yudhi whyd
Rabu, 14 Desember 2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
GASTRITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan penting ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas
yang banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi
(Mustakim, 2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit
tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan
borok lambung yaitu Helicobacter Pylory.
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita Gastritis kronis selama
bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan
Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum
seperti antasid, namun keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang
berkepanjangan dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan stress, gara-gara
Gastritis sekitar 10% dan biaya yang tidak sedikit. Bagi stress ini bukan tidak mungkin
justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara pria dan wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan prevelensi 22% insiden total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis adalah 10% (Harun Riyanto, 2008).
B.Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang penerapan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gastritis.
2. Tujuan Khusus
a. mampu menjelaskan tentang konsep dasar medis gastritis. b. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gastritis.
c. Mampu menganalisis data dan menentukan Diagnosa Keperawatan berdasarkan masalah yang di dapat pada klien dengan gastritis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Pengertian
1.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
2.
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
3.Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan
inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
B. Etiologi
1)
Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2)
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
C.Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang biasa muncul :
1)
Gastritis Akut
yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2)
Gastritis
Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan
D.Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Obat- obatan, alcohol, garam empedu atau enzim- enzim pancreas dapat merusak
mukosa lambung ( gastritis erosive) mengganggu pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin kedalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab
iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan – gangguan
tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dapat terjadi
perdarahan. Masuknya zat- zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung ( gastritis korosif).
Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya
perdarahan dan peritonitis.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kalenjar- kalenjar
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak- bercak penebalan berwarna abu-abu atau
abu kehijauan ( gastritis atopik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan berakibat
berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atopik dapat
juga merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung. Gastritis kronis dapat pula
terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum atau mungkin terjadi setelah tindakan
gastroyeyunostomi.
E.Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan :
a.
Manifestasi klinis
b.
Gambaran hispatologi
c.
Distribusi anatomi
d.
Kemungkinan pathogenesis gastritis
a)
Gambaran hispatology
a.
Gastritis kronik superficial
b.
Gastritis kronik atropik
c.
Atrofi lambung
d.
Metaplasia intestinal
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar mukosa usus
halus yang mengandung sel goblet.
b)
Distribusi anatomi
1.
Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)
Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa
karena terjadi gangguan absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut
disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung
menurun.
2.
Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B)
Paling sering dijumpai dan berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori
3.
Gastritis tipe AB
Anatominya menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya meningkat seiring
bertambahnya usia
F.Gejala klinis
a.
Gastritis akut
Gastritis akut erosive sangat bervariasi mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang
sangat mencolok adalah :
1)
Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan
karena kehilangan darah.
2)
Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan –
keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk
dengan tepat lokasinya.
3)
Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4)
Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5)
Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja
dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak
jelas.
6)
Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang
mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan
hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai
gangguan kesadaran.
b.
Gastritis kronis
1)
Bervariasi dan tidak jelas
2)
Perasaan penuh, anoreksia
4)
Cepat kenyang
G.Pemeriksaan Fisik
1.
Kesadaran : pada awalnya CM ( compos mentis), perasaan tidak berdaya.
2.
Respirasi : tidak mengalami gangguan
3.
Kardiovaskuler : hypotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian kapiler
lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, kulit/membrane mukosa berkeringat
( status syok, nyeri akut)
4.
Persyarafan : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, nyeri epigastrium.
5.
Pencernaan : anoreksia, mual, muntah oleh karena luka duodenal, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan ( coklat, pedas), membrane mukosa kering. Factor pencetus :
makanan, rokok, alcohol, obat-obatan dan stressor psikologi.
6.
Genetourenaria : biasanya tidak mengalami gangguan.
7.
Muskuloskletal : kelemahan, kelelahan.
8.
Intergritas ego : factor stress akut, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya tanda
ansietas : gelisah, pucat, berkeringat.
H.Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a.
Pemeriksaan laboratorium
1.
Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
2.
CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosisH.pylori
3.
Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
4.
Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis
b.
Pemeriksaan radiologi
1.
Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya dimana gambaran
2.
Eritematous / eksudatif
3.
Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
4.
Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung dimana hasilnya
meliputi :
5.
Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylor
6.
Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan predomonasi antrum atau
korpus.
7.
Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia intestinal, Helicobacter
pylori.
a)
Gastritis akut
Tiga cara dalam menegakkan diagnosis yaitu gambaran klinis, gambaran lesi
mukosa akut dimukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada
endoskopi dan gambaran radiologi.Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi
permukaan yang superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda. Secara
umum peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitive dan spesifik untuk
diagnosis kelainan akut lambung.
b)
Gastritis kronis
Diagnosis gastritis kronik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi biopsy mukosa lambung. Perlu pula
dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter Pylori apalagi jika
ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada duodenum, mengingat angka kejadian
yang cukup tinggi yaitu hamper mencapai 100%. Dilakukan pula rapid ureum test (CLO).
Criteria minimal untuk menegakkan diagnosis H.pylori jika hasil CLO dan atau PA
positif. Dilakukan pula pemeriksaan serologi untuk H.pylori sebagai diagnosis awal.
J.Therapy / tindakan penanganan
1.
Gastritis akut
Factor utamanya adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung
dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam
lambung, berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.
Keluhan akan mereda bila agen-agen penyebab dapat dihilangkan. Obat antimuntah
dapat diberikan untuk meringankan mual dan muntah, jika keluhan diatas tidak mereda
maka koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD. Pemberian penghambat
H2 ( ranitidine), antacid dapat berfungsi untuk mengurangi sekresi asam.
2.
Gastritis kronis
Pengobatannya bervariasi tergantung pada penyebab yang dicurigai
a.
Pemberian vitamin B12 dengan cara parenteral pada kasus anemia pernisiosa
b.
Eradikasi Helicobacter pylori pada gastritis tipe B dengan pemberian kombinasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTRITIS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Z Umur : 55 thn Pendidikan : SD Suku Bangsa : Minang Pekerjaan : Petani Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris No. Medical Record : 68.15.36
Ruang Rawat : murai I Gol. Darah : A B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Keluhan Utama/Gejala : Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya, pasien mengatakan tidak nafsu makan, masih mual dan muntah dan pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang di derita pasienTD : 110/60 mmHg, N : 97 x/i, RR : 24 x/i S: 37,2 C.
2. Kondisi atau keadaan klien saat pengkajian (menggunakan alat bantu, jelasklan) Kondisi klien tampak lemah, klien terpasang INVD NACL 20tts/mnt.
Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita b.d kurang terpaparnya dengan informasi
C. RIWAYAT PENGOATAN TERAKHIR Apakah sudah berobat : ya
Bila berobat kemana : puskesmas Penanganan yang diterima : obat-obatan
Bila dirawat dimana : belum pernah di rawat Berapa lama :
Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima : antibiotik, analgesik D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit yang pernah diderita : Demam
3. Apakah sudah berobat? : Tidak Bila sudah kemana : Penanganan yang diterima :
Bila berobat jalan : Obat-obatan yang diterima ( - ) Bila dirawat : Alasan dirawat ( - )
4. Pernah dioperasi : tidak pernah Bila pernah, kapan :
Tempat : Lokasi operasi :
5. Alergi : tidak ada riwayat alergi
c.Genogram Keluarga
: meninggal : Laki-laki : pasien
: Perempuan : tinggal serumah E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. PSIKOLOGIS
Suasana hati/mood : Baik Karakter : pendiam Keadaan Emosionil : labil Konsep Diri : Baik
Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Hal yang amat dipikirkan saat ini : Ingin segera sembuh
Harapan setelah menjalani perawatan : Penyakit yang diderita bisa cepat sembuh Perubahan Yang dirasakan setelah sakit : sulit bergerak
Mekanisme Koping: cukup baik( klien bisa mengatasi gg body image) b. SOSIAL
Orang yang terdekat dgn pasien : keluarga Hubungan antar keluarga : Baik Hubungan dengan orang lain : Baik Perhatian terhadap orang lain : Baik Perhatian terhadap lawan bicara : Baik Kegemaran/Hobi : Memancing c. SPIRITUAL
Pelaksanaan Ibadah : Baik
Kepercayaan/keagamaan dan aktifitas keagamaan yang ingin dilakukan Keyakinan Kpd Tuhan : Yakin (Klien Sholat di tempat tidur) F. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola Nutrisi dan Cairan a. Makan
1. Sehat
Pola makan : 3 x 1 hari Makan pantangan : Tidak ada Makanan kesukaan : Nasi goreng Diet khusus : Tidak ada 2. Sakit
Makanan pantangan : makanan yang mengandung asam, pedas, berlemak, yang bisa mengiritasi lambung Perubahan Berat badan : menurun (49-45 kg)
Keluhan : tdak ada
Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah b. Cairan/Minuman
1. Sehat
Pola minum : 8 gelas / hari Minuman kesukaan : Kopi
2. Sakit
Intake Cairan : Oral : 500 ml /hari Parental 800 ml /hari Total : 1300 ml/hr Keluhan : tidak ada
2. Pola Eliminasi A. BAK
a. Sehat
Jumlah urine : 1200ml Warna : Kuning Bau : Amoniak Pola BAK : 3-4 x /hr b. Sakit
Jumlah urin : 1100 cc Bau : Amoniak Warna : Kuning B. BAB
a. Sehat
Konsistensi : Padat Warna : kuning Bau : Khas Pola defekasi : 1-2 x sehari Bentuk : Semisolid 3. Pola Aktifitas/Latihan
a. Sehat
Pola Aktifitas sehari-hari : Bekerja Latihan fisik
Jenis : renang Frekwensi : 1x seminggu Lama : 20 menit
Aktifitas yg membuat lelah : Bekerja terlalu lama Gangguan pergerakan
Penyebab : keletihan Gejala : letih
Efek : - b. Sakit
Latihan fisik
Jenis : berjalan Frekwensi : 2x sehari Lama : 10-15 menit
Aktifitas yg membuat lelah : berbaring di tempat tidur terus-menerus Tingkat ketergantungan : parsial
4. Pola Istirahat Tidur a. Sehat
Pola tidur : 2x sehari Malam (jam) : 7 jam Siang (jam) : 2 jam Total (jam) : 9 jam Gangguan tidur : b. Sakit
Pola tidur : Tidak teratur Malam (jam) : 10 jam Siang (jam) : 3 Total (jam) : 13 jam
5. Personal Hygiene a. Sehat
Mandi : 2 x sehari Gosok gigi : 3 x sehari Cuci rambut : 2 x seminggu Potong kuku : 1 x seminggu Hambatan pemenuhan P. Hygiene : tidak ada b. Sakit
Sehat
Mandi : 1 x sehari Gosok gigi : 1 x sehari Cuci rambut : tidak pernah Potong kuku : belum pernah
Hambatan pemenuhan P. Hygiene : Tidak ada (dibantu keluarga) 6. Keselamatan dan Keamanan
Peralatan medik : IVFD RL 20 tts/i Identitas Klien : ada (lengkap) G. CATATAN KHUSUS
1. Apa pasien mengerti tentang penyakit yang di deritanya? tidak
2. Bila dulu pernah dirawat, macam kegiatan perawatan apa dirasakan terganggu? 3. Bagaimana hubungan suami istri sebelum dan sesudah sakit? baik
4. Apakah ada pertanyaan yang diajukan? ada
5. Bila ada : penyakit yang dideritanya apakah bisa sembuh atau tidak, dan apa saja yang harus dilakukan agar penyakitnya cepat sembuh
Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan tentang penyajitnya b.d kurang terpaparnya dengan informasi H. PEMERIKASAAN FISIK
Keadaan umum : sdang
Tingkat kesadaran : Komposmentis Tinggi badan : 162 cm Berat badan : 57 kg 2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37° C Nadi : 84 x /i Pernafasan : 24 x/i
Tekanan Darah : 110/70 mmHg 3. Integumen
Kulit Inspeksi
Kebersihan kulit : Bersih Warna kulit : Normal Kelembaban : lembab Palpasi : Suhu : Hangat Tekstur : Kasar
Turgor : elastis 4. Kuku
Inspeksi : Warna : Normal Bentuk : Normal Lesi :
Keadaaan : Bersih Palpasi : Capillary refill : Normal
5. Rambut dan Kepala
Inspeksi : Kuantitas : Tipis Distribusi : Normal Palpasi : Tekstur : Halus Kulit Kepala : Normal Keadaan rambut : Bersih Tekstur : Halus 6. Wajah/Muka
Inspeksi : Simetris : ya
Ekspresi wajah : meringis : Gangguan rasa nyaman nyeri
7. Mata
8. Telinga
Inspeksi : Normal Keadaaan Telinga : Bersih
9. Hidung dan Sinus
Inspeksi : Simetris : ya Kesulitan Bernafas : tidak Warna kulit hidung : Cokelat Pembekakan : Tidak Mukosa : Lembab Perdarahan : Tidak Keadaan Hidung : Bersih Palpasi suhu sinus terhadap nyeri tekan Frontal : tidak Maxilaris : tidak 10. Mulut
Inspeksi : Bibir : Normal Gusi : Normal Gigi : Normal Lidah : Simetris
Keadaan Mulut : Bersih 11. Leher
Inspeksi : Warna : Normal Palpasi : Leher : Hangat 12. Thorax/Dada dan Paru-paru
Inspeksi : Postur : Normal Bentuk : Normal Pola nafas : Reguler Sifat nafas : Dada
Retraksi Torakalis : Normal Batuk :
Palpasi : Normal
Ekspansi paru pd sisi knan & kiri : Simetris Taktil Fremitus : Anterior : Normal Posterior : Normal
Perkusi Paru : Resonan/normal Auskultasi : Vesikuler
13. Payudara
Inspeksi : Normal Palpasi : Normal 14. Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung : Pulsasi Apikal : Inspeksi dan Palpasi : Pulsasi Apikal : Normal 15. Abdomen/Perut
Inspeksi : Normal
Auskultasi : Bising usus : hiperaktif Perkusi Hepar : Pekak
Limpa : Redup Abdomen : Timpani Palpasi Ringan : Normal b. Anus : Normal 16. Genitalia
Inspeksi : Normal
Kateter : Terpasang, warna urin kuning, jumlah 500cc Palpasi : Normal
17. Muskuloskletal Inspeksi
Otot : Ukuran : Normal Kontraktur : Ada Tremor : Tidak Tulang : Tidak normal Tulang Belakang : Normal Sendi : Terputus ROM : Tidak sempurna
Palpasi
Otot : Tidak Normal Tulang : Tidak Normal Sendi : Tidak Normal Lainlain :
Masalah Keperawatan : Immobilisasi fisik 18. Persarafan/Neurologi
GCS (315) : Orientasi : Orang Atensi : Baik Berbicara : Normal Sensasi : Sentuhan Penciuman : Baik Pengecapan : Baik
Ingesti-digesti : Mengunyah : mampu Menelan : mampu Gerakan : Berjalan : mampu I.HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- GDS:128 Mg/dl(<200>) - HB:11,9 Gr/dl(14-18 g/dl) -leukosit: 7.400/mm3 -trombosit:418.000/mm3 (TANGGAL: 25 Agustus 2010) J. PROGRAM DOKTER
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
02-september-2010
3
-buat jadwal masukan tiap jam
-timbang BB tiap hari
-berikan makanan sedikit tapi sering
sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan
dengan tambahan makanan yang
disukai
-tentukan persepsi tentang proses
penyakit
-diskusikan program pengobatan
jadwal dan kemungkinan efek
samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa
secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps
atau orang terdekat
diit
-Ps mengatakan tidak mual muntah
lagi
O:-diit ps habis setengah, ps menunjukkan
prilaku mempertahankan pola nutrisi
-BB ps meningkat dari 45 menjadi 47 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Tindakan dilanjutkan
S : PS mengatakan sudah mengerti
tentang proses penyakit, penyebab dan
terapi diet yang harus dilakukan
O : -ps sudah tidak bingung kagi
-ps tidak bertanya lagi tentang penyakit
dan pengobatan penyakitnya
A : Masalah teratasi
P : Tindakan dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Data yang di dapat setelah pengkajian yang dilakukan pada Tn. Z dirasa sudah cukup sesuai dengan pengkajian berdasarkan tinjauan teoritis yang ada. Data- data tersebut sudah menunjang untuk melakukan asuhan keperawatan selanjutnya, karena semua data sudah di dapatkan dengan jelas dan akurat.
Diagnosa pada amputasi yang muncul menurut (Doenges, 1999) :
1. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung. 4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi. Diagnosa yang diangkat pada Klien Tn. Z adalah:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Diagnosa yang diangkat sudah sesuai dengan tinjauan teoritis, meskipun hanya sebagian diagnosa saja yang muncul namun sudah cukup mewakili dan disusun sesuai dengan prioritas masalah.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas masalah keperawatan pada klien Tn. Z adalah:
Dx 1: -Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan nyeri
-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan -Kolaborasi pemberian obat analgetik
Dx 2: -buat jadwal masukan tiap jam -timbang BB tiap hari
-berikan makanan sedikit tapi sering sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan makanan yang disukai Dx 3: -tentukan persepsi tentang proses penyakit
-diskusikan program pengobatan jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan -anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat
Intervensi yang disusun telah mengacu pada Tinjauan teoritis, yaitu diambil dari Doengoes, 2001. D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun. Pada kasus Tn. Z semua intervensi yang telah disusun telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur tetap yang ada.
E. EVALUASI
Evaluasi hasil dari implementasi keperawatan yang didapat pada Klien Tn. Z setelah dilakukan perawatan selama 2x 24 jam sudah cukup Memuaskan, karena masalah sudah teratasi meskipun hanya sebagian. Sehingga masih perlu melanjutkan intervensi-intervensi yang telah disusun dilanjutkan oleh perawat di ruangan Murai I.
A.KESIMPULAN 1. Pengkajian
Dalam makalah ini, antara pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus sudah terdapat kesamaan antara teori dan aplikasinya pada tinjauan kasus.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yang ada pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul pada tinjauan kasus. Namun diagnosa yang diangkat sesuai dengan masalah yang ada pada tunjauan kasus sudah cukup mewakili dan sesuai dengan tinjauan teoritis.
3. Intervensi
Intervensi yang di susun berdasarkan prioritas masalah yang ada pada tinjauan kasus sudah sesuai dengan tinjauan teoritis yaitu mengacu pada doengoes 2001.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun. 5. Evaluasi
Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam sudah cukup memuaskan, karena masalahnya sudah teratasi sebagian tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan.
B.SARAN
1. Dalam pengkajian diharapkan sesuai dengan kasus yang ada
2. Perioritas utama adalah dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan baik
3.Tindakan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang
ada
4.Sebaiknya lebih ditingkatkan kualitas pelayanan agar ps lebih merasa nyaman .
5.kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasiennya
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC:Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC, 2002.
Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
Sell Tiket23 Agustus 2016 06.53
Cari TiketPesawat Online Super Cepat dan murah?? http://selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!! CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!! Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat?? Yang memilikipotensi penghasilan tanpa batas. Bergabung segera di http://agenselltiket.com INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI HUBUNGI: No handphone :085365566333 PIN : 5A298D36 Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!
Balas Tambahkan komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Yudhi Whyd
saya orang biasa saja tidak ada yg istimewa...
Lihat profl lengkapku
Entri Populer
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu...
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fbro muscular yang melingkar Bledder neck dan ...
askep bblr
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan p...
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit jantungkoroner (...
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (4)o ▼ Desember (4)
asuhan keperawatan angina pektoris
askep bblr
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )