• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Keuangan and Lembaga Keuangan No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Keuangan and Lembaga Keuangan No"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah, terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat mencukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian maka mau tidak mau kita mengurangi untuk memebeli berbagai keperluan yang dianggap tiodak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.

Jika kebutuhan dana jumlahnya besar, maka dalam jangka pendek sulit untuk dipenuhi, apalagi jika harus dipenuhi lewat lembaga perbankan. Namun jika dana yang dibutuhkan relatif kecil tidak jadi masalah, karena banyak tersedia sumber dana yang murah dan cepat, mulai dari pinjaman ke tetangga, Lintah darat, sampai pinjaman dari lembaga keuangan lainnya.

Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga kesulitan dana dapat segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga sejumlah uang yang diinginkan sehingga dapat terpenuhi.

Namun resikonya barang yang terjual akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian, jumlah uang yang diperoleh terkadang lebih besar dari yang diinginkan sehingga mengakibatkan pemborosan.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, di mana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan barang-barangnya ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah masyarakat melunasi pinjamannya. Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut dapat kita sebut dengan nama usaha gadai.

(2)

B. Rumusan masalah 1. Apa itu pegadaian ?

2. Apa saja kah jenis-jenis pegadaian ?

3. Bagaimana mekanisme kerja pada pegadaian ? C. Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini tentu saja untuk :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bank dan Lembaga keuangan non bank semerter 5C tahun ajaran 2013/2014.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pegadaian 1. Era Kolonial

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816), Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat ("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut berdampak buruk pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode

"liecentie stelsel" diganti menjadi "pacth stelsel" yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana dalam kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

(4)

Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.

2. Era Kemerdekaan

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang kian memanas. Agresi Militer Belanda II memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini,

Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian, pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun demikian, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012.

B. Pengertian Pegadaian 1. Pengertian Usaha Gadai

Menurut kitab Undang- Undang Hukum perdata pasal 1150 disebutkan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan yang menberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu utuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang itu setelah digadaikan, biaya- biaya mana yang harus didahulukan.

(5)

demikian, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri diantaranya:

1.Terdapat barang- barang berharga yang digadaikan.

2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan. 3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

Nah, di atas merupakan pengertian usaha gadai secara menyeluruh atau secara umum. Seperti disebutkan di atas bahwa terdapat dua macam pegadaian, yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian syariah. Untuk lebih jelasnya mengenai keduanya, maka akan kami bahas hal tersebut di bawah ini.

a. Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah 1. Pengertian

1.1 Pegadaian Konvensional

- Pengertian pegadaian meurut ahli adalah :

menurut Susilo (1999). Pegadaian dalah suatu hak yang diperoleh oleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.

Perusahaan Umum Pegadaian. Pegadaian adalah suau badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana masyarakat atas dasar hukum gadai.

(6)

1.2 Pegadaian Syariah - Definisi Ar-Rahn

Dalam fiqh muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Istilah rahn secara bahasa berarti “menahan”. Maksudnya adalah menahan sesuatu untuk dijadikan jaminan hutang. Sedangkan pengertian gadai menurut hukum syara adalah:

Menjadikan sesuatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syara sebagai jaminan hutang, yang memungkinkan untuk mengambil seluruh atau sebagian utang dari orang tersebut.

Istilah rahn memiliki akar yang kuat dalam al-Quran sebagaimana firman Allah:

Tiap diri terikat (tergadai) dengan apa yang telah diperbuatnya (Q.S Mudatsir : 38)

- Ar-Rahn Menurut Para Ahli

Istilah rahn menurut Imam Ibnu Mandur diartikan apa-apa yang diberikan sebagai jaminan atas suatu manfaat barang yang diagunkan. Ulama Mazhab Maliki mendefinisikan rahn sebagai “harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat“, Ulama Mazhab Hanafi mendefinisikan rahn dengan “menjadikan suatu barang sebagai jaminan terhadap hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak tersebut, baik seluruhnya maupun sebagiannya“. Ulama Syafii dan Hambali dalam mengartikan rahn dalam arti akad yakni menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya.

- Ar-Rahn Menurut Undang-Undang Hukum

Tidak semua orang memiliki kepercayaan untuk memberikan pinjaman/utang kepada pihak lain. Untuk membangun suatu kepercayaan, diperlukan adanya jaminan (gadai) yang dapat dijadikan pegangan.

(7)

Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Terkait dengan gadai, fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan adalah:

- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia no.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn.

- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia no.26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emas.

- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia no 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah

- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia no.10/DSN-MUI/IV/2000 tentang wakalah

- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia no.43/DSN-MUI/VII/2004 tentang ganti rugi.

Dan fatwa-fatwa tersebut agar berlaku mengikat, maka perlu ditindak lanjuti oleh pemerintah melalui otoritas yang terkait menjadi produk hokum yang berlaku formal.

Fatwa Dewan Syariah Nasional no 25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26 Juni 2002 bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk Rahn dibolehkan dengan ketentuan sebagai berikut.

C. Tujuan Usaha Pegadaian

1. Membantu orang- orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah. 2. Untuk masyarakat yang ingin mengetahui barang yang dimilikinya, pegadaian

memberikan jasa taksiran untuk mengetahui nilai barang.

3. Menyediakan jasa pada masyarakat yang ingin menyimpan barangnya.

4. Memberikan kredit kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap seperti karyawan.

5. Menunjang pelaksana kebijakan dan program pemerintah dibinang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum gadai.

6. Mencega praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainya 7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawah

(8)

8. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada masyarakat.

9. Di samping penyaluran kredit, maupun usaha- usaha lainya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat.

10. Membina pola pengkreditan supaya benar- benar terarah dan bermanfaat, terutama mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu memperluas daerah operasionalnya.

D. Tugas, kegiatan serta usaha dari pegadaian

a. Tugas pokok pegadaian yaitu sebagai berikut :

1. Menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan uasha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.

2. Memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.

b. Kegiatan Usaha Pegadaian

Perum pegadaian mempunyai kegiatan usaha antara lain, sebagai berikut : - Penghimpunan dana

Dana yang diperoleh oleh Perum Pegadaian untuk melekukan kegiatan usahanya berasal dari :

 Pinjaman jangka pendek dari Perbankan

 Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya

 Penerbitan obligasi

 Modal sendiri

- Penggunaan dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut ini :

 Uang kas dan likuid lain

 Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris

 Pendanaan kegiatan operasional

(9)

Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan uatamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan.

 Investasi lain

Kelebihan dana atau idle fund, yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional maupun penyaluran danabelum dapat disalurkan kepada masyarakat , daat ditanam dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan menegngah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang diharapkan oleh Perum Pegadaian.

Usaha lain yang dilakukan oleh Perum Pegadaian adalah sebagai berikut: a. Melayani jasa taksiran, bagi masyarakat yang ingin menaksir berapanilai riil

barang-barang berharga miliknaya seperti, emas, intan, berlian, dan lainnya. b. Melayani jasa penitipan barang, bagi masyarakat yang ingin menitipkan

barang-barang berharga lainnya.

c. Memberikan kredit, terutama bagi karyawan yang mempunyai penghasilan tetap.

d. Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan pihak ketiga.

E. Fungsi Pokok Pegadaian

1. Mengelola penyaluran uang pinjama atas dasar hukum gadai dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat.

2. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.

3. Mengelola keuangan perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan. 4. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.

(10)

F. Jenis-jenis Barang yang bisa digadaikan

Barang dan perhiasan : yaitu semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak, platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara.

a. Barang-barang elektronik: laptop, TV, kulkas, radio, tape recorder,vcd/dvd, radio kaset.

b. Kendaran : sepeda, sepeda motor, mobil. c. Barang-barang rumah tangga

d. Mesin,mesin jahit, mesin motor kapal. e. Tekstil

f. Barang-barang lain yang dianggap bernilai seperti surat-surat berharga baik dalam bentuk saham, obligasi, maupun surat-surat berharga lainnya.

Jenis-Jenis Barang yang tidak bisa Digadaikan.

1. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyipanan khusus dan memerlukan cara pemeliharaan khusus.

2. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak.

3. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.

4. Barang yang cat rusak, busuk atau susut. 5. Barang yang amat kotor.

6. Kendaraan yang sangat besar.

7. Barang-barang seni yang sulit ditaksir. 8. Barang yang sangat mudah terbakar. 9. Senjata api, amunisi dan mesiu. 10. Barang yang disewabelikan. 11. Barang milik pemerintah. 12. Barang ilegal.

G. Manfaat Pegadaian 1. Bagi Nasabah

(11)

Disamping itu mengingat itu jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, nasabah juga memperolah manfaat sebagai berikut:

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya.

b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang bergeraknya ditempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat menitipkan suatu barang bergerak dapat menitipkn barangnya di Perum Pegadaian.

2. Bagi Perusahaan Pegadaian

Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah:

a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;

b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian;

c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana;

d. Berdasarkan Beraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:

1) Dana pembangunan semesta (55%); 2) Cadangan umum (5%);

3) Cadangan tujuan (5%); 4) Dana sosial (20%).

H. Keuntungan Usaha Gadai

(12)

tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari perum pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan moto “meyelesaikan masalah tanpa masalah”.

Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana, seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala utamanya adalah prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama. Kemudian disamping itu, persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang harus lengkap, membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula dengan jaminan yang diberikan harus barang-barang tertentu, karena tidak semua barang dapat dijadikan jaminan di bank. Namun, di perusahaan pegadaian begitu mudah dilakukan, masyarakat cukup datang ke kantor pegadaian terdekat dengan membawa jaminan barang tertentu, maka uang pinjaman pun dalam waktu singkat dapat terpenuhi. Jaminannya pun cukup sederhana sebagai contoh adalah jaminan dengan jam tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan hal ini hampir mustahil dapat diperoleh di lembaga keuangan lainnya.

Keuntungan lain di pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sangsi yang diberikan relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu. Sangsi yang paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk menutupi kekurangan pinjaman yang telah diberikan.

Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya adalah:

1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu paada hari itu juga, hal ini disebabkan prosedurnyayang tidak berbelit-belit;

2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya;

3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

Besarnya jumlah pinjaman

(13)

pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya. Namun biasanya pegadaian hanya melayani sampai jumlah tertentu dan biasanya yang menggunakan jasa pegadaian adalah masyarakat menengah ke bawah. Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman akan dikenakan sewa modal (bunga pinjaman) perbulan yang besarnya tergantung dari golongan nasabah. Golongan nasabah ditentukan oleh pegadaian berdasarkan jumlah pinjaman yaitu A,B,C dan D. sedangkan besarnya sewa modal dapat berubah sesuai dengan bunga pasar.

Dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman, maka barang-barang jaminan perlu ditaksir lebih dulu. Untuk menaksir nilai jaminan yang dijaminkan pihak pegadaian memiliki ahli-ahli taksir, misalnya jika yang dijaminkan adalah sebuah televise merk “x” keluaran tahun “y”, maka si ahli taksir dengan cepat menaksir berapa nilai riil televisi tersebut. Yang jelas nilai taksiran pasti lebih rendah dari nilai pasar,hal ini dimaksudkan jika terjadi kemacetan terhadap pembayaran pinjaman, maka dengan mudah pihak pegadaian melakukan lelang jaminan yang diberikan nasabah di bawah harga pasar. Di samping itu pihak pegadaian juga mempeunyai timbangan serta alat ukur tertentu, misalnya untuk mengukur karat emas atau gram emas. tujuan akhir dari penilaian ini adalah untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman yang dapat diberikan.

I. Sumber Pendanaan

Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya giro, deposito, dan tabungan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut:

1. Modal sendiri

2. Penyertaan modal pemerintah

3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan

4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari kredit lunak bank Indonesia 5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi

J. Produk dan jasa dalam pegadaian

(14)

Layanan Pegadaian untuk memberikan penilaian berbagai jenis dan kualitas emas dan berlian, para penaksir akan bergerak atau bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Jasa Titipan

Bagi nasabah yang ingin manyimpan barangnya yang berharga, dapat menyimpan dipegadaian dengan layanan tititpan, dengan prosedur mudah, layanan murah, dan barang akan dijamin oleh pegadaian. Selain itu, jika nasabah akan meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, nasabah dapat manitipkan barang- barang dipegadaian.

3. Penjualan Koin Emas ONH

Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang dapat digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi menunaikan ibadah haji bagi pembelinya. Nasabah hanya cukup membeli sejumlah koin emas ONH (yang tersedia dalam pilihan berat), baik sekali saja maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH milik nasabah telah mencapai sekitar 250-300 gram, secara otomatis nasabah akan didaftarkan sebagai calon jamaah haji melalui Sistem Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, dapat pula dibeli untuk tujuan investasi.

4. Unit Toko Emas “Galeri 24” 5. Krasida

Kredit angsuran sistem gadai merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. Dengan janka waktu maksimal tiga tahun dan jaminan bergerak,seperti: perhiasan, kendaraan bermotor, dan barang bergerak lainya.

6. Kreasi

(15)

7. Kresna

Kresna merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan produktif /konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. Sampai saat ini kresna baru bisa diambil oleh pegawai pegadaian. Kresna dimasa mendatang akan dikembangkan menjadi produk yang bisa dimanfaatkan untuk cicilan kendaraan bermotor.

8. Jasa gadai (Kredit Cepat Aman/KCA)

Proses pemberian system gadai hanya memakan waktu 15 menit, selain itu, aman dan prosedurnya mudah, yaitu dengan jaminan barang bergerak. 9. Usaha Sewa Gedung

Perum pegadaian juga menyediakan sewa gedung, seperti : Gedung Langen Palikrama, Gedung Serbaguna, dan Harco Pasar Baru, serta Kenari Baru.

10. Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian

Kredit tunda jual komoditas pertanian ini diberikan kepada petani degan jaminan gabah kering giling. Layanan kredit ini ditujuhkan untuk membantu para petani pasca panen terhindardari tekanan akibat fluktuasi harga pada saat panen dan permainan para tengkulak. Sasaran utama gadai gabah adalah membantu petani agar dapat menjual gabah yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang ditetapkan pemerintah.

11. Kredit Kelayakan Usaha

Suatu bentuk pengembangan dari kredit gadai yang diperuntukkan bagi para pengusaha kecil dan mikro agar tidak lagi menggadaikan alat- alat produksinya. Dengan melihat kelayakan usahanya, mereka tetap memperoleh kredit dan barang jaminanya tetap dapat digunakan untukmenjalankan usahanya.

12. Lelang Barang Jaminan

(16)

waktunya dapat diperpanjang dengan cara dicicil atau gadai ulang. Kedua cara ini secara otomatis akan memperpanjang jangka waktu kredit.

b. Produk dan Jasa Pegadaian Syariah

1. Gadai Syari’ah (rahn) adalah produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syari’ah, dimana nasabah hanya akan dibebankan biaya administrasi dan biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan (ijarah). 2. ARRUM ; (Ar-Rahn untuk Usaha Mikro Kecil) merupakan pembiayaan bagi

para pengusaha mikro kecil, untuk pengembangan usaha dengan berprinsip syari’ah.

K. Mekanisme Kerja Pegadaian

a. Mekanisme Kerja Pegadaian Konvensional

Cara kerja pegadaian yang konvensional ini adalah dengan cara: orang yang perlu uang datang ke tempat pegadaian, mereka akan menyerahkan barang yang akan digadaikan, barang yang akan digadaikan ini akan ditaksir oleh petugas, dan nilai taksirannya akan diberikan dalam bentuk uang. Sehingga orang yang memerlukan uang itu akan menerima sejumlah uang, sesuai nilai taksir barang yang digadaikannya. Mereka biasanya menggadaikan barangnya selama 4, 6 bulan, sesuai yang disepakati, tapi biasanya tidak lebih dari 1 tahun. Jadi biasanya kegunaannya ini agak berbeda dari bank yang bisa 2 atau 3 tahun, ini untuk kegunaan yang mendesak.

b. Mekanisme Produk Syariah 1. Produk Gadai (Ar-Rahn)

Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan berikut:

 Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya (SIM, paspor, dan

lain-lain)

 Mengisi permulir permintaan rahn

 Menyerahkan barang jaminan (marhun) bergerak, seperti:

(17)

Selanjutnya, presedur pemberian pinjaman (Marhun Bih)dilakukan melalui tahapan berikut:

1. Nasabah mengisi fermulir permintaan rahn

2. Nasabah menyerahkan formulir permintaan rahn yang dilampiri dengan fotokopi; identitas serta barang jaminan ke loket.

3. Petugas pegadaian menaksir (marhun) agunan yang diserahkan

4. Besarnya pinjaman / marhun bih adalah sebesar 90% dari taksiran marhun. 5. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani akad dan

menerima uang pinjaman. Produk ARRUM

Untuk memperoleh pembiayaan melalui produk ARRUM ini, calon nasabah harus memenuhi beberapa persyaratan :

a. Calon nasabah merupakan mikro kecil di mana usahanya telah berjalan minimal 1 tahun.

b. Memiliki kendaraan bermotor (mobil/motor) sebagai agunan pembiayaan. c. Calon nasabah harus melampirkan :

 Fotokopi KTP dan kartu keluarga.  Fotokopi KTP suami/isteri

 Fotokopi surat nikah

 Fotokopi dokumen usaha yang sah (bagi pengusaha informal cukup menyerahkan surat keterangan usaha dari kelurahan atau dinas terkait)  Asli BPKB kendaraan bermotor

 Fotokopi rekening koran/tabungan (jika ada)  Fotokopi pembayaran listrik atau telepon  Fotokopi pembayaran PBB

 Fotokopi laporan keuangan usaha. d. Memenuhi kriteria kelayakan usaha.

Apabila persyaratan di atas telah terpenuhi, maka proses memperoleh pembiayaan ARRUM selanjutnya dapat dilakukan dengan :

a. Mengisi formulir aplikasi pembiayaan ARRUM

b. Melampirkan dokumen-dokumen usaha, agunan, serta dokumen pendukung lainnya yang terkait.

(18)

d. Petugas pegadaian melakukan survei analisis kelayakan usaha serta menaksir agunan.

(19)

L. Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Syariah Serta Bank Dapat Dilihat Di Bawah Ini :

a. Perbedaan Pegadaian Konvensional dengan Pegadaian Syariah serta dengan bank

Pegadaian Konvensional Pegadaian Syariah

Didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000

Didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 dan Hukum Agama Islam

Biaya administrasi berdasarkan prosentase berdasarkan golongan barang

Biaya administrasi menurut ketetapan berdasarkan golongan barang

Bila lama pengembalian pinjaman lebih dari perjanjian barang gadai dilelang kepada masyarakat

Bilamana lama pengembalian pinjaman lebih dari akad, barang gadai nasabah dijual kepada masyarakat

Sewa modal dihitung dengan: Prosentase x uang pinjaman (UP)

Jasa simpanan dihitung dengan: konstanta x taksiran

Maksimal jangka waktu 4 bulan Maksimal jangka waktu 3 bulan Uang Kelebihan (UK)= hasil lelang- (uang

pinjaman + sewa modal + biaya lelang)

Uang kelebihan (UK) = hasil penjualan -(uang pinjaman + jasa penitipan + biaya penjualan)

Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak diambil, uang kelebihan tersebut menjadi milik pegadaian

Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak diambil, diserahkan kepada Lembaga ZIS

1 hari dihitung 15 hari 1hari dihitung 5 hari Mengenakan bunga (sewa modal) terhadap

(20)

Untuk masyarakat yang meminjam dana kecil karena pegadaian merambah ke kalangan masyarakat atas

Hanya peminjam besar dan terpercaya

Dengan jaminan barang sehari- hari seperti emas dan barang elektronik lainya

Barang jaminan bernilai tinggi karena pinjaman dalam jumlah besar

Bunga rendah dan sesuai dengan kesepakatan

Bunga pasar dan berfluktuasi

Bila tidak bisa dibayar, barang yang digadaikan akan disita untuk dilelang

Bila tidak membayar didatangi debt collector, sebelum diusut ke pengadilan

BAB III

KESIMPULAN

(21)

memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijadikan jaminan bias ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dan lembaga gadai.

Pegadaian itu sendiri terdapat dua (2) macam, yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian syariah.

Sedangkan istilah-istilah pada keduanya pun memiliki perbedaan, seperti gadai pada konvensional dan rahn pada syariah.

Prosedur peminjaman pada pegadaian pun lebih cepat dan biaya yang dikenakan relative kecil sehingga mampu menarik perhatian nasabah atau rahin.

Untuk sekarang ini, pegadaian konvensional lebih marak atau lebih banyak beredar di masyarakat luas dan lebih banyak diketahui dibandingkan pegadaian syariah dikarenakan keberadaan komponen-komponen pendukung produkrahn yang terbatas, seperti sumberdaya penafsir, alat untuk menafsir, dan gudang penyimpanan barang jaminan. Oleh karena itu, tidak semua bank mampu memfasilitasi keberadaan rahn ini, tetapi jika keberadaan rahn sangat dibutuhkan dalam sistem pembiayaan bank, maka bank tersebut memiliki ketentuan sendiri mengenai rahn, misalnya dalam hal barang jaminan ukurannya dibatasi karena alasan kapasitas gudang penyimpanan barang jaminan terbatas.

Dan juga produk dari pegadaian syariah itu sendiri yang belum dikenal oleh masyarakat luas.

REFENSI

(22)

11 November 2013 pukul 20:15 WITA :

http://Pegadaian%20(perusahaan)%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia, %20ensiklopedia%20bebas.html

http://Pegadaian%20syariah%20%20pegadaian%20syariah%20lengkap.html 27 November pada pukul 19:45 WITA :

http://pegadaiansyariahlala.blogspot.com/2013/05/pegadaian-syariah-lengkap.html http://pegadaiansyariah.com/produk-pegadaian-syaria

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 3.3 posisi SWOT perusahaan ini terletak pada strategi SO yaitu merancang aplikasi KM agar knowledge yang dimilliki karyawan terdokumentasi dengan baik dan

Sebaliknya, pada musim timur massa air dengan salinitas rendah tadi didorong kembali ke Laut Jawa dan Laut Cina Selatan, dan diganti oleh massa air yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Circuit Learning yang dilaksanakan sesuai langkah yang tepat dapat meningkatkan karakter dan hasil belajar PKn

Diperoleh hasil bahwa terjadi rekondisi konsep awal alun-alun pada waktu tertentu yang disebabkan oleh kultur bahwa masjid dan alun- alun merupakan satu kesatuan, orientasi

Tidak hanya pada tokoh Tenggar, secara keseluruhan, akhir cerita masing- masing tokoh pada novel ini harus berakhir pada kejayaan konstruksi patriarkis di Indonesia

Keterangan : Pada layar login pelanggan / client ini, pelanggan harus memasukkan username dan password sesuai voucher yang diberikan oleh kasir, setelah itu pelanggan bisa

Tanah terlantar telah diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) kemudian dibentuk petunjuk pelaksanaan mengenai penertiban tanah terlantar pada PP No. 11 Tahun 2010

Proses pengelolaan risiko tsunami melalui penggunaan informasi kebencanaan merupakan hal yang penting dilakukan oleh pemerintah daerah dengan potensi bahaya tsunami yang tinggi