• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Pelaksanaan Program UKS Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Murid SD Negeri ecamatan Medan Baru Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Pelaksanaan Program UKS Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Murid SD Negeri ecamatan Medan Baru Tahun 2014"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Defenisi

Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di

Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen kesehatan,

Departemen Pendidikan, dan kebudayaan dan Departeman Dalam Negeri. Pada

tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

tentang kelompok kerja UKS (Effendi, 2012).

Masalah kesehatan seperti tingkat penyakit yang tinggi, keadaan gizi yang

buruk, pencemaran lingkungan, kurangnya kesadaran, pengertian dan partisipasi

terhadap usaha kesehatan, terdapat pula pada masyarakat sekolah. Masyarakat

sekolah terdiri dari para pendidik, karyawan sekolah, orang tua murid, perlu diikut

sertakan dalam mengenal masalah kesehatannya dan kemudian di ajak mencoba

mengatasi sendiri dengan bimbingan petugas kesehatan.

Keikut sertaan mereka sangat menentukan berhasil tidaknya Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) yang dilaksanakan di sekolah tersebut. Dalam kaitan itulah

disamping meningkatkan pengetahuan serta keterampilan para petugas kesehatan dan

pendidik dalam UKS perlu diselenggarakan penggarapan murid sedini mungkin,

secara terencana, terarah, sehingga mempercepat tercapainya peri kehidupan

masyarakat sekolah yang sehat. Konsep hidup sehat yang tercermin pada perilaku

sehat dalam ligkungan sehat, perlu diperkenalkan seawal mungkin kepada generasi

(2)

Sebagai objek pembangun kesehatan, tetapi sebagai subjek dan dengan

demikian diharapkan mereka dapat berperan serta secara sadar dan bertanggung

jawab dalam pembangunan kesehatan (Delawati, 2007).

Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang

menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan

anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak

sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah

setinggi-tingginya (Azwar, 2012).

Berdasarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Kesehatan

Sekolah adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup bersih yang

dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di

sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka

pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah, Sedangkan menurut

Departemen Kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan

masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta

lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. UKS merupakan wahana untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat

kesehatan yang optimal (Effendi, 2012).

Program tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah

(UKS) di sekolah /satuan pendidikan luar sekolah dilaksanakan melalui tiga program

pokok yang meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan

lingkungan kehidupan sekolah sehat. Dalam mendukung pelaksanaan tiga program

pokok UKS di sekolah ataupun satuan pendidikan luar sekolah diperlukan program

penduduk yang meliputi; ketenagaan, pendapatan, sarana prasarana, dan penelitian

(3)

(UKS) dilaksanakan oleh tim UKS yang terdiri atas; tim pembina UKS pusat, tim

pembina UKS propinsi, tim pembina UKS kabupaten/kota, tim pembina UKS

kecamatan, tim pembina UKS di sekolah (Depkes, 2007).

2. Tujuan, Sasaran dan Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan memungkinkan derajat kesehatan

peserta didik yang mencakup :

a. Menurunkan angka kesakitan anak sekolah

b. Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun

sosial

c. Agar peserta didik memilki pengetahuan, sikap dan keterampilan

untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi

aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah

d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah

e. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk

narkotika, rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya (Effendi, 2012).

Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah adalah seluruh peserta didik di sekolah /

satuan pendidikan luar sekolah, guru, pengelola pendidikan, pengolaan kesehatan

dan masyarakat. Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada

kelas I,II dan kelas VI. Alasannya adalah kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam

lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan

kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan

ketidakmengertiannya tentang kesehatan. Disamping itu kelas satu adalah saat yang

baik untuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas I ini dilakukan penjaringan untuk

mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga

(4)

Kelas III, dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan

UKS di kelas satu dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan

dalam program pembinaan UKS. Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesehatan

peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan

dan pemeriksaan kesehatan yang cukup (Effendi, 2012).

Peranan UKS adalah sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional

adalah sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia indonesia yang sehat

fisik, mental, dan sosial serta memiliki produktivitas yang optimal dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejal

dalam kandungan, balita, usia sekolah sampai usia lanjut (Effendi, 2012).

3. Ruang lingkup kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Ruang lingkup kegiatan usaha kesehatan sekolah yang diselenggarakan

untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan yang

sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis,

optimal serta menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Depkes, 2007). Ruang

lingkup UKS tercermin dalam Tri-program dan dikenal “Trias UKS” yang meliputi :

1. Pendidikan kesehatan

2. Pelayanan kesehatan

3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan

dengan upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya

pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.

Pelayanan kesehatan merupakan upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat

(5)

akhirnya dapat meningkatkan produktivitas belajar dan prestasi belajar. Sedangkan

pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan gabungan antara upaya

pendidikan dan upaya kesehatan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah

dan kehidupan sehari-hari peserta didik.

a. Pendidikan kesehatan di sekolah (health education in school)

Pendidikan kesehatan sendiri bertujuan agar peserta didik memiliki

pengetahuan tentang kesehatan, mengembangkan teknologi tepat guna tentang

kesehatan, mampu bertahan hidup dari segala ancaman yang membahayakan fisik

maupun mental melalui pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS), antara lain

tujuan pendidikan kesehatan tersebut adalah murid mempunyai pengetahuan tentang

isu kesehatan yang mampu menciptakan nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip

hidup sehat sehingga murid memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan

dan perawatan kesehatan yang dapat merubah kebiasaan hidup ke arah yang lebih

sehat, dan dapat menularkan perilaku hidup sehat, sehingga murid dapat tumbuh

kembang secara harmonis dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pencegahan

penyakit yang membuat murid memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari

luar yang akhirnya murid dapat memiliki kesegaran dan kesehatan yang optimal

(Effendi, 2012).

Hasil analisis kurikulum tahun 2002 menunjukkan bahwa UKS adalah

merupakan bagian dari pendidikan kesehatan yang dalam pembelajarannya dapat

disampaikan terpadu dalam IPA. Oleh karena itu, pada KBK yang akan datang, UKS

merupakan bagian dari sains di SD, Biologi di SLTP dan SMU (Delawati 2007).

Materi pendidikan penyuluhan dilakukan dalam kegiatan UKS di sekolak

dasar meliputi kesehatan anak, gizi, pengendalian penyakit dan penyehatan

(6)

kegiatan pendidikan UKS untuk SD/MI dimulai dengan membentuk kebiasaan gosok

gigi dengan benar, mencuci tangan membersihkan kuku dan rambut serta pendidikan

dokter kecil.

b. Pelayanan Kesehatan (school heath service)

Pelayanan kesehatan dilakukan agar masyarakat sekolah memiliki

kemampuan dan keterampilan dalam melakukan upaya peningkatan hidup sehat,

termasuk keikutsertaan peserta didik dalam program “dokter kecil” (Sumijatun,

2006).

Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan peningkatan (promotif), yaitu latihan

keterampilan teknis pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif

peserta didik dalam pelajaran kesehatan antara lain : kader kesehatan sekolah,

olahraga, kesenian, berkebun dan lomba. Kegiatan pencegahan (preventif),

memelihara kesehatan yang bersifat umum dan khusus, penjaringan kesehatan bagi

anak, monitoring peserta didik, melakukan usaha pencegahan penyakit menular.

Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif), dengan mendiagnosa dini terhadap

suatu penyakit, imunisasi, melaksanakan P3K dan tindakan rujukan ke puskesmas

serta pemberian makanan tambahan anak sekolah (Delawati, 2007).

Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah adalah upaya peningkatan

(promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan

(rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada

khususnya dan warga sekolah pada umumnya di bawah koordinator guru pembina

UKS dengan bimbingan teknis da pengawasan puskesmas setempat.

Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah pada dasarnya dilaksanakan

dengan kegiatan yang komprehensif, yaitu kegiatan peningkatan kesehatan

(7)

pelayanan kesehatan, kemudian kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan

peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit,

dan kegiatan penghentian proses penyakit sedini mungkin, serta selanjutnya adalah

kegiatan penembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa kegiatan

mencegah cedera atau kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal

(Efendi, dkk, 2009).

c. Pembinaan Lingkungan sekolah sehat

Pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan unsur-unsur penunjang.

1. Program pembinaan lingkungan sekolah :

Lingkungan fisik sekolah :

a. Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih

b. Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah

c. Pengadaan dan pemeliharaan air limbah

d. Pemeliharaan kamar mandi, WC

e. Pemeliharaan kebersihan dan kerapian ruang kelas, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, dan tempat ibadah

f. Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun

sekolah (termasuk penghijauan sekolah).

g. Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin sekolah

h. Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah

Lingkungan mental dan sikap

Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan

(8)

meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah, sehingga tercipta suasana dan

hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang

dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk

perilaku hidup sehat dan terhindar dari pengaruh negatif. Dalam usaha untuk

menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang sehat tersebut dapat dilakukan melalui

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembinaan

lingkungan sekolah sehat menurut (Depkes, 2007).

1. Lomba sekolah sehat, lomba kebersihan antar kelas

2. Menggambar/melukis

3. Mengarang

4. Menyanyi

5. Kerja bakti

Upaya pemeliharaan dan pembinaan lingkungan dapat dimasukkan ke dalam

program pendidikan kebersihan, antara lain:

1. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan ruang kelas, yang meliputi

lantai, dinding, perabot, hiasan dinding dan lemari buku

2. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan halaman, selokan, tempat

penampungan sampah, ruang tempat bermain, lapangan olahraga, dan

taman bunga

3. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan kamar mandi, WC, sumber air

bersih (sumur)

4. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan taman dan kebun sekolah

Prinsip-prinsip manajemen seperti perencanaan, pengoganisasian dan

(9)

lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan aman. Pembentukan regu-regu kerja

ditiap-tiap kelas untuk pembersihan dan pemeliharaan ruangan kelas perlu diadakan.

Penyelenggaraan gotong royong yang melibatkan seluruh murid untuk pembersihan

dan pemeliharaan halaman, tempat bermain, WC, kamar mandi perlu pula dilakukan.

Cara ini dapat dipandang sebagai upaya pendidikan, di samping mempunyai nilai

praktis ditinjau dari segi kebersihan lingkungan, juga mempunyai nilai yang tinggi

bagi pembentukan rasa kekeluargaan, kerja sama dan semangat gotong royong.

Menurut Depkes (2007), Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang

merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus

dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk

meningkatkan kesehatan murid, guru, dan pegawai sekolah, serta peningkatan daya

serap murid dalam proses belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan kehidupan

sekolah sehat dilaksanakan melalui konsep 5 K, yaitu:

1. Keamanan

2. Keindahan

3. Kebersihan

4. Kekeluargaan

5. Ketertiban

d. Masalah Kesehatan yang Dapat Dikurangi Melalui UKS

Menurut Delawati (2007), Adapun masalah kesehatan yang dapat di

cegah dengan pelaksanan UKS adalah :

1. Sanitasi dan air bersih, 2 kekerasan dan kecelakan

2. Masalah kesehatan remaja

3. Kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan

(10)

5. Imunisasi

6. Merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba

7. Kesehatan gigi

8. Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas),

9. HIV/AIDS dan IMS lainnya

10.Gangguan kesehatan mental

e. Hasil Program UKS yang Diharapkan

Dilihat dari segi siswa: 1 siswa memiliki pengetahuan, sikap dan

keterampilan untuk melaksanakan hidup sehat dan mampu memecahkan masalah

kesehatan sederhana dengan turut berpartisipasi aktif dalam UKS, RT dan

lingkungan masyarakat, 2 Siswa sehat fisik, mental maupun sosial dan siap untuk

menjalani kehidupan berkeluarga yang sehat sejahtera dan mandiri. 3 Siswa memiliki

daya hayat daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan bebas, penyalahgunaan

napza, kenakalan remaja dan tauran, 4 Siswa memiliki kemampuan untuk mengambil

keputusan yang benar untuk menghadapi permasalahan dan tantangan kehidupan,

5 Siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan pemeliharaan dan membina

kebersihan, kelestarian lingkungan fisik di rumah dan disekolah, 6 Siswa mempunyai

status kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik, 7 Siswa bebas dari penyakit

napza (Depkes, 2007).

Dari segi lingkungan sekolah : semua ruangan dan kamar, WC dan

pekarangan sekolah bersih, tidak ada sampah, serta tersedianya sumber air bersih

(11)

B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1. Defenisi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku

yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan

seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Maryunani, 2013).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah merupakan cerminan pola hidup

keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota

keluarga. Mencegah lebih baik dari pada mengobati inilah yang menjadi dasar

pelaksanaan PHBS (Rahmawati, 2012).

Perilaku Hidup Bersih di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah

penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat.

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,

ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup besar

yaitu 30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk

menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah

berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat. Beberapa kegiatan peserta didik dalam

menerapkan PHBS di sekolah antara lain jajan di warung/kantin sekolah karena

terjamin kebersihannya:

1. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

(12)

3. Mengikuti kegiatan olahraga dan aktifitas fisik sehingga meningkatkan

kebugaran dan kesehatan peserta didik

4. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin

5. Tidak merokok

6. Memantau pertumbuhan peserta didik melalui pengukuran BB dan TB

7. Membuang sampah pada tempatnya

Dengan menerapkan PHBS di sekolah peserta didik, guru dan masyarakat

lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan

kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan

aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat (Rahmawati, 2012).

2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan

dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran

serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal.

3. Sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Sasaran PHBS meliputi :

1. Tatanan rumah tangga

2. Tatanan institusi pendidikan

3. Tatanan tempat kerja

4. Tatanan tempat-tempat umum

(13)

Sedangkan sasaran pembinaan PHBS di sekolah meliputi: siswa, warga sekolah

(kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa),

masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dll) (Rahamawti, 2012).

4. Strategi dan manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Strategi PHBS meliputi: melakukan advokasi, melakukan bina suasanan,

menggerakkan masyarakat (Depkes, 2003).

Manfaat PHBS di sekolah adalah :

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.

2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa

3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua

4. Meningkatakan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan

5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Rahmawati, 2012).

Dari kelima sasaran PHBS tersebut dalam penelitian ini ditekankan pada

tatanan institusi pendidikan dimana institusi pendidikan adalah sarana yang

diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk

kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. PHBS di institusi pendidikan

merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering

menyerang anak usia sekolah, yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku

hidup bersih sehat. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang

dipraktekkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

(14)

penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat (Depkes, 2003).

Syarat-syarat sekolah ber PHBS

1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

2. Jajan di kantin sekolah sehat

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah

5. Menimbang berat badan setiap bulan

6. Tidak merokok disekolah

7. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin

8. Buang air kecil di jamban sekolah

Hal ini dapat dicapai melalui upaya yaitu salah satunya dengan penerapan

PHBS di sekolah-sekolah, harapan ini tidak terwujud jika tidak ada peran serta dari

pengelola UKS, sehingga kepada guru pembimbing UKS diharapkan mampu

membimbing dan memberikan pengetahuan dalam pembentukan kesadaran tentang

kebiasaan hidup bersih dan sehat. Berdasarkan pada kondisi inilah implementasi

program PHBS cukup tepat pada murid sekolah dasar (Kristiawati, 2008).

Disisi lain peran guru dalam proses belajar mengajar di SD masih cukup

dominan oleh semua sekolah, guru komite sekolah akan dilibatkan secara aktif dalam

pelaksanaan program penyadaran PHBS (Chuswatun, 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sayer, (2000) digital thickness gauge memiliki prinsip kerja dengan cara yaitu menjepitkan objek yang akan diukur ketebalannya dan dengan otomatis hasil sudah keluar dalam

3 Saya mampu bekerja sama dengan rekan kerja lain dalam menyelesaikan pekerjaan. 4 Saya biasa membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam

"Sebelum dilak&annya pembinaan keterampilan kerja untuk anak jalanan, terlebih dahulu Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang melakukan pendataan anak

[r]

Saya adalah mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

Menurut Ustam Hakim (2004) dalam bukunya tentang Arsitektur Lansekap, Manusia, Alam dan Lingkungan bahwa proporsi 30% luasan ruang terbuka Hijau kota merupakan

tahun 2017-2019 dalam keadaan baik karena Economic Value Added (EVA) bernilai positif dimana nilai EVA > 0 sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi proses nilai

Adalah rekaman potensial dari satu titik dipermukaan dada.. Adalah rekaman potensial dari satu titik