• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEU"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEUKEMIA

A.

Defenisi

 Leukemia adalah poliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih dan sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sum-sum normal (Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth edisi 2 hal 336)

 Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh poliferasi abnormal dari sel-sel nematopoietik (Patofisiologi edisi 4 Sylvia A . Price hal 248)

 Leukemia adalah nama kelompok penyakit yang di karakteristikkan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi (Patofisiologi untuk keperawatan dr. Jan Tamboyan hal 80)

 Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk system

hematopoietik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang (Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi Danielle Gale, Rn, MS hal 183)

Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa leukemia adalah suatu poliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.

B.

Insidens

(2)

C.

Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu:

a. Faktor genetik

Terlihat pada kembar identik yang akan beresiko tinggi bila kembaran yang lain mengalami leukemia saudara sekandung dari individu yang leukemia dan individu dengan sindrom down juga beresiko terhadap terjadinya leukemia.

b. Penyakit yang didapat

dengan resiko terkena leukemia mencakup mielofibrosis, polisetemia vera, dan anemia refraktori sideroblastik. Mieloma multipel dan penyakit Hodgkin juga menunjukan peningkatan resiko terhadap terjadinya penyakit ini. Resiko ini dapat di hubungkan dengan penyakit dasar atau pengobatan dengan adens kemoterapi/radiasi.

c. Agens kimia dan fisik

merupakan resiko signifikan terhadap leukimia mencakup radiasi dan pemajanan jangka lama terhadap benzen. Agens kemoterapi kloramfenikol dan agens pengkelat (alkylating) juga beresiko.

D.

Gambaran Klinis

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:

a.Pilek tidak sembuh-sembuh b.Pucat, lesu, mudah terstimulasi c.Demam dan anorexia

d.Berat badan menurun

e.Ptechiae, memar tanpa sebab f.Nyeri pada tulang dan persendian g.Nyeri abdomen

h.Lumphedenopathy i.Hepatosplenomegaly j.Abnormal WBC

(3)

E.

Patogenesis

Kemoterapi pada leukemia akut jelas meningkatkan “survival rate”. Leukemia limfoblastik akut yang tidak di obati umumnya fatal dalam 3 bulan. Studi menunjukkan lebih dari 50% anak yang di beri kemoterapi masih hidup setelah 5 tahun. Leukemia meoblastik akut lebih buruk prognosisnya, dengan pengobatan sekalipun “survival rate” rata hanya 1-2 tahun. Leukemia menahun pada umumnya lebih mudah dikendalikan dengan radias atau agens pengkelat.

F.

Klasifikasi Leukemia

Klasifikasi leukimia biasanya di dasarkan pada: a. Perjalanan dan lamanya penyakit

o Leukemia akut

Di hubungkan dengan awitan (omset) cepat, jumlah leukosit tidak matang berlebihan, dengan cepat menjadi anemia, trombositupenia berat, demm tinggi, lesi infektif pada mulut dan tenggorok, perdarahan dalam area vital, akumulasi leukosit dalam organ vital, dan infeksi berat. Pemeriksaan laboritorium menunjukkan beberapa derajat anemia dan trombositopenia, leukemia akut ini sesuai dengan jenis sel yang terlibatdan kematangan sel tersebut.

o Leukemia menahun

Merupakan 35% sampai 50% dari semua kasus leukemia. Awitan dari penyakit ini di karakteristikkan oleh awitan bertahab dan leukosit yang lebih matang, penyakit ini paling banyak mengenai orang dewasa dan lansi. Perjalanan penyakit berlangsung lebih lambat dari pada leukemia akut. Analisis laboratorium biasanya menunjukkan sel leukemik yang terdiferensiasi baik yang dapat di klasifikasikansebagai imfositik atau granulositik.

o Leukemia kronik

Didasarkan nya pada di temukan nya sel darah putih matang yang menyolok – granulosit (leukemia granulositik/mielositik) atau limfosit (leukemia limfositik) b. Jenis sel dan jaringan abnormal yang terkait

(4)

o Mieloid yang mencakup granulosit (neutrofil, eusinofil dan basofil)

o Monosit

o Limfositik

Leukemia Akut

Klasifikasi leukemia akut

A. Leukemia Granulositik atau Mielositik Akut (LAG)

Leukemia mielositik atau granulositik akut (LGA) bertanggung jawab atas 80%leukemia akut pada orang dewasa. Permulaan nya mungkin mendadak atau progresif dalam masa 1 sampai 6 bulan. Jika tidak di obati, kematian terjadi kira-kira dalam 3 sampai 6 bulan. Pengobatan dengan kemoterapi kombinasi mampu membuat sekitar 65% anak-anak dan 85% penderita mencapai remisi sempurna, kira-kira 20% penderita dapat mencapai masa bebas penyakit selama 5 tahun. Pada saat ini 50% anak-anak dan kira-kira 35% orang dewasa muda di sembuhkan dengan kemoterapi intensif.

Kelompok klasifikasi leukimia akut menurut French-Amerikan British (FAB) leukemia limfoblastik akut

L-1 leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak ; populasi sel homogen L-2 leukemia limfositik akut tampak pada orang dewasa : populasi sel homogan L-3 limfoma Burkitt-Tipe leukemia : sel-sel besar, populasi sel homogen leukemia mieloblastik akut

M-1 diferensiasi granulositik tanpa pematangan

M-2 diferensiasi granulositik disertai pematangan menjadi stadium promielositik M-3 diferensiasi granulositik disertai promiolesit hipergranular yang dikaitkan dengan pembekuan intramaskuler tersebar (disseminated intramuskuler coagulation) M-4 leukemia mielomositik akut : kedua garis sel granulosit dan monolisit

M-5a leukemia monositik akut : kurang berdiferensiasi M-5b leukemia monositik akut : berdiferensiasi baik M-6 eritroblas predominan disertai diseritropoiesis berat M-7 leukemia megakariositik

(5)

 Skeletal

1. poliferasi limfosit imatur dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta perkembangan sel-sel normal yang banyak

2. hematopoiesis normal terhambat dan leukopenia, anemia dan terjadi trombositopenia.

 Sistem sirkulasi

1. jumlah eritrosit dan trombosit rendah

2. jumlah leukosit rendah atau tinggi tetapi selalu termasuk sel-sel imatur

 Malignansi

Manifestasi infiltrasi sel leukemia ke dalam organ lain lebih sering dengan LLA ketimbang leukemia bentuk lain

Tanda dan Gejala Leukemia Akut

berkaitan dengan netropenia dan trobositopenia. Ini adalah infeksi berat yang rekuren yaitu timbulnya :

 Tukak pada membran mukosa

 abses perirektal

 pneumenia

 septikemia di sertai menggil

 demam

 takikardi

 takipnea

komplikasi ini bertanggung jawab atas tinggi nya angka kemtian yang berhubungan dengan leukemia akut.

Trombositopenia mengakibatkan perdarahan yang disebakan oleh petekie dan ekimosis (perdarahan dalam kulit), epitaksis (perdarahan hidung), hemetoma pada membran mukosa, serta perdarahan saluran cerna, sistem saluran kemih. Tulang mungkin sakit yang disebabkan oleh infark tulang atau infiltrat periostial (di bawah periosteum)

(6)

Diagnosis LGA

Ditegakkan melalui hitung darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang serta pemeriksaan kromosom.

Hitung sel darah putih dapat meninggi, normal atau menurun disertai mieloblas dalam sirkulasi. Sumsum tulang yang hiperseluler, disertai adanya kelebihan (50%) yang mengandung badan auer. Perubahan metabolik juga terlihat disertai peningkata asam urat yang disebabkan oleh tingginya pergantian sel darah putih.

Penatalaksanan LGA

Bentuk pengobatan utama adalah kemoterapi

1. kombinasi vinkristin, prednison, daunorubisin, dan asparaginase digunakan untuk terapi awal

2. kombinasi merkaptopurin, metoktreksat, vinkristin dan prednosinuntuk numatan 3. iradiasi region serebrospinal dan suntikan intratekal dengan obat-obat

kemoterapiotik membantu mencegah kekambuhan sistem saraf pusat.

B. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Walaupun leukemia limfositik akut (LLA) terdapat pada 20% orang dewasa yang menderita leukemia. Paling sering menyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun, dengan puncak insidens antara umur 3 dan 4 tahun

Manifestasi Klinis

Berupa poliferasi limfoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat-tempat ekstramedular (di luar sumsum tulang, yaitu kelenjer lmfe dan limfa)

Tanda dan Gejala

Dikaitkan dengan penekanan unsur-unsur sumsum tulang normal. Karena itu, infeksi, perdarahan dan anemia merupakan manifestasi utama.

Penderita penyakit ini memiliki kelenjer limfe yang membesar (limfadenopati) dan hepatos pleno megali; nyeri tulang sering terjadi –sistem saraf pusat (misalnya, sakit kepala, muntah, kejang, gangguan penglihatan) juga dapat terlibat.

(7)

Di tegakkan melalui hitung sek darah lengkap, diferensiasi, hitung trombosit dan pemeriksaan sumsum tulang. Hitung sel darah putih umumnya meningkat dengan nyata disertai adanya limfositosis; hitung trombosit dan sel darah merah rendah. Harus dilengkapi dengan pemeriksaan analisa cairan spinal.

LLA di masukkan dalam subklasifikasi dengan kriteria imunologis (sel T, sel B, cALLat, atau sel null) dan dengan analisis sitogenetik. Keterangan ini memberikan informasi respon terhadap terapi dan prognosis. Awitan LLA biasanya mendadak disertai perkembangan dan kematian cepat jika tidak di obati.

Untuk pengobatan, tidak saja 90%-95% dapat mencapai resmi penuh, tetapi 60% menjadi sembuh. Hal ini di capai melalui pengobatan kemoterapi. Umumnya kemoterapi merupakankombinasi dari vinkristin, prednison dan L- asparaginase.

Hasil pengobatan secara intensif pada orang ewa penderita LLA adalah kira-kira 35% penderita dapat hidup tanpa penyakit selama5 tahun (gale, 1989)

Leukemia Kronik

A. Leukemia Granulositik Kronik.

Leukemia granulositik kronik (LGK) atau leukemia mielositik kronik (LMK) sering terjadi pada orang dewasa usia pertengahan tetapi dapat juga timbul pada setiap kelompok umur lainnya.

LGK awitannya lambat. Jumlah granulosit umumnya lebih dari 30000/mm3. pada

85% kasus, terdapat kelainan kromosom yang di sebut kromosom philadelphia. Kromosom philadelpia ini merupakan suatu translokasi dari bagian kromosom 22 yang panjang ke kromosom 9.

Manifestasi Klinis LMK/LGK 1. awitan berbahaya tersembunyi

2. selalu terdapat leukosit, kadang dalam kadar di luar batas spenome

Penatalaksanaan

(8)

2. transplantasi sum-sum tulang meningkatkan angka bertahan hidup secara signifikan

3. obat pilihan lain : alfa-interferon dan fludarabine (fudara)

prognosis

secara keseluruhan, pasien dapat hidup 3-4 tahun. Kematian biasanya merupakan akibat infeksi atau hemoragi.

Tanda dan Gejala

Berkaitan dengan keadaan hipermetabolik- kelelahan, kekurangan berat badan, diaforesis meningkat dan tidak tahan panas. Limpa membesar pada 90% kasus yang mengakibatkan perasaan penuh pada abdomen dan mudah merasa kenyang.

Pengobatan

Pengobatan dengan kemoterapi intermiten di tujukan pada penekanan hematopoiesis yang berlebihan dan mengurangi ukuran limpa. Berbagai penderita berkembang progressif, fase resisten disertai pembentukan mieloblas yang berlebihan (transformasi blas). Transplantasi sumsum tulang dari individu alin (allogenik) yang di lakukan pada fase kronik LGK memberikan suatu harapan kesembuhan.

B. Leukemia Limfositik Kronik

Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang di temukan pada kelompok umur tua(60th). Perbandingan (2:1) untuk pria.

Tanda dan Gejala

Pembesaran organ secara masif menyebabkan tekanan mekanik pada lambung sehingga menimbulkan gejala cepat kenyang, rasa tidak enak pada abnomen dan buang air besar tidak teratur. Mungkin terjadi infeksi kulit dan pneumonia; keadaan ini terjadi sekunder akibat adanya perubahan imunologik da netropenia.

(9)

Ditujukan untuk mengurangi massa limfositik, sehingga memperbaiki pansitopenia dan melegakan rasa tidak enak yang di sebabkan oleh pembesaran organ. Di gunakan kemoterapi dengan agen-agen alkil dan kortikosteroid.

Manifestasi Klinis LLK

1. banyak di antaranya asam ptomotik

2. manifestasi yang mungkin adalah anemia, infeksi atau pembesaran nodus limfe dan organ abdomen

3. jumlah eritosit atau trombosit mungkin normal atau menurun 4. limfositosis selalu terdapat

Penatalaksanaan dan Prognosis

1. jika ringan, LLK dapat tidak membutuhkan pengobatan. Jika gejalanya menghebat, kemoterapi dengan steroid dan klorambusil (leukeran) sering di gunakan.

2. pasien yang tidak memberikan respons terhadap terapi yang lazim mungkin mencapai remisi dengan, mis., fludarabin monofosfat atau pentostanin

3. imunoglobulin intravena (IGIV) merupakan pengobatan profilatik yang efektif untuk pasien tertentu

4. rata-rata angka dapat bertahan hidup adalah 7 tahun.

Komplikasi

1. perdarahan dan infeksi merupakan penyebab utama kematian 2. pembentukan batu ginjal, anemia dan masalah gastrointestinal

(10)

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)

Pengkajian pada leukemia meliputi:

a.Riwayat penyakit

b.Kaji adanya tanda-tanda anemia:

1).Pucat 2).Kelemahan 3).Sesak 4).Nafas cepat

c.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:

1).Demam 2).Infeksi

d.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia:

1).Ptechiae 2).Purpura

3).Perdarahan membran mukosa

e.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola:

1).Limfadenopati 2).Hepatomegali 3).Splenomegali

(11)

1).Hematuria 2).Hipertensi 3).Gagal ginjal

4).Inflamasi disekitar rektal

5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001: 178)

2.Patofisiologi dan Penyimpangan KDM Proliferasi sel kanker

Sel kanker bersaing dengan sel normal, untuk mendapatkan nutrisi, Infiltrasi sel normal digantikan dengan Sel kanker.

3.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung gugat “ (Wong,D.L, 2004: 331).

Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah: 1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh 2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia 3.Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

4.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah 5.Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek

samping agen kemoterapi

6.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis 7.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia 8.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,

radioterapi, imobilitas.

9.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.

(12)

4.Rencana keperawatan

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L: 2004)

a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh 1) Tujuan: Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

2) Intervensi:

- Pantau suhu dengan teliti

Rasional: untuk mendeteksi kemungkinan infeksi - Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional: untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi

- Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

- Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif Rasional: untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi

- Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Rasional: untuk intervensi dini penanganan infeksi

- Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik Rasional: rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme - Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional: menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler - Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional: untuk mendukung pertahanan alami tubuh - Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional: diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

(13)

2) Intervensi:

- Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari

Rasional: menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

- Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Rasional: menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambunganjaringan

- Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan Rasional: mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi

- Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

c. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

1) Tujuan: klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

2) Intervensi:

- Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis

Rasional: karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia

- Cegah ulserasi oral dan rektal

Rasiona: karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah

- Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi Rasional: untuk mencegah perdarahan

(14)

- Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)

Rasional: untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan

- Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Rasional: karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

- Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung Rasional: untuk mencegah perdarahan

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah

1) Tujuan:

- Tidak terjadi kekurangan volume cairan - Pasien tidak mengalami mual dan muntah

2) Intervensi:

- Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi Rasional: untuk mencegah mual dan muntah

- Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi Rasional: untuk mencegah episode berulang

- Kaji respon anak terhadap anti emetik

Rasional: karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil - Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat

Rasional: bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah - Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional: karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik - Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

Rasional: untuk mempertahankan hidrasi

e. Perubahan membran mukosa mulut: stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi

(15)

2) Intervensi:

- Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral Rasional: untuk mendapatkan tindakan yang segera -Hindari mengukur suhu oral

Rasional: untuk mencegah trauma

- Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa

Rasional: untuk menghindari trauma

- Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat

Rasional: untuk menuingkatkan penyembuhan - Gunakan pelembab bibir

Rasional: untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)

-Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil Rasional: karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang - Berikan diet cair, lembut dan lunak

Rasional: agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak - Inspeksi mulut setiap hari

Rasional: untuk mendeteksi kemungkinan infeksi - Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan

Rasional: untuk membantu melewati area nyeri - Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia Rasional: dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa

- Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan Rasional: untuk mencegah atau mengatasi mukositis - Berikan analgetik

(16)

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis

1) Tujuan: pasien mendapat nutrisi yang adekuat

2) Intervensi:

- Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

Rasional: jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi

- Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat Rasional: untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

- Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas

Rasional: untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

- Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan Rasional: untuk mendorong agar anak mau makan

- Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Rasional: karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik - Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Rasional: kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat - Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

Rasional: membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,

khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

1) Tujuan: pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak

2) Intervensi:

- Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

(17)

- Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena

Rasional: untuk meminimalkan rasa tidak aman

- Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi Rasional: untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat

- Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat Rasional: sebagai analgetik tambahan

- Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur Rasional: untuk mencegah kambuhnya nyeri

h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas

1) Tujuan: pasien mempertahankan integritas kulit

2) Intervensi:

- Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal

Rasional: karena area ini cenderung mengalami ulserasi - Ubah posisi dengan sering

Rasional: untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit - Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Rasional: mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

- Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker Rasional: efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi

- Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering Rasional: membantu mencegah friksi atau trauma kulit

- Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Rasional: untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif - Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi Rasional: untuk meminimalkan iritasi tambahan

(18)

2) Intervensi:

- Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok

Rasional: untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut

- Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin

Rasional: karena hilangnya perlindungan rambut

- Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus

Rasional: untuk menyamarkan kebotakan parsial

- Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda

Rasional: untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru

- Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik Rasional: untuk meningkatkan penampilan

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia

1) Tujuan: pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik

atau terapi

2)Intervensi:

- Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak Rasional: untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu

- Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff Rasional: untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan

(19)

Rasional: untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal

- Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup Rasional: memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis

- Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan Rasional: untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur

- Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada Rasional: untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga

k. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak

1) Tujuan: pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian

anak

2) Intervensi:

- Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga

Rasional: pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinya

- Berikan kontak yang konsisten pada keluarga

Rasional: untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasi

- Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminal Rasional: untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikan

- Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermain

Rasional: memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami

5.Implementasi

(20)

implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L. 2004: hal. 331).

6.Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah:

a.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

b.Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.

c.Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.

d.Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah e.Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman

f.Masukan nutrisi adekuat

g.Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.

h.Kulit tetap bersih dan utuh

i.Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik. j.Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diamini oleh WMM yang mengatakan bahwa de ngan rek- rutmen yang jelas akan menjadi key success factor dalam pe nguatan budaya mutu organisasi karena pada dasarnya

Pada penelitian ini hanya ditentukan kisaran ukuran sel udara saja, hasil pengukuran menunjukkan bahwa diameter partikel udara dari sampel sangat kecil (0,91 –

Fatwa tarjih Muhammadiyah tidak memiliki pendekatan secara burhani terkait penggantian tanah dengan sabun dalam mensucikan najis jilatan anjing, mereka hanya

3 Memberi kelulusan/menolak Ketua Warden 4 Menyerahkan kad kebenaran Pengawal Keselamatan 5 Penghuni asrama keluar dengan. mematuhi

Untuk melakukan proses peleburan, sebelumnya dilakukan perancangan komponen. Adapun komponen yang digunakan antara lain tabung pelebur, band heater, nozzle heater. Tabung

Hasil pembedahan terhadap isi usus larva ikan klon menunjukkan bahwa larva ikan klon mulai makan artemia pada umur 6 hari yaitu pada panjang total 6 mm dengan

Perantara pemasaran merupakan suatu saluran pemasaran (juga disebut sebagai saluran perdagangan atau saluran distribusi). 8 Dalam suatu perusahaan saluran distribusi

Merupakan suatu instrumen hukum internasional untuk menyatakan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah menjadi bangsa yang merdeka kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia