DRAINASE
MENETUKAN TATA LETAK SALURAN TERSIER,
SEKUNDER, DAN PRIMER
Makalah
Disusun oleh:
Ervando Tommy AL Hanif 21080113140081
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
DAFTAR ISI
1. Cover ...i
2. Daftar Isi ...ii
3. BAB I Pendahuluan...1
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Rumusan Masalah...1
1.3. Tujuan ...1
4. BAB II Isi ...2
2.1. Definisi Drainase Polder...2
2.2. Ciri-Ciri Drainase Polder...2
2.3. Sistem Drainase Berdasarkan Fisiknya...2
2.4. Saluran Tersier ...3
2.5. Saluran Sekunder...3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Drainase Kota adalah Jaringan Pembuangan air yang berfungsi mengringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik daru hujan local maupun luapan sungai yang melintas dalam kota (SK Menteri PU No. 233 Tahun 2987)
Beberapa pengertian pokok tentang drainase :
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan
Drainase Perkotaan adalah system drainase sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan local sehingga tidak menganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
Drainase berwawasan lingkungan adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan.
Terdapat 2 pola yang dipakai :
Pola Detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan
Pola Retensi (meresapkan), antara lain dengan membuar sumur resapan, saluran resapan, bidang resapanatau kolam resapan
Pengedali banjir adalah bangunan untuk mengendalikan tinggi muka air agar tidak terjadi limpasan dan atau genangan yang menimbulkan kerugian
Badan air adalah sungai, danau, atau laut yang menerima aliran dari sistim drainase perkotaan
1.2. Rumusan Masalah
BAB II
ISI
2.1. Definisi Drainase Polder
Sistem Polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan bangunan fisik, yang meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan / pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan.
Tujuan dari pengembangan sistem Polder ini adalah untuk memberikan model pengendalian banjir perkotaan yang terpadu.
Sistem Polder tersebut diadaptasi dari Negara Belanda dan Singapura.
2.2. Ciri-Ciri Drainase Polder
Area reklamasi, dari tanah berawa-rawa, daerah air payau dan lapisan tanah lunak serta basah.
Area dikelilingi dan dilindungi oleh tanggul
Area pembendungan / penanggulangan dimuara sungai
Area direklamasi dari suatu pantai
Area terbentuk akibat adanya proses subsudince perlahan-perlahan dari muka tanah semula menjadi rendah, dibawah muka air laut, danau, sungai rata-rata (MAR)
2.3. Sistem Drainase Berdasarkan Fisiknya
Sistem Saluran Primer
Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari salura sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar
Sistem Saluran Sekunder
Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan meneruskannya ke saluran primer. Dimensi tergantung dengan debit yang dialirkan
Sistem Saluran Tersier
Saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal
Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu seperti kompleks perumahan, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial.
Pengelola: Masyarakat, pengembang atau instansi lainnya.
Saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah-rumah. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan.
Ketentuan umum untuk desain drainase tersier, agar dapat menghindari kerusakan bahu jalan akibat genangan dan erosi harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
Ketinggian permukaan bibir drainase tersier di sisi jalan tidak boleh lebih tinggi dari bahu jalan (disesuaikan dengan kondisi jalan)
Kemiringan as jalan menuju ke permukaan bibir drainase tersier di sisi jalan adalah 2-3 %
Pemeliharaan saluran tersier meliputi kegiatan sebagai berikut :
o Pemotongan rumput pada lereng dan tanggul saluran.
o Pembersihan saluran meliputi pengangkatan kotoran atau rumput ditengah saluran. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemotongan rumput ditepi saluran.
o Pembentukan dan perapihan tanggul saluran tersier. Hal ini dilakukan bila terjadi kerusakan tanggul akibat retakan/longsoran. Selain memelihara saluran tersier bangunan yang ada di saluran seperti pintu air yang dipelihara.
Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah :
o Penimbunan dan pemadatan timbunan pada bangunan tersier.
o Penambahan cerucuk gelam pada sayap bangunan tersier untuk menahan benturan langsung pada bagian sayap dan memperkokoh bangunan tersier.
o Penanaman rumput pada lereng bangunan yang berfungsi sebagai pengaman lereng dari erosi/ longsor.
2.5. Saluran Sekunder
Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
Meneruskan air ke saluran primer.
2.6. Saluran Primer
Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder. Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran primer langsung dialirkan ke badan air.
Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder.
Dimensi saluran ini relatif besar.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu seperti kompleks perumahan, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial.
Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran-saluran primer.