• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembibitan Tanaman Padi degan di. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembibitan Tanaman Padi degan di. doc"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIBITAN TANAMAN PADI

Oleh :

Golongan / Kelompok : A / 6

YOKO SIMBOLON 131510501090

FITRY LAULATUL Q 131510501088

HAMZAH ARIF 131510501093

EFIA ALFIONITA 131510501099

EVRIANA DWI CAHYANI 131510501103

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama yang dibudidayakan oleh petani dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu, kebijakan ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian. Kebutuhan akan beras terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih cepat dari pertumbuhan produksi pangan yang tersedia.

Negara Indonesia adalah negara agraris yang begitu melimpah akan kekayaan alam dengan kondisi iklim yang sangat mendukung bagi pengembangan budidaya tanaman. Namun demikian, petani juga menyadari bahwa kondisi iklim dan cara bercocok tanam saja belum menjadi jaminan bahwa tanaman dapat berproduksi secara optimal dan kegiatan usaha tani yang dilakukan akan berhasil. Sehingga bagi petani, sebagai langkah awal di dalam usaha pembudidayaan tanaman perlu adanya penyiapan benih dengan kualitas yang baik.

Benih sendiri mempunyai pengertian ialah merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis sedangkan dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi atau benih unggul, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang semakin maju. Bibit merupakan benih yang sudah tumbuh dan siap untuk ditanam dilahan, karena sudah siap secara fisiologis untuk hidup.

(3)

banyaknya kerudakan benih yang berakibat pada tanaman, sehingga rentan terhadap penyakit. Pelaksanaan pembibitan tanaman harus dilakukan dengan baik dan benar agar kita menghemat biaya, tenaga, dan waktu. Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu budidaya hasil tanaman yang pada akhirnya peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu perbaikan perbenihan tanaman harus mampu menjamin tersedianya benih bermutu secara memadai dan berkesinambungan. Termasuk didalamnya bahwa perbenihan tanaman adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengadaan, pengelolaan dan peredaran benih tanaman.

Benih yang akan dijadikan bibit harus bersih, bebas dari hama dan penyakit, bakteri, patogen, hama dan lain sebagainya yang dapat merusak mutu benih. Kenyataan yang ada di masyarakat petani aadalah kebiasaan buruk menebar benih dengan mencampur varietas yang kurang bermutu, tapi pada era sekarang sudah banya di toko pertanian benih padi unggul yang bersertifikat. Sehingga memudahkan petani mendapatkan bibit yang unggul. Dengan adanya penyediaan dan pengawasan benih kita berharap petani dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil panen mereka dengan kualitas yang bermutu.

Tujuan

1. Mengetahui cara menentukan mutu benih padi berdasar konsentrasi larutan uji. 2. Mengetahui cara pembibitan tanaman padi menggunakan metode pembibitan

basah.

(4)

Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan [1]. Pada proses penyimpanannya tidak sedikit dari benih padi mengalami kerusakan baik dari segi tekstur, aroma, bahkan kandungannya. Kerusakan-kerusakan ini biasanya terjadi akibat adanya patogen berupa serangan serangga, tungau, burung, dan mikroorganisme seperti cendawan dan bakteri (Masniawati dkk, 2013).

Pemilahan benih padi sebelum disemai/ditebar dapat dilakukan dengan perendaman benih ke dalam larutan garam 3% atau direndam dalam larutan ZA (225 g ZA/l air), benih yang tenggelam menunjukkan benih yang baik. Sebelum disebar, benih direndam selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam. Untuk daerah endemik hama penggerek batang gunakan perlakuan benih (seed treatment) dengan menggunakan insektisida Fipronil 50 ST. Perlakuan benih bertujuan untuk mencegah hama pada stadia awal perkecambahan, merangsang pertumbuhan akar, memperkecil resiko kehilangan hasil, memelihara dan memperbaiki kualitas benih (Ishaq, 2009).

Produksi benih yang kurang optimal, teknik penanganan pascapanen dan teknik penyimpanan yang kurang baik dapat menyebabkan kemunduran benih yang berdampak terhadap penurunan daya berkecambah dan vigor benih. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan mutu benih yang telah mengalami kemunduran. Invigorasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan mutu fisiologis benih, terutama vigor benih, melalui perlakuan fisik maupun kimiawi. Benih yang bervigor tinggi mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam proses perkecambahan dalam kondisi lingkungan yang beragam (Wahyuni, 2011).

(5)

dengan lahan budidaya. Dengan demikian, dibutuhkan tenaga untuk persiapan lahan semai, penyebaran benih, pencabutan bibit yang sudah siap tanam, dan tenaga tanam. Ditambah lagi tenaga transportasi untuk memindah bibit dari lokasi penyemaian menuju ke lokasi budidaya, karena seringkali lahannya berjauhan. Dalam tabela tenaga untuk melakukan kegiatankegiatan tersebut tidak ada. Jadi dengan tabela dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja yang tentunya dapat mengurangi biaya produksi jika menggunakan tenaga kerja upahan atau buruh tani (Salimin, 2012).

Umur pindah bibit tanaman padi harus tepat untuk mengantisipasi perkembangan akar yang secara umum berhenti pada umur 42 hari sesudah semai, sementara jumlah anakan produktif akan mencapai maksimal pada umur 49-50 hari sesudah semai. Penanaman bibit muda memiliki beberapa keunggulan, antara lain tanaman dapat tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak dan perakaran bibit berumur kurang dari 15 hari lebih cepat beradaptasi dan cepat pulih dari cekaman akibat dipindahkan dari persemaian ke lahan pertanaman. Secara umum, sistem tanam dan umur bibit pada tanaman padi sawah diketahui berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil padi sawah. Walaupun demikian, umur bibit dan sistem tanam yang optimum masih belum diketahui dengan tepat. Oleh karena itu, penelitian mengenai sistem tanam dan umur bibit pada padi sawah masih sangat penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh sistem tanam dan umur bibit yang tepat sehingga dapat meningkatkan produksi padi sawah (Anggraini, 2013).

(6)

(5-10 batang per rumpun, bahkan >(5-10 batang per rumpun) menyebabkan terjadinya persaingan sesama tanaman padi (kompetisi inter spesies) yang sangat keras untuk mendapatkan air, unsur hara, CO2, O2, cahaya, dan ruang untuk tumbuh sehingga pertumbuhan akan menjadi tidak normal. Akibatnya, tanaman padi menjadi lemah, mudah rebah, mudah terserang hama dan penyakit, dan lebih lanjut keadaan tersebut dapat mengurangi hasil gabah. Sedangkan penggunaan jumlah bibit yang lebih sedikit (1-3 batang per rumpun) menyebabkan: (1) lebih ringannya kompetisi inter spesies; dan (2) lebih sedikitnya jumlah benih yang digunakan sehingga mengurangi biaya produksi (Kasim dalam Misran, 2014)

Kerja petani Sejak beberapa tahun terakhir ini telah diperkenalkan dan dikembangkan mesin tanam pindah bibit padi (rice transplanter). Rice transplanter adalah mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus (menggunakan tray/dapog) dengan umur atau ketinggian tertentu, pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, dan mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung (Taufik, 2010). Inovasi teknologi rice transplanter berpeluang dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi pada daerah-daerah tertentu (Suhendrata, 2013).

Budaya tanam padi unggulan secara langsung adalah teknologi yang menjanjikan yang efektif membutuhkan sedikit tenaga kerja dan air daripada transplantasi secara konvensional. Satu biji prima konvensional, bila ditanam biasanya muncul lebih cepat lebih baik dengan seragam dan tanaman kuat berdiri terus-menerus di bawah kurang dari kondisi lapangan yang optimal. tanaman berdiri dari biji prima menyebabkan berbunga sebelumnya dan hasil gabah lebih tinggi daripada benih non prima. biji beras halus banyak ditanam (Rehman, 2011).

BAB 3. METODOLOGI

(7)

Praktikum matakuliah Pengantar Tekhnologi Pertanian “ Pembibitan Tanaman Padi” dilaksanakan pada hari jum,at tanggal 2 Mei 2014 mulai dari jam 07.00 WIB-9.30. WIB. Tempat pelaksaan di Agrotekhnopark Jubung.

3.2 Alat dan Bahan 1. Timba

2. Timbangan 3. Alat Tulis 4. Benih Padi 5. Pupuk Za 6. Air 7. Jerami

3.3 Cara Kerja

1. Menentukan mutu benih

2. Membuat larutan pupuk ZA dengan melarutkan 225 g ZA dalam setiap liter air dalam timba, sampai mencapai volume larutan dua kali volume benih yang akan diuji.

3. Memasukkan secara hati-hati benih padi yang akan diuji ke dalam larutan sambil diaduk secara merata.

4. Mengambil benih padi yang mengapung kemudian menimbang dan mencatat beratnya.

5. Mencuci benih padi yang telah lolos uji dengan aair bersih, kemudian merendam benih padi yang telah dicuci dalam air bersih selama 24 jam.

6. Meniriskan benih padi yang sudah direndam dan benih padi siap untuk ditabur ke persemaian.

7. Menyiapkan tempat pembibitan

8. Menaburkan benih yang telah lolos uji secara merata pada media semai. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

(8)

Uraian Hasil pengamatan keterangan

Varietas Menggunakan varietas benih yang unggul berasal dari luar

Bibit yang digunakan merupakan bibit lokal

Tanggal Sebar 2 Mei 2014 Praktikum pembibitan

Tanggal Tanam Penanaman dilakukan saat bibit berumur sekitar 17-25

1. Menyiapkan benih padi (diadakan sendiri/ beli) 2. Pemilihan benih harus berdasarkan tujuan penanaman 3. Melakukan uji mutu benih (larutan gram, Urea, dll) 4. Melakukan perendaman benih dengan air bersih 2 Pengamatan hasil :

1. Menghasilkan mutu benih yang baik 2. Benih siap disebar

3 Keterangan :

Jika serangan hasil panen akan digunakan benih maka benih unggul yang digunakan sebagai bahan tanam digunakan benih pokok sedang apabila untuk konsumsi cukup digunakan benih sebar

2 Pembuatan Bedengan Pembibitan 1 Tahapan pekerjaan :

(9)

tertinggal

2. Sawah digenangi air agar menjadi lunak 3. Dibajak dan digenangi 2x

4. Membuat bedengan (petakan dengan tinggi 15-20 cm) 5. Memperbaiki bedengan

2 Pengamatan hasil :

Dihasilkan bedenga/ petakan dengan tinggi antara 15- 20 cm 3 Keterangan :

Luas persemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari areal yang ditanami

3 Penyebaran Benih

1 Tahapan pekerjaan:

1. Menyiapkan benih yang disebar

2. Lahan bedengan sudah siap disebar benih

3. Penyebaran benih dilakukan dengan memenuhi permukaan bedengan

2 Pengamatan hasil :

Lahan bedengan tertutupi dengan benih padi yang tidak terlalu rapat dan renggang

3 Keterangan :

Sebaran penebaran benih, benih diuji dengan melihat mutu benih 4 Pemeliharaan Pembibitan

1 Tahap pekerjaan :

1. Menjaga kecukupan air

2. Mencegah terjadinya kerusakan bibit oleh gangguan hama dan penyakit

2 Pengamatan hasil :

(10)

2. Mencabut bibit lalu dikumpulkan kemudian dilihat bagian pangkal daunnya

2 Pengamatan hasil :

Bibit yang diikat siap dipindahkan ke lahan penanaman padi 3 Keterangan :

Jika ukuran terlalu panjang maka bagian yang ujung daun bibit perlu dipotong supaya saat ditanam bibit tidak mudah roboh dan mengurangi penguapan yang berlebihan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pentingnya Pembibitan Untuk Tanaman Padi

Pembibitan merupakan salah satu syarat budidaya tanaman, dimana pembibitan merupakan kegiatan yang harus dilakukan karena, penanaman suatu tanaman harus menyiapkan benih kemudian bibit. Pembibitan merupakan proses pembuatann bibit yang digunakan untuk menganalisis berapa jumlah tanaman yang kita butuhkan. Selain itu juga memprediksi adanya sulaman untuk menyulam tanaman yang gagal tumbuh atau mati. Tujuan pembibitan antara lain, menyiapkan jumlah bibit dalam jumlah banyak dan teratur, menjaga bibit agar dapat tumbuh dengan baik, mengetahui daya perkecambahan benih, dan memproduksi tanaman dalam jumlah banyak. Agar tanaman padi yang kita tanam itu akan berproduksi tinggi dengan mutu yang baik, tentunya bibit itu berasal dari benih (butiran gabah) yang bermutu.Hal yang perlu diperhatikan adalah kapan, di mana dan bagaimana persemaian akan dibuat yang bertujuan untuk menghindarkan terjadinya pembentukan populasi awal suatu hama dan infeksi suatu penyakit.

(11)

Pembibitan basah yaitu menyemai bibit pada lahan sawah yang basah dengan kondidsi tanah agak pekat/berlumpur. Sawah diolah Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanah menjadi lunak, rumput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit mati pula. Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Kelebihan pembibitan basah antara lain, 1) bibit mudah tumbuh karena tanah lebih subur dan lunak, 2) penaburan benih lebih mudah, 3) tanah lebih subur, 4) perkecambahan benih lebih cepat. Kekurangan antara lain, 1) penaburan benih agak sulit karena tanah lengket, 2) mudah rusak saat terinjak, 3) tanah yang sudah rata mudah gugur.

Pembibitan kering yaitu menyemai bibit pada lahan yang kering atau ladang , dengan kondisi tanah agak liat dan minim air. Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur. Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedengan bedengan. Kelebihan metode ini antara lain, 1) mudah saat menabur, 2) tidak mudah rusak saat terinjak, 3) tanah tidak mudah gugur. Kekurangan 1) pertumbuhan bibit lambat karena tanah kering, 2) resiko kerusakan benih lebih tinggi, 3) bibit mudah hilang jika terkena angin.

(12)

Kemudian benih yang mengambang/mengapung dibuang. Benih yang tidak mengapung/mengambang alias benih yang tenggelam itulah yang nantinya disemaikan untuk memperoleh bibit padi karena benih seperti ini merupakan benih yang baik (benih bernas). Cara lain untuk memilih benih yang baik, benih direndxam dengan air bersih kemudian diaduk, lalu direndam selama 24 jam dan gabah yang terapung dibuang. Setelah direndam, benih diinkubasikan selama 36-48 jam untuk meamtahkan periode dormansi benih. Untuk daerah endemik hama wereng coklat, benih bisa diberi perlakuan (seed treatment) dengan menggunakan Regent 50EC. Regent 50EC ini berfungsi pula sebagai zat perangsang tumbuh tanaman atau seleksi benih juga dilakukan melalui uji kesehatan benih di laboratorium. Langkah yang seanjutnya bergantung pada model persemaian yang digunakan, benih perlu dikecambahkan atau tidak. Pembibitan padi dengan cara basah umumnya menggunakan benih yang tidak dikecambahkan sedangkan pembibitan cara kering umumnya menggunakan benih yang telah berkecambah dengan panjang calon kara sekitar 1 mm.

4.2.4 Tahapan dalam Pembibitan Tanaman Padi

Langkah pertama yang harus ditentukan dalam pembibitan adalah menetapkan waktu pembibitan yaitu waktu mulai membuat pembibitan harus mempertimbangkan kesiapan areal yang akan ditanami, dengan cara menghitung mundur dari tanggal tanam dikurangi umur bibit siap dipindah tanam. Waktu pembuatan bibit sangat penting diperhatikan karena untuk dapat tumbuh dengan baik bibit padi harus dipindah pada uur tertentu agar tidak terlalu muda atau terlalu tua. Bibit yang terlalu muda berisiko terhadap kematia setelah pindah tanam, sedangkan bibit yang terlalu tua akn menghasilkan jumlah anakan yang sedikit dan tanaman lebih cepat masuk pada fase generatif. Kemudian adalah penentuan lokasi pembibitan. Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik adapun syaratnya adalah sebagai berikut.

(13)

 Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.

 Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.

 Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.

2. pengolahan tanah lokasi pembibitan

Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.

3. Persiapan benih

(14)

Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.

4. Pembuatan media semai

Tanah persemaian harus mulai digarap sekitar 3-7 hari sebelum menyebat benih. Mengingat ada dua jenis sistem pembibitan yaitu pembibitan basah dan pembibitan kering, maka cara penyiapan nya juga berbeda. Dalam pembuatan persmain basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rerumputan dan jerami yang masih tertinggal harus dibersihkan, kemudian sawah digenangi air dengan maksud agar tanah menjadi lunak, rumput yang tumbuh menjadi mati dan memusnahkan berbagai macam serangga yang ada di lahan. Apabila tanah sudah cukup lunak maka selanjutnya tanah dibajak dan digar sekitar dua kali agar tanah menjadi berlumpur. Pada saat itu juga sekaligus dibuat bedengan atau petakan setinggi 15-20 cm dan memperbaiki pematang sawah . Prinsip pembuatan persemaian kering sama dengan persemaian basah, tapi kondisi tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Tamah dibolak balik dengan cangkul atau dibajak dan digaru agar tanah menjadi gembur.

5. Penaburan atau penyebaran benih

Untuk memperoleh bibit padi yang pertumbuhannya baik dan seragan maka cara penaburan atau penyebaran benih pun harus diperhatikan. Kesalahan dalam penaburan benih akan mengakibatkan tidak meratanya kerapatan bibit bibit dibedengansehingga pertumbuhan bibit menjadi kurang seragam. Ketidak seragaman bibit akan berpengaruh pada ketidak seragaman pertumbuhan tanaman di lahan dan selanjutya akan menyebabkan menurunnya hasil dan mutu gabah yang diperoleh.

6. Pemeliharaan

(15)

dengan model pembibitan yang digunakan. Pada sistem pembibitan basah pada umumnya dibiarkan menggenang pada saluran antar petakan. Pada sistem pembibitan kering ketersediaan air padaumunya pada kondisi kapasitas lapang, dan yang penting dijaga sedemikian rupa agar bibit tidak mengalami kekeringan. Setelah itu adalah pencabutan bibit, standar utama kapan bibit padi dapat dicabut umumnya pada umur bibit mencapai 11- 21 hari. bibit yang dicabut kenudian dikumpulkan dan diikat/

Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan. Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja. Selain itu untuk menjaga kemungkinan adanya serangan hama maka pembibitan perlu disemprot. 4.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembibitan Padi

(16)

membutuhkan banyak nutrisi untuk proses perkembangannya. Apabila bibit kekurangan unsur hara maka kemungkinan besar bibit akan mati.

4.2.6 Lahan/Bedengan yang Baik Untuk Pembibitan Padi

Bedengan adalah lahan yang digunakan sebagai tempat persemaian benih padi. Kondisi lahan harus gembur, lunak dan belumpur. Sebelum membuat bedengan, sebaiknya tanah atau lahan nya dibersihkan dari sisa-sisa rumput dan sisa jerami. Panjang bedengan biasanya 10-15m, lebar bedengan ±1-1,5 m dan tinggi bedengan sekitar 20-30 cm. Pembuatan bedengan tergantung luas lahan. Lahan yang baik untuk pembbibitan memiliki ciri-ciri tanahnya subur, dapat dilihat dari warna tanah, tekstur tanah dan Ph tanah. Lahan bersih, yaitu lahan yang akan digunakan sebagai tempat pembibitan harus bersih terbebas sari sisa-sisa rumput dan kotoran lain yang bisa menyebabkan adanya hama dan penyakit. Tanah rata, yaitu tanah yang akan digunakan sudah dibajak dan diairi guna membentuk tekstur tanah berlumpur.

4.2.7 Jenis Hama dan Penyakit yang Menyerang Saat Pembibitan Padi Hama dan penyakit yang sering menyerang bibit yaitu, penggerek biji hama ini memakan biji yang bernas dengan cara menggigit kulit biji sehingga biji kopong. Ulat grayak, hama ini memakan tunas atau daun yang masih muda sehingga daun rusak dan mengurangi fotosintesis. Penyakit hawar daun yaitu penyakit yang menyebabkan daun bercak-bercak dan akhirnya kering. Dumping off atau mati rebah, penykit ini biasanya disebabkan oleh virus yang menyerang biji pada saat fase perkecambahan, dengan memakan kecambah tersebut. Berikut Jenis-jenis hama yang menyerang tanaman padi pada fase tertentu.

(17)

penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll

2. Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Sama seperti wereng coklat pengendalian wereng hijau bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll

3. Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga. Pengendalian yang bisa dilakukan dengan pengeringan sawah selama 3 hari, atau penggunaan insektisida regent, buldok, decis, virtako dll

4. Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Pengendalian dengan cara membuat parit disekeliling petak sawah lalu diberikan umpan daun-daunan dan menggunakan molusida baylucide, fatal, dll 5. Ulat daun.

Ciri-cirinya daun berlubang karena dimakan ulat. Tanaman hanya tinggal tulang-tulang daun. Pengendalian: cara mekanis dan insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan Agrocide.

6. Belalang

(18)

serangan berat, tinggal tulang daun saja. Pengendaliannya yaitu dengan kultur teknis, gropyokan, dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman.

4.2.8 Ciri-ciri Bibit Padi yang Baik untuk di Tanam

Ciri-ciri benih yang baik untuk disemai yaitu biji bernas, biji berisi bulir padi biji tidak kosong dan sudah tua. Benih sehat, yaitu benih terbebas dari serangan hama dan penyakit dengan warna yang cerah, tidak keriput dan keras. Daya kecambah benih tinggi, ditandai dengan keadaan benih yang segar dan bernas. Benih memiliki pertumbuhan yang seragam artinya benih tumbuh bersamaan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Pertumbuhan semua bibit sama dan bagus. Perakaran bibit relatif kuat dan banya yaitu akar yang dihasilkan banya yang berfungsi intuk menguatkan pertumbuhan tanaman padi selama masa pertumbuhan. Bibit tidak mengalami stagnasi.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan hasil dan pembahasan praktikum pengantar teknologi pertanian dalam kegiatan pembibitan padi sawah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembibitan sangat penting dilakukan dalam proses budidaya tanaman .

2. Terdapat dua jenis persemaian dalam persemaian bibit padi yaitu persemaian basah dan persemaian kering.

3. Hasil tanaman yang diperoleh bergantung pada varietas dan mutu benih yang digunakan.

4. Tahapan pembibitan yang dilakukan adalah secara sistematis.

5. Penaburan benih dilakukan secara manual dengan kerapatan yang seragam.

5.2 Saran

(19)

Seharusnya mas/mbak asdos lebih tegas lagi agar adik-adiknya bekerja semua dan mendapat ilmu. Serta saran selanjutnya adalah tentang alokasi waktu yang diberikan kurang, sehingga pelaksanaan kurang efektif dan efisien

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. F. A. Suryanto. N. Aini. 2013. Sistem tanam dan umur bibit pada tanaman padi sawah (Oryza sativa. L.) varietas inpari 13. Produksi tanaman, 1 (2) : 53-60

Ishaq, I. 2009. Petunjuk Teknis Penangkaran Benih Padi. Jawa Barat: Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian.

Masniawati, A. T. Kuswinanti. R. B. Gobel. R. Riswanti. 2013. Identifikasi Cendawan Terbawa pada Benih Padi Lokal Aromatik Pulu Mandoti, Pulu Pinjan, dan Pare Lambau asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Manasir, 1 (1) : 51-59.

Misran. 2014. Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Pada Sawah. Pertanian terapan, 14 (1) : 39-43

Rehman, H.U. S, M, A, Basra. M, Farooq. 2011. Field appraisal of seed priming to improve the growth, yield, and quality of direct seeded rice. Turk agriculture, 35 (11) : 357-365.

(20)

Suhendrata, T. 2013. Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Dalam Rangka Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Tanam Bibit Padi. Sepa, 10 (1) : 97-102.

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik?. “Jangan takut Pak, aku

e. analyzing the result of research instrument try out. In the try out of the instrument, it gave two kinds of tests, morphological awareness test and writing ability

Sistem kerja alat pada intinya yaitu menghitung otomatis, alat akan menghitung jika dua syarat terpenuhi, sensor load cell yang tertindih terangkat setelah di

The objective of the study were to describe the implementation of teaching writing recount text by using picture series at the tenth graders of madrasah Aliyah Muslimat

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

Tabel 4.4 Perhitungan Parameter Data Kedatangan pada J.CO Donuts & Coffee Corporation 65 Tabel 4.5 Perhitungan Kolmogorov-Smirnov Test untuk Data Kedatangan pada

Kawasan kajian kami merangkumi sekitar utara Sabah. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji unit-unit batuan yang terdapat di kawasan kajian beserta usia dan ciri-cirinya. Secara

Soetomo Surabaya periode Januari – Desember 2018 berdasarkan pada tabel 5.2 dan gambar 5.2 didapatkan pasien luka bakar pada anak jenis kelamin perempuan dengan jumlah 6