• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTRITIS DENGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTRITIS DENGA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTRITIS DENGAN MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI DIRUANG AYUB II RS ROEMANI

Disusun oleh: Kelompok 1

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data dari World Health Organization (WHO) bahwa Indonesia mendapat urutan yang ke empat banyaknya jumlah penderita Gastritis setelah Negara Amerika, Inggris dan Bangladesh yaitu berjumlah 430 juta penderita Gastritis (Depkes RI, 2004). Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan prevelensi 22% insiden total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis adalah 10% (Riyanto, 2008). Gastritis merupakan penyakit terbesar di seluruh dunia dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua (Budiana, 2006).

Di dunia, insiden Gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun dan umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun. Sedangkan di Asia Tenggara, insiden terjadinya Gastritis sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi Gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2 % yang secara substantial lebih tingggi daripada populasi di Barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.

(3)

Di negara-negara Asia, Indonesia mendapat urutan ke tiga setelah Negara India dan Thailand yaitu berjumlah 123 ribu penderita. Sedangkan di Indonesia sendiri kota yang penduduknya paling banyak menderita penyakit Gastritis adalah kota Jakarta yaitu 25 ribu penduduk. Pemicu dari penyakit Gastritis di ibukota Jakarta yaitu dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang padat dan berpotensi gila kerja sehingga mengakibatkan makan menjadi tidak teratur dan banyak menderita penyakit Gastritis ini (Profil Dinkes, 2004). Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempai urutan yang ke- 9 dan 50 peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 ( DEPKES RI, 2004). Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 - 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami Gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Prevalensi meningkat dengan meningkatnya umur. Jenis penyakit Gastritis yang paling tinggi prevalensinya di Indonesia berdasarkan data dari RS Tegal, peningkatan kasus ini dimulai pada 1997 dengan 248 kasus, kemudian melaju dengan cepat hingga mencapai puncak pada tahun 2000 dengan 532 kasus. Sedangkan dari survey yang dilakukan pada masyarakat jakarta pada tahun 2007 yang melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah Gastritis ini mencapai 60% artinya masalah Gastritis ini memang ada dimasyarakat dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua (Wijoyo,2009).

(4)

asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Herlan, 2001).

Secara garis besar Gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi anatomi dan kemungkinan patogenesis Gastritis. Berdasarkan pada manifestasi klinis, Gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Masalah yang sering timbul pada Gastritis umumnya mengalami masalah keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri.

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia, misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang panas, pedas maupun asam. Pada orang yang mengalami stress akan terjadi perangsang saraf simpatis nervus vagus yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCL) di dalam lambung, adanya HCI yang ada didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kalumner yang berfungsi menghasilkan mucus, mengurangi produksinya sedangkan mucus itu fungsinya untuk pemproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna, respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mucus bervariasi, di antaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCL (terutama daerah fundus ) dan pembuluh darah. Vasoditasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCL meningkat. Peningkatan HCL ini di samping dapat menimbulkan mual, muntah dan anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCL dengan mukosa gaster (Underwood, 2002).

(5)

mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sub mukosa yang lebih kuat. Karena sel squoniasa lebih kuat, maka diaktivasinya juga berkurang saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan pristalistik tetapi karena penggantinya kurang elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri (Underwood, 2002). Komplikasi dari penyakit gastritis ini apabila tidak di tanggulangi dengan baik akan berakibat diantaranya: perdarahan saluran cerna bagian atas ( SCBA ) berupa hematemesis dan melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik, tukak peptik. Komplikasi gastritis kronis yaitu : perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, anemia Karena gangguan absorbs vitamin B12 (Mansjoer, 2003).

Masalah yang ditemukan dari penyakit gastritis adalah nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi akibat peningkatan produksi HCl dimana nyeri dapat disebabkan adanya tanda-tanda inflamasi pada mukosa gaster seperti: pusing, nyeri epigastrium, rasa tidak nyaman pada abdomen (perut terasa perih, panas dan muntah-muntah). Menurut Mansjoer (2003), tanda dan gejala gastritis adalah nyeri epigastrium, mual, muntah, kembung, pusing, dan kelemahan. Akibat peningkatan produksi HCl sebagai prioritas utama karena berdasarkan triage konsep nyeri merupakan ancaman dan pada hirarki Maslow nyeri adalah kebutuhan fisiologi yang harus dipenuhi.

(6)

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Penulis dapat memberikan Asuhan Keperawatan Gastritis secara optimal. 2. Tujuan Khusus

a. Penulis dapat melakukan pengkajian fokus terkait kebutuhan nutrisi. b. Penulis dapat menentukan pathways keperawatan sesuai kasus c. Penulis dapat menentukan diagnosa keperawatan kebutuhan nutrisi

d. Penulis dapat menuyusun fokus intervensi (dengan rasional) sesuai dengan kebutuhan nutrisi.

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan Makalah Seminar ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan jiwa yang terdiri dari: pengkajian, diagnosa keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi, sedangkan tehnik penulisan yang digunakan sebagai berikut :

1. Observasi Partisipasif

Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap keadaan umum pasien serta melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dengan timbulnya perubahan klinis selama observasi.

2. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pasien, perawat serta petugas kesehatan yang bersangkutan dengan pasien.

3. Studi Dokumentasi

(7)

4. Studi Pustaka

Yaitu mempelajari buku-buku referensi terkait dengan gastritis dan kebutuhan nutrisi.

D. Sistematika Penulisan

Makalah seminar ini ditulis dalam lima bab yang ditulis secara sistematika dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yaitu :

Bab I : Pendahuluan, yang meliputi ;

a. Latar belakang, b. Tujuan penulisan, c. Metode penulisan, d. Sistematika penulisan.

Bab II : Konsep Dasar, yang berisi tentang ;

a. Pengertian b. Etiologi c. Patofisiologi

d. Manifestasi klinik e. Penatalaksanaan

f. Konsep kebutuhan dasar nutrisi, meliputi : 1) Pengkajian fokus kebutuhan nutrisi 2) Pathways keperawatan

3) Diagnosa keperawatan kebutuhan nutrisi 4) Fokus intervensi

Bab III : Resume Askep, meliputi:

(8)

b. Diagnosa keperawatan kebutuhan nutrisi c. Pathways keperawatan kasus

d. Fokus intervensi

Bab IV : Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

Bab V : Penutup, berisi tentang ;

(9)

BAB II KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan sub mukosa lambung (Hirlan, 2006). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Price & Wilson,2006).

Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan Helicobacter pylori.

B. ETIOLOGI/PREDISPOSISI

Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah: 1. Gastritis Akut

a. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat inflamasi nonsteroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.

b. Alkohol. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

2. Gastritis Kronik

Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan Helicobacter pylori.

(10)

Gastritis akut sering disebabkan akibat diit yang tidak benar, Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung oleh bakteri Helicobacter pylori.

C. PATOFISIOLOGI

Menurut price (2006), gastritis biasanya bersifat jinak, merupakan respon mukosa lambung terhadap iritan lokal. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi), kafein, alcohol, dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim, Infeksi H.pylori lebhih sering dianggap sebagai penyebab gastritis akut. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan mukosa pelindung, meninggalkan daerah epitel yang gundul.

Mukosa barrier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap lambungitu sendiri. Ketika mukosa barrier rusak maka timbul gastritis. Setelah barrier rusak terjadi perlukaan mukosa dan di perburuk oleh histamine dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh darah yang kecil, yang mengakibatkan terjadi bengkak, perdarahan dan erosi pada lambung.

D. MANIFESTASI KLINIK 1. Nyeri ulu hati

Disebabkan karena adanya suatu proses peradangan yang terjadi akibat adanya iritasi mukosa lambung.

2. Anoreksia, Nausea dan Vomitus

Tanda ini sangat umum ditemukan. Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam lambung didalam tubuh khususnya pada organ lambung.

3. Melena dan Hematemesis

Hal ini disebabkan karena adanya suatu proses peradanagan yang berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung.

(11)

a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang, ubah menjadi diit yang tidak mengiritasi

b. Jika gejala menetap, diperlukan cairan IV.

c. Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragi yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas.

d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat dan alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum.

e. Jika gastriris terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang diencerkan.

f. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi. 2. Gastritis kronik

a. Modifikasi diit, istirahat, reduksi stres, dan farmakoterapi. b. H. Pylori diatasi dengan antibiotik

F. KONSEP KEBUTUHAN DASAR NUTRISI 1. PENGKAJIAN FOKUS KEBUTUHAN NUTRISI

Pengkajian menurut Potter Patricia (2005) a. Antropometri measurements

Antropometri adalah suatu system pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometri membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi.Antropomentri meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas.

b. Biochemical data

Pengkajian nutrisi menggunakan nilai biokokimia seperti total limfosit, serum albumin, zat besi, creatinin, Hb, Ht, keseimbangan nitrogen, kadar kolesterol.

c. Clinical sign

Pemeriksaan fisik pada pasien yang berhubungan dengan adanya mal nutrisi, head to toe.

d. Dietry history

Kaji pola, jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam. Periksa apakah ada intoleransi terhadap makanan, faktor yang mempengaruhi pola makan.

(12)

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat

4. FOKUS INTERVENSI

Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil :

a. Nafsu makan bertambah b. Mual dan muntah berkurang

c. Berat badan bertahap secara bertahap Rencana tindakan

Intervensi Rasional

1. Kaji faktor penyebab klien tidak nafsu makan

2. Berikan makanan yang hangat dalam porsi sedikit tapi sering

3. Hindari pemberian makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung

4. Tanyakan pada klien tentang makanan

5. Kolaborasi pemberian antiemetik dan antibiotik

Menentukan intervensi selanjutnya

Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat

Mengurangi pemberian asam lambung yang dapat menyebabkan mual dan muntah.

Menambah nafsu makan

(13)

BAB III

Alamat : Jangling Krajan Rt 10/06, Candi sari, Semarang Agama : Islam

No. Register : 367801 Tanggal masuk : 25 Juni 2014 Diagnosa medis : Gastritis

b. Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan. c. Riwayat penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut sejak 1 minggu. Nyeri dirasakan sampai tembus ke punggung belakang, mual,

d. Riwayat Penyakit dahulu Hipertensi, Diabetes Melitus e. Riwayat Penyakit Keluarga

Kesehatan keluarga, keluarga ada yang menderita hipertensi.

f. Antropometri

1. Berat Badan dulu : 51 kg 2. Berat Badan sekarang: 49 kg

Dikarenakan tidak nafsu makan dan sekarang diprogramkan puasa. 3. Tinggi badan :150 cm

4. Lingkar lengan : 32 cm 5. IMT : 22,67

g. Biokimia

Hasil pemeriksaan tanggal 29 Juni 2014 :

(14)

GDS 132 mg/dl 70-110 mg/dl

h. Clinikal asesment : 1. Paien tampak lemas

2. Kesadaran cukup ( GCS : 15 )

3. Turgor kulit cukup yaitu bisa kembali dalam waktu < 3 detik 4. Capileri reffil < 2 detik

5. Nafas Iregular 2. Ada sariawan ( stomatitis ) c. Abdomen

1. Inspeksi : Cembung

2. Auskultasi : peristaltik ± 4 kali/ menit 3. Perkusi : Hipertimpani

4. Palpasi : Nyeri pada kuadran II( skala 6 ), nyeri tekan pada abdomen d. Jantung

1. Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak 2. Perkus : Pekak

3. Palpasi : Iktus cordis teraba, ICS 5 4. Auskultasi : BJ I-II reguler

e. Paru

1. Inspeksi : Simetris pasien terpasang O2 2. Perkusi : Sonor

3. Palpasi : Teraba geraka takstil premitus sama 4. Auskultasi : Vesikuler

i. Muskuloskeletal

1. Pada ekstremitas atas terpasang infus R/L 20 tpm pada tangan kiri 2. Ekstremitas bawah tidak ada edema.

j. Pengkajian nyeri

P : kien saat meringis saat epigastrium ditekan Q : nyeri seperti di remas – remas

R : diulu hati ( di epigastrium ) S : skala 6 ( skala nyeri 0 – 10 )

(15)

k. Diit

Diit pada saat masuk yaitu tinggi kalori tinggi protein. Sekarang terpasang NGT pasien puasa.

l. Therapi

Terapi tanggal 28 juni 2014 1) Omeprazole 2x1

Pemeriksaan tanggal 28 juni 2014 1) Biokimia

a. Hematologi rutin

1) Hematologi 32,5 % 35 – 47 %

2) Lekosit 12. 700/mm³ 3600 – 11000 /mm³ 3) Trombosit 1523.000/mm³ 150.000 – 440.000/mm³ 4) Eritrosit 3.70 juta/ul 3.8 – 5.2 juta/u/

b. Kimia klinik

1) Ureum 46 mg/dl 2) Creatinin 0,7 mg/dl 2) Foto torax

Tak tampak kelainan ataupun gambaran illeus 3) CT – Scan abdomen

Ada pembesaran limfonodi di para aorta asites minimal, tak tampak kelainan intra abdomen lainnya diatas secara sonografi

2. PATHWAY KEPERAWATAN SESUAI KASUS ( Terlampir )

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kebutuahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diit cairan

(16)

Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diit cairan

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil :

a. Nafsu makan bertambah b. Mual dan muntah berkurang

c. Berat badan bertahap secara bertahap Rencana tindakan

Intervensi Rasional

1. Kaji faktor penyebab klien tidak nafsu makan

2. Berikan makanan yang hangat dalam porsi sedikit tapi sering

3. Hindari pemberian makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung

4. Tanyakan pada klien tentang makanan

5. Kolaborasi pemberian antiemetik dan antibiotik

Menentukan intervensi selanjutnya

Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat

Mengurangi pemberian asam lambung yang dapat menyebabkan mual dan muntah.

Menambah nafsu makan

(17)

BAB IV PEMBAHASAN

Pada pasien gastritis didapatkan pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan, tidak nafsu makan, bibir tampak kering, pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut tampak cekung, bunyi usus ±4 kali/menit. Pasien mengatakan kebiasaan makan tidak teratur.

Hal tersebut sesuai dengan teori gastritis dalam buku price (2006), yang menunjukan bahwa penderita akan menjalani nyeri perut dan anoreksia akibat dari peradangan yang diakibatkan oleh peningkatan asam lambung yang menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung sehigga hal tersebut mengakibatan iritasi pada lambung. Mukosa barrier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap lambungitu sendiri. Ketika mukosa barrier rusak maka timbul gastritis. Setelah barrier rusak terjadi perlukaan mukosa dan di perburuk oleh histamine dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh darah yang kecil, yang mengakibatkan terjadi bengkak, perdarahan dan erosi pada lambung

(18)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengkajian focus sesuai dengan teori dan hasil penelitian bahwa terdapat banyak factor yang menyebabkan gastritis diantaranya kebiasaan makan.

B. Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C.2000.Keperawatan medikal bedah buku saku untuk Brunner Suddarth; alih bahasa Yasmin asih.Jakarta:EGC

Day, R. A. and A. L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta. Penerbit Erlangga. Hal 394, 396-404

Depkes RI. 2004. Profil Kesehatan Indonesia 2004. Jakarta Depkes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2011, Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2011, Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang

Hirlan dan Tarigan P . 2006. Buku Aja Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FK UI,

Kurnia, Rahmi. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis yang berobat jalan di puskesmas gulai bancah kota bukit tinggi.

Mansjoer, 2003,Kapita Selekta Kedokteran, Ed.3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta. Mansjoer, Arif, dkk.2001. Kapita selekta kedokterane edisi 3 jilid 1 dan 2. Jakarta:FKUI Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty.2006.Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses penyakit Ed.6 Vol 1&2.Jakarta:EGC

Priyanto, Agus.2008.Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta:Salemba Medika

Riyanto, 2008, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, dilengkapi Uji Validitas dan Reliabilitas serta Aplikasi Program SPSS, Nuha Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah, lingkungan sosial dan promotional mix secara parsial dan simultan

Penelitian ini dengan “Studi Fenomenologi Konstruksi Makna Perempuan Pergerakan Bagi KOPRI di Kabupaten Karawang” ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor I04, Tambahanb. Lembaran Negara Republik Indonesia

Dari hasil analisis keseimbangan aliran bahan pada kondisi nyata, kinerja sistem antrian menunjukan bahwa pada model 1 tidak terjadinya antrian dengan nilai utilitas

Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan mengenai hubungan intensitas

juga dengan rasio perputaran atau turnover yang merupakan unsur aktiva dan. sering dihubungkan

Dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini yaitu smartphone , dapat dibangun sebuah sistem informasi yang berbasis web mobile sehingga sistem ini dapat membantu

Graf G = (V, E) dikatakan pelabelan pada suatu graf jika terjadi pemetaan bijektif dari setiap elemen graf ke bilangan bulat positif, yang mana bilangan terse- but disebut