• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Kekayaan Intelektual HaKI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hak Kekayaan Intelektual HaKI (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LATAR BELAKANG

(2)

I.

PERMASALAHAN

Hak atas kekayaan intelektual (HaKI) dan dasar hukum HaKI di Indonesia serta peran HKI dalam pembangunan nasional

II.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual

(3)

Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo, dan Guttenberg tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris di zaman Tudor tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai undang-undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam bidang HaKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten, merek, dagang, dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk masalah copyright atau hak cipta. Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain standarisasi, pembahasan masalah baru, tukar menukan informasi, perlindungan minimum dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu kemudian membentuk biro administrative bernama The United International Bereau for the Protection of Intellectual Property yang kemudian dikenal dengan nama World Intellectual Property Organization (WIPO). Biro ini kemudian menjadi bahan administrative khusus dibawah PBB yang menangani masalah HaKI anggota PBB. Sebagai tambahan pada tahun 2001 WIPO telah menetapkan tanggal 26 April sebagai hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia.

(4)

system HaKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Selain itu, sistem HaKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreatifitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau hasil karya lainnya yang sama dapat dihindarkan/dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.

B. Ruang Lingkup Hak atas Kekayaan Intelektual

Pada prinsipnya HaKI dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Hak Cipta (Copyrights)

(5)

Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain. Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu cipataan baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat subtansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk pengalihwujudan secara permanen atau temporer.

Kedudukan hak cipta di UUHC dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1). Sebagai benda bergerak, hak cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena:

 Pewarisan

 Hibah

 Wasiat

 Dijadikan milik negara

 Perjanjian

Khusus mengenai perjanjian, pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan dengan akta, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut didalam akta tersebut. Pentingnnya akta perjnjian itu adalah tidak lain dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian peralihan hak cipta apabila terjadi persengketaan di kemudian hari.

UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta seseorang. Perlindungan ciptaan hanya diberikan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Untuk pasal 11 ayat 1 merinci ketiga bidang tersebut meliputi:

 Buku, pamphlet, dan semua hasil karya tulis lainnya

(6)

 Pertunjukan seperti music, karawitan, drama, tari, pewayangan, pantonim dan

karya siaran antara lain untuk media radio, televisi, dan film serta karya rekaman radio.

 Ciptaan tari (koreografi) ciptaan lagu atau music dengan atau tanpa teks dan karya rekaman suara atau bunyi

 Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung, dan kaligrafi yang perlindungannya diatur dalam pasal 10 ayat 2

 Seni batik, arsitektur, peta, sinematografi, dan fotografi

 Program computer, terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunan bunga rampai.

Selain itu, UUHC juga melindungi karya seseorang yang berupa pengolahan lebih lanjut daripada ciptaan aslinya, sebab bentuk pengolahan ini dipandang merupakan suatu ciptaan baru dan tersendiri yang sudah lain dari ciptaan aslinya. Tidak ada hak cipta untuk karya sebagai berikut:

 Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara

 Peraturan perundang-undangan

 Putusan pengadilan dan penetapan hakim

 Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah

 Keputusan badan Arbitrase (lembaga seperti pengadilan tetapi khususnya didalam bidang perdagangan)

Dalam mengatur jangka waktu berlakunya hak cipta, UUHC tidak menyaratkan melainkan membeda-bedakan. Perbedaan itu dikelompokan sebagai berikut:

(7)

Untuk karya cipta yang sifatnya asli atau orisinal, perlindungan hukumnya berlaku selama hidup pencipta dan terus berlanjut sampai dengan 50 tahun setelah pencipta meninggal. Mengenal alas an penetapan jangka waktu berlakunya hak cipta orisinal yang demikian lama itu, undang-undang tidak memberikan penjelasan. Karya cipta ini meliputi:

 Buku, pamphlet, dan semua hasil karya tulis lainnya

 Ciptaan tari (koreografi)

 Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung, dan seni batik

 Ciptaan lagu atau music dengan atau tanpa teks

 Kelompok II (Bersifat Derivatif)

Perlindungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan (deviratif) berlaku selama 50 tahun, yang meliputi hak cipta sebagai berikut:

 Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan, pantonim dan karya siaran antara lain untuk media, radio, televise, dan film serta karya rekaman radio

 Ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya

 Karya sinematografi. Karya rekaman suara atau bunyi, terjemahan dan

tafsir

 Kelompok III (Pengaruh Waktu)

Terhadap karya cipta yang aktualitasnya tidak begitu tahan, perlindungan hukumnya berlaku selama 25 tahun meliputi hak cipta atas ciptaan:

(8)

 Program computer

 Saduran atau penyusunan bunga rampai

Perlindungan suatu hak cipta timbul secara otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Maksud dari pendaftaran itu sendiri adalah hanya semata-mata mengejar kebenaran prosedur formal saja, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengukuhan hak cipta dan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut. Pendaftaran hak cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Sifat pendaftaran hak cipta adalah bersifat kebolehan (fakultatif) artinya orang boleh juga tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan, tidak ada sanksi hukumnya. Dengan sifat demikian, memang UUHC memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran.

Penyerahan hak cipta atas seluruh ciptaan ke pihak lain tidak mengurangi hak pencipta atau ahli waris untuk menuntut seseorang yang tanpa persetujuannya:

 Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu

 Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya

 Mengganti atau mengubah judul ciptaan

 Mengubah isi ciptaan

2. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights)

Hak kekayaan industry meliputi:

(9)

Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada inventor atas hasil invensinya dibidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.Invensi adalah ide inventor yang dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegaiatan yang menghasilkan invensi. Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima lebih lanjut hak tersebut yang terdaftar dalam daftar umum paten. Paten berikan perlindungan untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.

 Merk (Trademark)

(10)

tersebut berlaku surut sejak tanggal penerimaan permohonan merek yang bersangkutan

 Rancangan (Industrian Design)

Rancangan dapat berupa rancangan produk industri. Rancangan industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi, garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang membentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan kerajinan tangan. Perlindungan terhadap hak desain industri diberikan untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan. Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana dimaksud dicatat dalam daftar umum desain industri dan diumumkan dalam berita resmi desain industri.

 Rahasia Dagang (Trade Secret)

Informasi rahasia dagang adalah informasi dibidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemiliknya. Rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain dibidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat. Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiannya melalui upaya sebagaimana mestinya. Informasi dianggap rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.

 Indikasi Geografi (Geographical Indications)

(11)

dari keduanya telah memberikan cirri dari kualitas tertentu dari barang yang dihasilkan). Indikasi geografis diatur dalam UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek Pasal 56 sd 58.

 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design Of Integrated Circuit)

(12)

letak sirkuit terpadu dan diumumkan dalam berita resmi desain tata letak sirkuit terpadu.

 Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)

Perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia tanaman atau pemegang PVT atas verietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama kurun waktu tertentu menggunakan sendir varietas tersebut atau menberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.

C. Pengertian dan Dasar Hukum dari Hak Cipta, Paten (Patent), Desain Industri (Industrial Design) dan Merek (Trademark)

1. Hak Cipta

Hak cipta adalah hak ekslusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur penggunaan hasil penaungan gagasan atau informasi tertentu. Dalam undang-undang hak cipta adalah hak ekslusif pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya ataumemberikan izin untuk itu dengantidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 butir 1). Undang-undang yang mengatur hak cipta antara lain:

UU No. 19/2002 – Hak Cipta

UU No. 6/1982 – Hak cipta (LN RI Tahun 1982 Nomor 15)

UU No. 7/1987 – Perubahan atas UU No. 6/1982 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 7/1987 (LN RI tahun 1997 Nomor 29)

2. Hak Paten

(13)

untuk ivensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Undang-undang yang mengatur Hak Paten antara lain:

UU No 6/1989 - Paten (LN RI Tahun 1989 Nomor 39)

UU Nomor 13/1997 - Perubahan UU No. 6/1989 tentang Paten (LN RI Tahun 1997 Nomor 30)

UU No. 14/2001 – Paten (LN RI Tahun 2001 Nomor 109) 3. Desain Industri

Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk dua atau tiga dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilakan suatu barang komoditas atau kerajinan tangan.

Dasar hukum desain industri: Undang-Undang Nomor 13 tahun 2000 tentang Desain Industri

4. Hak Merek

Hak merek adalah hak ekslusif yang dberikan oleh negara kepada pemilik merek terdaftar dalam daftar umum merek dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Merek suatu barang/jasa akan lebih baik jika di hak patenkan sehingga pemilik ide ataun pemikiran inovasi mengenai suatu hasil penentuan dan kreatifitas dalam pemberian nama erek suatu produk/jasa untuk dihargai dengan semestinya dengan memberikan hak merek kepada pemilik baik individu maupun kelompok organisasi (perusahaan/industri) agar tetap ada rasa waspada terhadap pencurian nama merek dagang/jasa tersebut. Undang-undang yang mengatur mengenai hak merek antara lain:

UU No. 19/1992 - Merek (LN RI Tahun 1992 Nomor 81)

UU No. 14/ 1997 - Perubahan UU No. 19/1992`(LN RI Tahun 1997 Nomor 31) UU No 15/2001 – Merek (LN RI Tahun 2001 nomor 110)

(14)

Hukum yang mengatur HaKI bersifat territorial, pendaftaran ataupun penegakan HaKI harus dilakukan secara terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. HaKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI yang sudah didaftarkan di Indonesia. Dasar hukum HaKI antara lain:

1. Perjanjian international

 Berne Convention 1883 tentang Hak Cipta

 Paris Convention 1886 tentang Paten, Merk, Desain Industri

 Perjanjian TRIPs (Agreement on Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights) tentang WTO 1994

 Dan konvensi lainnya yang berkaitan dengan teknis antara lain WCT, WPPT, Madrid Protokol, PCT

2. Undang-Undang Nasional

 UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

 UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri

 UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

 UU No. 13/1997 yang telah direvisi menjadi UU No. 14 tahun 2001 tentang

Paten

 UU No. 14/1997 yang telah direvisi menjadi UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek

 UU No. 12/1997 yang telah direvisi menjadi UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

(15)

 UU No. 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade

Organization (WTO)

 Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang pengesahan Paris Convention for the Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property Organization

 Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang pengesahan Trademark law Treaty

 Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang pengesahan Barne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works

 Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang pengesahan WIPO Copyrights Treaty

E. Pentingnya Hak atas Kekayaan Intelektual dan Pelaksanaannya di Masa Sekarang

HaKI bukanlah masalah perlindungan hukum semata. HaKI juga erat kaitannya denga ahli teknologi, pembangunan ekonomi, dan martabat bangsa. Secara umum disepakati bahwa HaKI memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonoi saat ini. Dalam hasil kajian World Intellectual Property Organization (WIPO) dinyatakn pula bahwa HaKI memperkaya kehidupan seseorang, masa depan suatu bangsa secara material, budaya, dan social.

(16)

pendekatan hukum (legal approach) tetapi juga teknologi dan bisnis (business and technological approach) dan sistem perlindungan yang baik terhadap HaKI dapat menunjang pembangunan ekonomi masyarakat yang menerapakan sistem tersebut.

Di Indonesia terdapat badan yang khusus mengurus tentang HaKI yaitu Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HaKI), Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Ditjen Haki mempunyai tugas menyelenggarakan tugas departemen di bidang HaKI berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan Mentri Ditjen HaKI mempunyai fungsi:

1. Perencanaan, pelaksaan dan pangawasan kebijakan teknis dibidang HaKI

2. Pembinaan yang meliputi pemberian bimbingan, pelayanan, dan penyiapan standar di bidang HaKI

3. Pelayanan teknis dan administrative kepada semua unsure dilingkungan direktorat Jenderal HaKI

HaKI adalah bagian penting dalam penghargaan dalam suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni dengan menghargai hasil karya pencipta inovasi-inovasi agar dapat diterima dan tidak dijadikan suatu hal untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta berguna dalam pembentukan citra dalam suatu perusahaan atau industry dalam melaksanakan kegiatan perekonomian.

F. Peran Hak atas Kekayaan Intelektual dalam Dunia Pembangunan Indonesia

(17)

ilmu pengetahuan dari teknologi di Indonesia. Seperti adanya perlindungan karay tradisional bangsa Indonesia , mencegah pencurian karya local yang umumnya masuk kategori paten sederhana dan penemuan-penemuan baru. Adanya masukan pendapatan untuk para penemu/pencipta. Meningkatkan intensif untuk terus berkarya bagi penemu paten, baik yang dikalangan pemerintah maupun yang swasta dan agar orang alain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi. Disamping itu, HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreatifitas menusia sehingga memungkinkan dihasilkannya teknologi atau hasil karya lainnya yang sama dapat dihindarkan/dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi. Meningkatkan pemahaman hukum HKI pada aparat hukum dan masyarakat.

Pelanggaran HKi berupa pembajakan (piracy), pemalsuan dalam konteks Hak Cipta dan Merek dagang (Counterfeiting), pelanggaran hak paten (infringement) jelas merugikan secara signifikan bagi pelaku ekonomi, terutama akan melukai si pemilik sah atas hak intelektual tersebut. Begitupun konsumen dan mekanisme pasar yang sehat juga akan terganggu dengan adanya tindak perdagangan HKI. Menurut Prof. Philip Griffith, sesungguhnya hak cipta dikedepankan pertaa kali untuk mencipatakn balance antara beberapa kepentingan yang saling terkait dan berkonflik di seputar karya sastra. Pertaman, kepentingan penulisnya sendiri, yang pasti menganggap bahwa karya sastra adalah bagian dari dirinya yang di materialisasikan. Lalu hak penerbit untuk ikut mendapat keuntungan melalui jasanya meproduksi karya sastra tersebutdan ketiga hak masyarakat untuk menikmati karya sastra itu.

Penyebab utama masih rendahnya tingkat pengajuan paten oleh peneliti Indonesia yaitu antara lain:

(18)

 Faktor masih relative rendahnya intensif atau pengharagaan atas karya

penelitian oleh pemerintah hingga pada akhirnya kurang memicu peneliti dalam menghasilkan karya ilmiah yang inovatif

 Porsi bidang riset teknologi yang kurang dari anggaran pemerintah amat jauh tertinggal dari rata-rata angka riset negara-negara industry maju umumnya hanya akan mewariskan lingkungan yang tidak kondusif dala menumbuhkan SDM yang berkualitas kemampuan ilu yang tinggi

 Para peneliti juga sering kurang menyadari pentingnya perlindungan paten atas penemuannya

 Jarak lokasi tempat kerja peneliti yang tersebar di berbagai pelosok daerah menyebabkan pos pengeluaran biaya perjalanan untuk pengurusan paten menjadi hambatan tersendiri.

(19)

SIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya

Tidak hanya karya cipta, invensi di bidang teknologi (hak paten) dan kreasi tentang penggabungan antara unsur bentuk, warna, garis (desain produk industri) serta tanda yang

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan

Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu

Adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia tanaman dan atau. pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama

Eksklusif melaksanakan sendiri, melarang orang lain yang tidak berhak (membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, mengedarkan). memberikan persetujuan pihak lain

Hak Paten Hak Paten (Patent) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

UU 14/2001 TENTANG PATEN PATEN HAK EKSKLUSIF YANG DIBERIKAN OLEH NEGARA KEPADA INVENTOR ATAS HASIL INVENSINYA DI BIDANG TEKNOLOGI, YANG UNTUK SELAMA WAKTU TERTENTU MELAKSANAKAN