Makalah Penegakan Hak Asasi Manusia pada
Makalah Penegakan Hak Asasi Manusia pada Era Globalisasi
Era Globalisasi
Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia pada
Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia pada Era Globalisasi
Era Globalisasi
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.11.1Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah Hak
Hak merupakan merupakan unsur unsur normatif normatif yang yang melekat melekat pada pada diri diri setiap setiap manusia manusia yangyang dalam
dalam penerapannya penerapannya berada berada pada pada ruang ruang lingkup lingkup hak hak persamaan persamaan dan dan hak hak kebebasan kebebasan yangyang terkait
terkait dengan dengan interaksinya interaksinya antara antara individu individu atau atau dengan dengan instansi. instansi. Hak Hak juga juga merupakan merupakan sesuatusesuatu yang
yang harus harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang serindiperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang serin g kalig kali dibicarakan
dibicarakan dan dan dibahas dibahas terutama terutama dalam dalam era era reformasi reformasi ini. ini. HAM HAM lebih lebih dijunjungdijunjung tinggi
tinggi dan dan lebih lebih diperhatikan diperhatikan dalam dalam era era reformasi reformasi dari dari pada pada era era sebelum sebelum reformasi. reformasi. PerluPerlu diingat
diingat bahwa bahwa dalam dalam hal hal pemenuhan hak, pemenuhan hak, kita hidup kita hidup tidak tidak sendiri sendiri dan dan kita kita hiduphidup bersosialisasi dengan orang lain.
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai Jangan sampai kita melakukan kita melakukan pelanggaran pelanggaran HAM terhadapHAM terhadap orang
orang lain lain dalam dalam usaha usaha perolehan perolehan atau atau pemenuhan pemenuhan HAM HAM pada pada diri diri kita kita sendiri. sendiri. Dalam Dalam halhal ini
ini penulis merasa penulis merasa tertarik tertarik untuk untuk membuat membuat makalah makalah tentang tentang HAM. HAM. Maka Maka dengan dengan iniini penulis mengambil judul “Hak Asasi
penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia
manusia yang yang bersifat bersifat kodrati kodrati dan dan fundamental fundamental sebagai sebagai suatu suatu anugerah anugerah Allah Allah yangyang harus
harus dihormati, dihormati, dijaga, dijaga, dan dan dilindungi. dilindungi. hakikat hakikat Hak Hak Asasi Asasi Manusia Manusia sendiri sendiri adalahadalah merupakan
merupakan upaya upaya menjaga menjaga keselamatan keselamatan eksistensi eksistensi manusia manusia secara secara utuh utuh melalui melalui aksiaksi keseimbangan
keseimbangan antara antara kepentingan kepentingan perseorangan perseorangan dengan kepentingan dengan kepentingan umum. Begitu umum. Begitu jugajuga upaya
upaya menghormati, menghormati, melindungi, melindungi, dan dan menjunjung menjunjung tinggi tinggi Hak Hak Asasi Asasi Manusia Manusia menjadimenjadi kewajiban
kewajiban dan dan tangung tangung jawab jawab bersama bersama antara antara individu, individu, pemeritah pemeritah (Aparatur (Aparatur PemerintahanPemerintahan baik Sipil
baik Sipil maupun Militer), dan negara.maupun Militer), dan negara. Berdasarkan
Berdasarkan beberapa beberapa rumusan rumusan hak hak asasi asasi manusia manusia di di atas, atas, dapat dapat ditarik ditarik kesimpulankesimpulan tentang
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
3. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
4. Apa saja contoh-contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3 Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan perumusan diatas, makalah ini dibuat agar masyarakat mengerti tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang dia punya dan contoh pelanggaran – pelanggaran apa saja yang terdapat pada Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian ini dibuat dengan cara mengumpulkan data dari Internet, serta buku – buku pengetahuan yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM)
1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metode Penelitian 1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Instrumen HAM di Indonesia
2.2 Macam-macam Hak Asasi Manusia
2.3 Perkembangan dan Penegakan HAM di Indonesia BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
3.2 Hak Asasi Manusia (HAM) pada Tataran Global 3.3 Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia 3.4 Contoh-contoh Kasus Pelanggaran HAM
BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Instrumen HAM di IndonesiaBeberapa instrumen HAM yang dimiliki NKRI yaitu :
1. Undang-undang Dasar 1945. Terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yaitu pasal 28A sampai dengan 28J.
2. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM terdapat 8 bab yang mengatur tentang HAM.
3. Undang-undang No.39 tahun 1999. Undang-undang ini mengatur tentang HAM seperti hak hidup, hak berkeluarga dan lain-lain. Undang-undang sini juga mengatur tentang kewajiban asasi manusia seperti kewajiban setiap warga untuk mematuhi peraturan perundang-undangan.
4. Undang-undang No.26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM. Pengadilan HAM digunakan untuk menyelesaikan masalah pelanggaran HAM berat dan mengembalikan keamanan dan perdamaian Indonesia.
2.2 Macam-macam Hak Asasi Manusia
Menurut dua instrumen HAM internasional (Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik/ ICCPR dan konvenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, sosial, dan budaya/ ICESCR) :
1. HAM berkenaan dengan kehidupan sipil dan politik. Hak ini mewajibkan suatu negara agar menahan diri dari tidakan dan campur tangan terhadap kehidupan individu-individu atau kelompok masyarakat, misalnya hak hidup.
2. HAM berkenaan dengan kehidupan dibidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak ini mewajibkan suatu negara agar menyediakan sarana-prasarana karen individu tidak mampu menyediakan sendiri, misalnya hak untuk memperoleh pkerjaan.
Menurut Franz Magnis-Suseno :
1. Hak asasi negatif atau liberal. Hak ini pada dasarnya menuntut agar kemandirian setiap orang atas dirinya sendiri dihormati oleh pihak lain. Yang termasuk dalam hak ini antara lain : hak untuk hidup.
2. Hak asasi aktif atau demokratis. Inti dari hak ini adalah bahwa setiap orang memiliki hak untuk turut serta menentukan arah perkembangan masyarakat tempat ia hidup. Termasuk dalam hak ini antara lain : memilih wakil rakyat.
3. Hak asasi positif. Menuntut prestasi-prestasi tertentu dari negara. Yang termasuk dalam hak ini antara lain : hak atas perlindungan keamanan.
4. Hak asasi sosial. Hak ini pada dasarnya merupakan hak warga negara memperoleh keadilan dibidang ekonomi, sosial dan budaya. Yang termasuk dalam hak ini antara lain : hak atas jaminan sosial.
2.3 Perkembangan dan Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia
1. Pada abad ke-15 Ham telah ditulis dalam kitab-kitab adat bugis kuno (lontara) yang berisi tentang hak hidup dan hak kebesasan.
2. Di Minangkabau dikenal hak protes terhadap kebijakan yang tidak adil.
3. Di jawa, dikenal hak untuk tinggal diwilayah l ain sebagai protes kepada raja (nggogol).
4. RA. Kartini adalah orang pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran mengenai HAM, diungkapkan dalam surat-surat yang ditulis 40 tahun sebelum proklamasi.
5. Sidang BPUPKI. Dalam sidang ini, Moh. Yamin, Moh hatta dan Sukiman merupakan tokoh yang gigih membela HAM yang diatur secara luas alam UUD 1945. Namun hanya sedikit yang
diatur dalam UUD 1945, tetapi diatur secara menyeluruh dalam konstitusi RIS dan UUDS 1950. Kedua konstitusi ini hanya berlaku sementara.
6. Sidang konstituante (1956-1959). Dalam sidang ini, HAM di bahas sangat intens. Namun sebelum sidang selesai, presiden mengeluarkan dekrit presiden 5 juli 1959. Sejak itu indonesia kembalil menggunakan UUD 1945.
7. Pelaksanaan HAM berdasarkan UUD 1945 jauh dari memuaskan. Ini terjadi pada masa orde lama dan orde baru. Pada masa ini, pelanggaran HAM mencapai puncaknya.
8. Tahun 1993 dibentuklah komnas HAM. Namun tidak dapat berfungsi dengan baik karena keadaan politik yang tidak menentu. Pelanggaran terus terjadi dan hal tersebut mendorong terjadinya reformasi.
9. Era reformasi. Ada kemajuan dalam penegakan HAM. Beberapa dokumen yang lahir antara lain :
a. Undang-undang Dasar 1945 hasil amandemen.
b. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM terdapat 8 bab yang mengatur tentang HAM.
c. Undang-undang No.39 tahun 1999, Undang-undang No.26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM.
10. Tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen sangat penting dalam penegakan HAM yaitu : Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Poitik/ ICCPR menjadi UU no. 11 tahun 2005 dan konvenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, sosial, dan budaya/ ICESCR menjadi UU no.12 tahun 2005.
11. Upaya-upaya penegakan HAM pun terus dilakukan dengan cara pengcegahan dan penindakan. 12. Komnas HAM juga pengadilan HAM mulai berperan dengan baik pada masa ini.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah
hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak-hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:
a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;
b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil
maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM ,yaitu:
a. Ham menurut konsep Negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak. 2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia. 4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
b. HAM menurut konsep sosialis;
1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat 2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki. c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:
1.Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2.Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap kepala keluarga
3.Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban sebagai anggota masyarakat.
d. HAM menurut konsep PBB;
Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor Rooseveltdan secara resmi disebut“Universal Decralation of Human
Rights”.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:
Hak untuk hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan Hak untuk bebas memeluk agama
Hak untuk mendapat pekerjaan Hak untuk berdagang
Hak untuk mendapatkan pendidikan
Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.
3.3 Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negara serta hukum internasional yang berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut: 1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009 sebagai
gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan sewajarnya. 5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi Nasional
Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan HAM. 9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:
1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009 sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
BAB IV
PENUTUP
4.1
3.1 KesimpulanHAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
3.2 Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.
3 Votes
SURAT GUGATAN TALAK Yogyakarta, 23 Oktober 2006 Kepada Yang Terhormat,
Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta di –
YOGYAKARTA
Nomor : 03/Pdt.17/II/2006
H a l : Gugatan Talak, Nafkah dan Hak Hadlonah Lamp. : Surat Kuasa Khusus
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini kami, MUHAMMAD ANIS AFIQI, SH
FAUZAN YAZID, SH
KHATAM SEPTRIYOGA AZHARI, SH Kesemuanya ADVOKAT
Berkantor pada KANTOR ADVOKAT MFK di Jl. Jend. Soedirman No. 23 Sleman Yogyakarta 53194, Telp. 0274 554438.
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 27 November 2008, bertindak baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk dan atas nama klien kami,
N a m a : Muhammad Eboy bin Muhammad Salafudin Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S-1/Strata 1 Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Kaliurang Km. 12,5 Ngaglik Sleman Yogyakarta Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.
Dengan ini mengajukan GUGATAN TALAK, NAFKAH d an HAL HADLONAH terhadap istri, N a m a : Nabila Bila Salsa binti Muhammad Hasan
Umur : 29 tahun Agama : Islam
Pendidikan : D-3/Diploma 3 Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Mentri Soepeno No. 7 Kota Baru Yogyakarta Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.
Adapun gugatan talak ini kami ajukan dengan mendasarkan pada dalil-dalil sebagai berikut : 1. Bahwa pada tanggal 2 Januari 2000 telah dilangsungkan perkawinan yang sah antara seorang laki-lakiyang bernama Muahamad Eboy bin Muahamad Salafudin (PENGGUGAT) dengan seorang wanita yang bernama yang bernama Nabila Bila Salsa binti Muhamad Hasan (TERGUGAT).
2. Bahwa perkawinan seperti tersebut dalam poin 1 di atas dilaksanakan berdasarkan agam islam dan menuntut prosedur yang berlaku serta telah didaftarkan di KUA Kecamatan Akta Nikah Porong Sidoarjo Surabaya, Jawa Timaur sebagaimana yang tercatat dalam Kkutipan Akta Nikah Nomor 845/48/IV/2000 tertanggal 2 Januari 2000.
3. Bahwa perkawinan antara PENGGUAGAT dan TERGUGAT dilangsungkan berdasarkan atas kehendak kedua belah pihak dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasrkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
4. Bahwa dalam perkawinanya, PENGGUGAT dan TERGUGAT telah melakukan hubungan suami istri dab dikaruniai 1 (satu) orang anak perempu an, yaitu : DINI, lahir pada 10 Oktober 2002 di Yogyakarta.
5. Bahwa di awal perkawinan, atas kesepakatan kedua belah pihak, PENGGUGAT dan TERGUGAT tinggal satu rumah di Jl. Menteri Supeno No.180 Kota Baru Yogyakarta.
6. Bahwa sejak awal perkawinan PENGGUGAT dan TERGUGAT sebagaimana poin 1 di atas ternyata telah sering terjadi perselisihan (SIQOQ)dan ketidakcocokan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT.
7. Bahwa keidakcocokan dan perselisihan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah :
a. Antar PENGGUGAT dan TERGUGAT terdapat perbedaan dalam pemikiran.
b. TERGUGAT tidak dapat mengikuti gaya hidup PENGGUGAT yang memang seharusnya diikuti pleh termohon TERGUGAT karena berkaitan degan aktivitas PENGGUGAT dalam mencari nafkah.
8. Bahwa PENGGUGAT telah berulang kali memberikan pengertian-pengertian kepada
TERGUGAT agar TERGUGAT dapat merubah sikapnya seperti pada poin 7 tersebut di ata, baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya dengan menganjurkan agar mengikuti kursus kepribadian, kursus kecantikan atau yang lainnnya, agar dapat merubah atau menambah
penampilan TERGUGAT,namun saran dan anjuran tersebut tidak direspon dangan baik oleh TERGUGAT. Hal ini lah yang menimbulakn perselisihan dengan TERGUGAT.
9. Bahwa hal-hal sebagaimana yang telah disebut dalam poin-poin di atas telah menyebabkan SIQOQ dalam rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT secara terus menerus, maka hal tersebut jualah yang telah menyebabkan disharmonisnya rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT .
10. Bahwa kondisi SIQOQ secara terus menerus dalm rumsh tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT tersebut juga menyebabkan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT telah pisah ranjang.
11. Bahwa pisah ranjang tersebut telah dilakukan sejak TERGUGAT dalam kondisi hanil 6 (enam) bulan, yaitu lebih kurang pada bulan Juli 2002 sampai dengan saat ini.
12. Bahwa sejak terjadinya pisah ranjang antara PENGGUGAT dan TERGUGAT tersebut, sejak itu pulalah keduanya tidak melakukan hubungan suami istri, yang berarti sudah kurang lebih hampir 3 tahun.
13. Bahwa selama dalam masa pisah ranjang tersebut, PENGGUGAT masih tetap berupaya untuk dapat menyelesaikan kemelut rumah tangganya, akan tetapi sampai gugatan ini diajukan
ternyata harmonisasi rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT tetap tidak dapat dicapai. 14. Bahwa upaya yang dilakukan PENGGUGAT tersebut ialah dengan tetap memberikan pengertian kepada TERGUGAT, tetap memberikan nafkah lahir kepada TERGUGAT dan anak
PENGGUGAT TERGUGAT.
15. Bahwa dengan demikian nafkah lahir/biaya hidup TERGUGAT dan anak PENGGUGAT TERGUGAT masih tetap dipenuhi PENGGUGAT sampai gugatan ini dimasukkan.
16. Bahwa dikarenakan anak PENGGUGAT dan TERGUGAT balum mumayyiz, maka PENGGUGAT mengikhlaskan anak tersebut untuk diasuh oleh TERGUGAT, namun PENGGUGAT tetap bertanggung jawab terhadap nafkah/biaya hidup dan sekolah anak PENGGUGAT TERGUGAT sampai si anak dewasa, bahkan sampai nanti menikahkan anak tersebut, walaupun nantinya rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT putus karena adanya permohonan talak ini.
17. Bahwa melihat kondisi rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT yang jelas-jelas sudah tidak harmonis tersebut maka berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No. 1 tahunh 1974 tentang Perkawinan disebutkan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membentuk rumah tangga yang bahagia lahir dan batin berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sedang dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 3 INPRES Ni. 1 tahun 1991 bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan kahidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Dengan
demikian tujuan tersebut diatas tidak mungkin tercapai dikarenakan perbuatan TERGUGAT, dan oleh karenanya jalan satu-satunya dalam upaya kemaslahatan serta menyelamatkan kehidupan PENGGUGAT dan TERGUGAT adalah mengajukan Permohonan Talak ini.
18. Bahwa PENGGUGAT juga bersedia memberikan nafkah-nafkah sesuai dengan
kemampuan PENGGUGAT yaitu, nafkah iddah sebesar Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah) per bulan, yang berarti keseluruhan nafkah iddah tersebut adalah Rp.500.000 x 3 bulan yaitu sebesar
Rp.1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) dan nafkah mut’ah sebesar Rp.1.000.000 (satu
juta rupiah) kepada TERGUGAT dalam mengajukan permohonan talak ini.
Berdasarkan hal-hal ini tersebut di atas, maka PENGGUGAT mohon agar Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta, berkenan menerima, memeriksa dan mengadili Permohonan Talak ini sekaligus memberi putusan sebagai berikut :
PRIMER :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.
2. Menyatakan secara hukum bahwa perkawinan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT yang telah dilakukan pada tanggal 02 Januari 2002 sebagaimana yang tercatat dalam Akta Nikah Nomor 845/48/IV/2000 tertanggal 02 Januari 2002, KUA Kecamatan Porong Sidoarjo Jawa
Timur adalah Sah.
3. Menyatakan secara hukum bahwa anak yang bernama BUNGA CITRA LESTARI adalah anak sah dari hasil perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT.
4. Mengijinkan PENGGUGAT untuk mengucapkan ikrar talak kepada TERGUGAT di depan siding Pengadilan Agama Yogyakarta.
5. Menetapkan bahwa TERGUGAT adalah penerima hak hadlanah dari anak PENGGUGAT dan TERGUGAT yang masih belum mumayyiz yang bernama BUNGA CITRA LESTARI tersebut. 6. Menetapkan menurut hukum bahwa PENGGUGAT berkewajiban memberi nafkah hidup kepada anak PENGGUGAT dan TERGUGAT yang bernama BUNGA CITRA LESTARI sampai anak tersebut dewasa.
lima ratus ribu rupiah) kepada termohon.
8. Menetapkan PENGGUGAT untuk membayar nafkah mut’ah sebesar Rp.1.000.000 (satu juta
rupiah) kepada TERGUGAT.
9. Menetapkan pembebanan biaya perkara ini menurut hukum. SUBSIDER :
Mohon putusan sedail-adilnya.
Demikian Gugatan Talak ini kami ajukan atas perhatian dan perkenan Yang Terhormat Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta kami haturkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat kami,
Kuasa Hukum PENGGUGAT
1. MUHAMMAD ANIS AFIQI, SH. 2. FAUZAN YAZID, SH
3. KHATAM SEPTRIYOGA AZHARI, SH SURAT GUGATAN PERCERAIAN
Kepada Yth :
Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Negeri/Agama Jakarta Selatan Di Tempat
Dengan hormat
Bersama ini, saya Anggraeini, agama Islam, umur 25 tahun, pekerjaan swasta, beralamat di Jl. ABC No 39 Petukangan, Jakarta Selatan, selanjutnya akan disebut sebagai PENGGUGAT Dengan ini penggugat hendak mengajukan gugatan perceraian terhadap
Ali Mukti, agama Islam, umur 30 tahun, pekerjaan swasta, berlamat di Jl. Mukti Timur No 13, Pesanggarahan Jakarta Barat, yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai TERGUGAT Adapun yang menjadi dasar-dasar dan alas an diajukannya gugatan perceraian adalah sebagai berikut:
1. Pada 5 Januari 2005, Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan dan tercatat di Kantor Urusan Agama Petukangan Jakarta Selatan dengan Akta Perkawinan dengan Nomor 845/48/IV/2005 tertanggaL 5 Januari 2005.
2. Selama melangsungkan perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak yaitu : Nugroho Mukti, laki-laki, lahir di Jakarta Selatan, tanggal_______dengan Akta Kelahiran No_____tertanggal_____ dan Sari Mukti, perempuan, lahir di Jakarta Selatan,
tanggal_____dengan Akta Kelahiran No_______tertanggal_____
3. Sejak awal perkawinan berlangsung, Tergugat telah memiliki kebiasaan dan sifat yang baru diketahui oleh Penggugat saat perkawinan berlangsung yaitu mabuk, kasar, sering memukul serta selalu pulang larut tanpa alasan yang jelas
4. Meski Tergugat bekerja, namun sebagian besar penghasilannya dipergunakan tidak untuk kepentingan dan nafkah anak dan istrinya
5. Apabila Penggugat memberikan nasehat, Tergugat bukannya tersadar serta mengubah kebiasaan buruknya namun melakukan pemukulan terhadap Penggugat di depan anak-anak Penggugat/Tergugat yang masih kecil-kecil
6. Kebiasaan kasar Tergugat makin menjadi setelah kelahiran anak kedua dari Penggugat/Tergugat
7. Tergugat juga tidak pernah mendengarkan dan membicarakan masalah ini secara baik dengan Penggugat yang akhirnya mendorong Penggugat untuk membicarakan masalah ini dengan keluarga Tergugat untuk penyelesaian terbaik dan pihak keluarga Tergugat selalu menasehati yang nampaknya tidak pernah berhasil dan Tergugat tetap tidak mau berubah
8. Sikap dari Tergugat tersebut yang menjadikan Penggugat tidak ingin lagi untuk melanjutkan perkawinan dengan Tergugat
9. Lembaga perkawinan yang sebenarnya adalah tempat bagi Penggugat dan Tergugat saling menghargai, menyayangi, dan saling membantu serta mendidik satu sama lain tidak lagi
didapatkan oleh Penggugat. Rumah tangga yang dibina selama ini juga tidak akan menanamkan budi pekerti yang baik bagi anak-anak Penggugat/Tergugat.
Berdasarkan uraian diatas, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memutuskan
8. Menerima gugatan penggugat
9. Mengabulkan gugatan penggugat untuk keseluruhan
10. Menyatakan putusnya ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana dalam Akta Perkawinan No. 845/48/IV/2005 yang tercatat di Kantor Urusan Agama Petukangan Jakarta Selatan
11. Menyatakan hak asuh dan pemeliharaan anak berada dalam kekuasaan penggugat 12. Menghukum Tergugat untuk memberikan uang iddah, nafkah anak sebesar Rp. 3.000.000,00 / bulan
13. Membebankan seluruh biaya perkara kepada Tergugat.
Apabila Majelis Hakim berkehendak lain, Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih
Jakarta,______ Hormat Penggugat Anggraeini