• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

1

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS

(THINK-PAIR-SHARE)

DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA

YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR

Alfian Nur Ubay1, Wagino2, dan Ridam Dwi Laksono3

1,2,3

Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Ngawi

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) mengetahui pengaruh pembelajaran Matematika menggunakan TPS (Think-Pair-Share) dengan media papan tempel dan ular tangga terhadap prestasi belajar siswa, 2) mengetahui pengaruh gaya belajar dalam pembelajaran Matematika terhadap prestasi belajar siswa, 3) mengetahui interaksi antara media pembelajaran dan gaya belajar dalam pembelajaran Matematika terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini bersifat eksperimen, dilakukan pada bulan Februari hingga Juli 2015. Pengumpulan data melalui tes prestasi kognitif, angket afektif dan angket gaya belajar. Hipotesis diuji dengan anava dua jalan. Dari analisis varians dua jalan dengan taraf signifikan 5% untuk hipotesis pertama diperoleh Fhitung > Ftabel di mana Fhitung=4,5227 dan

Ftabel=3,9863 sehingga H0 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh

pembelajaran Matematika menggunakan TPS (Think-Pair-Share) dengan media papan tempel dan ular tangga terhadap prestasi belajar siswa. Untuk hipotesis kedua diperoleh Fhitung > Ftabel di mana Fhitung=21,3981dan Ftabel=3,1359 sehingga H0 ditolak. Hal ini

membuktikan bahwa terdapat pengaruh gaya belajar dalam pembelajaran Matematika terhadap prestasi belajar siswa. Dan untuk hipotesis ketiga diperoleh Fhitung < Ftabel di mana

Fhitung=3,8232 dan Ftabel=3,1359 sehingga H0 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa ada

interaksi antara media pembelajaran dan gaya belajar dalam pembelajaran Matematika terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan, pembelajaran Matematika dapat diajarakan menggunakan model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Karena gaya belajar memiliki pengaruh dalam pembelajaran Matematika, guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi perlu diterapkan seperti media papan tempel dan ular tangga.

Kata Kunci : Pembelajaran Matematika, TPS (Think-Pair-Share), Papan Tempel, Ular Tangga, Gaya Belajar.

PENDAHULUAN

Peserta didik harus mampu

berperan di dalam kegiatan

pembelajaran. Peran peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran dipengaruhi

oleh pemilihan model pembelajaran agar

kegiatan tidak hanya mengacu pada guru

saja. Pemilihan tersebut haruslah

disesuaikan dengan kondisi para peserta

didik yang berbeda baik dari segi

karakteristik maupun prestasi.

Perbedaan antara peserta didik satu

dengan yang lain dapat menimbulkan

kesenjangan yang mengarahkan pada

kompetisi yang harus bisa diarahkan

oleh guru pada hal yang positif.

(2)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

2

peserta didik bisa saling membantu dan

tidak adanya sikap apatis.

Banyak tipe model

pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam proses pembelajaran di kelas.

Salah satunya adalah Think pair share

(TPS). TPS tidak hanya menciptakan

interaksi guru dengan peserta didik,

tetapi juga antara peserta didik satu

dengan peserta didik lainnya. Pada TPS

dua orang siswa dipasangkan (pair)

sesuai dengan pembahasan yang sama,

dimana sebelumnya telah melalui proses

berpikir (think) secara individual

kemudian dengan pasangannya

mengutarakan hasil diskusi bersama

pada seluruh siswa lainnya (share).

Salah satu faktor psikologis

yang dimiliki peserta didik adalah gaya

belajar yang merupakan kombinasi dari

bagaimana seseorang menyerap, dan

kemudian mengatur serta mengolah

informasi (Bobbi DePorter, 2007). Gaya

belajar peserta didik dibedakan menjadi

tiga tipe yaitu visual, auditorial, dan

kinestetik. Gaya belajar tipe visual

cenderung menggunakan indra

penglihatannya untuk mempermudah

proses belajar. Gaya belajar tipe

auditorial cenderung menggunakan indra

pendengaranya untuk mempermudah

proses belajar. Dan gaya belajar tipe

kinestetik menggunakan fisik sebagai

instrumen untuk mengoptimalkan proses

belajar. Ketiga tipe gaya belajar tersebut

pada umumnya dimiliki oleh peserta

didik, namun ada satu yang paling

dominan. Sehingga mengetahui gaya

belajar peserta didik diperlukan untuk

menentukan cara pembelajaran yang

paling cocok untuk masing-masing

peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Faktor penting lainnya yaitu

aspek atau benda yang digunakan dalam

suatu pembelajaran. Faktor eksternal ini

juga berperan penting dalam

mempengaruhi prestasi belajar peserta

didik. Kondisi eksternal bertujuan antara

lain merangsang ingatan siswa,

penginformasian tujuan pembelajaran,

membimbing belajar materi yang baru,

memberikan kesempatan kepada siswa

menghubungkannya dengan informasi

baru (Trianto, 2009). Salah satu faktor

eksternal adalah penggunaan media

dapat digunakan dalam proses

pembelajaran dari yang sederhana

sampai yang kompleks. Penggunaan

media ini diharapkan bisa

mempermudah penyampaian informasi

kepada peserta didik mengenai materi

yang diajarkan. Oleh karena itu media

bisa mempengaruhi prestasi belajar

(3)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen dengan rancangan

faktorial 2x3. Faktor pertama adalah

media pembelajaran yaitu papan tempel

dan ular tangga. Faktor kedua adalah

gaya belajar siswa yang dikategorikan

dalam tipe visual, auditorial, dan

kinestetik.

Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan stratified

cluster random sampling Dalam

penelitian ini sampel dibagi menjadi

kelas eksperimen I dan kelas eksperimen

II. Pada kelas eksperimen I akan dikenai

perlakuan dengan media pembelajaran

papan tempel. Sedangkan kelas

eksperimen II akan dikenai perlakuan

dengan media pembelajaran ular tangga.

Teknik pengumpulan data penelitian ini

menggunakan metode angket untuk

memperoleh data gaya belajar dan

afektif, metode tes untuk memperoleh

data prestasi belajar matematika pada

pokok bahasan garis dan sudut.

Sebelum diberikan di kelas

penelitian, instrumen angket dan

instrumen tes di uji coba terlebih dahulu.

Uji coba instrumen ini dilakukan dengan

jumlah 40 siswa. Instrumen yang diuji

coba tersebut harus memenuhi beberapa

kriteria. Untuk instrumen angket

memenuhi kriteria validitas isi,

reliabilitas (r11  0,7), dan konsistensi

internal (rxy 0,3). Sedangkan untuk

instrumen tes memenuhi kriteria

validitas isi, uji daya beda, tingkat

kesukaran, dan reliabilitas (r11  0,6).

Instrumen angket gaya belajar

yang digunakan sebanyak 45 butir

angket untuk uji coba yang terdiri dari 3

indikator yang meliputi 8 deskripsi

indikator visual, 8 deskripsi indikator

auditorial, dan 10 deskripsi indikator

kinestetik.

Tabel 1 Kisi-Kisi Angket Gaya

Belajar

Tipe Deskripsi No Item Positif Negatif

Visual

1. Rapi dan Teratur. 2. Merencanakan

dan mengatur sesuatu dengan baik. 3. Teliti. 4. Lebih

mengingat asosiasi visual. 5. Berbicara

dengan cepat. 6. Mementingkan

penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi. 7. Lebih suka

seni daripada musik. 8. Seringkali

mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata.

1, 28

30

32 23

21, 36

5, 19, 38

8, 13

10, 12, 45

Auditorial

1. Berbicara pada diri sendiri saat bekerja (mengucapkan apa yang ditulis saat

mengerjakan soal). 2. Dapat

mengulang kembali apa yang dijelaskan

26

(4)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

4

guru secara lisan. 3. Lebih mudah

mengingat apa yang didengar daripada apa yang dilihat. 4. Pembicara

yang fasih (dalam hal diskusi dengan teman di dalam kelas). 5. Sering

membaca buku dengan suara keras. 6. Berbicara

dengan irama yang terpola. 7. Lebih suka

musik daripada seni.

8. Suka berbicara, suka

berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.

22

4, 20

18, 39

16,40

7, 15, 42

9, 43

Kinestetik

1. Belajar dengan cara praktek. 2. Selalu

berorientasi pada fisik. 3. Banyak gerak. 4. Ingin

melakukan segala sesuatu. 5. Menyukai buku

matematika yang berorientasi pada plot. 6. Berbicara dengan perlahan. 7. Tidak dapat

duduk diam dalam waktu lama. 8. Tidak dapat

mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu. 9. Kemungkinan

tulisannya jelek. 10. Menyukai

permainan yang menyibukkan.

27, 29

2, 25, 31

24, 34 35

37

17

6, 41

14

11 44

JUMLAH 43 2

Instrumen angket afektif yang

dibuat sebanyak 80 butir angket untuk

uji coba yang terdiri dari 5 indikator

yang meliputi 6 deskripsi indikator

sikap, 5 deskripsi indikator minat, 4

deskripsi indikator nilai, 6 Deskripsi

indikator konsep diri, dan 4 deskripsi

indikator moral. Dari 80 butir soal

tersebut diambil 45 butir angket.

Instrumen tes prestasi belajar yang

digunakan sebanyak 50 butir soal untuk

uji coba. Dari 50 butir soal tersebut

diambil 20 butir soal yang akan diujikan

di kedua kelas eksperimen.

Teknik analisis data penelitian ini

menggunakan analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama yang kemudian

dilanjutkan dengan uji komparasi ganda

dengan metode Scheffe jika H0ditolak.

Sebelumnya dilakukan uji prasyarat

analisis terlebih dahulu yaitu uji

normalitas menggunakan uji Liliefors

dan uji homogenitas menggunakan uji

Bartlett.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pada proses mengambil data

prestasi belajar matematika,

dipersyaratkan kemampuan awal siswa

penelitian adalan sama. Sebelum

dilakukan uji hipotesis menggunakan

(5)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

5

sama, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji homogenitas

kemampuan siswa. Rangkuman hasil uji

normalitas dan uji homogenitas dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Rangkuman Uji

Normalitas Data

Kelompok Siswa Kesimpulan

Pembelajaran Matematika menggunakan TPS (Think-Pair-Share) dengan media papan tempel dan ular

tangga.

Data Normal

Kelompok siswa media papan tempel.

Data Normal

Kelompok siswa media ular tangga.

Data Normal

Kelompok siswa media papan tempel dengan gaya

belajar tipe visual.

Data Normal

Kelompok siswa media papan tempel dengan gaya

belajar tipe auditorial.

Data Normal

Kelompok siswa media papan tempel dengan gaya

belajar tipe kinestetik.

Data Normal

Kelompok siswa media ular tangga dengan gaya belajar tipe visual.

Data Normal

Kelompok siswa media ular tangga dengan gaya belajar tipe auditorial.

Data Normal

Kelompok siswa media ular tangga dengan gaya belajar tipe kinestetik.

Data Normal

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa

semua nilai Lmax < Ltabel sehingga

diperoleh keputusan uji H0 diterima.

Hal ini menunjukkan semua sampel

pada penelitian ini berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

Tabel 3 Rangkuman Uji

Homogenitas Data

k hitung

2

2tabelKeputu

san

Kesimpul an

Papan Tempel dan Ular

Tangga

2 0,1057 3,8415 H0

diterima

Homogen

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa

nilai

2hitung<

2tabel, sehingga

diperoleh H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa populasi untuk

media pembelajaran variansi yang sama.

Setelah uji prasyarat dipenuhi, maka

dapat dilakukan uji analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama. Rangkuman

analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4 Rangkuman Analisis Variansi

Dua Jalan dengan Frekuensi

Sel Tak Sama

Sumber JK d

k RK Fobs Ftabel

Media

Pembelajaran (A) 512,5332 1 512,533 2

4,522 7

3,986 3

Tipe Gaya Belajar

(B) 4849,8609 2 2424,93 05

21,39 81

3,135 9

Interaksi (AB) 866,5320 2 433,266 0

3,823 2

3,135 9

Galat 7479,4097 66 113,324 4

Total 13708,335

9 71

Berdasarkan rangkuman

perhitungan pada Tabel 4 diperoleh

kesimpulan (1) ada pengaruh

pembelajaran Matematika menggunakan

TPS (Think-Pair-Share) dengan media

papan tempel dan ular tangga terhadap

prestasi belajar siswa, (2) ada pengaruh

(6)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

6

matematika, dan (3) ada interaksi antara

media pembelajaran dan gaya belajar

dalam pembelajaran Matematika

terhadap prestasi siswa. Rerata

masing-masing sel dan rerata marginal dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5 Jumlah Rerata dan

Rerata Marginal

Model Pembelajaran

Media Pembelajaran

Rerata Marginal Papan

Tempel

Ular tangga

Visual 72,3333 82,1875 77,4194 Auditorial 60,4167 71,5 65,4545 Kinestetik 59 54.4444 56,8421 Rerata Marginal 64,8649 72

Berdasarkan pembahasan

hipotesis efek antar baris diperoleh H0A

ditolakyang menunjukkan ada pengaruh

media pembelajaran terhadap prestasi

belajar matematika. Uji komparasi rerata

antar baris perlu dilakukan untuk

mengetahui media pembelajaran mana

yang memberikan prestasi belajar

matematika yang lebih baik. Rangkuman

hasil uji komparasi rerata antar baris

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji Komparasi

Rerata Antar Baris

Komparasi H0 Fobs Ftabel Keputusan Uji

. 2 .

1 

vs  1. 2. 8,0801 3,9863 H0

ditolak

Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 5

diperoleh kesimpulan (1) media

pembelajaran ular tangga memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih

baik daripada media pembelajaran papan

tempel. Penggunaan media ular tangga

yang menggunakan pola khusus

menimbulkan rasa keingintahuan dari

para siswa. Hal ini menyebabkan

suasana pembelajaran terlaksana secara

aktif karena siswa ingin mencoba

sesuatu yang baru dari media ular tangga

tersebut. Pola yang digunakan membuat

siswa mengasah kemampuan dalam

menganalisa gambar untuk memecahkan

suatu permasalahan.

Yudhi Munadi (2012)

mengutarakan bahwa media ular tangga

sebagai salah satu media yang bersifat

visual akan menghindari komunikasi

yang tidak efektif dalam proses

pembelajaran karena dapat membantu

siswa pada pemahaman kata-kata yang

dituangkan dalam bentuk gambar secara

variatif.

Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Komparasi

Rerata Antar Kolom

Komparasi H0 Fobs Ftabel Keputusan Uji

2 . 1

.

vs

.1

.2 16,2554 6,2718 H0 ditolak

3 . 2

.

vs

.2

.3 6,6730 6,2718 H0 ditolak

3 . 1

.

vs

.1

.3 44,0146 6,2718 H0 ditolak

Berdasarkan Tabel 7 dan Tabel 5

diperoleh kesimpulan (1) gaya belajar

tipe visual memberikan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada

gaya belajar auditorial; (2) gaya belajar

(7)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

7

belajar matematika yang lebih baik

daripada gaya belajar kinestetik; dan (3)

gaya belajar tipe visual memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih

baik daripada gaya belajar kinestetik.

Siswa dengan gaya belajar tipe visual

lebih memiliki kepekaan yang kuat

terhadap materi yang bersifat gambar,

warna, dan grafik. Jadi pembelajaran

yang disampaikan menggunakan media

yang bersifat artistik lebih mudah

ditangkap oleh siswa yang memiliki

kecenderungan gaya belajar tipe visual.

Hal ini sesuai dengan Bobbi DePorter

(2007) mengenai deskripsi dari

masing-masing tipe gaya belajar.

Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Fajar Adi Kusuma

(2012) dengan kesimpulan prestasi

belajar

matematika

siswa

yang

memiliki gaya belajar visual lebih

baik

daripada

prestasi

belajar

matematika siswa yang memiliki

gaya belajar auditorial dan kinestetik.

Berdasarkan pembahasan

hipotesis efek interaksi baris dan kolom

diperoleh H0AB ditolak yang

menunjukkan ada interaksi antara media

pembelajaran dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar matematika. Uji

komparasi rerata antar sel pada baris

yang sama perlu dilakukan untuk

mengetahui bagaimana perbedaan

prestasi belajar matematika yang lebih

baik pada baris yang sama (media

pembelajaran) antara siswa dengan gaya

belajar tipe visual, auditorial, dan

kinestetik. Rangkuman hasil uji

komparasi rerata antarsel pada baris

yang sama dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 8 Rangkuman Hasil Uji Komparasi

Rerata Antarsel

Komparasi

0

H Fobs Ftabel Keputus an Uji

21 11

vs

11

21 6.6339 11.76 90

Ho diterima

22 12

vs

12

22 5.9126 11.76 90

Ho diterima

23

13

vs

13

23 0.8675 11.76 90

Ho diterima

12 11

vs

11

12 6.2026 11.76 90

Ho diterima

13

12

vs

12

13 12.159 0

11.76 90

Ho ditolak

13

11

vs

11

13 39.120 8

11.76 90

Ho ditolak

22 21

vs

21

22 8.3540 11.76 90

Ho diterima

23 22

vs

22

23 0.0966 11.76 90

Ho diterima

23

21

vs

21

23 9.4125 11.76 90

Ho diterima

Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 5

diperoleh kesimpulan (1) pada kelas

yang dikenai media pembelajaran ular

tangga dengan gaya belajar auditorial

lebih baik daripada siswa dengan gaya

belajar kinestetik; dan (2) pada kelas

yang dikenai media pembelajaran ular

(8)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

8

baik daripada siswa dengan gaya belajar

kinestetik.

Berdasarkan pembahasan

hipotesis efek interaksi baris dan kolom

diperoleh H0AB ditolak yang

menunjukkan ada interaksi antara media

pembelajaran dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar matematika. Interaksi

pada kelompok siswa media ular tangga

dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TPS (think-pair-share) yang

dipengaruhi gaya belajar pada penelitian

ini senada dengan Yudhi Munadi (2012)

bahwa kekuatan gambar yang dibuat

pada media ular tangga menekankan

indra penglihatan. Hal tersebut

kenyataannya secara kuat terletak pada

seseorang dengan gaya belajar tipe

visual. Dengan memperhatikan atau

membuat suatu gambar, siswa akan

terdorong untuk berbicara lebih banyak,

berinteraksi lebih baik dengan gambar

tersebut maupun dengan sesamanya

sehingga dapat membangun

gagasan-gagasan baru.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian dengan

menggunakan taraf signifikansi

5%

adalah:(1) prestasi belajar

kelompok

siswa

menggunakan

media

pembelajaran ular tangga

lebih baik

dibandingkan

prestasi

belajar

kelompok siswa menggunakan media

papan tempel, (2) prestasi belajar

matematika

kelompok siswa dengan

gaya belajar visual lebih tinggi

dibandingkan

prestasi

belajar

kelompok siswa dengan gaya belajar

auditorial dan kinestetik, (3) pada

media pembelajaran papan tempel, siswa

dengan gaya belajar visual, auditorial,

dan kinestetik mempunyai prestasi

belajar matematika yang sama baiknya,

pada media pembelajaran ular tangga,

siswa dengan gaya belajar tipe visual

memberikan prestasi belajar lebih baik

dari gaya belajar tipe auditorial. Siswa

dengan gaya belajar tipe auditorial

memberikan prestasi belajar lebih baik

dari gaya belajar tipe kinestetik.

Berdasarkan hasil penelitian

tersebut, penulis memberikan saran

sebagai berikut (1) dalam pembelajaran,

guru hendaknya memilih media

pembelajaran yang menarik untuk siswa

misalnya papan tempel dan ular tangga,

tetapi dalam penerapannya guru juga

harus memperhatikan petunjuk dan alat

pendukung media pembelajaran yang

digunakan, (2) guru hendaknya

memperhatikan tipe gaya belajar siswa

tetapi guru tidak harus

membeda-bedakan antara siswa dengan gaya

belajar tipe visual, auditorial, dan

(9)

Jurnal Akademis daN Gagasan matematiKA

Edisi Ke Dua Tahun 2015

Halaman 45 hingga 53

9

DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi. 2007. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan

Menyenangkan. Bandung:

Kaifa.

Kusuma, Adi Fajar. 2012. Perbandingan Prestasi Belajar Matematika yang Mendapat Pembelajaran

STAD (Student Teams

Achievement Divisions) dan TPS

(Think Pair Share) pada

Operasi Bentuk Aljabar dan

Pemfaktoran ditinjau dari Gaya

Belajar Siswa. Skripsi.

Surakarta: UNS.

Munadi, Yudhi. 2012. Media

Pembelajaran (Sebuah

Pendekatan Baru). Jakarta:

Gaung Persada Press.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif

: Konsep, Landasan dan

Implementasinya pada

Kurikulum Tingkat Satuan

Gambar

Tabel 1 Kisi-Kisi Angket Gaya
Tabel 8 Rangkuman Hasil Uji Komparasi

Referensi

Dokumen terkait

  Mitra diperbolehkan membuka booth di area pre- function atau Open Table (disesuaikan dengan luas area pre-function), selama acara presentasi berlangsung.   Mitra

Untuk pembiayaan atau pemberian bantuan pada UKM BMT El Syifa meberikan porsi yang cukup besar tercatat dalam tahun 2013 ini pada bulan September BMT El Syifa

[r]

(SaaS) berbasis w eb aplikasi yang nantinya akan m enjadi suatu layanan bagi lem baga pendidikan informal untuk dap at m em buat sistem inform asi bagi lemb ag

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan

bahwa dalam rangka penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kotabaru secara terkoordinir maka sesuai ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun

Dari hasil wawancara dengan Ibu “S” ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa peran Koperasi dalam hal ini adalah awalnya dengan memberikan pelatihan dan pengarahan kepada anggota

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2