digunakan untuk pembuatan media pembelajaran yaitu yaitu memahami cara kerja sistem power window dan central lock meliputi rangkaian power window dan central

Saya sepakat dengan penulis bahwa Islam tradisional yang berkembang dalam komunitas masyarakat Bangka memiliki karakteristik yang identik dengan Islam tradisional