• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE STUDI Lokasi Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE STUDI Lokasi Studi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT

BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN

LAW OF COMPARATIVE

JUDGEMENT

Maria Yasintha Uge

Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Nasional Malang

email: freed_punk@yahoo.com

ABSTRAK

Pemilihan lokasi wisata sebagai daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi oleh preferensi wisatawan. Preferensi wisatawan merupakan gambaran-gambaran dari nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan wisatawan dalam menentukan sebuah pilihan berwisata. Preferensi wisatawan dianggap sebagai pandangan ideal atas keberadaan wisata dilihat dari prespektif dan tuntutan wisatawan. Studi ini bertujuan untuk melakukan perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan analisa the law of comparative judgement. Responden terdiri dari wisatawan domestik termasuk wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Berdasarkan hasil komparasi dari berbagai teori, maka faktor-faktor yang menjadi hipotesa untuk diteliti dalam studi ini adalah gambaran perjalanan wisata (jarak objek wisata, lama tinggal, biaya, resiko, dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan); keunggulan daerah tujuan wisata (jenis atraksi, kualitas layanan, lingkungan fisik, dan sikap masyarakat lokal); akomodasi wisata (keberadaan fasilitas wisata, jumlah, dan kisaran harga); serta aksesibilitas (jarak objek wisata, kondisi jalan, jenis angkutan, frekuensi, dan tarif angkutan). Terdapat tiga tahapan analisa dalam studi ini yaitu: pertama, deskriptif kualitatif; kedua, analisa the law of comparative judgement; dan ketiga, analisa lokasi wisata budaya kampung adat yang paling disukai berdasarkan preferensi wisatawan dengan menggunakan metode pembobotan.Hasil analisa menyimpulkan bahwa: metode the law of comparative judgement dapat digunakan dalam studi yang bersifat perbandingan, dengan responden utamanya yaitu wisatawan; karakter yang berbeda antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara menyebabkan adanya perbedaan pada penilaian kepentingan relatif preferensi setiap wisatawan; berdasarkan preferensi wisatawan, wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai lokasi wisata budaya kampung adat yang lebih disukai; serta terdapat dua faktor pembeda yang membedakan Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo, dimana terdiri dari daya tarik wisata (tourist heritage) yaitu ornamen rumah adat (Sa’o) dan kebudayaan tradisional (bahasa, mata pencaharian dan kerajinan tradisional), serta akomodasi wisata.

Kata kunci : Preferensi Wisatawan, Wisata Budaya, Kampung Adat

ABSTRACT

Selection of a location for tourist destination is greasly determined by tourist preference. Tourist preference is determined by their mental picture about the best values they deem worth seeing in a visit. Thus the perspective and the demands of the tourists are ideal considerations to take into account. This research is intended to compare two costumary villages for tourist destination on the basis of tourist preference using the law of comparative judgement analysis. Respondents selected for sampling in this research are foreign and domestic tourists, including local tourists. Comparing various theories finds the factors that are put into a hypothesis for testing in this research. The factors are aspects related to tourist travel (distance from hotel to tourism object, staying time, expenditures at tourist resort, risk and degree of confidence of tourist in the travel burean); advantages of tourist destination (kinds of attraction, quality of service, physical environment, and the attitude of local people); tourist accommodation (evailability of tourist facilities, number of facilities, and price range); and accessibility (distance from hotel to tourism object, road condition, kinds of transportation, frequency of transportation and cost of transportation). This research involves three steps of analysis: firstly, descriptive qualitative; secondly, application of the law of comparative judgment; and thirdly, analysis of the customary village for cultural tourism most preferred by tourists using weighing method.The above analysis find that the law of comparative metodh with tourists as the main respondents can be applied in this research; differing characters between domestic and foreign tourists result in difference is rating of the importance of relative preference to each tourist; there is a difference in the importance of aspects and variables of tourist preference of domestic and foreign tourists; based on tourist preference, domestic and foreign tourists prefer Bena Customary Village; and there are two factors that distinguish Bena Customary Village from Wogo Customary Village, namely tourist attraction (cultural heritage of the local people, namely the ornament of traditional houses (Sa’o) and the traditional culture (language, livelihood and traditional handicraft), and tourist facilities

(2)

Maria Yasintha Uge

PENDAHULUAN

Wisata budaya adalah jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena daya tarik dari seni budaya suatu daerah. Jadi jenis pariwisata semacam ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat dan Negara lain.

Untuk melakukan suatu perjalanan wisata termasuk perjalanan wisata budaya, seorang wisatawan mempunyai suatu preferensi untuk menentukan objek wisata mana yang akan dikunjunginya. Preferensi wisatawan dapat diartikan sebagai gambaran-gambaran dari nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan wisatawan dalam menentukan sebuah pilihan berwisata.

Di Kabupaten Ngada terdapat beberapa kampung adat, diantaranya Kampung Bena, Kampung Wogo, Kampung Luba, Kampung Nage, Kampung Watumanu, dan masih banyak kampung adat yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata budaya di Kabupaten Ngada (Informasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ngada tahun .2008 : Bena Traditional Village and Its Suroundings). Dalam studi ini, kampung adat yang dipilih untuk dijadikan sebagai lokasi studi terdiri dari kampung adat Bena dan kampung adat Wogo,

dimana kedua kampung adat tersebut

merupakan kampung adat tradisional tertua di Kabupaten Ngada dan berpotensi sebagai daerah wisata budaya. Kedua kampung adat ini terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan megalitik yang dimiliki dan tata kehidupan masyarakatnya yang masih mempertahankan keaslian perkampungan tersebut. Kedua kampung adat tersebut memiliki berbagai persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh kedua kampung adat tersebut sangat mempengaruhi preferensi atau pilihan daerah tujuan wisata dari seorang wisatawan.

Tujuan studi ini adalah Melakukan perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan metode The Law Of Comparative Judgement. Adapun sasaran yang ingin dicapai guna mendukung tujuan diatas adalah (1) Mengidentifikasi perbedaan antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo ; (2) Mengetahui urutan tingkat kepentingan relatif penilaian preferensi wisatawan terhadap Kampung Adat Bena dan Kampung Adat

Wogo; (3) Mengetahui lokasi kampung adat yang lebih disukai berdasarkan preferensi wisatawan.

METODE STUDI

Lokasi Studi

Lokasi studi yang dipilih sesuai dengan tujuan studi terdiri dari dua kampung adat, yaitu Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo.

Gambar 1. Kampung Adat Bena

Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Kampung Adat Bena terletak di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada serta berjarak ± 19 km ke arah selatan Kota Bajawa.

Dilihat dari batasan administrasinya, Kampung Adat Bena memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Dusun Bata Sebelah Timur : Dusun Tude Sebelah Selatan : Desa Dariwali Sebelah Barat : Desa Watumanu

Kampung adat kedua yang dijadikan sebagai pembanding yaitu Kampung Adat Wogo, yang terletak di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa. Kampung Adat Wogo berjarak ± 15 km dari Kota Bajawa dan dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum.

Gambar 2 Kampung Adat Wogo

Sumber: www.wisatanet.com direkam pada 7 April 2008

Batas administrasi Kampung Adat Wogo: Sebelah Utara : Kampung Gizi

(3)

Gambar berikut menjelaskan lokasi Kampung Adat Bena dan Wogo:

Gambar 3. Peta Kampung Adat Bena

Gambar 4. Peta Kampung Adat Wogo

Variabel Studi

Variabel amatan dalam studi ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1 Variabel Amatan

Kelompok Variabel Variabel 1. Motivasi perjalanan

wisata:

 Intrinsic Motivation: a) Kebutuhan Fisiologis b) Kebutuhan Sosial c) Kebutuhan Prestise d) Aktualisasi diri

 Extrinsic Motivation; berupa Kebutuhan psikologis.

2. Daya tarik wisata budaya, meliputi: kebudayaan warisan

 Intrinsic motivation:

 Sifat perjalanan

 Alasan melakukan perjalanan

 Extrinsic motivation:

 Sifat perjalanan

 Alasan melakukan perjalanan

Kebudayaan warisan (tourist heritage):

a) Sejarah kampung adat

Kelompok Variabel Variabel dan kebudayaan hidup b) Jenis peninggalan

c) Ornamen bangunan

Kebudayaan hidup (kebudayaan tradisional),:

a) Adat kebiasaan b) Kerajinan tradisional c) arsitektur lokal

3. Karakter wisatawan, meliputi: karakter sosial, karakter ekonomi dan karakter perilaku.

4. Nilai terbaik yang dipertimbangkan oleh wisatawan, meliputi: Gambaran perjalanan

wisata

Keunggulan daerah tujuan wisata

5. Kebutuhan wisatawan ketika berwisata, meliputi: atraksi wisata, akomodasi wisata dan aksesibilitas.

Karakter sosial, meliputi: i. Asal wisatawan ii. Jenis kelamin iii. Umur

iv. Tingkat Pendidikan v. Sistem berkunjung vi. Lama berkunjung. Karakter ekonomi, berupa

Tingkat pendapatan Karakter perilaku, meliputi:

a) Alasan melakukan perjalanan

b) Sikap, nilai yang dianut.

 Gambaran perjalanan, meliputi:

a) Jarak

b) Lama tinggal di daerah tujuan wisata c) Biaya d) Resiko

e) Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan wisata

 Keunggulan daerah tujuan wisata, meliputi: a) Jenis atraksi b) Kualitas layanan c) Lingkungan fisik d) Perilaku/sikap masyarakat

lokal terhadap wisatawan

Atraksi wisata, meliputi: a) Monumen sejarah,

budaya b) Festival budaya c) Seni, kerajinan dan

arsitektur lokal d) Pola budaya

Akomodasi wisata, meliputi: a) Jenis fasilitas

pendukung wisata b) Jumlah fasilitas c) Kisaran harga Aksesibilitas (transportasi),

meliputi: a) Jarak b) Kondisi jalan c) Jenis angkutan d) Frekuensi angkutan e) Tarif angkutan

METODE PENELITIAN

Metode studi yang digunakan adalah survey primer, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi studi, melakukan wawancara langsung kepada ketua adat

masing-masing kampung adat, serta

(4)

Maria Yasintha Uge

sekunder (penghimpunan data melalui dinas/instansi terkait).

Dalam studi ini, metode analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif dan analisa deskriptif kualitatif. Adapun analisa yang digunakan sebagai berikut : (1) Analisa Potensi Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Outputnya untuk mengetahui kegiatan wisata yang dapat dilakukan di setiap kampung adat berkaitan dengan potensi (daya tarik) yang dimiliki oleh masing-masing kampung adat ; (2) Analisa Perbedaan kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Output dari analisa ini adalah menentukan faktor-faktor pembeda yang membedakan antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo ; (3) Analisa The Law of

Comparative Judgement. Analisa ini

merupakan sejenis metode pembobotan untuk menggambarkan kepentingan relatif dari variabel-variabel yang akan diteliti. Analisa ini menggunakan uji statistik yaitu distribusi normal atau distribusi Z. Output dari metode ini yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian preferensi wisatawan dan perbedaan penilaian preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara ; (4) Analisa Lokasi Wisata Budaya Kampung Adat Yang Lebih Disukai Berdasarkan Preferensi Wisatawan, dimana dilakukan dengan cara pembobotan dan penilaian terhadap aspek dan variabel preferensi wisatawan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakter Kampung Adat Bena

Daya tarik wisata budaya Kampung Adat Bena terdiri dari tourist heritage (kebudayaan warisan) dan kebudayaan tradisional. Dilihat dari kebudayaan warisan, suku pertama Kampung Adat Bena yaitu Suku Bena, dengan jenis peninggalan sejarah berupa budaya megalith dalam ukuran sedang sampai besar.

Gambar 5. Budaya Megalith Berupa Menhir dan Dolmen

Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Setiap rumah adat (Sa’o) di Kampung Bena ini memiliki ornament khusus yang

membedakan rumah adat yang satu dengan yang lainnya.

Gambar 6. Rumah Adat (Sa’o)

Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Untuk kebudayaan tradisional, upacara adat di Kampung Bena terdiri dari: upacara kelahiran, upacara pernikahan, upacara kematian, upacara pembangunan rumah adat dan upacara Reba. Mata pencaharian Penduduk terdiri dari bertani dan menenun. Untuk bertani biasanya dilakukan oleh kaum pria, dengan

menggunakan peralatan yang masih

tradisional. Sedangkan untuk menenun, biasanya dilakukan oleh kaum ibu dan anak perempuan dengan menggunakan alat-alat yang masih tradisional.

Gambar 7. Kegiatan Menenun Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Kegiatan menenun ini dilakukan di ruang teras rumah. Kerajinan tradisional di kawasan wisata budaya Kampung Adat Bena terdiri dari tenun ikat dan kerajinan tangan lainnya, misalnya membuat tempat minum, kalung, hiasan, dengan bahan dasarnya yaitu tempurung kelapa yang sudah tua. Untuk tenun ikat biasanya dilakukan oleh kaum ibu atau anak perempuan.

Di Kampung Bena terdapat beberapa fasilitas yang dapat menunjang kegiatan wisata, fasilitas tersebut terdiri dari pondok payung, Gua Maria, pusat informasi, kios dan

MCK. Ditinjau dari aksesibilitas

(transportasi), Kampung Adat Bena berada cukup dekat dengan ibu kota Kabupaten, sehingga banyak wisatawan yang datang untuk berkunjung. Selain itu kampung adat Bena ini didukung oleh kondisi jalan yang sedang-baik dengan perkerasan jalan aspal.

Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke

Kampung Adat Bena didominasi oleh

intrinsic motivation (kebutuhan fisiologis: kesehatan, kenyamanan, kegiatan olahraga, bersantai).

Saka Pu’u Rumah Adat Perempuan

(5)

Kampung Adat Wogo

Daya tarik wisata budaya Kampung Adat Wogo terdiri dari tourist heritage (kebudayaan warisan) dan kebudayaan tradisional. Dilihat dari kebudayaan warisan, suku pertama Kampung Adat Wogo yaitu Suku Wogo ne’e Tiku, Suku Leko Thoe Nale Ngiso, dan Suku

Viko ne’e Majo; dengan jenis peninggalan

sejarah berupa budaya megalith dalam ukuran sedang sampai besar.

Setiap rumah adat (Sa’o) di Kampung Wogo ini tidak memiliki ornament khusus yang membedakan rumah adat yang satu dengan yang lainnya. Untuk kebudayaan tradisional, upacara adat di Kampung Wogo terdiri dari: upacara kelahiran, upacara pernikahan, upacara kematian, upacara pembangunan rumah adat dan upacara Reba. Masyarakat di kawasan wisata budaya Kampung Adat Wogo sudah memiliki mata

pencaharian yang beragam. Hal ini

disebabkan karena kehidupan masyarakat Kampung Wogo yang sudah berbaur atau bercampur dengan masyarakat sekitar, khususnya masyarakat di Kecamatan Golewa. Mata pencaharian dominan masyarakat Kampung Wogo yaitu bertani (bercocok tanam di ladang), guru, pegawai negeri serta bergerak di bidang swasta.

Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Adat Wogo didominasi oleh

intrinsic motivation (kebutuhan fisiologis: kesehatan, kenyamanan, kegiatan olahraga, bersantai).

Faktor-Faktor Pembeda Berdasarkan

Karakter dan Kegiatan Wisata yang Dapat Terjadi Di Kampung Adat Bena dan Wogo

Dari beberapa perbedaan karakter dan kegiatan wisata antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo dapat diketahui faktor-faktor pembeda yang membedakan Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Faktor-faktor pembeda tersebut antara lain:

1. Daya tarik wisata:

 Kebudayaan turunan (tourist heritage) yang berupa ornamen rumah adat (Sa’o)

 Kebudayaan tradisional, yang terdiri dari: bahasa, mata pencaharian dan kerajinan tradisional.

2. Akomodasi wisata yang berupa ketersediaan fasilitas penunjang kegiatan wisata.

Ngadhu (Simbol Nenek Moyang Laki-laki)

Rumah Penduduk

(Sa’o)

Gua Maria

Bhaga (Simbol Nenek Moyang Perempuan)

Pusat Informasi Wisata Kampung Bena

Gambar 4 Sketsa Kampung Adat Rumah Penduduk

(Sa’o)

Ngadhu (Simbol Nenek Moyang Lelaki

Bhaga (Simbol Nenek Moyang Perempuan)

Watu Lengi (Tempat Rapat Kampung)

Gambar 3. Sketsa Kampung adat Bena

(6)

Maria Yasintha Uge

Analisa The Law Of Comparative

Judgement

Analisa the law of comparative judgement merupakan sejenis metode pembobotan untuk menggambarkan kepentingan relatif dari variabel-variabel yang akan diteliti.

1. Penilaian Aspek Preferensi Wisatawan

Berdasarkan Analisa The Law Of

Comparative Judgement

Perbedaan kepentingan relatif aspek-aspek preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan wisatawan lokal dapat dilihat pada Tabel 2.

2. Kesimpulan Analisa the Law Of

Comparative judgement

Berdasarkan analisa the law of

comparative judgement, diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat kepentingan relatif baik pada aspek-aspek preferensi wisatawan maupun tingkat kepentingan pada variabel preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2.Penilaian Aspek Preferensi Wisatawan Berdasarkan Analisa The Law

Of Comparative Judgement

Tingkat Kepentingan Relatif Aspek-Aspek Preferensi Wisatawan Wisatawan Domestik Wisatawan

Mancanegara

I. Keunggulan daerah tujuan wisata

II. Gambaran perjalanan wisata III. Aksesibilitas

(transportasi) IV. Akomodasi

wisata

I. Keunggulan daerah tujuan wisata II. Gambaran

perjalanan wisata III. Akomodasi wisata IV. Aksesibilitas

(transportasi)

Lokasi wisata budaya kampung adat yang lebih disukai berdasarkan preferensi wisatawan

1. Pembobotan dan Penilaian (Skor) Preferensi Wisatawan

Pemberian bobot preferensi wisatawan dalam analisa penentuan lokasi wisata yang lebih disukai wisatawan ini didasarkan pada penilaian atau hasil perhitungan penilaian preferensi wisatawan dalam analisa the law of comparative judgement. Setelah mengetahui skor untuk setiap aspek preferensi wisatawan, langkah selanjutnya yaitu mencari jumlah nilai atau total nilai untuk setiap aspek.Jumlah atau total nilai untuk setiap aspek preferensi wisatawan dapat dilihat pada Tabel 6.

2. Preferensi Wisatawan

Berdasarkan analisa untuk menentukan wisata budaya kampung adat yang lebih disukai, yang dilakukan dengan cara pembobotan, diketahui bahwa: Wisatawan domestik termasuk wisatawan lokal lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai objek wisata budaya kampung adat yang lebih disukai. Dimana hal ini ditunjukan dengan total nilai sebesar 154.072, sedangkan Kampung Adat Wogo sebesar 126.131. Pemilihan lokasi wisata yang lebih disukai oleh wisatawan domestik antara Kampung Adat Bena dengan Kampung Adat Wogo cukup seimbang. Wisatawan mancanegara, lebih memilih kampung adat bena sebagai objek wisata budaya kampung adat yang lebih disukai, hal ini ditunjukan dengan total nilai sebesar 193.680, sedangkan kampung adat Wogo sebesar 161.568.

Tabel 3. Penilaian Preferensi Wisatawan Menurut Wisatawan Domestik dan Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Analisa The Law Of Comparative Judgement

No

Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara

Aspek Preferensi Wisatawan

Tingkat Kepentingan Relatif

Aspek Preferensi Wisatawan

Tingkat Kepentingan Relatif

1 Keunggulan daerah tujuan wisata

I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi

Keunggulan daerah tujuan wisata

I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi 2 Gambaran perjalanan

wisata

I. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan II. Biaya yang dikeluarkan III. Jarak objek wisata dengan

tempat tinggal

IV. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi di DTW

V. Lama tinggal di DTW

Gambaran perjalanan wisata

I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel) II. Resiko baik dan buruk

yang mungkin terjadi di DTW

III. Lama tinggal di DTW IV. Tingkat kepercayaan

terhadap biro perjalanan V. Biaya

3 Aksesibilitas (transportasi)

I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal

Aksesibilitas (transportasi)

(7)

No

Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara

Aspek

II. Tarif angkutan III. Kondisi jalan IV. Frekuensi angkutan

V. Jenis angkutan

(hotel) II. Kondisi jalan III. Frekuensi angkutan IV. Tarif angkutan

V. Jenis angkutan 4 Akomodasi wisata I. Keberadaan fasilitas

wisata

II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas

Akomodasi wisata

I. Keberadaan fasilitas wisata

II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas

Tabel 4. Penilaian Preferensi Wisatawan Domestik Antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo

Preferensi Wisatawan Skor

(n = 38) daerah tujuan wisata

30 I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi

35

26 I. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan

II. Biaya yang dikeluarkan

III. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal

IV. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi di DTW

V. Lama tinggal di DTW

23 I. Jarak objek dengan tempat tinggal II. Tarif angkutan

III. Kondisi jalan IV. Frekuensi angkutan

V. Jenis angkutan

23

21 I. Keberadaan fasilitas wisata II. Kisaran harga per unit fasilitas

wisata

VI. Jumlah setiap unit fasilitas

41

Tabel 5. Penilaian Preferensi Wisatawan Mancanegara Antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo

Preferensi Wisatawan Skor

(n = 47)

Keunggulan daerah tujuan wisata

32 I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi

33 Gambaran perjalanan

wisata

25 I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)

II. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi III. Lama tinggal di DTW

IV. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan V. Biaya yang dikeluarkan

23 Akomodasi wisata 23 I. Keberadaan fasilitas wisata

II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata III. Jumlah setiap unit fasilitas

35 III. Frekuensi angkutan IV. Tarif angkutan

V. Jenis angkutan

(8)

Maria Yasintha Uge

Tabel 6. Total Nilai Preferensi Wisatawan (Domestik dan Mancanegara) Antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo Wisatawan Domestik

Kepentingan Relatif KA Bena

KA Wogo

I. Keunggulan daerah tujuan wisata IV. Jenis atraksi

39900 IV. Jenis atraksi

49632 terhadap biro perjalanan II. Biaya yang

dikeluarkan III. Jarak objek

wisata dengan tempat tinggal wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)

II. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi di DTW III. Lama tinggal di

DTW IV. Tingkat

kepercayaan terhadap biro perjalanan III. Kondisi jalan IV. Frekuensi

per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas III. Jumlah setiap

unit fasilitas wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel) II. Kondisi jalan III. Frekuensi

angkutan IV. Tarif angkutan

V. Jenis angkutan

2300

Jumlah Nilai 154.072 126.131 193.680 161.568

KESIMPULAN

Pemilihan lokasi wisata untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi oleh preferensi wisatawan. Studi ini bertujuan untuk melakukan perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan analisa the law of comparative judgement. Berdasarkan studi dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat dua faktor pembeda yang

membedakan Kampung Adat Bena dengan

Kampung Adat Wogo. Faktor-faktor

pembeda tersebut antara lain:

a. Daya tarik wisata, yang terdiri dari: kebudayaan turunan (tourist heritage) yang berupa ornamen rumah adat (Sa’o) dan kebudayaan tradisional, yang terdiri dari: bahasa, mata pencaharian dan kerajinan tradisional.

b. Akomodasi wisata yang berupa

(9)

2. Terdapat perbedaan pada urutan tingkat kepentingan relatif penilaian preferensi wisatawan terhadap Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Perbedaan tersebut sebagai berikut: (a). Karakter yang berbeda antara wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara menyebabkan adanya

perbedaan pada penilaian atau kepentingan relatif preferensi setiap wisatawan. (b).Terdapat perbedaan penilaian tingkat kepentingan aspek preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Perbedaan penilaian tingkat kepentingan aspek preferensi wisatawan tersebut sebagai berikut: (i).Urutan tingkat kepentingan aspek preferensi wisatawan untuk wisatawan domestik dari yang terpenting, antara lain: Keunggulan daerah tujuan wisata – Gambaran perjalanan wisata – Aksesibilitas (transportasi) – Akomodasi wisata. (ii) Urutan tingkat kepentingan aspek preferensi wisatawan untuk wisatawan mancanegara dari yang terpenting, antara lain: Keunggulan daerah tujuan wisata – Gambaran perjalanan wisata – Akomodasi wisata - Aksesibilitas (transportasi). (c). Terdapat perbedaan penilaian tingkat kepentingan pada variabel-variabel preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Perbedaaan tingkat kepentingan variabel preferensi wisatawan tersebut terlihat pada gambaran perjalanan wisata dan aksesibilitas (transportasi), sebagai berikut: (i) Aspek gambaran perjalanan wisata: Untuk aspek gambaran perjalanan wisata, terdapat perbedaan penilaian tingkat kepentingan variabel preferensi wisata antara wisatawan domestik

dan wisatawan mancanegara, dimana

perbedaannya sebagai berikut: Urutan tingkat kepentingan aspek gambaran perjalanan wisata berdasarkan preferensi wisatawan domestik dari yang terpenting adalah: Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan – Biaya yang dikeluarkan – Jarak objek wisata dengan tempat tinggal – Resiko yang terjadi di DTW – Lama tinggal di tempat wisata.Urutan tingkat kepentingan aspek gambaran perjalanan wisata berdasarkan preferensi wisatawan mancanegara dari yang terpenting adalah:Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel) – Resiko yang terjadi di DTW – Lama tinggal di tempat wisata – Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan – Biaya yang dikeluarkan. (ii).Aspek aksesibilitas: Untuk aspek aksesibilitas, terdapat perbedaan

penilaian tingkat kepentingan variabel preferensi wisata antara wisatawan domestik

dan wisatawan mancanegara, dimana

perbedaannya sebagai berikut:Urutan tingkat kepentingan aspek aksesibilitas berdasarkan preferensi wisatawan domestik dari yang terpenting adalah:Jarak objek wisata dengan tempat tinggal – Tarif angkutan – Kondisi Jalan – Frekuensi angkutan – Jenis angkutan.

Serta Urutan tingkat kepentingan aspek aksesibilitas berdasarkan preferensi wisatawan mancanegara dari yang terpenting adalah: Tarif angkutan – Frekuensi angkutan – Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel) – Kondisi jalan, serta Jenis angkutan; (d).Terdapat persamaan tingkat kepentingan relatif penilaian variabel preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan mancanegara. Persamaannya terletak pada tingkat kepentingan relatif terhadap variabel keunggulan daerah tujuan wisata dan variabel akomodasi wisata, dengan urutan tingkat kepentingan relatif sebagai berikut: (i) Aspek keunggulan daerah tujuan wisata: Urutan tingkat kepentingan relatif variabel preferensi wisatawan adalah: Sikap masyarakat lokal – Kualitas layanan – Lingkungan fisik – Jenis atraksi. (ii)Aspek

akomodasi wisata: Urutan tingkat

kepentingan relatif variabel preferensi wisatawan adalah: Keberadaan fasilitas wisata – Kisaran harga per unit fasilitas wisata – Jumlah setiap unit fasilitas.

Berdasarkan preferensi wisatawan,

wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai lokasi wisata budaya kampung adat yang lebih disukai.

DAFTAR PUSTAKA

Suharso, W. Tunjung. 2009. Perencanaan Objek Wisata Dan Kawasan Pariwisata Dalam Konteks Penataan Ruang. Malang: PPSUB. Sedarmayanti, Hj, Dr. M.Pd dan Hidayat

Syarifudin, Drs. 2002. Metode Studi. Bandung; Mandar Maju.

Gambar

Gambar 1. Kampung Adat Bena
Gambar berikut menjelaskan lokasi
Gambar 5. Budaya Megalith Berupa Menhir
Gambar 3. Sketsa Kampung adat Bena
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adaiah bagaimana Audit Operasional atas Prosedur Pemberian Kredit

Ruseffendi mengatakan dalam pembelajaran matematika menggunakan alat peraga akan bermanfaat sebagai berikut. a) Proses belajar mengajar menjadi termotivasi. b) Konsep

Pilihlah kata-kata di kolom kanan yang artinya paling dekat dengan kata-kata di sebelah

Kemampuan konseptual adalah kemampuan seorang staff untuk menganalisa dan menerima informasi baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Sikap pegawai pelayanan pembuatan

Nilai statistik wald untuk variabel tempat adalah 5,035 dengan nilai signifikansi sebesar 0,025 Dengan demikian hipotesis lc yang menyatakan bahwa Saluran distribusi

Stres adalah realitas kehidupan sehari-hari yang tidak bisa kita hindari. Perawat dituntut untuk bekerja terampil, membuat keputusan dengan cepat, tepat. Perawat

Anda tinggal memesan daging aqiqah dan layanan aqiqah Wonogiri akan mengantarkan daging tersebut ke rumah orang yang sudah Anda tulis.Yang jelas, Anda tinggal duduk manis di

bisa menerima pesanan dalam jumlah banyak, seperti blazer kerja, semi jas, jasket, safari, PSH dll. Untuk harga