Tugas Akhir
Resume Perkuliahan dan Contoh Kasus
Hukum dan Perundang-undangan KL
Oleh:
Inas Fadhilah
1406573721
PROGRAM SARJANA ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Pengantar Ilmu Hukum
Masalah hukum
Gejala, Sejarah, Perkembangan, Pengertian
Hakikat hukum
Undang-undang, Etika, Norma, Keadilan
Azas-azas hukum
Prinsip-prinsip, hak dan kewajiban
Praktek hukum
politik hukum, peradilan
Disiplin hukum
ilmu-ilmu hukum, keahlian sarjana hukum
Mazhab hukum
hukum alam, mashab sejarah, positivism
Sumber hukum
Undang-undang, kebiasaan, perjanjian
Bentuk hukum
Hukum tertulis dan tidak tertulis
Teori hukum
Hans kelsen, Austin, Vons Savigny
Penegakan hukum Hakim, polisi, jaksa
Sistem hukum
Anglo saxon, Eropa kontinental, Agama
Sifat hukum
Memaksa, mengatur, menetapkan, grey area
Sanksi hukum
Pidana, perdata, administrasi
Hukum dan disiplin lain Hukum ekonomi, Hukum laut
Macam hukum
Hukum material peraturan yang memberikan hak dan kewajiban
Hukum formil peraturan yang melaksanakan dan menegakan hukum material
Ciri-ciri hukum
Perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi setiap orang
Fungsi hukum
Fungsi kontrol sosial
- Hukum sebagai kontrol sosial
Fungsi cara penyelesaian sengketa dan konflik
- Sengketa (mikro)
- Konflik (makro)
Fungsi rekayasa sosial
- Hukum untuk perubahan sosial yang direncanakan
Fungsi pemeliharaan sosial
- Menegakan struktur dan sesuai aturan main (rule of the game)
Pengertian Jenis Perundang-undangan
Undang-Undang adalah Peraturan Perundang- undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang- undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang- undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang- undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.
Hukum Kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan. hal tersebut menyangkut hak dan kewajiban menerima pelayanan kesehatan (baik perorangan dan lapisan masyarakat) maupun dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasinya, sarana, standar pelayanan medik dan lain-lain.
Perbedaan Hukum Kesehatan dengan Hukum Kedokteran Hukum Kesehatan
bagian dari ilmu hukum yang membahas atau mengatur mengenai pelayanan kesehatan Hukum Kedokteran
bagian dari ilmu hukum kesehatan yang membahas atau mengatur mengenai pelayanan medis
Regulasi kesehatan internasional
International health regulations (IHR) adalah kesepakatan 196 negara, termasuk WHO dan anggotanya untuk bekerja sama dalam global health security. Dalam IHR, setiap Negara harus menyetujui:
1) Detect
Mendeteksi ancaman penyakit berbahaya dengan sistem surveilans dan laboratorium 2) Assess
Bekerja sama lintas sektor antar Negara dalam membuat keputusan public health emergencies
3) Report
Melaporkan penyakit yang berpotensi menjadi public health emergencies 4) Respond
Menanggapi isu kesehatan masyarakat dan waspada akan ancaman penyakitnya
Dampak perubahan iklim Rising temperature
Increasing CO2 levels
Penurunan kualitas lingkungan konflik sosial, penggusuran paksa dan pengaruhnya pada kesehatan mental
Pengaruh terhadap supply makanan dan minuman diare dan malnutrisi Rising sea levels
Pengaruh terhadap kualitas air kolera, leptospirosis, campylobacter, cryptosporidiosis, dan pertumbuhan alga ganas
Meningkatnya allergens alergi pada sistem pernafasan, asma More extreme weather
Polusi udara penyakit kardiovaskular, asma
Perubahan dalam ekologi vektor malaria, DBD, encephalitis, hantavirus, rift valley fever, lyme disease, chikungunya, west nile virus
SDGs (Sustainable Development Goals)
1. No poverty 2. No hunger 3. Good health 4. Quality education 5. Gender equality
6. Clean water and sanitation 7. Clean energy
8. Good jobs and economic growth 9. Innovation and infrastructure
10. Reduced inequalities
11. Sustainable cities and communities 12. Responsible comsuption
13. Protect the planet 14. Life below water 15. Life on land 16. Peace and justice
Pembangunan sektor kesehatan untuk SDGs di Indonesia
1. Upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) 2. Pengendalian HIV/AIDS, TB dan malaria serta KB
3. Kematian akibat PTM, jantung, stroke, diabetes, gagal ginjal 4. Kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas
5. Penyalahgunaan narkotika dan alkohol 6. Kontaminasi dan polusi air, udara, tanah 7. Universal health coverage
8. Penanganan krisis kegawatdaruratan
Definisi Lingkungan Hidup
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. (pasal 1 undang-undang no. 32 tahun 2009)
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas (PMK no 13 tahun 2015)
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi dan dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan. Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, dan media informasi cetak atau elektronik dan dapat dilakukan terhadap keluarga atau pihak yang mendampingi.
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat. Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara:
a. pengamatan fisik media lingkungan; b. pengukuran media lingkungan di tempat; c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan/pemberdayaan masyarakat; b. perbaikan dan pembangunan sarana;
c. pengembangan teknologi tepat guna; dan/atau d. rekayasa lingkungan.
Higiene Sanitasi Depot Air Minum (PMK no 43 tahun 2014)
Depot Air Minum yang selanjutnya disingkat DAM adalah usaha yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual langsung kepada konsumen.
Persyaratan Higiene Sanitasi dalam pengelolaan Air Minum paling sedikit meliputi aspek: a. Tempat
b. Peralatan c. Penjamah
Setiap DAM wajib menyediakan informasi mengenai: a. Alur pengolahan Air Minum
b. Masa kadaluarsa alat desinfeksi
c. Waktu penggantian dan/atau pembersihan filter d. Sumber dan kualitas air baku.
Pembinaan dan pengawasan harus mendayagunakan tenaga sanitarían yang telah memiliki sertifikat sebagai tenaga pengawas Higiene Sanitasi pangan.
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran (KMK no 1098 tahun 2003)
Persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi: a) persyaratan lokasi dan bangunan
b) persyaratan fasilitas sanitasi
c) persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan d) persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
e) persyaratan pengolahan makanan
f) persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi g) persyaratan penyajian makanan jadi
h) persyaratan peralatan yang digunakan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengujian mutu makanan dan spesimen terhadap rumah makan dan restoran. Setiap usaha rumah makan dan restoran harus mempekerjakan seorang penanggung jawab yang mempunyai pengetahuan hygiene sanitasi makanan dan memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan.
Air Minum (PMK no 492 dan 736 tahun 2010) Pengawasan kualitas air minum dilakukan secara
- internal penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat
Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi:
a) Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas fisik air minum dan faktor risikonya
b) Pengambilan sampel air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi c) Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi d) Analisis hasil pengujian laboratorium
e) Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut f) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut
Persyaratan (parameter wajib)
Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah pengurangan sampah
pembatasan timbulan sampah
pendauran ulang sampah
pemanfaatan kembali sampah penanganan sampah
pemilahan;
pengumpulan;
pengangkutan;
pengolahan;
pemrosesan akhir sampah. Pemilahan Sampah
o sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun
o sampah yang mudah terurai
o sampah yang dapat digunakan kembali
o sampah yang dapat didaur ulang
o sampah lainnya. Pengumpulan Sampah
TPS
TPS 3R; dan/atau
alat pengumpul untuk sampah terpilah Pengangkutan Sampah
menyediakan alat angkut sampah termasuk untuk sampah terpilah yang tidak mencemari lingkungan
melakukan pengangkutan sampah dari TPS dan/atau TPS 3R ke TPA atau TPST. Pengolahan Sampah
o pemadatan
o pengomposan
o daur ulang energi. Pemrosesan Akhir
metode lahan urug terkendali
metode lahan urug saniter
teknologi ramah lingkungan Peran Masyarakat
1) Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan pengawasan
2) pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah atau pemerintah daerah dalam kegiatan pengelolaan sampah
3) pemberian saran dan pendapat dalam perumusan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
4) pelaksanaan kegiatan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang dilakukan secara mandiri dan/atau bermitra dengan pemerintah kabupaten/kota 5) pemberian pendidikan dan pelatihan, kampanye, dan pendampingan oleh kelompok
masyarakat kepada anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk mengubah perilaku anggota masyarakat.
Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3 (Permen LH no 18 th 2009)
izin pengelolaan limbah b3 persetujuan permohonan melakukan pengolahan limbah b3
diterbitkan oleh menteri, gubernur, atau bupati/walikota. kegiatan yang wajib dilengkapi izin:
pengangkutan (izin dari menteri bidang perhubungan)
penyimpanan sementara (izin dari bupati/walikota)
pengumpulan (izin dari menteri untuk skala nasional, gubernur skala provinsi, dan bupati/walikota untuk skala kabupaten/kota)
pemanfaatan (izin dari instansi terkait setelah dapat rekomendasi dari menteri untuk kegiatan utama dan izin menteri untuk bukan kegiatan utama)
pengolahan (menteri)
penimbunan (menteri)
penilaian administrasi
verifikasi teknis
penetapan persyaratan
finalisasi keputusan izin oleh menteri
Izin tersebut berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang, dengan mengajukan permohonan kepada menteri, gubernur, atau bupati/walikota 2 bulan sebelum masa berlaku izin berakhir. Jika terjadi perubahan jenis karakteristik, jumlah, dan cara pengelolaan B3, maka harus bikin izin baru. Pengawasan dilakukan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) dan/atau Pejabat Pengawa Lingkungan hidup Daerah (PPLHD)
Kasus
Perkebunan Sawit di Kalimantan Barat dan Dampaknya Bagi Lingkungan
Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak serta terkenal dengan provinsi seribu sungai. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Sebagai provinsi yang geografisnya terletak di garis khatulistiwa dan beriklim tropis serta topografi yang luas, perkembangan sektor perkebunan di Kalimantan barat dari tahun ketahun memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dalam skala perkebunan besar, produksi terbesar di Kalbar adalah tanaman kelapa sawit, dan untuk perkebunan rakyat, karet adalah komoditas utama yang menjadi primadona.
Secara teknis, kelapa sawit cocok untuk daerah Kalimantan Barat, karena tidak
mempersyaratkan kesuburan tanah, Hampir sepertiga luas wilayah Kal-bar sudah dikonversi menjadi wilayah perkebunan sawit. Hasil-hasil dari perkebunan ini memberikan kontribusi terhadap pembangunan di daerah Kalimantan Barat dan merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat di Kalbar. Selain bagi masyarakat, perusahaan pengelolanya juga dapat
menghasilkan keuntungan dengan menjual hasil perkebunan baik melalui pasar domestik maupun pasar global.
yaitu di kabupaten Sanggau dengan luas lahan 63.238 Ha, untuk peringkat kedua yaitu di kabupaten Ketapang dengan luas lahan 49.936 Ha, dan untuk terluas ketiga yaitu kabupaten Sekadau dengan luas lahan 24.634 Ha.
Dibalik dampak positif yang dihasilkan oleh perkebunan sawit ini, terdapat pula dampak negatifnya. Keberadaan perkebunan kelapa sawit skala besar seperti sekarang ini, mengancam Kalimantan Barat sebagai satu kesatuan ekologis. Juga merusak keseimbangan alam dan lingkungan, seperti akar dari kelapa sawit sangat sulit untuk dibersihkan walaupun pohon sawit tersebut telah mati, namun dibutuhkan waktu bertahun-tahun agar akar dan tanah yang telah ditanami kelapa sawit dapat digunakan lagi. Selain itu tanah bekas perkebunan kelapa sawit akan menjadi gersang karena unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah habis.
Dari Sambas menceritakan derita banyak orang karena pembukaan perkebunan sawit. Ada perusahaan melakukan sosialisasi diam-diam. Bahkan ada sosialisasi, langsung kemudian penggusuran lahan. Ada banyak lahan kebun dan perkuburan keramat (kuburan tua) yang digusur untuk perkebunan sawit. Tidak hanya itu, pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit kerap menimbulkan pencemaran diakibatkan asap hasil dari pembukaan lahan dengan cara pembakaran dan pembuangan limbah, merupakan cara-cara perkebunan yang meracuni makhluk hidup dalam jangka waktu yang lama.
Berdasarkan data Kasdam XII Tanjungpura bahwa konflik lahan yang ada di Kalimantan Barat cukup kencang saat ini sudah ada 84 kasus yang menyangkut lahan perkebunan.Dari 84 kasus tersebut, biasanya yang paling sering terjadi yaitu masyarakat adat dengan perkebunan, pemilik lahan dengan pemerintah, perusahaan dengan pemerintah, masyarakat dengan
masyarakat dan karyawan dengan perusahaan. Salah satu contoh kasus yaitu persoalan di Kawasan Hutan adat Seruat Dua Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat mengenai konflik antara masyarakat dan perusahaan kelapa sawit. Karena masyarakat resah akan lahan yang telah dirambah untuk perkebunan sawit, hal ini menjadikan mereka akan kesulitan mendapatkan air tawar pada saat kemarau datang setelah hutan itu gundul dikarenakan hutan itu adalah sumber air tawar bagi masyarakat.
Hal yang paling dikritisi adalah pembukaan lahan hutan menjadi perkebunan skala besar. Misalnya saja, target untuk luasan pembukaan perkebunan kelapa sawit yaitu 1,5 juta Ha. Kebun yang sudah ditanam dan telah dikelola mencapai 900 ribu hektar. Tetapi faktanya proses
perizinan yang jauh lebih luas dari target itu akan kembali merusak hutan di Kalbar. Target yang 1,5 juta hektar itu sebenarnya prioritas untuk lahan kritis dan tidak produktif. Tetapi jika izin nanti melebihi target, bisa dipastikan jika yang diambil itu bukan hanya lahan kritis. Pasti di dalamnya ada tanah yang masih punya hutan, ada hutan produksi, dan lahan gambut. Wilayah yang dikelola masyarakat menjadi semakin sempit.
Sebaiknya pemerintah melakukan pengecekan terhadap daerah-daerah yang telah melanggar dan melegalkan proses perizinan yang semestinya lahan itu bukan untuk perkebunan. Jika beberapa tahun kedepan pembukaan perkebunan masih terus diperluas, akibatnya akan terjadi bencana alam yang mungkin berujung pada bencana kemanusiaan. Seharusnya bencana alam dapat dicegah sejak dini, sebagai suatu harapan agar anak cucu nanti masih dapat melihat betapa indahnya alam yang luas dan pohon-pohon lebat maka mulai dari sekarang upayakan dalam menerima suatu perusahaan pertimbangkan matang-matang apa dampak yang ditimbulkan baik dampak positif maupun negatif.
Analisis kasus
Pada kasus diatas perlu dilakukan tindak lanjut terhadap perusakan hutan, dampak lingkungan dan ekosistem akibat kebakaran atau perusakan hutan sangat kompleks. Dalam hutan terdapat berbagai macam mahluk hidup baik dari yang terkecil atau kasat mata sampai terbesar, baik dari air/sungai, daratan atau yang terbang di udara. Hutan juga menyimpan obat-obatan, menjaga ketersediaan air dan oksigen, serta mengurangi karbon yang menjadi sumber polusi dan gas rumah kaca. Maka dari itulah diperlukan pendekatan yang tegas terhadap perusakan hutan, yang salah satunya terdapat pada undang-undang nomer 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. Undang-undang yang khusus membahas tentang kebakaran hutan dan sanksinya juga perlu dibuat, karena pada undang-undang nomer 18 tahun 2013 belum ada secara detail tentang kebakaran hutan. Undang-undang nomer 18 tahun 2013 secara garis besar membahas penebangan atau pembalakan liar. Dibawah ini beberapa poin yang terdapat pada undang-undang nomer 18 tahun 2013:
Kebijakan pemerintah
- Menindak secara hukum pelaku perusakan hutan, baik langsung, tidak langsung, maupun yang terkait lainnya.
- Tindakan secara hukum meliputi penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
- Koordinasi lintas sektor dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan.
- Pemenuhan kebutuhan sumber daya aparatur pengamanan hutan
- Insentif bagi para pihak yang berjasa dalam menjaga kelestarian hutan
- Peta penunjukan kawasan hutan dan/atau koordinat geografis sebagai dasar yuridis batas kawasan hutan
- Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan.
Ketentuan pidana
Korporasi yang:
melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan hutan
melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan tanpa memiliki izin yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan secara tidak sah
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
Korporasi yang menggunakan dana yang diduga berasal dari hasil pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah di pidana penjara paling singkat 10 (sepuluh) tahun dan paling lama seumur hidup serta pidana denda paling sedikit Rp. 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).
penebangan liar sama dengan membunuh ekosistem hutan yang efeknya sangat merugikan dan berdampak domino terhadap ekosistem lain disekitarnya
Sumber kasus