• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER SUMBER HUKUM TATA NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUMBER SUMBER HUKUM TATA NEGARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER-SUMBER HUKUM TATA

mencegah. Aturan-aturan tersebut dikenal dengan istilah hukum. Hukum sendiri memiliki sebuah materi yang nantinya akan diambil sebagai pedoman pelaksanaan hukum itu sendiri. Materi tersebut sering dikenal dengan sumber hukum. Sumber hukum merupakan sebuah materi yang nantinya akan memperoleh kekuatan yang dijadikan sebuah pedoman.

Dalam bahasa Inggris sumber hukum disebut source of law. Pada dasarnya sumber hukum berbeda dengan dasar hukum ataupun landasan hukum. Dasar hukum atau landasan hukum merupakan norma hukum yang mendasari suatu tindakan atau perbuatan hukum tertentu sehingga dapat dianggap sah atau dibenarkan secara hukum sedangkan sumber hukum lebih menunjuk pada pengertian tempat dari mana asal-muasal suatu nilai atau norma tertentu berasal. Secara umum sumber hukum merupakan segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan hukum yang bersifat memaksa, yaitu aturan-aturan yang jika dilanggar akan menimbulkan sanksa yang tegas dan nyata. Soedikno Mertokusumo memberikan pengertian mengenai sumber hukum, yaitu:

1. Sebagai asas hukum, yaitu sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya Kehendak Tuhan, Akal Manusia, Jiwa Bangsa, dsb. 2. Menunjukkan sumber hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan

yang sekarang berlaku.

(2)

Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber hukum yang bersifat formil dan materiil. Setiap negara memilki sistem hukum yang berbeda-beda sehingga sumber hukum yang digunakan berbeda pula. Namun, khusus dalam hukum tata negara pada umumnya (verfassungsrechtslehre) yang bisa diakui sebagai sumber hukum ada lima, yaitu:

1. Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan tertulis; 2. Yurisprudensi peradilan;

3. Konvensi ketatanegaraan;

4. Hukum internasional tertentu; dan 5. Doktin ilmu hukum tata negara.1

Didalam paper ini akan dijelaskan mengenai kelima sumber hukum tata negara diatas.

1Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Pers, Jakarta, 2015, hlm

(3)

PEMBAHASAN

Sumber-Sumber Hukum Tata Negara

1. Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan tertulis

Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar yang berlaku di suatu negara. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar peraturan-peraturan lainnya. Undang-Undang Dasar merupakan naskah konstitusi yang tertulis dalam satu kodifkasi.

Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar, yang mana sebelumnya pernah berubah-ubah. Pertama naskahnya berupa UUD 1945 periode pertama dari tahun 1945 sampai 1949. Periode kedua konstitusi RIS tahun 1949. Ketiga, UUDS 1950. Keempat, UUD 1945 periode kedua tahun 1959 sampai 1999. Kelima, UUD 1945 periode ketiga tahun 1999 sampai 2000. Keenam, UUD 1945 periode keempat tahun 2000 sampai 2001. Ketujuh, UUD 1945 periode kelima tahun 2001-2002 dan terakhir UUD 1945 periode keenam tahun 2002 sampai sekarang.

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. Indonesia memiliki peraturan perundang-undang yang diatur dalam UU No 12 tahun 2011 pasal 7. Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar 1945]

Materi muatan undang-undang dasar meliputi :

- Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dari warga negara

- Membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,

serta menetapkan bagi para penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka.

b. Ketetapan MPR

(4)

produk hukum yang dibentuk oleh MPR disebut Ketetapan MPR.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia nomor: I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003”. Sampai saat ini ada 8 ketetapan MPR yang masih berlaku mengikat umum, yaitu:

- Ketetapan MPRS nomor XXV/MPRS/1996 tentang

pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara RI bagi PKI dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebabkan atau

Mengembangkan Faham atau Ajaran

Komunis/Marxisme-Leninisme dinyatakan tetap berlaku, dengan ketentuan seluruh ketentuan dalam ketetpaan MPRS-RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini, ke depan diberlakukan dengan berkeadilan dan menghormati hukum, prinsip demokrasi, dan hak asasi manusia.

- Ketatapan MPR-RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik

Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi

- Ketetapan MPRS Nomor XXIV/MPRS/1996 Tentang

Pengangkatan Pahlawan Ampera yang tetap berlaku dengan menghargai Pahlawan Ampera yang telah ditetapkan hingga terbentuknya UU tentang pemberian gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan.

- Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 Tentang

Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam ketetapan tersebut.

- Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika dan

Kehidupan Berbangsa

- Ketetapan MPR Nomor VII/ MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan

- Ketatapan MPR Nomor VIII/ MPR/2001 Tentang

Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN sampai Terlaksananya seluruh ketentuan dalam ketetapan tersebut.

- Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan

Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam sampai terlaksananya ketentuan dalam ketetapan tersebut

c. Undang-undang atau peraturan pemerintah pengganti

(5)

Undang-undang mengandung dua pengertian, yaitu :

- Undang-undang dalam arti materiel:

Peraturan yang berlaku umum dan dibuat oleh penguasa, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

- Undang-undang dalam arti formal:

Keputusan tertulis yang dibentuk dalam arti formal sebagai sumber hukum dapat dilihat pada Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1) UUD 1945.

d. Peraturan Pemerintah

UUD 1945 memberi kewenangan kepada presiden untuk menetapkan Peraturan Pemerintah guna melaksanakan undang-undang yang dibentuk presiden dengan DPR. Dalam hal ini berarti tidak mungkin bagi presiden menetapkan Peraturan Pemerintah sebelum ada undang-undangnya, sebaliknya suatu undang-undang tidak berlaku efektif tanpa adanya Peraturan Pemerintah. Contoh Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah materi untuk melaksanakan peraturan pemerintah, sebagai contoh:

Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.

(6)

Istilah Yurisprudensi, berasal bahasa Latin, yaitu dari kata “jurisprudentia” yang berarti pengetahuan hukum. Kata yurisprudensi sebagai istilah teknis peradilan sama artinya dengan kata” jurisprudentie” dalam bahasa Belanda dan “jurisprudence”dalam bahasa Perancis, yaitu peradilan tetap atau hukum peradilan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata yurisprudensi diartikan: ajaran hukum melalui peradilan; himpunan putusan hakim.

Menurut istilah, terdapat berbagai defnisi yang dikemukakan pada Ahli Hukum. Sebagai contoh berikut dikemukakan beberapa variasi defnisi yurisprudensi :

a. Menurut Kansil yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama.

b. Menurut Sudikno Mertokusumo yurisprudensi adalah

pelaksanaan hukum dalam hal konkrit terjadi tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh negara serta bebas dari pengaruh apa dan siapapun dengan cara memberikan putusan yang bersifat mengikat dan berwibawa. Secara ringkas singkat, menurut Sudikno, yurisprudensi adalah putusan pengadilan.

d. Menurut Subekti yurisprudensi adalah putusan Hakim atau

Pengadilan yang tetap dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Kasasi atau putusan Mahkamah Agung sendiri yang sudah tetap.

3. Konvensi ketatanegaraan

Konvensi-konvensi ketatanegaraan (Conventions of the Constitution) yang berlaku dan dihormati dalam kehidupan ketatanegaraan, walaupun tak dapat dipaksakan oleh pengadilan apabila terjadi pelanggaran terhadapnya.

Dari apa yang dikemukakan oleh AV Dicey tersebut jelaslah bahwa konvensi ketatanegaraan harus memenuhi cirri-ciri sebagai berikut :

a. Konvensi itu berkenaan dengan hal-hal dalam bidang ketatanegaraan

(7)

c. Konvensi sebagai bagian dari konstitusi, apabila ada pelanggaran terhadapnya tak dapat diadili oleh badan pengadilan

4. Hukum internasional tertentu

Hukum public internasional secara umum dianggap menjadi sumber hukum tata negara. Meskipun sama-sama menjadikan negara selaku subjek hukum sebagai obyek kajiannya, antara hukum tata negara dengan hukum internasional public jelas dapat dibedakan satu sama lainnya. Hukum tata negara dari segi internalnya, sedangkan hukum internasional melihat negara dari hubungan eksternalnya dengan subjek-subjek negara lain, sebagai contoh:

a. Konvensi Wina 1961 Tentang Hubungan Diplomatic.

b. Konvensi Wina 1969 Tentang Hubungan Konsuler.

c. Konvensi New York 1969 Tentang Misi Khusus.

d. Konvensi Wina 1975 Tentang Perwakilan Negara Pada Organisasi Internasional.

5. Doktin ilmu hukum tata negara

Doktrin ialah Pendapat seorang ahli yang diikuti dan diakui kebenarannya oleh orang banyak karena kepakaran siahli itu. Doktrin berbeda dengan sumber-sumber hokum tata Negara yang lain sebab doktrin bukan norma hokum sedangkan sumber HTN yang lain adalah norma hukum, namun doktrin juga mempunyai sifat yang mengikat karena kepakaran orang yang berpendapat tersebut. Doktrin ini berasal dari pendapat ahli yang dikenal luas, diakui, dan diterima di kalangan umum dan bahkan ilmuwan yang membahas sesuatu yang tidak ada peraturan tertulis. Doktrin lebih mengikat apa bila diikuti oleh Hakim/DPR. Contohnya adalah doktrin tentang teori pemisahan kekuasaan montesque (eksekutif, legislatif dan yudikatif).

\

(8)

Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, salah satunya adalah sumber hukum tata negara. Hukum tata negara pada umumnya memiliki lima sumber hukum, yaitu: Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan tertulis, yurisprudensi peradilan, konvensi ketatanegaraan, hukum internasional tertentu, dan doktin ilmu hukum tata negara.

Daftar Pustaka

(9)

Huda, Ni’matul.2010. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafndo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Jasa yang di tawarkan oleh MITRA ABADI TOUR memiliki peluang yang besar. Terdapat beberapa faktor mengenai bisnis yang akan dijalankan serta besarnya peluang usaha. Pertama,

Christina, Y., 2010, Perbandingan Harapan dan Kenyataan Terhadap Kualitas Pelayanan untuk Menggambarkan Kepuasan Konsumen dengan Resep Obat di Apotek Kimia Farmas Area Manajer

Banyak faktor penyebab terjadinya hasil belajar siswa yang rendah. Salah satu faktor tersebut adalah metode pembelajaran yang guru gunakan, selama ini guru cenderung

Sistem patrilinial menjadi suatu hal yang tidak bias dirubah karena adanya suatu kepercayaan yang turun-temurun sudah dijalankan yang tentunya sangat berpengaruh dalam

EVALUASI KELAYAKAN BISNIS BERBASIS ASPEK PEMASARAN D AN FINANSIAL PAD A USAHA CAFÉ ROEMAH SEBELAH.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian pada bab IV hasil penelitian ini yaitu media pop-up book efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf vokal bagi anak tunagrahita ringan kelas III di

Pada contoh penggunaan diatas, pada saat penggunaan perintah “rm” tidak menyertakan lokasi dari file yang dihapus, akan tetapi hanya menyertakan nama filenya

Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan 1 yang dilakukan oleh observer pada guru kelas 6 mata pelajaran IPA saat mengajar menggunakan model