• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK ASASI MANUSIA HAM DALAM PELAYANAN KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAK ASASI MANUSIA HAM DALAM PELAYANAN KE"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

DALAM PELAYANAN KESEHATAN

MAKALAH

Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Yang dibimbing oleh Bapak Abdul Hanan S.Kep, Ns, M.Kes

Oleh

- Kulsum Febri Dwi S (1501470012) - Dwi Andika Mulya S (1501470013) - Noor Rochmat H (1501470014) - Normalita Dwi P S (1501470016) - Yusi Idah Safitri (1501470017) - Alifah F Izzah (1501470018) - Anggun Nilam C (1501470019) - Siti Nur Jannah (1501470020) - Indri Ifadatul K (1501470021)

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN LAWANG JURUSAN KEPERAWATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM PELAYANAN KESEHATAN” ini dapat terselesaikan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui peran hak asasi manusia dalam pelayanan kesehatan

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Abdul Hanan S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah pemabahasan ini.

2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.

3. Teman-teman sekelas yang telah menyumbangkan banyak ide terhadap laporan penelitian ini.

4. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin dalam laporan penelitian ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu penulis mohon maaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 1

1.3. Tujuan Pembahasan... 2

1.4. Manfaat Pembahasan... 2

1.4.1. Bagi Mahasiswa... 2

1.4.2. Bagi Dosen... 2

1.4.3. Bagi Masyarakat... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1. Konsep Dasar HAM... 3

2.1.1. Pengertian HAM... 3

(4)

2.2. Sejarah Perkembangan HAM... 5

2.2.1. Sejarah HAM di Dunia... 5

2.2.2. Sejarah HAM di Indonesia... 6

2.3. Problematik dan Amandemen HAM ... 7

2.3.1. Problematik HAM... 7

2.3.2. Amandemen HAM... 8

2.4. HAM dalam Pelayanan Kesehatan... 12

BAB III PENUTUP... 16

3.1. Kesimpulan... 16

3.2. Saran... 17

DAFTAR PUSTAKA...

18

BAB I PENDAHULUAN

(5)

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia, tanpa hal itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. HAM tersebut diperoleh bersama dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. HAM berlaku untuk semua orang tanpa diskriminasi. HAM tidak bisa dilanggar oleh siapa pun.

Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala di tanda tangani Magna Charta (1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga penandatanganan Petition of Right pada tahun 1628 oleh raja Charles I. Dalam hubungan ini raja berhadapan dengan utusan rakyat (House of Conmouns). Di hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Di Indonesia, hak asasi manusia tercantum dalam UUD 1945 yang tertuang dalam pembukaan alinea kedua, pasal-pasal dan penjelasan. Indonesia merupakan negara yang benar-benar menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Pada masa berakhirnya pemerintahan orde baru terjadi amandemen UUD 1945. Undang-undang yang diamandemen termasuk undang-undang tentang HAM. Sebelum Amandemen UUD ‘45, pasal 28 hanya terdiri dari satu baris. Sementara setelah Amandemen UUD ’45 II yang disahkan pada 18 Agustus 2000, terjadi perubahan besar yaitu dengan ditambahkannya satu bab khusus yang membahas tentang HAM berisi 10 pasal (28A-28J). Kesehatan juga merupakan salah satu hak asasi manusia yang dimiliki oleh semua orang. Apabila seseorang sehat maka ia akan tetap meneruskan hidup dan akan mendapatkan hak asasi manusia yang lain. Oleh karena itu, negara wajib menjamin akan terpenuhinya hak kesehatan ini. Dengan adanya peraturan tentang kesehatan maka dalam pelayanan kesehatan pihak pemberi pelayanan wajib memandang hak asasi manusia pihak penerima pelayanan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah konsep dasar HAM?

1.2.2. Bagaimana sejarah perkembangan HAM? 1.2.3. Apa saja problematik dan amandemen HAM?

(6)

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian konsep dasar HAM.

1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan HAM. 1.3.3. Untuk mengetahui berbagai problematik dan amandemen HAM. 1.3.4. Untuk mengetahui penerapan HAM dalam pelayanan kesehatan. 1.4. Manfaat Pembahasan

1.4.1. Bagi Mahasiswa

- Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar, sejarah perkembangan, problematik dan amandemen HAM.

- Mahasiswa dapat mengetahui peran HAM dalam pelayanan kesehatan. - Mahasiswa dapat meneruskan perjuangan penegakan HAM di Indonesia 1.4.2. Bagi Dosen

- Dosen menjadi lebih terarah dalam memberikan kuliah tentang HAM dalam pelayanan kesehatan.

- Dosen dapat membuat kuliah menjadi lebih menarik dan mengena kepada mahasiswa dengan membuat bahan mengajar secara kreatif dan inovatif. 1.4.3. Bagi Masyarakat

- Masyarakat mengetahui peran HAM dalam pelayanan kesehatan.

- Masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika dirinya merasa hak asasinya tidak dipenuhi dalam bidang kesehatan.

BAB II PEMBAHASAN

(7)

2.1.1. Pengertian

“HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun” (Jakni,2014:220). HAM terdiri dari tiga kata yaitu hak, asasi dan manusia. Hak adalah kewenangan/kewajiban untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu. Asasi adalah segala sesuatu yg bersifat mendasar & fundamental yg selalu melekat pd objeknya. Manusia adalah umat, ciptaan, tuhan yg berakal budi. Jadi HAM dapat diartikan sebagai hak-hak mendasar pada diri manusia.

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan terjemahan dari istilah human rights atau the right of human.Secara terminologi istilah ini artinya adalah Hak-Hak Manusia.HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations, HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.

(8)

Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

Macam-macam HAM sebagai berikut:

 Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)

Contoh: kebebasan memeluk agama, kebebasan menyatakan pendapat

 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)

Contoh: hak memiliki sesuatu, hak untuk melakukan jual beli

 Hak Asasi Hukum (Rights of Legal Equality)

Contoh: hak untuk mendapat layanan dan perlindungan hukum dengan adil

 Hak Asasi Politik (Political Rights)

Contoh: hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

 Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (Social and Cultural Rights) Contoh: hak memperoleh pengajaran

 Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)

Contoh: hak mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan. 2.1.2. Rule of Law

Rule of Law adalah konsep tentang common law yaitu seluruh aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian” (Jakni, 2014:109). Unsur-unsur rule of law menurut A. V. Dicey adalah supremasi aturan-aturan hukum, kedudukan yang sama di dalam mengahadapi hukum dan terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan pengadilan. Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut Rule of Law adalah adanya perlindungan konstitusional, badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak, pemilihan umum yang bebas, kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan untuk berserikat/ berorganisasi dan beroposisi dan pendidikan kewarganegaraan.

(9)

2.2. Sejarah Perkembangan HAM 2.2.1. Sejarah HAM di Dunia

Perkembangan pemikiran HAM di dunia adalah sebagai berikut: a. Magna Charta

Pada tahun 1215 oleh Raja John Lackland ditandatangani perjanjian tentang HAM untuk pertama kalinya. Hal ini disebabkan karena terjadinya perjuangan kaum bangsawan dan gereja untuk melindungi hak-hak mereka dari kekuasaan absolut raja.

b. Petition of Rights

Ditandatangani oleh Raja Charles I pada tahun 1628. Disini raja berhadapan dengan parlemen yang terdiri dari utusan rakyat.

c. Habeas Corpus Act

Ditandatangani pada tahun 1679 di Britania Raya karena HAM sering dilanggar maka muncullan perjanjian ini, yaitu tentang peraturan diperiksa dimuka hakim, dimana seseorang hanya dapat ditahan atas dasar perintah hakim dengan mengemukakan dasar hukum penahanan tersebut.

d. Bill of Rights Inggris

Pada tahun 1689 terjadi revolusi yaitu perebutan kekuasaan antara Raja James dengan Marry II/William II dan dimenangkan oleh Raja William II sehingga disusun Deklarasi tentang Hak dan Kebebasan Warga dan tata cara Suksesi Raja. Disini raja mulai tunduk pd kekeuasaan parlemen.

e. Bill of Rights Amerika

Pada tahun 1776 di Virginia disusun oleh George Mason yang berupa kesepakatan 13 neg.bagian AS. dan berisi kebebasan beragama,pers,menyatakan pendapat dan berserikat, melindungi indifidu dr penggeledahan & penangkapan, hak atas proses hukum yang benar dan larangan perbudakan.

f. Four Freedom

(10)

diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dan hak kebebasan dari ketakutan.

g. Declaration des Droits de L’Homme et du Citoyen .

Awalnya terjadi kekuasaan Raja yang absolut kemudian muncul tokoh Montesquieu dengan diikuti oleh JJ.Roessau yg menghendaki adanya demokrasi. Kemudian lahirlah perjanjian ini pada tanggal 26 agustus 1789 oleh Assemble Nationale . Isi deklarasi ini titik beratnya pada 5 hak yaitu pemilikan harta (propiete), kebebasan (liberte), persamaan (egalite), keamanan(securite), dan perlawanan terhadap penindasan (resistence a L’oppression).

h. Universal Declaration of Human Rights

Ditandatangani oleh negara-negara nggota PBB pada 10 Desember 1948 pada Sidang Umum PBB di Paris. Konvensi tersebut berisi antara lain hak setiap orang atas hidup dilindungi oleh undang-undang, menghilangkan hak hidup orang tak bertentangan dan hak setiap orang untuk tidak dikenakan siksaan atau perlakuaan tak berperikemanusiaan atau merendahkan martabat manusia. 2.2.2. Sejarah HAM di Indonesia

Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakuan yang sama yaitu hak kemerdekaan. Kemudian HAM juga dibahas dalam persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehingga akhirnya Pembukaan UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Di Indonesia, hak asasi manusia tercantum daam UUD 1945 yang tertuang dalam pembukaan, pasal-pasal dan penjelasan. Pada pembukaan UUD 1945 alinea pertama tertulis “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan...”. Dari kalimat ini telah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia dan akna terus melindungi hak asasi manusia masyarakatnya.

(11)

Pada saat jatuhnya Pemerintahan Soeharto, masa orde baru dialakukan banyak amandemen pada UUD 1945. Hal tersebut karena terjadi beberapa masalah yaitu sebagai berikut:

Pertama, pencantuman HAM dalam perubahan UUD 1945 dari Pasal 28A s/d Pasal 28J UUD 1945, tidak lepas dari situasi serta tuntutan perubahan yang terjadi pada masa akhir pemerintahan Orde Baru, yaitu tuntutan untuk mewujudkan kehidupan demokrasi, penegakkan supremasi hukum, pembatasan kekuasaan negara serta jaminan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia sebagai antitesa dari berbagai kebijakan pemerintahan Orde Baru yang

mengabaikan aspek-aspek tersebut.

Kedua, terjadi perdebatan panjang mengenai adanya kecurigaan dari sebagian anggota MPR bahkan sebagian anggota masyarakat kita bahwa konsep HAM yang bersumber dari barat, tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan prinsip-prinsip koletivitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, karena HAM yang berasal dari barat mengandung nilai-nilai kebebasan yang berdasarkan individualisme. Perdebatan mengenai masalah ini mencapai titik temu ketika disetujui adanya pembatasan HAM yang diatur dalam Pasal 28J UUD 1945.

Ketiga, pasal lain yang menyita waktu perdebatan dan loby yang melelahkan adalah rumusan Pasal 28E ayat (1). Terkait dengan “aliran kepercayaan”. Semula tiga baris pertama rumusan ayat (1) tersebut kata “dan kepercayaannya itu” setelah kata agama, yang mengikuti rumusan Pasal 29 ayat (2). Penambahan kata “kepercayaannya itu” ditentang oleh sebagian anggota dan meminta agar dua kata tersebut dihapuskan. Pada sisi lain anggota yang sangat keberatan dengan penghapusan dua kata itu, karena dua kata tersebut tercantum juga dalam pasal 29 ayat (2). Jalan keluar atas perbedaan ini yang disetujui bersama adalah mengenai aliran kepercayaan diakomodir pada ayat (2) Pasal 28E ini yaitu hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap

sesuai dengan hati nurananinya.

(12)

ketiga soal itulah yang menjadi perdebatan panjang atas sepuluh pasal mengenai HAM ini di MPR pada saat itu. Selanjutnya bahwa ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang menjadi basic law adalah norma tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara. Karena letaknya dalam konstitusi, maka ketentuan-ketentuan mengenai HAM harus dihormati dan dijamin pelaksanaanya oleh negara. Karena itulah pasal 28I ayat (4) UUD 1945 menegaskan bahwa perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.

2.3.2. Amandemen HAM

Sebelum Amandemen UUD ‘45, pasal 28 hanya terdiri dari satu baris. Sementara setelah Amandemen UUD ’45 II yang disahkan pada 18 Agustus 2000, terjadi perubahan besar yaitu dengan ditambahkannya satu bab khusus yang membahas tentang HAM berisi 10 pasal (28A-28J).

Penyebab Terjadinya Amandemen Pasal 28

1. Tuntutan untuk mewujudkan kehidupan demokrasi, penegakkan supremasi hukum, pembatasan kekuasaan negara serta jaminan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.

2. Terjadi perdebatan panjang mengenai adanya kecurigaan dari sebagian anggota MPR bahkan sebagian anggota masyarakat kita bahwa konsep HAM yang bersumber dari barat.

3. Terjadi perdebatan dan loby yang melelahkan dalam rumusan Pasal 28E ayat (1) terkait dengan “aliran kepercayaan”.

4. Kenyataan masih seringnya pelanggaran HAM terjadi di negeri ini, antara lain; kasus pembunuhan aktivis Munir, kasus penggusuran warga, jual-beli bayi, aborsi, masih banyak terjadi perlakuan diskriminasi antara si kaya dan si miskin, hukum memihak kekuasaan, korupsi dan kolusi di pengadilan, masalah kesenjangan sosial, busung lapar, pengangguran dan kemiskinan.

Sebelum Amandemen:

Setelah Amandemen: Pasal 28

(13)

BAB XA

HAK ASASI MANUSIA Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya. Pasal 28E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

(14)

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 28F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(2) Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

Pasal 28I

(15)

(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan dengan prinsip Negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(2) Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Dampak Negatif Amandemen Pasal 28:

1. Terjadi perdebatan panjang mengenai Hak Asasi Manusia.

2. Terdapat penyalahgunaan penggunaan konstitusi mengenai Hak Asasi Manusia.

3. Masih banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia di masyarakat. 4. Amandemen UUD ‘45 dinilai belum transformatif karena konstitusi ini

masih bersifat parsial, lebih terfokus pada aspek restriktif negara dan aspek protektif individu dalam Hak Asasi Manusia.

Dampak Positif Amandemen Pasal 28:

1. Indonesia memiliki dasar konstitusional yang jelas mengenai Hak Asasi Manusia.

(16)

3. Sebagai penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia yang meliputi: 4. a. hak atas kewarganegaraan,

5. b. hak atas hidup,

6. c. hak untuk mengembangkan diri,

7. d. hak atas kemerdekaan pikiran dan kebebasan memilih, 8. e. hak atas informasi,

9. f. hak atas kerja dan penghidupan layak, 10. g. hak atas kepemilikan dan perumahan, 11. h. hak atas kesehatan dan lingkungan sehat, 12. i. hak berkeluarga,

13. j. hak atas kepastian hukum dan keadilan,

14. k. hak bebas dari ancaman, diskriminasi dan kekerasan, 15. l. hak atas perlindungan,

16. m. hak memperjuangkan hak, 17. n. hak atas pemerintahan.

18. Sebagai dasar hukum yang kuat mengenai Hak Asasi Manusia sehingga peraturan lainnya yang kedudukannya di bawah UUD 1945 tidak boleh bertentangan.

(17)

2.4. HAM dalam Pelayanan Kesehatan

20. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomis. Karena itu kesehatan merupakan dasar dari diakuinya derajat kemanusiaan. Tanpa kesehatan, seseorang menjadi tidak sederajat secara kondisional. Tanpa kesehatan, seseorang tidak akan mampu memperoleh hak-haknya yang lain. Seseorang yang tidak sehat dengan sendirinya akan berkurang haknya atas hidup, tidak bisa memperoleh dan menjalani pekerjaan yang layak, tidak bisa menikmati haknya untuk berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pendapat, dan tidak bisa memperoleh pendidikan demi masa depannya. Singkatnya, seseorang tidak bisa menikmati sepenuhnya kehidupan sebagai manusia.Pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia dan sebagai kondisi yang diperlukan untuk terpenuhinya hak-hak lain telah diakui secara internasioal. Hak atas kesehatan meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang sehat, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian khusus terhadap kesehatan ibu dan anak. Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR) menyatakan:

21. Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar kekuasaannya. Ibu dan anak berhak mendapatkan perhatian dan bantuan khusus. Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus menikmati perlindungan sosial yang sama.

(18)

kesehatan fisik dan mental. Perlindungan terhadap hak-hak Ibu dan anak juga mendapat perhatian terutama dalam Konvensi Hak Anak. Instrumen internasional lain tentang hak atas kesehatan juga terdapat pada Pasal 12 dan 14 Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, dan ayat 1 Deklarasi Universal tentang Pemberantasan Kelaparan dan kekurangan Gizi.

23. Pada lingkup nasional, Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Jaminan atas hak memperoleh derajat kesehatan yang optimal juga terdapat dalam pasal 4 UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia berisi:

24. • Bab III Bagian Pertama, pasal 9Hak untuk Hidup.

25. • Bab III Bagian Kelima, pasal 21keluhan pribadi..tidak boleh jadi obyek penelitian tanpa persetujuan.

26. • Penjelasan Pasal 41 ayat 1: Kemudahan dan perlakuan khusus adalah pemberian pelayanan, jasa, atau penyediaan fasilitas dan sarana kelancaran, keamanan, kesehatan dan keselamatan.

27. Ada beberapa hal hubungan HAM dan kesehatan yaitu:

28. • Pelanggaran thd HAM dapat memunculkan masalah kesehatan yg serius. Misal: kasus KDRT, penganiayaan thd istri/anak, belum ada perlindungan hukum yg baik, tata cata tradisional yg digolongkan sbg pelanggaran HAM:perbudakan/pengucilan dsb.

29. • Kebijakan dan program kesehatan bisa memunculkan pelanggaran HAM. Misal: Program Askeskin yg kurang monitor scr baik shg akses maskin thd kesehatan sulit dan terdiskriminasi.

30. Indikator keberhasilan program kesehatan dalam pemenuhan Hak atas Kesehatan:

(19)

32. • Keterjangkauan (Pelayanan kesehatan dapat terjangkau semua orang, tak diskriminasi, informasi yg akurat)

33. • Penerimaan (Menghargai etika medis, perbedaan sosial budaya, kerahasiaan, meningkatkan status kesehatan dsb)

34. • Kualitas (kualitas sesuai perkembangan dunia kedokteran terkini) 35. Problem Kesehatan yang berhubungan dengan HAM:

36. • Kematian Ibu yg masih tinggi, KB yg belm merata (Program kesehatan reproduksi)

37. • Gizi buruk, kematian bayi dan balita yg masih tinggi (Program Kesehatan Anak)

38. • Diare, ISPA, DBD, Malaria (Program Kesling) 39. • Pencemaran dan kelangkaan air (Program air Bersih) 40. • Problem2 Program HIV/ AIDS

41. • Problem2 Khusus program TBC

42. Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan wajib menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip etis etika keperawatan terutama prinsip justice/ keadilan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan perawat tidak boleh membeda-bedakan pasiennya. Baik dari segi suku, ras, agama, warna kulit, bangsa dan jenis kelamin. Perawat harus memberikan pelayanan kesehatan secara merata karena hal itu merupakan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap orang. Hal ini juga dicantumkan dalam kode etik keperawatan Indonesia bab 1 pasal 1 yang berbunyi “Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial”.

(20)

48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61.

62. BAB III 63. PENUTUP 64.

65. 3.1. Kesimpulan

66. HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM sudah menjadi bagian dari manusia secara otometis sejak lahir. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, suku, pandangan politik, budaya atau asal usul sosial dan bangsa. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain.

(21)

pembukaan UUD 1945 alinea kedua sampai dengan terjadinya Amandemen UUD 1945 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28A—J.

68. Sebelum Amandemen UUD ‘45, pasal 28 hanya terdiri dari satu baris. Sementara setelah Amandemen UUD ’45 II yang disahkan pada 18 Agustus 2000, terjadi perubahan besar yaitu dengan ditambahkannya satu bab khusus yang membahas tentang HAM berisi 10 pasal (28A—28J). Kesehatan juga merupakan salah satu hak asasi manusia yang dimiliki oleh semua orang. Apabila seseorang sehat maka ia akan tetap meneruskan hidup dan akan mendapatkan hak asasi manusia yang lain. Oleh karena itu, negara wajib menjamin akan terpenuhinya hak kesehatan ini. Dengan adanya peraturan tentang kesehatan maka dalam pelayanan kesehatan pihak pemberi pelayanan wajib memandang hak asasi manusia pihak penerima pelayanan.

69. 70. 71.

72. 3.2. Saran

73. Disarankan kepada seluruh masyarakat untuk selalu berusaha untuk mewujudkan hak asasi manusia dan tidak melanggar hak asasi manusia orang lain terutama dalam bidang pelayanan kesehatan.

(22)

87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100.

101.

102. DAFTAR PUSTAKA

103. Jakni. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta

104. Hikmah, F. 2013. Sejarah Berdirinya HAM dan Hubungannya dengan HAM Bidang Kesehatan, ( http://faiqkatul.blogspot.co.id/2013/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html), diakses pada 11 November 2015.

105. Salahuddin, H. 2009. Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 [1], ( http://hendrigamaina.blogspot.co.id/2009/09/hak-asasi-manusia-dalam-uud-19451. html), diakses pada 24 September 2015.

106. Setiawan, D. 2010. Hak Asasi Manusia dalam Amandemen UUD 1945, (

http://www.danisetiawanku.com/2010/01/hak-asasi-manusia-dalam-amandemen-uud.html), diakses pada 24 September 2015.

(23)

108. Sudrajat, J. 2011. Mewujudkan hak asasi manusia di bidang kesehatan, ( http://www.antaranews.com/berita/287778/mewujudkan-hak-asasi-manusia-di-bidang-kesehatan), diakses pada 14 November 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi pada kehamilan aterm, kematian yang terjadi karena trias klasik yaitu; perdarahan, infeksi dan gestosis (preeklamsia)

Output penelitian berupa sebuah aplikasi Pemilihan Lokasi Pembangunan Perumahan yang dapat digunakan dengan mudah dan dapat diimplementasikan untuk mendukung

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ASERTIF SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

izin dari Pengadilan agama. 2) Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga atau keempat. tanpa izin ari pengadilan agama, tidak memiliki

Realizing the importance of reflective practice in professional development of pre-service teachers, all teacher education institutions in Malaysia have put an emphasis

- Tanya jawab dosen dan mahasiswa - Dosen menyimpulkan materi yang dibahas.. - Deskripsi, silabus dan SAP mata kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis

Pelatihan pencatatan dan pelaporan keuangan merupakan salah satu yang ditawarkan dari tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Profesor