PENGERTIAN STATISTIK DAN TERMINOLOGI STATISTIK INFERENSIAL
1. PENGERTIAN STATISTIK
Statistik merupakan bilangan-bilangan. Statistik berasal dari kata state (Inggris) yang berarti himpunan data berbentuk angka misalnya mengenai penduduk, pajak, kesehatan, ekspor, impor, dan lain-lain. Dalam arti jamak (plural), statistik merupakan himpunan bilangan konkret (nyata) seperti pengukuran-pengukuran, harga, tingkat bunga. Dalam arti tunggal (singuler), statistik merupakan sebuah bidang studi. Bagian utama dari bidang studi adalah statistik deskriptif, probabilitas, analisis keputusan, dan statistik inferensial.
2. PERANAN STATISTIK
Saat ini bidang statistik merupakan suatu ilmu yang diperlukan di dunia perguruan tinggi dan dunia perusahaan serta dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, di dunia perguruan tinggi: para lulusan SMA yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi biasanya akan mencari informasi mengenai statistik jurusan yang paling diminati dan paling berpeluang mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah, statistik perbandingan standart nilai per universitas untuk setiap jurusan, statistik biaya masuk perguruan tinggi.
Di dunia perusahaan, dalam distribusi pemasaran produk Unilever (ponds, fairl and lovely, citra). Didistribusi ke Malang, setiap barang yang didistribusi memiliki data masing-masing. Misalnya dalam satu bulan produk mana yang paling banyak diminati oleh warga Malang (ponds) maka perusahaan Unilever akan memasok lebih banyak produk Ponds ke daerah Malang.
Automobil
Toyota
3. PEMIKIRAN DAN LOGIKA STATISTIK
Ada dua tipe logika, logika deduktif dan logika induktif. a. Logika Deduktif
Logika deduktif berpikir dari umum (general) menuju ke yang khusus (particular), biasanya pemikiran ini disebut sylogistic (silogisme). Dalam silogisme terdapat major premise (sekelompok objek/pernyataan secara umum), minor premise (mengidentifikasi sebagai anggota kelompok major premise), dan kesimpulan. Misal:
Setiap Automobil memiliki AC Semua Toyota adalah Automobil Jadi, Semua Toyota memiliki AC
Logika deduktif dapat digambarkan secara grafis dengan diagram Venn.
b. Logika Induktif
murah. Jadi, kesimpulannya adalah semua pengunjung Hypermart lebih suka berbelanja di Hypermart karena adanya diskon.
4. BIDANG ILMU STATISTIK
Ilmu statistik dibagi menjadi dibagi menjadi 4 bidang yaitu : a. Rancangan statistik (describing the investigation)
Tentang prosedur pengumpulan data sampel agar efisien dan ekonomis sesuai untuk analisis statistik. Agar tidak terjadi penaksiran data yang terlalu tinggi sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang mendekati akurat. Misalnya: Dampak kenaikan BBM bagi masyarakat di Indonesia. Masyarakat di Indonesia terdiri dari beberapa golongan yaitu golongan kaya, golongan menengah, dan golongan miskin sehingga sample yang diambil harus dari semua golongan agar hasilnya tidak salah. b. Deskripsi statistik (describing the data atau penyajian data)
Dalam penyajian data diperlukan teknik-teknik meliputi penyingkatan, peringkasan, dan pelaporan data untuk membedakan pentingnya keteraturan dan pola-pola variasi dari komponen data yang tidak sistematis atau tidak menentu. Tujuannya agar mudah dalam memahami data.
c. Penarikan kesimpulan (drawing inferences)
Penarikan kesimpulan berhubungan dengan penarikan sampel (sampling) dan anggota-anggota yang dipilih merupakan sampel dari suatu populasi. Dengan penarikan sampel dari suatu populasi dapat memberikan dasar bagi penarikan suatu kesimpulan. Sebuah kesimpulan statistik yang berdasarkan pada penarikan sampel merupakan suatu alternatif untuk pengumpulan informasi pada populasi secara keseluruhan, suatu prosedur yang dikenal sebagai sensus populasi. Penarikan sampel memiliki dua keunggulan yaitu mengurangi biaya dan mengurangi waktu untuk mengumpulkan informasi.
d. Teori keputusan statistik (deciding on a course of action)
5. VARIABEL STATISTIK
Variabel dalam statistik ada dua yaitu variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Variabel kuantitatif merupakan variabel yang memakai data numerik sedangkan variabel kualitatif adalah variabel berdasarkan kategori.
6. STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INDUKTIF Pada umumnya statistika dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : a. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari bagaimana mengumpulkan data,menyajikan dalam bentuk yang lebih cepat dan mudah dipahami dan dimengerti. Misalnya data disusun dalam suatu tabel, dibuat grafiknya atau digambar, dicari nilai nilai statistiknya, misalnya rata-rata hitung, median, modus, simpangan baku. Pokok-pokok bahasan yang diuraikan di dalam statistika deskriptif sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi
2. Pengukuran nilai-nilai statistika 3. Angka indeks
4. Analisis time series
b. Statistika Induktif
Statistika induktif adalah bagian statistika yang membahas analisis dan penyimpulan dari analisis ini. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data yang sudah terkumpul. Cara analisis yang dilakukan bermacam macam, misalnya estimasi, pengujian hipotesis, regresi dan korelasi. Secara lebih lengkap, pokok-pokok bahasan yang dikemukakan di dalam statistika induktif adalah : 1. Probabilitas
2. Kurva normal
5. Uji hipotesis, baik sederhana, perbandingan antara dua nilai; bagi mean maupun proporsi.
6. Regresi, termasuk pengujian signifikansi dan penggunaan untuk prediksi.
7. Korelasi
Berdasarkan atas uraian mengenai kedua bagian statistika itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa materi yang dibahas di dalam statistika induktif jauh lebih banyak dan lebih sulit dibandingkan dengan statistika deskriptif.
7. STATISTIKA PARAMETRIK DAN STATISTIKA NON PARAMETRIK
Pada perkembangan statistika inferensial, metode-metode penafsiran yang berasal dari generasi awal, menetapkan asumsi-asumsi yang sangat ketat dari karakteristik populasi yang diantara anggota-anggota populasinya diambil sebagai sampel. Di bawah asumsi-asumsi tersebut, diharapkan angka-angka atau statistik dari sampel, betul-betul bisa mencerminkan angka atau parameter dari populasi. Oleh karena itu, dikenal dengan istilah Statistika Parametrik.
Asumsi-asumsi tersebut antara lain: data (sampel) harus diambil dari suatu populasi yang berdistribusi normal. Seandainya sampel diambil dari dua atau lebih populasi yang berbeda, maka populasi tersebut harus memiliki varians (S2) yang sama. Selain itu, statistika parametrik hanya
boleh digunakan jika data memiliki nilai dalam bentuk numerik atau angka nyata.
Ketatnya asumsi dalam statistika parametrik, secara metodologis sulit dipenuhi oleh peneliti-peneliti dalam bidang ilmu sosial. Sebab dalam kajian sosial, sulit untuk memenuhi asumsi distribusi normal maupun kesamaan varians (S2), selain itu banyak data yang tidak berbentuk
berkembang kepada teknik yang tidak berlandaskan pada asumsi-asumsi di atas, yang dikenal sebagai Statistika Nonparametrik.
8. VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURANNYA
Sesudah variabel penelitian dirumuskan, peneliti harus menyusun alat pengukur yang tepat. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dimana minimal dapat dibedakan dalam dua atribut, seperti misalnya variabel jenis kelamin yang dipisahkan dalam atribut laki-laki dan perempuan.
Ukuran variabel penelitian dapat dibedakan menjadi empat tingkatan yakni (Singaribun dan Effendi, 1982) :
1. Ukuran Nominal 2. Ukuran Ordinal 3. Ukuran Interval, Dan 4. Ukuran Rasio
1. Ukuran Nominal
Dalam ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongan hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih dan tuntas. Angka yang diberikan pada suatu kategori tidak merefleksikan bagaimana kedudukan kategori terhadap kategori lainnya,tetapi hanyalah sekadar label. Misalnya variabel jenis kelamin, jenis pekerjaan, agama yang dipeluk, daerah asal.
2. Ukuran Ordinal
Misalnya kelas sosial ekonomi, kepangkatan dalam militer, tingkatan kualitas penduduk, tingkat kesuburan tanah.
3. Ukuran Interval
Ukuran interval adalah ukuran yang tidak semata-mata mengurutkan (rangking) orang atau objek menurut suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang/objek dengan orang/objek lainnya. Tetapi ukuran ini tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh seseorang. Misalnya berat “balita” dihitung dari berat “balita” terendah atau berat rata-rata “balita” (bukan dari titik nol yang sesungguhnya).
4. Ukuran Rasio
DAFTAR RUJUKAN