• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPROVEMENT OF SENTENCES SCORING BASED NEWS FEATURE FOR NEWS SUMMARY ON SOCIAL MEDIA ISSUES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPROVEMENT OF SENTENCES SCORING BASED NEWS FEATURE FOR NEWS SUMMARY ON SOCIAL MEDIA ISSUES"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

IMPROVEMENT OF SENTENCES SCORING BASED NEWS

FEATURE FOR NEWS SUMMARY ON SOCIAL MEDIA ISSUES

Nur Hayatin*1, Gita I. Marthasari2

1,2Informatic Engineering Departement, Engineering Departement

Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Kontak Person : Nur Hayatin

e-mail : noorhayatin@umm.ac.id

Abstrak

Salah satu fase penting yang ada dalam sistem peringkasan berita otomatis khususnya secara ekstraktif adalah fase pembobotan kalimat (sentence scoring). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembobotan pada sistem peringkasan berita terhadap isu media sosial, yaitu dengan menambahkan fitur penting yang ada pada dokumen (News Feature) terhadap trending issue. Metode pembobotan News Feature (NF) mengkombinasikan 4 fitur penting pada berita : Word Frequency(WF), TFIDF, posisi kalimat, dan kemiripan kalimat terhadap judul berita. Terdapat Empat tahapan proses yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu : seleksi berita berdasarkan hasil ekstraksi trending issue media sosial, ekstraksi fitur berita, penghitungan bobot kalimat, dan pembangkitan ringkasan berita. Hasil pengujian dengan menggunakan ROUGE-N menunjukkan bahwa peringkasan dengan pembobotan NF lebih unggul sebesar 73% dari pembobotan Word Frequency (WF). Hal ini membuktikan bahwa pembobotan News Feature (NF) pada peringkasan multi dokumen berita mampu menghasilkan kualitas ringkasan yang lebih baik.

Kata kunci:news feature, pembobotan kalimat, peringkasan berita, trending issue

1. Pendahuluan

Peringkasan berita secara otomatis adalah salah satu solusi untuk menjawab kebutuhan dalam

mengakses informasi khususnya situs berita online secara praktis. Menurut Karel, peringkasan

dokumen didefinisikan sebagai sebuah penyulingan informasi yang paling penting dari dokumen sumber untuk menghasilkan sebuah versi singkat untuk tugas maupun pengguna tertentu [1]. Sedangkan ringkasan berita dapat diartikan sebagai sebuah teks yang dihasilkan dari satu atau lebih kalimat yang mampu menyampaikan informasi penting dari sebuah berita. Sistem peringkasan berita

dapat melibatkan satu (single) atau lebih dari satu artikel berita (multi) sebagai input.

Salah satu fase penting yang ada dalam sistem peringkasan berita secara otomatis khususnya

secara ekstraktif adalah fase pembobotan kalimat (sentence scoring) [2]. Metode pembobotan kalimat

yang biasa digunakan adalah : centroid, posisi, dan kemiripan kalimat terhadap kalimat pertama [3];

word frequency (WF) dan TF-IDF [4]. Selain itu, metode pembobotan kalimat berbasistrending issue

juga digunakan terutama untuk peringkasan dari beberapa dokumen berita [5][6]. Pembobotan trending issue mempertimbangkan isu yang berkembang di media sosial sehingga harapannya ringkasan yang dihasilkan lebih koheren.

Kim Daeyong telah membangun sebuah sistem peringkasan berita dengan mempertimbangkan

isu media sosial berdasarkan data Twitter. Namun untuk fitur pada berita sendiri, penelitian ini hanya

mempertimbangkan pembobotan berbasisWord Frequency[5]. Padahal, menurut Ferreira pembobotan

kalimat pada dokumen yang memiliki karakter teks pendek dan terstruktur seperti berita, maka teknik

pembobotan kalimat terbaik adalah dengan menggunakan kombinasi empat fitur yaitu : Word

Frequency(WF), TFIDF, posisi kalimat, dan kemiripan kalimat terhadap judul berita [7].

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembobotan kalimat pada peringkasan multi dokumen

berita dengan menambahkan fitur penting yang ada pada dokumen terhadaptrending issue. Adapun

metode pembobotan yang digunakan adalah dengan mengkombinasikan 4 fitur penting pada berita berdasarkan penelitian Ferreira yang telah disebutkan sebelumnya. Dimana ke-empat fitur penting

tersebut disebut dengan News Feature(NF). Selanjutnya dari hasil ringkasan yang didapatkan akan

(2)

pembobotan fitur berita diharapkan dapat menyeleksi kalimat penting dari berita secara lebih tepat sehingga dihasilkan kualitas ringkasan yang lebih baik.

2. Metode Penelitian

Sistem peringkasan berita terhadap isu media sosial yang dikerjakan dalam penelitian ini

mempertimbangkan fitur trending issue media sosial,News Feature(NF), dan juga redundansi kalimat.

Pembobotan kalimat berbasis NF mempertimbangkan 4 fitur penting berita, yaitu: Word Frequency

(WF), TFIDF, posisi kalimat, dan kemiripan kalimat terhadap judul berita. Secara garis besar ada empat proses yang dilakukan pada penelitian ini. Empat tahapan proses tersebut adalah seleksi berita

berdasarkan hasil ekstraksi trending issue media sosial, ekstraksi fitur berita, penghitungan bobot

kalimat, dan pembangkitan ringkasan berita (gambar 1).

Gambar 1Tahapan proses sistem peringkasan berita berbasis isu media sosial dengan pembobotan

News Feature (NF)

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kumpulan tweets dan artikel berita dari

beberapa topik. Dimana dataset dan beberapa proses yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti

ekstraksitrending issue, seleksi berita, dan ekstraksi fitur berita, mengacu pada penelitian sebelumnya

[8]. Jumlah topik koleksi berita terdiri dari 11 topik, dengan rata-rata banyak kalimat dalam 1 artikel

berita adalah 160 kalimat. Topik tweets mengikuti topik berita dengan jumlah tweet untuk tiap topik

kurang lebih 100tweets.

Tahap pertama adalah melakukan seleksi berita berdasarkan Trending Issue (TI). Hasil dari

proses seleksi adalah didapatkan sejumlah n berita yang relevan terhadap TI. Selain itu dilakukan

seleksi fitur redundansi kalimat (Rd). Fitur redundansi kalimat digunakan untuk meminimalisir adanya redundansi pada hasil akhir ringkasan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi fitur berita untuk mendapatkan

bobot dari 4 fitur berita yang digunakan (NF_score). Setiap kalimatsjyang ada pada dokumen berita akan

dihitung bobotWeight( )dengan menggunakan persamaan 1. Sedangkan pembobotanNews Feature

( ) diformulasikan pada persamaan 2.

Weight(sj) = + (sj) - (sj) (1)

= ( ) + , + + ( ) (2)

Total fitur yang akan diekstraksi dalam penelitian ini ada 6, yaituResemblance to the Trending

Issue, Word Frequency (WF), Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF), posisi kalimat,

Resemblance to the Title, dan nilai redundansi kalimat (Rd). Nilai bobot dari fitur trending issue ( (sj))

didapatkan dari nilai kemiripan antara kalimat terhadap Trending Issue ( ( , )). Metode

pengukuran kemiripan kalimat terhadap TI menggunakan cosine similarity, dimana kalimat yang

memiliki skor kemiripan tinggi terhadap TI akan dianggap sebagai kalimat penting. Nilai bobot

redundansi kalimat (Rd) diidentifikasi dari kemiripan kalimat sj terhadap kalimat yang lainsi dengan

mengadopsi konsep MMR[9]. Nilai bobotWF(sj)merupakan nilai kemiripan kalimatsiterhadapWFList

menggunakan cosine similarity, dimana S={ s1,..., sm }, sehingga WF adalah ( , ).

Pembobotan TFIDF merupakan hasil penjumlahan dari seluruh bobotterm iyang muncul pada kalimat

sj, dimanaj sebanyak jumlah kalimat yang ada pada dokumen (D). Nilai bobot posisi kalimat dihitung

(3)

dengan mengadopsi penelitian Mei & Chen, dimana bobot dari posisi kalimatsjadalah

( )

, dengan

asumsi kalimat yang posisinya berada diawal dokumen memiliki skor lebih besar dibanding kalimat yang posisinya diakhir[10]. Nilai bobot berikutnya adalah kemiripan kalimat terhadap judul berita (Rt) yang mengadopsi dari penelitian Ferreira dkk. yaitu dengan menghitung kesamaan term yang muncul pada

judul dan kalimatj, selanjutnya dibagi dengan jumlah term pada judul [2].

Tahapan proses berikutnya adalah pembangkitan ringkasan. Setiap kalimat berita pada akhirnya

akan memiliki bobot (Weight(sj)), selanjutnya seluruh kalimat akan diurutkan berdasarkan bobot

tersebut. Ringkasan dokumen diambil darinkalimat dengan bobot tertinggi. Dengan asumsi semakin

besar total bobot yang dimiliki oleh sebuah kalimat maka kalimat tersebut adalah kalimat penting.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini telah mampu menghasilkan ringkasan berita dengan menggunakan metode

pembobotan berbasis News Feature dan Trending Issue. Berikut adalah contoh ringkasan yang

dihasilkan dari topik “ebola” dengan panjang ringkasan 10 kalimat:

“Program Pangan Dunia (WFP) PBB menyatakan akan memberikan bantuan pangan kepada satu juta orang di tiga negara Afrika barat yang kesulitan menghadapi wabah Ebola terbaru. Wabah itu sudah membunuh 467 orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. WHO mengatakan pekan ini, penolakan masyarakat di Sierra Leone menghalangi usaha untuk mengidentifikasi dan menghubungi mereka yang mungkin telah tertular virus Ebola. Presiden organisasi internasional Dokter Tanpa Tapal Batas mengatakan wabah Ebola berada dalam tahapan yang berbeda di tiga negara. Seorang pejabat tinggi badan kesehatan PBB (WHO) mengatakan wabah ebola di Afrika Barat dapat berlangsung beberapa bulan. Penyebaran Ebola telah melambat di negara tetangganya, Guinea, dan berhenti di Liberia, setelah para pejabat kesehatan mengisolasi pasien dan memperingatkan masyarakat untuk menghindari kontak langsung dengan korban Ebola, termasuk yang sudah meninggal dunia. Pemerintah mengatakan, Ebola kini telah merenggut 16 nyawa di Sierra Leone. Sekitar 70 persen penderita telah meninggal dalam wabah saat ini. Para pakar mengatakan wabah Ebola di Afrika Barat sudah tidak terkendali.”

Untuk mengetahui pengaruh dari pembobotan yang diusulkan terhadap kualitas ringkasan yang dihasilkan maka perlu dilakukan pengujian. Dalam hal ini, pengujian dilakukan dengan cara membandingkan hasil ringkasan yang diusulkan (NF) dengan hasil ringkasan yang hanya

mempertimbangkan bobot dari Word Frequency (WF). Adapun metode yang digunakan untuk

mengukur kualitas ringkasan menggunakan metode pengukuran N [11]. Pengukuran

ROUGE-N didasarkan pada kemunculan secara statistik dari n-gram (N-gram Co-Occurrence Statistics).

Penelitian ini menggunakan 3groundtruthsebagai pembanding hasil ringkasan sistem. Nilai ROUGE

akan diambil dari nilai maksimal ROUGE-N (ROUGE-Nmulti) dari tiap pasangan ringkasan yang

dihasilkan oleh sistemsterhadap ringkasangroundtruth ri. Persamaan 3 digunakan untuk mendapatkan

nilai maksimal ROUGE-N. Sedangkan nilai ROUGE-N sendiri dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan 4, dimananmerepresentasikan panjang darin-gram. Sedangkancountmatchadalah jumlah

n-gram yang sama antara n-gram dari ringkasan oleh sistem dengan n-gram yang ada pada

groundtruth. Dengan penyebut dari persamaan tersebut merupakan jumlah totaln-gramyang ada pada ringkasan referensi.

(4)

diketahui kualitasnya dengan menghitung nilai ROUGE-Nmulti. Tabel 1 berisi hasil perhitungan nilai

ROUGE-Nmultiuntuk ringkasan yang dihasilkan pada tiap topik berita.

Tabel 1Hasil ROUGE-Nmultipada tiap topik untuk panjang ringkasan 30 kalimat

No Topik Total Kalimat Rouge-Nmulti

WF NF

1 Air asia 78 0.71 0.79

2 banjarnegara 186 0.71 0.69

3 bbm 161 0.50 0.65

4 bpjs 244 0.57 0.79

5 dolly 151 0.80 0.81

6 ebola 75 0.89 0.77

7 kurikulum 2013 319 0.88 0.86

8 Palestina 177 0.71 0.97

9 Pilpres 201 0.89 0.98

10 Sinabung 73 0.75 0.83

11 u19 105 0.93 0.97

Semakin tinggi nilai ROUGE maka dapat disimpulkan semakin banyak kalimat yang sama antara

kalimat yang ada pada hasil ringkasan oleh sistem dengan ringkasan groundtruth. Dengan kata lain

semakin tinggi nilai ROUGE sebuah ringkasan maka semakin tinggi kualitas dari ringkasan tersebut.

Dari tabel 1 dapat dilihat hasil nilai ROUGE-Nmultiuntuk tiap topik berita. Dimana pada pembobotan NF

didapatkan Nilai ROUGE tertinggi adalah 0.97 yaitu pada berita dengan topik “U19”. Sedangkan pada pembobotan WF nilai ROUGE tertinggi adalah 0.93 dengan topik yang sama. Sedangkan nilai ROUGE terendah untuk pembobotan NF adalah 0.65 dan untuk pembobotan WF adalah 0.50. Keduanya ada di topik yang sama yaitu “bbm”.

Dari hasil keseluruhan topik, didapatkan 8 topik dengan pembobotan NF memiliki nilai ROUGE

lebih tinggi dibanding dengan hasil dari pembobotan WF (lihat Gambar 2). Hasil dari pengujian

menunjukkan bahwa peringkasan dengan pembobotan NF lebih unggul sebesar 73% dari pembobotan WF. Dimana fitur yang digunakan pada pembobotan NF terdiri dari 4 fitur, yaitu : WF, TFIDF, posisi kalimat, dan kemiripan kalimat terhadap judul berita. Hal ini membuktikan bahwa peringkasan berita

dengan menggunakan pembobotan News Feature (NF) menghasilkan kualitas ringkasan yang lebih

baik dibanding dengan ringkasan yang dihasilkan dengan hanya menggunakan pembobotan Word

Frequency(WF). Terutama pada penerapan sistem peringkasan berita dengan mempertimbangkan isu media sosial.

Gambar 2Grafik perbandingan nilai ROUGE-N dari pembobotan WF dan NF

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

(5)

4. Kesimpulan

Penelitian ini telah mampu menghasilkan ringkasan berita dengan menggunakan metode

pembobotan berbasisNews FeaturedanTrending Issue. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan

metode ROUGE diketahui bahwa peringkasan dengan pembobotan NF lebih unggul sebesar 73% dari pembobotan WF. Dimana fitur yang digunakan pada pembobotan NF terdiri dari 4 fitur, yaitu : WF, TFIDF, posisi kalimat, dan kemiripan kalimat terhadap judul berita. Hal ini membuktikan bahwa

peringkasan berita dengan menggunakan pembobotan News Feature (NF) menghasilkan kualitas

ringkasan yang lebih baik dibanding dengan ringkasan yang dihasilkan dengan hanya menggunakan

pembobotan Word Frequency (WF). Terutama pada penerapan sistem peringkasan berita dengan

mempertimbangkan isu media sosial.

Referensi

[1] K. Jezek and J. Steinberger, “Automatic Text Summarization (The state of the art 2007 and new

challenges),” pp. 1–12, 2008.

[2] R. Ferreira et al., “Assessing sentence scoring techniques for extractive text summarization,”

Expert Syst. Appl., vol. 40, no. 14, pp. 5755–5764, 2013.

[3] D. R. Radev, H. Jing, M. Styś, and D. Tam, “Centroid-based summarization of multiple documents,”

Inf. Process. Manag., vol. 40, no. 6, pp. 919–938, 2004.

[4] M. Fachrurrozi, N. Yusliani, and R. U. Yoanita, “Frequent Term based Text Summarization for

Bahasa Indonesia,”Int. Conf. Innov. Eng. Technol., pp. 30–32, 2013.

[5] D. Kim, D. Kim, S. Kim, M. Jo, and E. Hwang, “SNS-based issue detection and related news

summarization scheme,” Proc. 8th Int. Conf. Ubiquitous Inf. Manag. Commun. - ICUIMC ’14, pp.

1–7, 2014.

[6] T.-Y. Kim, J. Kim, J. Lee, and J.-H. Lee, “A tweet summarization method based on a keyword

graph,”Proc. 8th Int. Conf. Ubiquitous Inf. Manag. Commun. - ICUIMC ’14, pp. 1–8, 2014.

[7] R. Ferreiraet al., “A Context Based Text Summarization System,”2014 11th IAPR Int. Work. Doc.

Anal. Syst., pp. 66–70, 2014.

[8] N. Hayatin, C. Fatichah, and D. Purwitasari, “PEMBOBOTAN KALIMAT BERDASARKAN FITUR

BERITA DAN TRENDING ISSUE UNTUK PERINGKASAN MULTI DOKUMEN BERITA,” vol. 13, no. 1, pp. 38–44, 2015.

[9] J. Carbonell and J. Goldstein, “The use of MMR, diversity-based reranking for reordering

documents and producing summaries,”Proc. 21st Annu. Int. ACM SIGIR Conf. Res. Dev. Inf. Retr.

- SIGIR ’98, pp. 335–336, 1998.

[10] J. P. Mei and L. Chen, “SumCR: A new subtopic-based extractive approach for text

summarization,”Knowl. Inf. Syst., vol. 31, no. 3, pp. 527–545, 2012.

[11] C. Y. Lin, “Rouge: A package for automatic evaluation of summaries,” Proc. Work. text Summ.

Gambar

Gambar 1 Tahapan proses sistem peringkasan berita berbasis isu media sosial dengan pembobotanNews Feature (NF)
Tabel 1 Hasil ROUGE-Nmulti pada tiap topik untuk panjang ringkasan 30 kalimat

Referensi

Dokumen terkait

Ketua penilai adalah dosen pembimbing skripsi/artikel yang bertanggung jawab atas nilai akhir artikel dengan mempertimbangkan hasil penilaian dua orang penilai.. Dosen

Dari hasil uji statistik, substitusi tepung bengkuang memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar serat kasar cookies yang dihasilkan.. Berdasarkan hal tersebut,

Aset Takberwujud adalah aset yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan OJK, tidak dimaksudkan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari icterus berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit meningkat, mukosa bibir lembab, BAB dan BAK

 Lakukan pengajuan untuk membeli/ membuat program interaksi obat  Setelah disetujui, minta IT RS Hati Kudus untuk memasukan dan mengupdate program Sesuai dengan Kebijakan Rumah

Penelitian ini dilakukan di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Bengkulu tahun 2014. Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di Balai

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 1 gram pada sistem resirkulasi

Berdasarkan analisis tentang materi (pesan) dakwah yang terkandung dalam buku “99 untuk Tuhanku”, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa semua puisi yang ada di